Nama Kelompok 1 :
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Saat manusia sudah tidak mau mendengarkan hati nuraninya, niscaya
akan selalu melakukan hal yang tidak benar, hanya saja kita tetap bersyukur
karena hati nurani kita tidak bosan-bosannya menyertai dan membimbing
kita sepanjang hidup kita. Tuntutan nilai-nilai dari hati nurani semakin
bergema saat hukum jauh dari nilai-nilai keadilan karena hanya sekedar
berperan sebagai teknologi undang-undang yang tidak mampu membawa
bangsa dan negara ini ke arah kehidupan yang lebih teratur, tertib, aman dan
tenteram. Saat kemaksiatan semakin merajalela, saat ekonomi belum juga
mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Karena ia hanya menjadi
eksploitasi bisnis demi keuntungan pribadi dan kelompok. Ketika
kemiskinan dan kesejahteraan hanya menjadi bahan seminar dan diskusi
karena belum mampu melahirkan sikap keberpihakan pada rakyat yang
menderita, maka dapat dikatakan kita belum mampu benar-benar
menggunakan dan mengaplikasikan hati nurani untuk hal-hal yang buruk.
1.2 Batasan Masalah
Hati nurani sangat luas kajiannya, maka untuk membatasi pembahasan
dalam makalah ini perlu dibuat batasan masalah yaitu:
1. Definisi Hati Nurani
2. Tempat Hati Nurani
3. Fungsi Hati Nurani
4. Macam-Macam Hati Nurani
5. Bagaimana hubungan antara superego dan hati Nurani
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui definisi hati nurani
2. Untuk mengetahui tempat hati nurani
3. Untuk mengetahui fungsi hati nurani
4. Untuk mengetahui macam-macam hati nurani
3
5. Untuk mengetahui sumber kekuatan hati nurani
6. Untuk mengetahui bagaimana pembinaan hati nurani
7. Untuk mengetahui kapant hati nurani berbicara
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai referensi dan pembelajaran baik
bagi penulis maupun pembaca, mengetahui tentang hati nurani, dapat menjaga,
membina dan menggunakan hati nurani sebagai suara ilahi.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Maka Hati nurani adalah suatu kekuatan dalam hati seseorang yang selalu
memberikan penilaian benar dan salahnya atau baik dan buruknya atau
perbuatan yang akan di lakukan. Hati nurani merupakan penerapan kesadaran
moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret.
Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk.
Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru.
Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu , ia sudah
mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada
yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar
kesadarannya berbeda – beda.
Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan
mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati
muncul sebagai suara yang menyuruh dan jikaperbuatan itu buruk, kata hati
akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini
disebut prakata hati. Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap
bekerja, yakni menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan, maka kata hati
muncul sebagai “hakim” yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata
hati akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia.
Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka kata hati akan menyalahkan,
sehingga, orang merasa gelisah, malu, putus asa, menyesal.
Super ego adalah gambaran intemalisasinilai dan moral masyarakat yang
Diajarkan orang tua dan orang lain pada anak. Pada dasamya super ego
merupakan hati Nurani (concience) seseorang. Superego menilaiapakah suatu
tindakan itu benar atau salah.Super ego mewakili nilai-nilai ideal. Oleh
karena itu superego selalu berorientasi pada kesempumaan. Cita-cita diri-
nyapun diarahkan pada nilai-nilai ideal itu sehingga setiap orang memiliki suatu
gambaran tentang dirinya yang paling ideal (Ego ideal).
5
Hadiah atau hukuman yang diterima sehubungan dengan nilai-nilai ideal itu
akan membentuk dalam dirinya suara hati (concience). Bersama-sama dengan
ego, superego mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia yang
bermaksud memuaskan dorongan-dorongan dari Id, yaitu melalui aturan-aturan
dalam masyarakat, agama, atau keyakinankeyakinan tertentu mengenai perilaku
yang baik dan buruk.
yang datang dari luar. Hati nurani mempunyai satu aspek teransenden
artinya melebihi pribadi kita. Aspek adi personal, orang beragama kerap kali
mengatakan bahwa hati nurani adalah suara tuhan atau bahwa tuhan berbicara
melalui hati nurani, sehingga bagi orang beragama hati nurani memiliki suatu
dimensi religious.
berbeda dengan yang lain karena hatinya berbeda. Perbedaan itu pula
yang menyebabkan perbedaan dalam cara Allah memperlakukan sang hamba itu
sendiri.
Sebagai contoh, seseorang dengan hati nurani, melihat ada orang lain
yang patut ditolong pasti akan ditolongnya tanpa menghiraukan apa jenis warna
kulitnya dari bangsa atau kelompok mana yang ditolong itu berasal. Dengan hati
8
nurani juga manusia bisa berbuat baik untuk seluruh mahluk yang ada di alam
ini dengan memberi perlindungan secara maksimal dengan menjaga
keseimbangannya. Inilah manusia yang dapat memberi rahmat atas alam ini,
pembawa damai dan toleransi.
2.5 Bagaimana hubungan antara superego dan hati Nurani
Hati nurani dan Superego tidak bisa disamakan. Konteks di mana kedua
paham itu dipakai sangat berbeda. Hati nurani dipakai dalam konteks etis,
sedangkan Superego berperan dalam konteks psikoanalitis. Dalam dua hal
itu kerangka acuannya sangat berbeda.
Alasan lain yang menggagalkan setiap usaha untuk menyetarakan hati nurani
dengan Superego ialah bahwa aktivitas Superego bisa tak sadar; pada tahap
Superego baik sumber rasa bersalah maupun rasa bersalah itu sendiri bisa
tetap tidak disadari. Sedangkan dalam konteks etis, hati nurani tentu hanya
bisa berfungsi pada taraf sadar. Peranan hati nurani dalam hidup etis justru
mengandaikan bahwa orang yang bersangkutan menyadari rasa bersalah dan
ia juga tahu apa sebabnya ia merasa bersalah. Taraf sadar merupakan
prasyarat supaya hati nurani bisa berfungsi dengan baik, karena selama tidak
disadari, tidak mungkin ia menjadi penuntun dan penyuluh di bidang moral.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan pokok pembinaan hati nurani dan mengetahui dasar-dasar hati
nurani adalah dengan cara subyektif dan objektif yang benar. Dengan hati
nurani yang baik dan benar, seseorang akan selalu terdorong untuk bertindak
melakukan kehendak Tuhan dan menuruti norma-norma moral obyektif.
Pembinaan hati nurani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
seseorang tentang kebenaran dan nilai-nilai, ataupun kemampuan untuk
memecahkan dilema moral, tetapi juga harus memasukkan ke dalamnya
pembinaan karakter moral seseorang secara lebih penuh dan merupakan upaya
yang hakiki agar manusia lebih mampu hidup dan bertindak sesuai dengan
nuraninya, manusia juga diharapkan bisa terhindar dari kesesatan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan.
Ciri khas dari suara hati nurani adalah ia tidak dapat ditawar dan hanya
sepintas keluarnya dengan atau tanpa disadari, ini berlaku mutlak. Mutlak disini
memiliki arti ia tidak dapat ditawar melalui pertimbangan-pertimbangan dalam
bentuk apapun. Hal itu disebabkan karena suara hati nurani merupakan suara
dari maha mutlak. Tempat berkumpulnya bagi mereka yang hatinya bersih dan
tak bernoda dan tempat mengingat tuhan itulah hati nurani. Suara hati adalah
suara halus yang murni datang langsung dari kesadaran sang hidup yang ada
dalam diri kita yang paling dalam yang bersih dan jujur, tanpa adanya
pertimbangan dalam memberikan jawaban.
11
3.2 Saran
Hati Nurani merupakan salah satu kunci kita untuk menghadapi
bagaimana kuatnya arus globalisasi yang menerjang Indonesia yang juga pasti
berakibat kepada dunia pendidikan kita. Oleh karena itu jika sejak awal kita
sudah dibekali oleh kekuatan hati nurani yang bersih yang sebenarnya memang
sudah kita milik sejak lahir. Maka kita sebenarnya tidak usah takut menghadapi
berbagai anacaman yang datang lewat arus globalisasi tersebut. Yang kita
lakukan hanyalah dengan berkeyakinan teguh denga apa yang kita miliki denga
hati nurani sebagai dasarnya.
DAFTAR PUSTAKA
12