Anda di halaman 1dari 14

Pengelolaan Spesimen Sitologi

Hapusan Vagina/Uretra (Penerimaan


Spesimen, Pencatatan, Penomeran,
Penyimpanan, K3, Monitoring)

KELOMPOK 7

1.Ade Nur Aisyah


2.Agustiar Pratiwi
Handoko
3.Suci Rama Dini
Pemeriksaan swab
vagina

Pemeriksaan swab vagina adalah pemeriksaan


sampel sekret vagina. Umumnya pemeriksaan
tersebut dilakukan sebagai penunjang diagnosis
vaginitis.
Vaginitis dapat berupa vaginosis bakterial,
kandidiasis vulvovaginal, trikomoniasis, atau
koinfeksi
Pengambilan Swab
Vagina
Diambil secara aseptik dari bagian dalam vagina, serviks
yang berlendir atau berdarah/aspirasi bila ada pus/swab
genital ulcer. Sebaiknya menggunakan cocor bebek dan
sarung tangan untuk pengambilan sekret vagina. Swab
menggunakan kapas lidi steril dimasukkan ke vagina dan
putar searah jarum jam, kemudian tarik.

•Dapat dilakukan dengan 2 cara


1.high vaginal swab (HVS) , dilakukan oleh klinisi
2.low vaginal swab (LVS) dapat dilakukan oleh klinisi atau
pasien sendiri.
Pemeriksaan Swab
Uretra

Swab uretra adalah tindakan mengambil sekret uretra pada


pasien laki-laki yang dicurigai mengalami penyakit seperti
klamidia atau penyebab uretritis lain. Umumnya pemeriksaan
ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis uretritis atau
prostatitis, dan mendeteksi infeksi menular seksual, terutama
infeksi Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
Pengambilan Swab
Uretra
Diambil secara aseptik dari bagian yang berlendir atau
berdarah/aspirasi bila ada pus/swab genital ulcer. Sebaiknya
menggunakan sarung tangan untuk pengambilan sekret uretra.
Swab menggunakan kapas lidi steril dimasukkan ke uretra
distal dan putar searah jarum jam, kemudian tarik eksudat
yang ada di distal uretra.
Prinsip Pengambilan
Sampel
1. Pengambilan sampel harus representative, mewakili
proses pemeriksaan yang dikehendaki dan ada kaitannya
dengan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit), tanpa
memandang asal/jenis spesimen
2. Spesimen dalam wadah/tempat steril, untuk mencegah
pencemaran, spesimen harus segera dikirimkan ke
laboratorium
3. Perlu diperhatikan kenyamanan dan privasi pasien,
berikan penjelasan dan arahan yang cukup, agar spesimen
yang diambil sesuai dengan kebutuhan
Hal yang Perlu
Diperhatikan untuk
Keberhasilan Pemeriksaan
Sitologi
• Ketepatan pengambilan
• Metode fiksasi yang benar
• Cara pengepakan dan pengiriman sampel
• Prosesing sitologi terutama pewarnaan sel
Penerimaan Bahan
Pemeriksaan
1) Petugas loket menerima bahan pemeriksaan dan formulir
permintaan pemeriksaan.
2) Petugas loket mencatat nama dokter dan nama rumah sakit
yang meminta pemeriksaan, data penderita serta jenis dan
banyaknya bahan pemeriksaan pada buku penerimaan.
3) Petugas loket memberi nomor pada formulir permintaan
pemeriksaan dan pada bahan pemeriksaan.
4) Petugas loket memberi tanda terima, nomor sediaan dan
tanggalselesai pemeriksaan.
Pengolahan Jaringan
Pembuatan Sediaan
Mikroskopik
Bahan pemeriksaan sitologi yang telah berupa kaca
benda baik kering yang telah difiksasi maupun basah
(masih dalam cairan fiksasi), oleh teknisi (petugas)
instalasi sitologi, diwarnaipewarnaan Papanicolaou dan
Giemsa ditetesi entelan kemudian ditutup dengan kaca
penutup, selanjutnya diberi label (nomor dan nama
penderita).
Pelabelan

1) Tanggal Pengambilan Spesimen


2) Nama dan Nomor pasien
3) Jenis Spesimen
4) Pewarnaan yang digunakan
5) Nama petugas yang mengerjakan
Penyimpanan Spesimen

1) Disimpan pada suhu kamar


2) Simpan dalam lemari es dengan suhu 2 –
8 derajat celcius
3) Dibekukan suhu -20 derajat celcius atau -
120 derajat celcius
4) Dapat diberikan bahan pengawaet
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3)
Hal yang menjadi perhatian di laboratorium patologi
anatomi, antara lain :

1. Tersedia nya APD (Alat Pelindung Diri)


2. Pengetahuan tentang K3 dari masing masing
petugas lab
3. Berhati hati dalam mengidentifikasi penerimaan
sampel spesimen
4. Tidak menaruh cairan lain saat proses pengeringan
spesimen hapusan
5. Perhatikan spesimen hapusan yang akan diperiksa
Monitoring
1) Pengoleksian spesimen dan transportasi spesimen yang
benar untuk pemeriksaan histopatologis penting untuk
dilakukan karena sejumlah alasan berikut ini.
2) Kesalahan identifikasi dan pelabelan pada spesimen
pasien yang salah dapat menyebabkan dikeluarkannya
laporan yang keliru.
3) Arsitektur jaringan dan khususnya detail dari sel dapat
menjadi sulit diidentifikasi ketika pengirim memberikan
spesimen yang telah dimasukkan larutan fiksasi yang
tidak semestinya, sehingga diagnosis jaringan yang tepat
hampir tidak mungkin. Hal ini terkadang menyebabkan
kebutuhan pada biopsi ulang.
4) Orientasi spesimen yang salah dari pengiriman, kurangnya
identifikasi yang sesuai dalam formulir permintaan, atau
kekurangan margin yang jelas (misalnya mesorektum). Hal
ini dapatmempersulit ahli patologi dalam mengomentari
margin eksisi bedah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai