Anda di halaman 1dari 4

Nama : Khomaini Batara Ogi

NIM : L011221033

Prodi : Ilmu Kelautan

Sejarah Perjuangan Pancasila

Sejarah Pancasila tidak bisa dipisahkan dari kisah perjuangan bangsa


Indonesia mengusir kolonialisme dan mendirikan negara merdeka Bernama
Republik Indonesia. Seperti yang kita ketahui, saat SD kita diajarkan bahwa
Indonesia dijajah 350 tahun atau 3 setengah abad. Namun angka ini masih
jadi perdebatan, sebab Belanda dengan nama VOC baru muncul pada 1602
(343 Tahun). Sementara ada yang mengatakan, VOC itu hanya organisasi
dagang dan belum mewakili Belanda. VOC bubar pada tahun 1799 dan itu
artinya Belanda secara resmi mengambil-alih Indonesia pada tahun 1800-
an. Kenapa Belanda bisa menjajah Indonesia dalam kurun waktu yang
sangat lama? Karena salah satu penyebabnya ialah keberhasilan Belanda
menjalankan politik pecah-belah atau bisa disebut devide et impera.

Butuh berabad-abad hingga bangsa Indonesia dapat melakukan


perlawanan yang membuat bangsa asing ketakutan. Pada abad ke-20,
muncul semangat perlawanan baru, yakni nasionalisme Indonesia.
Organisasi merupakan alat tempur bagi bangsa kita, dimulai dari gagasan-
gagasan Kartini, Tirto Adhisuryo (pendiri Sarekat Priayi tahun 1906 dan
Sarekat Dagang Islamiyah/SDI tahun 1909), hingga pendirian Boedi
Oetomo.

Sejak saat itu mulai muncul kesadaran baru tentang bangsa (Nation),
bahwa manusia yang mendiami kepulauan Nusantara punya kesamaan
nasib, kesamaan kehendak untuk bersatu, dan punya kesamaan cita-cita
(menjadi bangsa Merdeka yang adil dan makmur). Pergerakan nasional di
masa awal pun masih memakai nama Hindia. Misalnya Indische Partij, yang
didirikan oleh tiga serangkai Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangkukusumo
dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), menggunakan nama
“Hindia”. Di tanah air, organisasi pertama yang memakai nama Indonesia
adalah Partai Komunis Indonesia pada tahun 1924 yang sebelumnya
bernama Perserikatan Komunis Hindia.

Pada tanggal 29 April 1945, dibentuk suatu organisasi yang dinamakan


Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Organisasi ini dibentuk ketika kekuatan
penjajah mulai melemah. Organisasi ini beranggotakan 59 orang yang
didominasi oleh tokoh-tokoh pergerakan, seperti Sukarno dan Hatta. Tugas
BPUPKI ini yaitu untuk merancang pembentukan negara Indonesia.

BPUPKI memulai sidang pertamanya tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama


ini berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini,
berbagai tokoh berpidato tentang negara Indonesia, seperti Mohammad
Yamin, Soepomo, dan Hatta. Namun, dari semua tokoh yang berpidato, tak
satupun yang menyinggung dan menjawab pertanyaan Ketua BPUPKI, dr.
Radjiman Wediodiningrat: "Jika Indonesia merdeka, di atas dasar apa
negara ini akan kita dirikan?". Soekarno berpidato tentang arti penting
Philosofische grondslag (filosofi dasar) dan Weltanschauung (pandangan
hidup) bagi sebuah negara yang merdeka. Sukarno juga menguraikan lima
nilai dasar filosofis tersebut, yakni kebangsaan, kemanusiaan, demokrasi
atau mufakat, keadilan sosial dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
Sukarno kemudian menamai lima nilai filosofi dasar itu dengan nama
Pantja-Sila atau Pancasila. Karena itulah Ir. Soekarno dapat dikatakan
sebagai penemu dari Dasar Negara kita yaitu Pancasila.

Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara pada tanggal 18 Agustus 1945,


dengan mengubah bunyi sila pertama Piagam Djakarta, menjadi:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pancasila
memiliki lima prinsip yang mengakomodasi semangat kemanusiaan dan
keberagaman. Tetapi apa yang terjadi, pada faktanya Indonesia belum
dapat lepas dari permasalahandan konflik SARA. Negara inipada
faktanya belumdapat menyatukan dirinya sebagai sebuah negara besar.
PersatuanIndonesia yang telah direkomendasikan dalam Pancasila
belum dilaksanakan, termasuk didalamnya dalam belum tercermin
dalamsistem pendidikan nasionalnya

Di zaman modern seperti ini, kita kekurangan pemuda-pemuda yang


memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Kita harus menjadikan tokoh-tokoh
pendiri bangsa sebagai contoh agar kita dapat menjadi seperti mereka yang
dapat membela bangsa Indonesia dengan penuh semangat. “Perjuangan
kami ini masih lebih mudah dibandingkan kalian, kelak kalian tidak akan
melawan penjajah dari negara asing, melainkan kalian akan melawan
penjajah dari negara kita sendiri”. Dari perkataan Ir. Soekarno ini, kita dapat
menyimpulkan bahwa kita sebagai pemuda bangsa Indonesia harus
memiliki rasa atau jiwa nasionalisme untuk bisa memerangi hal-hal yang
menentang dasar negara kita yaitu Pancasila. Korupsi dimana-mana,
pelanggaran Hak Asasi Manusia atay HAM dan hal-hal lainnya merupakan
contoh kasus yang harus kita perangi demi terciptanya negara yang adil
dan makmur.
Daftar Pustaka

Perdana, R. Y. (2018). Megenal Sejarah Pancasila.

Basri, Sairul. "Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan Agama Di


Indonesia." Jurnal Mubtadiin 7.02 (2021): 173-190.

Anda mungkin juga menyukai