Anda di halaman 1dari 32

MARINE POLLUTION 1973/1978

Mengapa ada MARPOL ‘73/78


Usaha mengendalikan pencemaran oleh minyak mulai muncul sejak tahun 1885
atau saat peluncuran kapal pengangkut minyak yang pertama “GLUCKAUF” dan
penggunaan pertama mesin diesel sebagai penggerak utama kapal.

Sekitar tahun 1920 atau Sebelum perang dunia kedua gagasan-gagasan untuk
mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran di laut akibat minyak
sebenarnya telah ada.

Namun sesudah perang dunia kedua masih saja menjadi kebiasaan membuang ke
laut air cucian tangki dan residu minyak ke laut.Di Inggris pada tahun 1954 telah
diadakan konvensi internasional tentang pencegahan pencemaran laut oleh minyak
“ Oil Pollution Convention” yang diundangkan pada tanggal 26 Juli 1958,
disponsori oleh IMCO (Inter-governmental Maritime Consultative
Organization) yaitu suatu badan internasional PBB yang khusus menangani
masalah-masalah kemaritiman yang baru diakui secara internasional tahun 1958
(1948-1958) yang kemudian berubah nama menjadi IMO pada tanggal 22 Mei
1982 .

IMO (International Maritime Organization) berkedudukan di London,dengan


alamat 4 Albert Embankment yang merupakan satu-satunya Badan Internasional
PBB yang bermarkas di Inggris.

Konvensi ini berisi persyaratan-persyaratan operasi dari kapal dan


perlengkapannya. pembuangan minyak/air campuran minyak dilarang pada tempat,
waktu dan keadaan-keadaan tertentu, serta diisyaratkan adanya Oil Record
book.

Perubahan-perubahan berikut dari konvensi 1954 tersebut diselenggarakan pada


tahun 1962,1969 dan 1971.

Amandemen tahun 1962 yang mulai diundangkan pada tanggal 18 Mei 1967
mewajibkan tambahan terhadap pembuangan minyak atau campuran minyak serta

Page 1 of 36
menetapkan penyediaan sarana penampungan limbah di darat (Shore Reception
Facilities) terulama di Loading Terminal.

Pada tahun 1967 terjadi pencemaran terbesar dari sebuah kapal tanker
“TORREY CANYON” di pantai Selatan Inggris yang menumpahkan minyak sekitar
35 juta gallons crude oil,

Amandemen tahun 1969 dimaksud untuk mengganti jenis pembatasan terhadap


pembuangan minyak yang persistent (kuat ikatan unsur-unsurnya) yang
menyakinkan bahwa pembuangan tersebut diijinkan asal berada dibawah batas-
batas yang telah ditentukan.Air yang bercampur minyak dari kapal tanker
dilarang dibuang ke laut kecuali bila keadaan seperti tersebut di bawah ini
dipenuhi:
- Kapal tanker sedang berlayar
- Kecepatan Pembongkaran dari minyak yang tarkandung di dalam campuran
tidak boleh lebih dari 60 liter per mil
- Kapal tanker harus berada pada lokasi laut yang jaraknya dari pantai terdekat
lebih dari 50 mile.
- Jumlah minyak yang boleh dibuang 1/15.000 kapasitas angkut dari kapal
tanker.

Maksud dari persyaratan tersebut di atas selain untuk membatasi pembuangan


minyak adalah bahwa minyak bisa dengan cepat dicerai-beraikan dan
dimusnahkan dalam waklu 2-3 jam saja.

Amandemen tahun 1971 membatasi ukuran tangki muatan ke dalam


kompartemon-kompartemen dengan maksud untuk memperkecil aliran keluar
minyak apabila torjadi kocelakaan di laut.

Selanjutnya konvensi 1954 tersebut berikut amandemen-amandemennya


disidangkan yang hasilnya, konvensi internasional tentang Pencegahan
Pencemaran Laut dari Kapal (International Convention for the Prevention of
Pollution from Ship) tahun 1973 dan yang kemudian disempurnakan dengan
TSPP (Tanker Safety and Pollution Prevention) Protokol tahun 1978 biasa
disebut dengan MARPOL 1973 protokol 1978 memuat 5 (lima) Annex yang
berlaku hingga sekarang .

Page 2 of 36
Page 3 of 36
Page 4 of 36
Page 5 of 36
Page 6 of 36
Dokumen penting yang menjadi bagian integral dari Annex I adalah:

Appendix I Mengenai daftar dan jenis minyak


Appendix II Bentuk format dari IOPP Certificate
Appendix III Bentuk format dari Oil Record Book

Pendekatan yang dilakukan IMO untuk mencegah jangan sampai terjadi tumpahan
minyak atau pembuangan campuran minyak ke laut yakni melakukan kontrol pada
struktur kapal yang dilakukan pada awal tahun 1970-an.

Selanjutnya IMO pada tahun 1984 melakukan beberapa modifikasi yang menitik
beratkan pencegahan hanya pada kegiatan operasi tanker pada annex I dan yang
terutama adalah keharusan kapal dilengkapi dengan Oily Water Separating
Equipment dan Oil Discharge Monitoring Systems.

Karena itu MARPOL 1973/1978 dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori :


1. Peraturan untuk mencegah terjadinya Pencemaran
Menurut hasil evaluasi IMO cara terbaik untuk mengurangi sesedikit
mungkin pembuangan minyak karena kegiatan operasi adalah melengkapi
tanker paling tidak salah satu dari ketiga sistim pencegahan,yakni dengan
adanya :
- SBT : Segregrated Ballast Tanks
- CBT : Dedicated Clean Ballast Tanks
- COW : Crude Oil Washing
Sesuai dengan aturan mengatakan bahwa semua Crude Oil tanker banguna
baru ukuran 20.000 DWT atau lebih dan Product tanker ukuran 30.000
DWT atau lebih harus dilengkapi dengan SBT dan Crude oil tanker ukuran
20.000 DWT atau lebih harus dilengkapi dengan COW.

Yang dimaksud dengan tanker bangunan baru disini adalah :


- Kontrak pembangunannya ditandatangani sesudah 1 Juni 1979
- Peletakan lunas sesudah tanggal 1 Januari 1980
- Serah terima sesudah tanggal 1 Juni 1982

Tanker yang memilki kelengkapan CBT dan COW sebagai pengganti SBT
diharuskan memenuhi persyaratan tambahan yakni membuat prosedur

Page 7 of 36
operasi mengunakan CBT atau COW dan harus memenuhi persyaratan
sesuai yang ditentukan.

COT SBT SBT SBT COT

ST COT COT COT COT F.P.T

COT SBT SBT SBT COT

Konsep SBT : Tangki untuk air ballast ditempatkan disisi kiri kanan dari
tangki muatan “COT” (Cargo Oil Tank) sebagai pelindung.

Pembatasan pembuangan minyak


Pembuangan minyak atau campuran minyak hanya dibolehkan apabila :
• Diluar area khusus
• Jarak 50 mil dari daratan
• Berlayar
• Tidak lebih dari 30 liter/nautical mile
• Tidak lebih dari 1 : 30.000 dari jumlah muatan
• Kapal dilengkapi ODM dengan kontrol sistimnya.

Monitoring dan Kontrol Pembuangan Minyak


Peraturan MARPOL ‘73/78 Annex I Reg.16 menyebutkan bahwa :
• Kapal ukuran 400 GRT atau lebih tetapi lebih kecil dari 1.000 GRT
harus dilengkapi dengan Oily Water Separating Equipment yang dapat
menjamin pembuangan minyak ke laut setelah melalui sistim tersebut
dengan kandungan minyak kurang dari 100 PPM (parts per million).
• Kapal ukuran 10.000 GRT atau lebih harus dilengkapi dengan :
Kombinasi antara Oily Water Separating Equipment dengan Oil
Discharge Monitoring and Control Systems,atau dilengkapi dengan Oil
Filtering Equipment yang dapat mengatur buangan campuran minyak ke
laut tidak lebih dari 15 PPM (alarm akan berbunyi bila melebihi ukuran
tersebut).

Kontrol Pembuangan Minyak dari Ruangan Muatan Semua Kapal


Lokasi di Laut Kriteria Pembuangan
Batas 50 nautical miles dari daratan Tidak boleh dibuang kecuali clean ballast
atau dari SBT

Page 8 of 36
Diluar area khusus lebih dari 50 mil Tidak boleh dibuang kecuali :
dari pantai a. Clean atau SBT atau
b. Apabila ;
- Tanker berlayar
- Minyak yang terbuang tidak
lebih dari 30 liter per
mil,dan
- Total minyak yang terbuang
tidak lebih dari 1/30.000
dari jumlah muatan yang
diangkut sebelumnya.
- Tanker mengoperasikan
ODM dan kontrol system
serta slop Tank.
Di dalam area khusus Tidak boleh ada buangan kecuali clean ballas
atau dari SBT

Clean Ballast : air balas yang bersih dan tidak terlihat cerminan minyak di
atas permuakaanya.

Pengumpulan sisa minyak


Dalam melakukan usaha mencegah sekecil mungkin minyak mencemari
laut,maka sesuai MARPOL 73’78 sisa-sisa dari campuran minyak diatas
kapal terutama di kamar mesin yang tidak mungkin untuk diatasi seperti
halnya hasil purifikasi minyak pelumas dan bocoran dari sistim bahan
bakar minyak,dikumpulkan dalam tangki penampungan seperti slop tanks
yang daya tampungnya mencukupi,kemudian dibuang ke tanki
darat.Peraturan ini berlaku untuk kapal ukuran 400 GRT atau lebih.

2. Peraturan untuk menanggulangi Pencemaran


3. Peraturan untuk melaksanakan ketentuan tersebut

Kontrol Pembuangan Minyak dari Ruangan Mesin Semua Kapal


Lokasi di Laut Tipe Kapal Kriteria Buangan
Lebih dari 12 mil dari pantai Kapal 400 grt atau Tidak ada buangan,kecuali
lebih,delivery sebelum 6 Juli 1. Kapal berlayar
1993 dilengkapi dengan filter 2. Kandungan minyak
equipment,hanya sampai 6 Juli tidak lebih dari 100
1998 ppm
3. Gunakan OWS
Di luar area khusus Tanker semua ukuran dari 1. Tidak ada
kapal lain 400 grt buangan,kecuali kapal
berlayar
2. Kandungan minyak

Page 9 of 36
tidak lebih 15 ppm,dan
3. Menggunakan ODM
kontrol system,OWS
atau filtering
equipment.
4. Untk tanker,bukan air
bilge kamar pompa
atau campuran residu
muatan.
Kapal lebih kecil dari 400 grt Sedapat mungkin dilengkapi
alat pencegah pencemaran
Didalam area khusus Tanker semua ukuran dan Tidak ada buangan,kecuali.
kapal lain 400 grt atau lebih 1. Kapal berlayar dan
2. Kandungan minyak tidak
lebih dari 15 ppm,dan
3. Menggunakan filtering
equipment otomatis slop
pada batas 15 pp,dan
4. Tanker,bilge water bukan
dari kamar pompa atau
campuran muatan
Kapal lebih kecil dari 400 grt Sedapat mungkin dilengkapi
alat pencegah pencemaran
Kapal lebih kecil dari 400 grt Tidak ada buangan,kecuali
kandungan minyak tidak lebih
15 ppm
Antartic Semua kapal Tidak boleh dibuang

Area khusus : Laut Mediteranean,Laut Baltic,Laut Hitam,Laut Merah, Teluk


Aden ,daerah Teluk dan antartic.
Oil Record Book : Buku catatan yang harus ditemukan di atas kapal,tanker
ukuran 150 gross ton atau lebih dan kapal selain tanker
ukuran 40 gross ton atau lebih untuk mencatat semua
kegiatan dalam menangani pembuangan sisa-sisa minyak
serta campuran minyak dan air di kamar mesin,semua jenis

Page 10 of 36
kapal dan untuk kegiatan bongkar muat dan penangan air
balas kapal tanker,yang terdiri dari ;

Part I : adalah untuk kegiatan di kamar mesin,untuk semua kapal


ukuran 400 grt atau lebih dengan daftar jenis kegiatan yang
harus dicatat dalam Oil Record Book seperti dimuat dalam
Appendix III to Annex I MARPOL ‘73/78

Part II : adalah untuk kegiatan bongkar muat minyak dan air balas
kapal tanker ukuran 150 grt atau lebih (cargo and ballast
operation) dengan daftar jenis kegiatan yang harus dicatat
dalam Oil Record Book,seperti dimuat dalam Appendix III
to Annex I MARPOL ‘73/78

Untuk itu buku-buku tersebut harus diisi pada saat setiap melakukan kegiatan
yang dengan penanganan minyak serta sisa-sisa campuran minyak di atas kapal .

Semua kegiatan yang dicatat dalam buku catatan minyak bertujuan untuk
mengontrol tumpahan minyak ke laut,dan harus ditandatangani oleh Perwira yang
bertugas serta disyahkan oleh Nakhoda.

Slop Tanks : adalah tangki khusus yang disediakan untuk menampung sisa-sisa
minyak atau emulsi minyak hasil kegiatan bongkar muat dan
pembersihan tangki muatan,pipa muatan maupun air yang bercampur
minyak dari pompa .

Karena itu semua kapal tanker harus dilengkapi dengan slop tanks denagn
kapasitas minimum 2 % dari total kapasitas tanki muatan.

Sistim pipa slop tanks dihubungkan dengan tanki muatan sehingga memungkinkan
sisa minyak atau emulsi minyak dari tanki muatan tersebut,dimasukkan ke dalam
slop tanks.
Isi slop tanks diendapkan,kemudian air yang sudah mengendap dibuang ke laut
melalui ODM dengan kandungan minyak tidak lebih dari 15 ppm.

Sisa minyak di dalam slop tanks dibongkar ke slop tanks darat atau dimasukkan
ke dalam tanki kembali dicampur dengan muatan dan disebut Load on Top
Procedure

Page 11 of 36
Persyaratan dari konvensi ini beserta amandemen-amandemennya diberlakukan
terhadap kapal-kapal dari negara anggota bila berlayar diperairan internasional
atau pada perairan yang berada di dalam yuridiksi nasional dari negara anggota
IMO.

PENERAPAN KONVENSI MARPOL 73/78 DI INDONESIA

Konvensi Marpol 73/78 telah berlaku secara internasional sejak tanggal 2


Oktober 1983.Sejak saat itu kapal-kapal Indonesia yong melakukan pelayaran ke
luar negeri telah diupayakan dilengkapi dengan sertifikat penyesuaian dengan
konvensi internasional tersebut di atas, agar kapal-kapal tersebut tidak
mendapat kesulitan. sehubungan belum diratifikasinya konvensi tersebut oleh
pemerintah Indonesia.

Setelah Pemerintah Indonesia meratifikasi kcnvensi Marpol 73/78 dengan


Keputusan presiden NO.46 tahun 1986, tanggal 9 September 1986, namun
baru Annex I dan Annex II yang diratifikasi, kapal-kapal berbendera Indonesia
yang berlayar ke luar negeri terhitung sejak tanggal 27 Oktober 1986 sudah
harus dilengkapi dengan Sertifikat Internasional pencegahan pencemaran oleh
minyak (International 0il Pollution Prevention Certificate) IOPP CERTIFICATE.

Dan bagi kapal-kapal Indonesia yang melakukan pelayaran dalam negeri terhitung
mulai tanggal 27 Oktobor 1987 harus memiliki IOPP Certificate tersebut.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


LAUT
Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut dan Perairan bermaksud :
• Menjaga kelestarian lingkungan laut
• Mencegah tumpahan minyak masuk ke daerah-daerah yang di lingdungi
• Mengambil / menyelamatkan tumpahan minyak tersebut semaksimal mungkin
untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkannya.

Pencegahan Pencemaran Laut bertujuan :


• Pelaksanaan prosedur dan peraturan kerja dengan benar
• Menjaga lingkungan tetap stabil/tidak tercemar

Page 12 of 36
Dalam Undang-undang No. 4 tahun 1982 dinyatakan batasan dari pencemaran
lingkungan yaitu:
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke
dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam,
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukkannya"

Batasan tersebut mencakup pencemaran lingkungan darat, lingkungan laut dan


lingkungan udara
Pencemaran Laut adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat.
energi dan atau komponen lain ke dalam laut oleh
kegiatan manusia atau proses alam , sehingga
menyebabkan lingkugan laut menjadi kurang atau tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Lingkungan alam kita adalah suatu sistem yang terus-menerus berganti secara
dinamika. Disamping menyediakan kebutuhan dasar manusia seperti makanan
dan oksiqen, alam lingkugan kita adalah dampak rekreasi yang indah berseni, dan
suatu laboratorium untuk mempalajari segala kehidupan di dunia.

Lingkungan kita cepat sekali tanggap terhadap pengaruh-pengaruh yang baru.


seperti suatu tumpahan minyak (Oil spill). Luas dan tingkat kerusakan sering
tidak dapat (sulit) diukur dan masa penyembuhannya tergantung dari sejumlah
faktor pada bagian-bagian yang akan dilindungi.

Perhatian terhadap lingkungan area yang sensitif merupakan langkah pertama


yang harus diperkirakan. dan para petugas harus tahu bagaimana cara
mengurangi kerusakan akibat suatu tumpahan minyak (oil spill).

Lingkungan pantai maritim kita tak terhingga, organisme yang hidup merupakan
lahan yang sangat kaya yang harus dilindungi untuk mempertahankan ekosistem
yang telah ada.

Penanggulangan sedini mungkin dilaksanakan merupakan cara yang tepat bila


tumpahan minyak terjadi dengan tujuan mengurangi/ dari efek atau dampak yang
ditimbulkan.,

Page 13 of 36
Menyadari akan besarnya bahaya pencemaran minyak di laut serta peningkatan
kualitas pencemaran yang sejalan atau sebanding dengan meningkatnya
kebutuhan minyak sebagai sumber energi, maka timbulah upaya-upaya untuk
mencegah dan menanggulangi bahaya tersebut oleh negara-negara di dunia yang
selanjutnya dikeluarkan ketentuan-ketentuan lokal atau internasional oleh IM0
dengan konvensi 1973 dan yang disempurnakan dengan protokol 1978 atau
disebut Marpol ‘73 Protokol 1978.

Dimana ketentuan konvensi Marpol 1973 diantaranya disebutkan bahwa pada


dasarnya tidak dibenarkan membuang minyak ke laut, sehingga untuk
pelaksanaannya timbulah ketentuan-ketentuan pencegahan seperti :

1) Pengadaan tangki ballast terpisah (segregated ballast tank) atau COW pada
ukuran kapal-kapal tanker tertentu ditambah dengan peralatan-peralatan
ODM,Oil separator,dstnya.
2) Batasan-batasan jumlah minyak yang dapat dibuang ke laut.
3) Daerah-daerah pembuangan minyak.
4) Keharusan pelabuhan-pelabuhan, khususnya pelabuhan minyak untuk .
menyediakan tangki penampungan slop (ballast kotor).

Disamping itu juga timbul usaha-usaha penanggulangan misalnya :

1) Membuat contigency plant regional dan lokal


2) Ditemukan/dibuatnya peralatan peralatan penanggulangan, misalnya : oil boom.
oil skimmer, cairan-cairan sebagai dispersant agent dan lain-lain.

Contigency plant adalah tata cara penanggulangan pencemaran dengan muatan


prioritas pelaksanaan serta jenis alat yang digunakan dalam :

• Memperkecil sumber pencemaran


• Melokalisir dan pengumpulan pencemaran
• Menetralisir pencemaran

Peralatan
Oil boom adalah alat pengumpul pencemaran .
Chemical dispersant, sinking agent dan absorbent adalah bahan-bahan/zat
penetralisir.

Page 14 of 36
Menetralisir atau mencerai beraikan/dispersant pencemar adalah boleh
tergantung dari:

• Jenis minyak dan kepadatan (density)


• Kepekaan (viscocity)
• Poux pint (titik endap)
• kadar lilin dan aspal.

Sifat minyak dipermukaan air laut adalah :


- Akan terjadi penguapan kira-kira di atas 20 s/d 24 jam, ini tergantung
dari angin. kondisi laut dan janis minyak.
- Oksidasi dan biodogradasi 'crgantung dari suhu dan kadar garam di laut
- Penyebaran (spreading) kecepatannya tergantung dari kepadatan relatif
(kadar lilin dan aspal)

Cara pembersihan tumpahan minyak


Pengalaman menunjukan bahwa pembersihan minyak tidak selalu sama,
tergantung situasinya. Tumpahan dalam daerah yang kecil dapat diisolir dengan
lebih mudah dibandingkan dengan daerah yang luas.

Ada beberapa cara dalam pembersihan tumpahan minyak :

1) Menghilangkan minyak secara mekanik


Memakai boom atau barrier akan baik pada laut yang tidak berombak dan yang
arusnya tidak kuat (maksimum satu knot). Juga dipakai untuk tebal yang tidak
melampaui tinggi boom. Posisi boom dibuat menyudut,minyak akan terkumpul di
sudut dan kemudian dihisap dengan pompa. Umumnya pompa hanya mampu
menghisap sampai pada ketebalan minyak sebesar l/4 inchi. Air yang terbawa
dalam minyak akan terpisah kembali.

2) Absorbents
Zat untuk meng-absorb minyak ditaburkan di atas tumpahan minyak dan
kemudian zat tersebut meng-absorb minyak tersebut. Kemudian zat tersebut
diangkut yang berarti minyak akan turut terangkat bersamanya. Umumnya zat
yang digunakan meng-absorb tersebut antara lain : lumut kering. ranting,
potongan kayu, talk. Sekarang banyak juga zat peng-absorb dibuat secara
sintetis, yaitu dari polyethylene, polystyrene, polypropylene dan polyrethane.

3) Menenggelamkan minyak

Page 15 of 36
Suatu campuran 3.000 ton kalsium karbonat yang ditambah dengan 1 % sodium
stearate pernah dicoba dan berhasil menenggelamkan 20.000 ton minyak.
Setelah 14 bulan kemudian, tidak lagi ditemui tanda-tanda adanya minyak di
dasar laut tersebut. Cara ini masih dipertentangkan karena dianggap akan
memindahkan masalah kerusakan oleh minyak ke dasar laut yang relatif merusak
kehidupan. Tetapi untuk laut-laut yang dalam. hal ini tidak akan memberikan
efek.

4) Dispersant
Fungsi dispersant adalah guna bercampur dengan 2 komponen yang lain dan
masuk ke lapisan minyak dan kemudian membentuk emulsi.
Stabiliser akan menjaga emulsi tadi tidak pecah. Dispersant ini akan
menenggelamkan minyak dari permukaan air.

Keuntungan cara lain odalah mempercepat hilangnya minyak dari permukaan air
dan mempercepat proses penghancuran secara mikrobiologi. Dispersant tidak
akan berguna pada daerah pesisir karena adanya unsur timbel yang terlarut.
Perlu ditambahkan bahwa dispersant yang makin baik selalu menggunakan pelarut
yang lebih beracun untuk kehidupan laut. Guna mengurangi daya racunnya, mau
tidak mau dispersant yang didapat kurang efektif.

5) Pembakaran
Membakar minyak di laut lepas. umumnya sedikit sekali dapat berhasil,karena
minyak ringan yang terkandung telah menguap secara cepat. Juga panas yang
dibutuhkan guna menahan tetap berjalan, cepat sekali diserap oleh air, sehingga
tidak cukup untuk mendukung pembakaran tersebut.Banyak cara yang
dikembangkan adalah menabur zat-zat ringan di atas lapisan minyak tersebut
yang nantinya berfungsi untuk menambahkan api dengan air.
Tehnik pembakaran ini akan mengakibatkan polusi udara.

PERSYARATAN PERLENGKAPAN KAPAL TANKER

Sesuai dengan konvensi Marpol 73/78 Annex I semua kapal tanker minyak dan
selain kapal tanker (kapal barang) harus dilengkapi sarana dan peralatan sebagai
berikut :

RUANG MESIN

Page 16 of 36
Dalam ruang mesin kapal-kapal tanker yang berukuran 150 GRT keatas dan selain
kapal tanker yang berukuran 400 GRT keatas, harus dilengkapi dengan
perlengkapan sebagai berikut :

1. Oily Water Separator


Adalah alat yang mampu menghasilkan atau memisahkan air
berminyak dalam kadar buangan kelaut sampai kurang dari 15
ppm.

2. Oil Content Meter


Adalah alat untuk memonitor kadar minyak yang dibuang ke laut
melalui Oil Water Separator.

3. Alarm
Adalah alat untuk memberitahukan bahwa kadar minyak dalam
air buangan melampaui batas kadar yang ditentukan.

4. Automatic Stopping Device


Adalah alat yang bekerja secara otomatis untuk menutup katup
pembuangan keluar kapal, apabila kadar minyak dalam air
buangan melampaui dari ketentuan yang ditetapkan.

5. Sludge Tank
Adalah tangki yang dipergunakan untuk menampung minyak hasil
pemisahan air bilge oleh Oily Water Separator, selanjutnya
dari tangki tersebut nantinya dibuang ke sarana
penampungan limbah didarat (Shore Reception Facilities).

6. Standard Discharge Connection


Adalah saluran pipa pembuangan minyak kotor dari sludge tank
ke reception facilitis yang baik ukuran maupun bentuknya sama
secara Internasional.

7. Buku Catatan Minyak (Oil Record Book)


Adalah buku harian yang harus diisi setiap melakukan kegiatan
seperti pembuangan air bilge keluar kapal, muat / bongkar
muatan minyak, pemindahan muatan, pengisian / pembuangan
ballast, pembersihan tangki dan lain sebagainya.

Page 17 of 36
TANGKI MUAT

Bagi kapal tanker yang berukuran 150 GRT keatas harus dilengkapi dengan
sarana dan peralatan sebagai berikut :

1. Oil Discharge Monitoring and Control System


Adalah sistim pengawasan dan pemantauan buangan air
berminyak dari cucian tangki muat, endapan-endapan residu
dalam tangki muat, pembuangan ballast kotor dsb.

Alat ini memberikan rekaman kualitas air yang dibongkar


secara terus menerus dan mampu merekam minyak yang keluar
dalam liter/mil laut serta jumlah total yang terbongkar, atau
kandungan minyak dengan kecepatan pembongkarannya.
Rekaman diperlukan untuk menunjukkan waktu dan tanggal
untuk maksud penyelidikan dan disimpan selama dua tahun.

2. Oil Content Meter


Adalah pengukur kadar minyak yang terbuang melalui air
buangan.

3. Crude Oil Washing


Adalah sistim pencucian tangki muat dengan menggunakan
minyak mentah sebagai media pencuci atau pembilasannya
(untuk Crude Tankers 20.000 DWT keatas).

4. Slop Tanks
Adalah suatu tangki untuk menampung sisa minyak, ballast
kotor atau air cucian tangki yang mengandung minyak.Kapasitas
slop tanks minimum 3 % dari kapasitas angkut muatan kapal.
Apabila kapal dilengkapi dengan SBT maka kapasitasnya dapat
berkurang menjadi 2 %.

5. Oil Water Interface Detector


Adalalah alat yang dipergunakan untuk mengetahui batas
minyak dan air yang ada didalam slop tanks.

6. Segregated Ballast Tank

Page 18 of 36
Adalah tangki ballast yang sama sekali terpisah dari sistim
muatan / minyak, baik kompartemennya maupun sistim saluran
pipa dan pompanya (untuk Crude Tanker 20.000 DWT keatas /
Product Tanker 30.000 DWT keatas).

7. Manifold pembongkaran
Adalah sarana pembuangan berupa pipa penghubung untuk
penyaluran limbah kapal ke darat, ditempatkan digeladak
terbuka.

8. Subdivisi dan stabilitas


Kapal harus memenuhi persyaratan subdivisi dan stabilitas
dalam berbagai kondisi pelayaran.

9. Clean Ballast
Air ballast yang bersih dan tidak terlihat cerminan
minyak di atas permukaannya.

SUMBER-SUMBER PENCEMARAN

Penyebab pencemaran laut


• Dari ladang minyak dibawah dasar laut, baik melalui rembosan maupun
kesalahan pengeboran pada operasi minyak lepas pantai.
• Dari kecelakaan pelayaran seperti misalnya kandas. tenggelam dan tabrakan
kapal-kapal tanker atau barang yang mengangkut minyak/bahan bakar.
• Dari operasi tanker dimana minyak terbuang kelaut sebagai akibat dari
pembersihan tangki atau pembuangan air ballast dan lain-lain.
• Dari kapal-kapal selain tanker melalui pembuangan air bilge (Got)
• Dari operasi terminal pelabuhan minyak, dimana minyak dapat tumpah pada
waktu memuat/membongkar muatan atau pengisian bahan bakar ke kapal.
• Dari limbah pembuangan Refinery.
• Dari sumber-sumber darat misalnya minyak lumas bekas. atau cairan yang
mongandung hydrocarbon.
• Dari hydrocarbon yang jatuh dari atmosfir misalnya : cerobong asap
pabrik, cerobong kapal. pesawat terbang dan lain sebagainya.

Page 19 of 36
Tumpahan minyak kelaut dari kapal tanker/kapal lainnya dapat dibagi dalam
4 kolompok:

1). pembuangan minyak yang timbul sebagai akibat dari pengoperasian kapal
selama menyelenggarakan pencucian tangki.
2). pembuangan air bilge (got) yang mengandung minyak.
3). Tumpahan yang berasal dari kecelakaan pelayaran antara lain kandas,
tenggelam, tabrakan dan lain-lain.
4). Tumpahan minyak selama Loading, discharging atau bunkering.

Sebab terjadinya tumpahan minyak dari kapal


Kerusakan mekanis :
a. Kerusakan dari sistem peralatan kapal
b. Kebocoran badan kapal
c. Kerusakan katup-katup hisab otau katup pembuangan kelaut.
d. Kerusakan selang-selang muatan.
Kesalahan manusia
a. Kurang pengetahuan/pengalaman
b. Kurang perhatian dari personil/crew
c. Kurang ditaatinya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
d. kurang pengawasan.

Kerusakan mekanis dapat diatasi dengan sistem pemeliharaan dan perawatan


yang lobih baik serta pemeriksaan berkala oleh pemerintah/Biro Klasifikasi.

Kesalahan manusia dapat diatasi dengan memberikan training kepada personil


kapal untuk meningkat!<an keterampilan mereka sehingga dapat melaksanakan
tugasnya dengan lebih efektif. Menerapkan sepenuhnya persyaratan perijasahan
personil kapal.

Sumber Pemasukan Minyak ke Lingkungan Laut


Menurut perkiraan, keseluruhan minyak bumi yang masuk ke lingkungan laut
adalah 3.2 juta metrik ton pertahun. Yang terbanyak adalah dari sumber-sumber
di daratan terutama dalam bentuk pembuangan dari kota dan industri.Tumpahan
dari kapal karena kecelakaan, ditambah dengan aktivitas eksplorasi dan produksi
sebesar 6,47 juta metrik ton, secara relatif kecil kalau dibandingkan dengan
produksi sedunia sekarang yang besarnya 3 milyar
metrik ton. yang setengahnya diangkut melalui laut.

DAMPAK PENCEMARAN MINYAK

Page 20 of 36
Dibawah ini perlihatkan dalam label sumbor-sumber minyak bumi yang masuk
kedalam lingkungan laut.

NO. SUMBER PENCEMARAN MINYAK BUMI KETERANGAN


1 Pembuangan industri da perkantoran 37 %
2 Operasi kapal-kapal 33 %
3 Kecelakaan kapal-kapal tanker 12 %
4 Atmosfir 9%
5 Sumber-sumber alam 7%
6 Eksplorasi dan produksi 2%
Total 100 %

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan tumpahan minyak

Efek tumpahan minyak terhadap lingkungan ditentukan oleh interaksi antara


beberapa faktor biologis dan non biologis.
Faktor-faktor tersebut meliputi :

• Tipe tumpahan minyak (sifat fisika dan kimia)


• Jumlah dan kecepatan minyak yang tertumpah
• Lama waktu
• Daerah sekitar secara geografis
• Luas daerah yang terpengaruh
• Kondisi meteorologis dan oseanografi
•Musim
• Jenis biota yang ada didaerah yang terpengaruh
• Tehnik pembersihan yang dipakai
• Sifat fisis dari garis pantai yang bersebelahan
• Terjadinya peristiwa biologis khusus seperti migrasi, pembiakan massal,
peletakan telur dan sebagainya yang membuat biota-biota menjadi rentan.

Faktor-faktor ini bervariasi dari tumpahan satu dengan lainnya, dengan


demikian pengaruh jangka pendek dan jangka panjangnya akan tidak sama
pula berpengaruhnya terhadap ekologi tsb.

1). Tipe minyak yang tertumpah

Page 21 of 36
Sifat fisika dan kimia minyak bervariasi. Komponen minyak yang paling beracun
adalah fraksi aromatis, yang kebanyakan terdapat dalam minyak ringan hasil
penyulingan. Minyak aromatis bersifat Volatile (sangat mudah menguap) tetapi
mudah larut dalam air dan dalam konsentrasi yang encer dapat mematikan
terhadap beberapa organisme. Bensin dan naphtaleura lebih beracun dari pada
minyak olahan ( fuel oil, Bunker) yang juga lebih beracun daripada minyak mentah
(Southern Lousiana. Kuwait).

Lapisan minyak tebal yang sudah lama bersifat kurang daya racunnya, namun
menimbulkan kerusakan mekanis yang lebih besar. Lapisan minyak yang tebal
dapat menyebabkan binatang di daerah intertidal mati tercekik atau
menyebabkan kelebihan berat yang juga berakibat fatal. Penyelidikan
menunjukan bahwa lapisan minyak hitam itu menyerap panas, dan dapat
menyebabkan kondisi panas yang mematikan bagi binatang beberapa bulan
setelah kena tumpahan.

2). Daerah sekitar secara geografis

Daerah sekitar tumpahan kadang juga menentukan seberapa cepat kondisi bisa
pulih. Di daerah panas, dimana biota masa hidupnya singkat dan menghasilkan
banyak anak, alih generasi terjadi lebih cepat dari pada daerah kutub. dimana
binatangnya bermasa hidup panjang dan tidak begitu cepat menghasilkan anak.
Kecepatan biodegrasi yang terjadi di daerah yang lebih dingin juga berkurang.

3). Luas daerah yang terpengaruh

Dengan semua kondisi yang sama, tumpahan pada daerah yang luas diduga juga
menyebabkan kerusakan biologis yang lebih parah dari pada daerah yang sempit.
Jumlah minyak yang tertumpah juga penting tetapi pengaruhnya tergantung
kepada daerah yang tertutup tumpahan.
Sebagai contoh, 50 barel minyak yang tertumpah di sebuah teluk kecil seluas
beberapa area mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kerusakan
biologis dari pada 50 bare! minyak atau tertumpah di lautan yang terbuka.

4). Kondisi meteorologis dan ocernografis

Kondisi meteorologis (angin, badai) dan oceanografi (ombak, arus) yang ada
sangat penting dalam pengaruhnya terhadap akibat tumpahan. Angin dan badai
yang tertiup pada daerah tumpahan dipantai perairan terbuka dapat merugikan,
tetapl sebaliknya menguntungkan, karena akan mengaduk minyak dan air akan

Page 22 of 36
mengencerkannya. Badan kualitas lingkungan dalam penelitian dampak lingkungan
untuk daerah dasar laut benua bagian luar melaporkan bahwa tumpahan minyak
cenderung pecah jika ketinggian ombak mencapai 10 feet atau lebih.

5). Weathering (Perubahan karena cuaca)

Maksud perubahan di sini adalah penguapan, oksidasi, pelarutan dalam air dan
degredasi biologis
Bila minyak tumpah di air, ia akan tersebar dengan cepat di atas permukaan.
Tenaga yang menyebabkan tersebar antara lain ;

• Berat jenis minyak yang lebih kecil dari berat jenis air laut.
• Tegangan permukaan minyak itu sendiri

Penguapan minyak merupakan suatu peristiwa alam yang penting.Penguapan akan


terjadi dengan kecepatan yang tergantung dari sifat minyak,ombak, kecepatan
angin, temperatur dan lain sebagainya.
Minyak bumi terdiri dari jumlah besar bahan yang mempunyai sifat sendiri-
sendiri. yang teringan akan menguap lebih dahulu, tetapi meskipun demikian pasti
ada yang tersisa.

Setelah minyak tertumpah maka minyak itu akan menguap dan karena penguapan
ini kandungan yang paling berbahaya akan hilang sekitar 20 % selang 24 jam
pertama (IMCQ, 1973). Minyak fraksi berat dan minyak pelumas tidak
mengandung komponen yang mudah manyerap dan biasanya tidak berkurang
jumlahnya karena penguapan (Nelson Smith, 1970). Jika tumpahan menimbulkan
tirai minyak, maka sejumlah besar komponen minyak ini akan kontak dengan
satuan di daerah subtidal.

Selain menguap sebagian minyak akan melarut dalam air, sebagian akan
teroksidasi dan sebagian lagi akan di hancurkan oleh mikro organisme.

Jumlah yang melarut dalam air tergantung kepada licin tidaknya minyak dan
jumlah yang kena weathering. Penelitian menunjukkan bahwa air yang
mengandung tumpahan minyak yang tebal mengandung 5-10 ppm minyak tetapi
tumpahan itu pecah. keadaannya berkurang sampai 1 ppm atau kurang. Sebaliknya
air laut yang mengandung tumpahan benzene dalam bentuk tirai mengandung
1500 mg/lt benzene dalam air, yang sangat beracun terhadap beberapa
organisme laut. namun benzene menguap dengan cepat dan akan menguap
keseluruhannya dalam satu hari atau lebih.

Page 23 of 36
Degradasi biologis dan mikrobial menyebabkan pemecahan dan eliminasi minyak
dari lingkungan. Mikro organisme yang ada dalam air lau, air danau,sungai
mempunyai kemampuan besar memakan hidrokarbon (unsur minyak) tersebut.
Lebih dari 100 jenis bakteri, ragi dan jamur telah ditemukan yang menyerang
hidrokarbon. memecahnya dan mendapatkan energi untuk kebutuhan hidupnya.

Hidrokarbon dipakai untuk sumber energinya dan juga dipakai untuk membentuk
tubuhnya. Adanya hidrokarbon ini mempercepat pertumbuhan mikro organismo
tersebut. Bagaimanapun kecepatan pertumbuhannya akan dibatasi oleh jumlah
organisme itu sendiri, jumlah oksigen dan pupuk yang dipakai guna mendukung
metabolisime tersebut.

Usaha-usaha riset yang utama sedang dilanjutkan dalam penggunaan pupuk dan
untuk meningkatkan aktivitas biologis dan pombiakan mikrobial untuk
membersihkan tumpahan minyak. Teknik pemulihan biologis ini meningkatkan
cara-cara untuk membersihkan garis pantai yang sukar dan sensitif.

6). M u s i m

Jika tumpahan minyak terjadi pada saat anak-anak biota baru melahirkan maka
akan menimbulkan kematian yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena anak-
anak biota yang baru dilahirkan lebih sensitif terhadap fraksi minyak yang
beracun dan kerusakan mekanis dari pada yang sudah dewasa. Migrasi tahunan
dari mamalia dan burung dari tempat pembiakan sering kali menuju ke daerah
yang terkena tumpahan selama musim dingin, temperatur rendah akan
menyebabkan biodegrasi minyak berjalan lambat.

7). Jenis biota

Jenis tanaman dan binatang yang tidak sama menunjukan perbedaan tingkat
reaksi terhadap minyak. Beberapa jenis sangat sensitif terhadap fraksi minyak
beracun dalam kadar yang rendah, sementara itu jenis yang lain tampak tidak
terpengaruh dalam konsentrasi yang tinggi. Rumput laut biasanya mempunyai
lapisan lendir yang mencegah menempelnya minyak, kecuali jika tanaman itu mati
dan kering.

Tanaman di daerah payau tidak mempunyai lapisan pelindung dan peka terhadap
kontaminasi minyak. Untuk menentukan jenis tanaman dan binatang disuatu

Page 24 of 36
daerah yang peka terhadap minyak, harus berkonsultasi dengan ahli biologi
setempat.

Minyak mempengaruhi kehidupan laut baik secara langsung atau tidak langsung.
Pengaruh secara langsung (keracunan, mati muda dan lain-lain) telah dibahas.
Minyak bisa membahayakan secara tak langsung melalui :
• elemenasi sumber bahan makanan
• penuruan daya tahan terhadap tekanan lain (misalnya kontaminasi terhadap
minyak menyebabkan penurunan temperatur yang dapat menimbulkan suatu
organisme)
• gangguan gelagat kimia yang perlu untuk tetap hidup
• gangguan keseimbongan ekologis.

8). Pembersihan

Sejumlah kerusakan dapat terjadi terhadap lingkungan karena penggunaan


dispersan untuk membersihkan minyak dari struktur interdal. dari sudut pandang
biologis, bagi tanaman dan binatang mungkin masih lebih baik terlapisi minyak
dari pada kemasukan dispersan. Namun beberapa kasus yang terjadi di laut yang
terbuka menunjukan bahwa dispersan sangat membantu dalam mencegah
kerusakan di area interdal yang diakibatkan minyak.

Pengaruh jangka pendek dari tumpahan minyak ini telah banyak diketahui,tetapi
pengaruh jangka panjang sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Beberapa
jenis burung laut di daerah tumpahan minyak akan musnah karena mereka tidak
bisa hinggap di atas lapisan minyak.

Salah satu jenis burung yang tampak hidup di laut adalah burung camar.Burung
camar merupakan komponen kehidupan pantai yang langsung dapat dilihat dan
sangat terpengaruh akibat tumpahan minyak. Bahaya utama diakibatkan penyakit
fisik dari pada pengaruh lingkungan kimia dari minyak. Burung harus selalu
menjaga temperatur tubuhnya tetap haangat yang dilakukan karena kemampuan
bulu-bulu lembut bagian bawah dalam mengisolasikan. Bulu bagian bawah itu
dilindungi oleh lapisan . Bulu bagian luar kuat dan bentuknya rata. Bulu itu tidak
menyerap air tetapi menyerap minyak. Oleh karena itu minyak yang menempel
pada bulu tersebut akan melakat terus dan tidak bisa terbilas oleh air. Lapisan
minyak yang tipis tidak akan masuk ke bagion dalam dan menggangu kamampuan
bulu dalam isolasi. Kehilangan daya sekat tersebut menyebabkan hilangnya panas
tubuh burung secara terus menerus sehingga menimbulkan :
• kobutuhan pemasukan makanan yang lebih besar

Page 25 of 36
• penggunaan cadangan dalam tubuh.

Burung yang terkena minyak cenderung kehilangan nafsu.

Baru-baru ini diperkirakan ikan paus yang bunuh diri ke pantai disebabkan oleh
tumpahan minyak. Beberapa kerang-kerang juga mati oleh minyak. Tetapi ada
beberapa kerang yang masih bertahan meskipun konsentrasi minyak cukup
tinggi,asalkan waktu eksposnya relalif singkat. Tetapi hampir semua dispersan
sangat berbahaya untuk kerang. Ikan-ikan akan lebih tahan terhadap tumpahan
minyak,karena ia dapat bergerak pindah tempat.

Pengaruh tumpahan minyak terhadap tanaman-tanaman laut, bakteri dan mahluk


hidup kecil lainnya dalam laut tidak diketahui dengan jelas, karena faktor factor
alam yang terpengaruh amat banyak dan berfluktuasi.

Penyelidikan yang dilakukan oleh California Game dan Fish Departement, seorang
guru mamalia laut mengungkapkan bahwa makan dan mati yang disebabkan oleh
paparan atau kelaparan.

Penelitian terakhir menunjukan bahwa minyak mengganggu fungsi kelenjar


pengeluaran garam sehingga burung mampu minum air laut.

Polusi minyak dapat mengakibatkan perubahan populasi burung secara lokal.Yang


paling terpengaruh oleh tumpahan minyak adalah burung yang menghabiskan
sebagian besar atau seluruh hidupnya dalam air. Jenis-jenis ini adalah dari
populasi lokal yang khusus. Dalam urutan kepekaan yang makin rendah, jenis-jenis
burung yang terkena bahaya tumpahan minyak adalah :

• Ponguin
• Auk (sejenis burung laut dari utara)
• Burung penyelam
• Unggas air (bebek. angsa)
• Burung camar

Pengaruh tumpahan minyak terhadap planton di laut sukar dideteksi. Sampel


planton yang diambil selama musibah tumpahan Torrey Canyon masih nampak
normal kecuali terdapat kematian 50-90 % telur ikan yang mengapung dan
larva.Sampel planton yang diambil selama ledakan Santa Barbara menunjukan
tingkat yang normal selama satu tahun itu. Beberapa binatang planton terlihat
memakan lelesan minyak mentah dan minyak bunker dan tak terlihat tanda-tanda

Page 26 of 36
merugikan karena komunikasi planton terus menerus terbawa arus. suatu daerah
yang terkena tumpahan minyak nampaknya masih memiliki komunikasi planton
yang normal beberapa hari setelah tumpahan.

Karena sifat mobilitas ikan dapat meloloskan diri dari yang terkena gangguan
lingkungan seperti misalnya tumpahan minyak, maka selama pengamatan ledakan
Santa Barbara tidak ada ikan yang mati. ikan dapat mati jika tidak dapat ke luar
dari daerah yang luas tertutup oleh sejumlah besar tumpahan minyak.

Informasi yang dipublikasikan mengatakan bahwa minyak berpengaruh kecil


terhadap mamalia laut. Selama ledakan Santa Barbara, dilaporkan terjadi
kematian singa laut dan anjing laut dalam jumlah besar dan kesalahan
ditimpahkan karena tumpahan minyak.
Disimpulkan bahwa anjing laut tidak dalam keadaan yang membahayakan karena
mereka masih dapat berenang dalam jarak yang jauh dan beberapa binatang yang
diberi tanda pengenal terlihat masih hidup sampai jangka waktu lama
(Braunell.1971,Le Boeut 1971).

Nelson-Smith (1972) mengatakan bahwa akibat kontaminasi minyak terhadap


anjing laut yang umum adalah iritasi mata. Setelah tumpahan di Alaska dan Nova
Scotia. iritasi semacam itu ditemukan. Tumpahan minyak juga akan merusak
daerah rekreasi, karena akan menempel badan atau alat-alat yang dipakai.

Tragedi Tanker Terburuk


Tumpahan Terburuk
No. Nama Kapal Lokasi Tahun Jumlah /ton
1. Atlantic Empress Trinidad,USA 1979 273.875
& Aegean Captain
2. Castillio de Bellver Cape Town,Africa 1983 255.125
3. Olympic Bravery Ushant,France 1976 250.000
4. Amoco Cadiz Finistere,France 1978 223.275
5. Odyssey Canada,USA 1988 140.075
6. Haven Genoa,Italia 1991 136.500
7. Torrey Canyon Scilly Isles,England 1967 124.150
8. Sea Star Teluk Oman 1972 123.175
9. Irenes Serenade Pilos,Greece 1980 118.950
10. Texaco Denmark Laut Utara 1971 102.375

Kerusakan Lingkungan Terparah

Page 27 of 36
No. Nama Kapal Lokasi Tahun Jumlah /ton
1. Prestige Galicia,Spain 2002 70.000
2. Exxon Valdez Alaska,USA 1989 35.000

Catatan dampak MT.Prestige :


Dampak tumpahan minyak mentah kapal Tanker Prestige yang terbelah dua pada
tanggal 13 November 2002 di lepas pantai Spanyol,lebih buruk dari yang
diduga.Penghalang minyak sepanjang 14 km yang dipasang Pemerintah Spanyol
hanya lima persen dari kawasan yang tercemar tak mampu menghalangi minyak
yang dilemparkan ombak setinggi empat meter.

Seluruh Pantai tercemar dan tak seorang pun dapat mengontrolnya sampai cuaca
berubah.Pemerintah pun terpaksa membuat daerah terlarang untuk penangkapan
ikan sepanjang lebih dari 300 km dari Ferrol dekat Coruna terus ke bawah ke
arah Riberia agar masyarakat tidak mengkomsumsi hasil laut yang
tercemar.Minyak mentah yang diangkut MT Prestige berkadar sulfur tinggi
sehingga sukarelawan yang bekerja membersihkan pantai wajib mengenakan
sarung tangan,penutup mata,dan masker.Sulfur akan mengiritasi mata,kulit,dan
kerongkongan.

Kerugian ekonomi,ekologi dan biaya pembersihan pantai diperkirakan 42 juta


euro atau sekitar Rp.420 milyar.

Dampak tumpahan minyak dari Kapal Prestige terhadap kehidupan laut :

Burung
Segala jenis burung yang mencari makan di laut
Bila terpapar : Kemampuan menjaga pasa tubuh berkurang dan bias menyebabkan
hipotermia dan sulit berenang.Kemampuan terbang maupun menyelam juga hilang.
Bila tertelan : Anemia,pneumonia,gagal hati dan ginjal,kerusakan organ
reproduksi.
Telur terkena : Bisa menembus cangkang telur,menurunkan laju penetesan,dan
lahir abnormal.

Mikro Organisma
Alga,rumput laut,plankton.
Bila terkena : Gangguan pernapasan pada plankton,telur,dan larva ikan.Siklus
reproduksi terancam.

Page 28 of 36
Bila terpapar : Gangguan gerak,berkurang pertumbuhan,morfologi jadi abnormal.

Mamalia Laut
Paus,lumba-lumba
Bila terkena : Berkurang nafsu makan,hipotermia,dan sulit berenang.Bisa
dehidrasi karena buruknya proses pencernaan dan penyerapan makanan.
Bila tertelan : Gagal ginjal,system saraf terganggu.
Bila terhirup : Lesi pada saluran pernapasan.

Ikan
Sardin,makarel,dsb
Bila terkena :Lesi pada kulit
Bila tertelan :Lesi pada system pencernaan dan otak,hepatitis,gagal ginjal.

Crustaceae
Kerang,udang galah,gurita,kepiting,tiram
Bila terhirup :Masalah pernapasan,gangguan penyerapan makanan

Kecepatan minyak terurai tergantung viskositas minyak dan kondisi


samudera.Minyak mentah yang berat,seperti yang dibawa Kapal Tanker
“Prestige”,lambat terurai dan butuh pembersihan secara manual.

Kombinasi proses peruraian minyak secara alami.


Evaporasi
Elemen yang lebih ringan seperti minyak dapat menguap sempurna
dalam beberapa hari,tetapi ada juga sedikit evaporasi pada minyak
mentah.
Oksidasi
Minyak secara kimia bereaksi dengan udara membentuk tar.Kerak tar
dapat terbentuk pada minyak mtntah sehingga menghasilkan bola-bola
tar dan ditemukan di kawasan lepas pantai.
Sedimentasi
Sedikit sekali elemen minyak yang cukup berat untuk tenggelam ke
dasar laut.Tenggelam mungkin saja terjadi jika minyak menempel
pada sedimen laut atau menyapu pantai dan bercampur dengan pasir.

Dispersi
Gelombang laut dan turbulensi memecah gumpalan minyak yang lebih
kecil menjadi tetesan minyak yang bercampur dalam air.Menipiskan
permukaan gumpalan.

Page 29 of 36
Penyebaran
Lapisan minyak yang tebal menyebar lebih lambat yang tipis,sehingga
dapat menutupi kawasan laut yang luas.Namun lapisan ini dapat
terpecah jadi gumpalan yang lebih kecil karena angin dan gelombang.

Pengelompokan Zat Kimia Cair Berbahaya


Bahan kimia cair berbahaya dibagi kedalam 4 (empat) kategori berdasarkan
derajat toxic dan kadar bahayanya.
Kelompok A : Bahan kimia cair berbahaya,dimana apabila dilakukan
pembuangan kelaut dari tangki yang dibersihkan atau operasi
pengurangan akan mengakibatkan bahaya yang besar terhadap
sumber daya kelautan atau kesehatan manusia atau
menyebabkan masalah yang serius.

Kelompok B : Bahan kimia cair berbahaya,dimana apabila dilakukan


pembuangan kelaut dari tangki yang dibersihkan atau operasi
pengurangan akan mengakibatkan cutup bahaya terhadap
sumber daya kelautan maupun kesehatan manusia atau
menyebabkan masalah terhadap fasilitas lain atau penggunaan
izin lainnya dilaut dan oleh karena itu membenarkan ukuran anti
polusi khusus.

Kelompok C : Bahan kimia cair berbahaya,dimana apabila dilakukan


pembuangan kelaut dari tangki yang dibersihkan atau operasi
pengurangan akan mengakibatkan bahaya yang kecil baik
terhadap sumber daya kelautan maupun kesehatan manusia
atau menyebabkan masalah yang minimal terhadap fasilitas
atau izin pemanfaatan lainnya dilaut dan oleh karena itu
memerlukan kondisi operasional tertentu..
Kelompok D : Bahan kimia cair berbahaya,dimana apabila dilakukan
pembuangan kelaut dari tangki yang dibersihkan atau operasi
pengurangan akan mengakibatkan bahaya yang dapat dikenali
baik terhadap sumber daya kelautan atau kesehatan manusia
atau menyebabkan masalah yang minimal terhadap fasilitas
atau izin pemanfaatan lainnya dilaut dan oleh karena itu
memerlukan perhatian dalam kondisi operasional.

Masa berlakunya sertifikat pencegahan polusi internasional untuk kapal memuat


bahan kimia cair berbahaya dalam jumlah besar akan diterbitkan unstuck suatu

Page 30 of 36
periode tertentu oleh administrasi yang berwenang,yang mana tidak akan
melebihi 5 (lima) tahun dari tanggal penerbitan.
Sertifikat akan berakhir masa berlakunya jika perubahan yang signifikan terjadi
pada konstruksi,peralatan,system,penyesuaian,pembongkaran atau material yang
diperlukan tanpa sanksi administrasi.Kecuali penggantian langsung peralatan
tersebut atau jika pemeriksaan lanjutan atau pemeriksaan tahunan sebagaimana
dispesifikasikan oleh administrasi yang berwenang.

Sertifikat yang diterbitkan untuk kapal juga akan berakhir masa berlakunya atas
perpindahan kapal terhadap bendera negara lain.

Miscible adalah bahan kimia yangbercampur dengan air yang dapat larut pada
semua tingkat proporsi sesuai dengan temperatur air cucian kapal.

CIVIL LIABILITY CONVENTION ,1969 (CLC 1969)

The CLC Convetion diberlakukan hanya pada kerusakan yang disebabkan oleh
tumpahan muatan minyak dari tanker dan tidak termasuk tumpahan minyak yang
bukan muatan atau usaha pencegahan murni yang dilakukan di mana tidak ada
sama sekali minyak yang tumpah dari kapal tanker.

Konvensi ini juga hanya berlaku pada kapal yang mengangkut minyak sebagai
muatan yakni tanker pengangkut minyak.Tumpahan dari tanker dalam
pelayaran”ballast Condition” dan spills dari bunker oil atau dari kapal selain
tanker tidak termasuk dalam konvensi ini.Kerusakan yang disebabkan oleh “Non
Persitent Oil” seperti gasoline,kerosene,light diesel,dsb,juga tidak termasuk
dalam konvensi ini.

Pemilik tanker mempunyai kewajiban ganti rugi terhadap kerusakan pencemaran


yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari kapalnya akibat kecelakaan.Pemilik
dapat terbebas dari kewajiban tersebut hanya dengan alas an seperti :
1. Kerusakan akibat Perang atau bencana alam
2. Kerusakan akibat sabotase pihak lain

Page 31 of 36
3. Kerusakan yang disebabkan oleh karena pihak berwenang tidak
memelihara alat Bantu navigasi dengan baik.

Alasan pengecualian tersebut di atas sangat terbatas,dan pemilik boleh


dikatakan berkewajiban memberikan ganti rugi akibat kerusakan pencemaran
pada hampir semua kecelakaan yang terjadi.

Batas Kewajiban Ganti Rugi


Pada kondidis tertentu,pemilik kapal memberikan kompensasi ganti rugi dengan
batas 133 SDR (Special Drawing Rights) perton dari tonnage kapal atau 14 juta
SDR,atau sekitar US $ 19,3 juta diambil yang lebih kecil.Apabila pihak yang
mengklaim dapat membuktikan bahwa kecelakaan terjadi karena kesalahan
pribadi dari pemilik, maka batas ganti rugi untuk pemilik kapal tidak diberikan

Pada dasarnya mengatur tentang :


1. Pemilik kapal tangki berukuran 2.000 ton,wajib memiliki bukti asuransi
ganti rugi pencemaran.
2. Negara peserta berkewajiban menertibkan sertifikat “ Dana jaminan
Ganti Rugi “ (Bagi yang telah memiliki bukti asuransi)
3. Pemilik kapal mempunyai hak membatasi tanggung jawabnya untuk
setiap kecelakaan kapal sebesar ;
- 2000 franc per tonage
- Max. 210 juta franc
- atau dalam bentuk emas dengan kadar 900.
1 franc = 65.5 gram.
4. Ditekankan bagi negara yang telah meratifikasinya
(Keppres No.18/78,tanggal 1 Juli 1978)

Penerapan :
a. Pada perairan negara peserta
b. Tumpahan minyak

Page 32 of 36

Anda mungkin juga menyukai