Anda di halaman 1dari 1

Jordan melirik kamera CCTV yang terpasang di sudut atas elevator , lalu mendengus kesal sambil

memijat – mijat tangannya yang tadi ditahan oleh pria asing tersebut . Namun , sedetik kemudian ia
mengalihkan pandangan matanya kembali pada Eleanor . “ Kita belum selesai , Sayang . Mari kita
bahas nanti . Sekarang terlalu banyak orang yang suka ikut campur . “ Jordan pun akhirnya
melangkah keluar dari elevator , sementara pria asing tersebut langsung menekan tombol untuk
menutup pintunya . Begitu pintu tertutup rapat , Eleanor menghela napas lega lalu berjalan mundur
dan bersandar pada dinding dingin elevator . Setitik air mata menetes di pipinya . “ Terima kasih , “
bisik Eleanorpelan pada pria penyelamatnya . Pria itu mengangguk sekali , kemudian mengeluarkan
sebuah sapu tangan dan menawarkannya pada Eleanor . “ Kamu bisa menyimpannya saja . Tak perlu
dikembalikan . “ Ragu – ragu Eleanor mengambil sapu tangan itu dan kembali mengucapkan terima
kasih ‘ untuk kedua kalinya . Ia pun mengusapkan kain lembut tersebut pada pipinya . Namun ,
bukannya mereda , air mata Eleanor justru semakin keluar deras dari pelupuknya .
Mempertontonkan kelemahannya seperti ini sungguh di luar kebiasaan Eleanor . Citra Eleanor
adalah sosok pemimpin wanita mandiri yang kuat dan jarang sekali menunjukkan emosinya pada

Anda mungkin juga menyukai