Anda di halaman 1dari 1

Orang – orang di sekitarnya . Terlebih pada orang asing yang baru saja ia temui .

Namun entah
mengapa , aura pria di dekatnya terasa berbeda . Eleanor merasa sangat nyaman dengan
keberadaan pria asing tersebut di sampingnya . Seolah pria asing itu bukanlah pria yang baru saja ia
temui , melainkan seseorang yang sudah lama ia kenal . Ding ! Pintu elevator terbuka pada lantai lobi
. Untungnya selama perjalanan menuruni 40 lantai , tak ada satu pun tamu hotel yang menggunakan
elevator selain mereka berdua , sehingga Eleanor bisa menangis lega tanpa gangguan . Yah ,
mungkin patut disyukuri juga karena sekarang sudah lewat tengah malam . Pria asing itu lalu
menoleh pada Eleanor dan mengangguk dengan sopan sebelum melangkahkan kaki keluar dari
elevator . Eleanor pun hanya bisa memandang punggung bidang milik pria asing tersebut yang
semakin menjauh hingga menghilang dari pandangan . ke mana .... Dan kini , Eleanor tak tahu harus
Ia bisa saja check - in ke dalam salah satu kamar hotel dan tidur , tapi entah mengapa ia enggan
melakukannya . Eleanor akhirnya berjalan ke arah resepsionis untuk menanyakan apakah masih ada
kafe atau restoran yang buka , dan mendapatkan jawaban untuk menuju bar hotel .

Anda mungkin juga menyukai