Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LAYANAN STRATEGI BIMBINGAN DAN


KONSELING KOMPREHENSIF
MATA KULIAH DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN
KONSELING

DOSEN PENGAMPU
PROF. DR. ROSMALA DEWI M.PD
DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

Nur Hayati Nadiatul Jelita Utami


Nur Afniasty Siregar 1223111041
Hasibuan Fadhilah
1221111060 1223111131 1223111039

PRODI PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Bimbingan dan
Konseling Komprehensif”

Makalah ini berisikan tentang berbagai informasi tentang Bimbingan dan


Konseling Komprehensif atau yang lebih khususnya membahas Membahas
pengertian, landasan, fungsi, tujuan, prinsip,bidang-bidang,komponen Bimbingan
dan Konseling Komprehensif.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentang Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, 10 Oktober 2022

Kelompok 7

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

BAB I .............................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5

C. Tujuan Maslah ........................................................................................................5

BAB II .............................................................................................................................7

PEMBAHASAN ............................................................................................................. 7

A. Pengertian dan Karakteristik Bimbingan Konseling Komprehensif ...................... 7

B. Landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif ..............................................9

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif ................................................ 11

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif ................................................12

E. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif ................................... 12

F. Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan Konseling ................ 13

Komprehensif ............................................................................................................13

BAB III ......................................................................................................................... 18

PENUTUP .....................................................................................................................18

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003)


setiap satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu pengetahuan
dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga memfasilitasi
perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif)
merupakan wilayah garapan guru bidang studi. Sedangkan upaya untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan bimbingan
dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang
perkembangan peserta didik beserta faktor yang mempengaruhinya. Meskipun
demikian, dalam pelaksanaannya layanan bimbingan dan konseling memerlukan
kolaborasi antara konselor dengan pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staf
administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak terkait begitu juga
sebaliknya.

Bimbingan dan koseling merupakan salah satu layanan di sekolah yang


terintegral dengan kegiatan pembelajaran. Jika dilihat dari arti dan tujuan
bimbingan dan konseling secara mendalam, maka jelas urgensi bimbingan dan
konseling sangat besar bagi usaha pemantapan arah hidup generasi muda dalam
berbagai bidang yang menyangkut bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar,
dan bidang karier. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program
bimbingan dan konseling yang komprehensif, mewadahi seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka
menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi
yang ada di sekolah secara khusus. Penyusunan program bimbingan dan konseling
komprehensif hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan
kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang
disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program yang
dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk di
implementasikan dan dapat mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
di sekolah-sekolah. Program bimbingan konseling komprehensif melibatkan
seluruh aspek pendidikan, yaitu guru, staff sekolah, orang tua, dan kurikulum.
Muro dan Kottman (Syamsu dan Juntika, 2010: 26) mengemukakan bahwa
struktur bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat
jenis layanan, yaitu: layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan
perencanaan individual dan dukungan sistem.

Bimbingan konseling komprehensif merupakan salah satu bentuk


pelayanan pendidikan untuk meningkatkan potensi peserta didik. Oleh sebab itu
makalah ini akan membahas bagaimana bimbingan konseling komprehensif
diterapkan di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbinga dan Konseling Komprehensif?

2. Apa landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif?


3. Apa karakteristik Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
4. Apa fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
5. Apa tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
6. Apa saja Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
7. Apa saja bidang-bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
8. Apa saja komponen program Bimbingan dan Konseling Komprehensif?
9. Bagaimana Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif?

10. Bagaimana pertimbangan dalam menerapkan bimbingan dan konseling


komprehensif?

C. Tujuan Maslah
1. Untuk mengetahiu pengertian Bimbingan dan Konseling Komprehensif
2. Untuk mengetahiu landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif
3. Untuk mengetahui karakteristik Bimbingan dan Konseling Komprehensif
4. Untuk mengetahui fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif
5. Untuk mengetahui tujuan dari Bimbingan dan Konseling Komprehensif
6. Untuk mengetahui apa sajakah Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Komprehensif

7. Untuk mengetahui bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif


8. Untuk mengetahui apa saja komponen program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif

9. Untuk memahami Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan


Konseling Komprehensif

11. Untuk memahami pertimbangan dalam menerapkan bimbingan dan konseling


komprehensif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Bimbingan Konseling Komprehensif


Bimbingan dan Konseling (bimbingan dan konseling) adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
( disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli
serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang
ada,sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup

Karena perkembangan siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu


kondisi seperti itu perlu diberikan layanan bimbingan konseling yang
komprehensif. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk
memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah,
guru mata pelajaran, staff administrasi, orang tua dan masyarakat, dan merupakan
pemberian bantuan kepada peserta didik melalui layanan dasar bimbingan,
layanan responsive, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Savage dalam School Counseling
Program Guide Revision Team (2009: 7) memberikan definisi :

Comprehensive programs “…employ strategies to enhance academics,


provide career awareness, develop employment readiness, encourage
self-awareness, foster interpersonal communication skills, and impart
life success skills for all students”
Bimbingan Konseling komprehensif adalah strategi untuk memperbaiki
akademik, mengarahkan kesadaran karir, mengembangkan kesiapan kerja,
menumbuhkan kesadaran diri, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan
mengarahkan keberhasilan kepada setiap siswa. Uman Suherman (2011)
Bimbingan dan konseling komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan
yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program, system
manajemen dan system pertanggungjawabannya.
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua
peserta didik, artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib menerima
layanan bimbingan dan konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan
konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu,
bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang
menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan dan tujuannya
pengembangan potensi peserta didik. Melalui bimbingan dan konseling
komprehensif peserta didik diharapkan memahami dan dapat mengetahui
kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial.

Sehubungan dengan sifat program bimbingan dan konseling komprehensif,


ada tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program
bimbingan dan konseling di sekolah yaitu:

1. Ruang lingkup yang menyeluruh artinya tidak hanya berfokus pada peserta didik
sebagai pribadi saja melainkan seluruh aspek kehidupan siswa sejak usia dini
sampai dengan peserta didik berusia remaja (SMA/SMK).
2. Dirancang sebagai pencegahan artinya bahwa konselor berkewajiban membantu
peserta didik agar memiliki sikap proaktif dalam menghadapi berbagai persoalan.
3. Pengembangan potensi siswa artinya program bimbingan dan konseling tidak
hanya untuk pencegahan permasalahan siswa, tetapi disusun sebagai pelayanan
untuk menemukan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Menurut Suherman (2011: 53) Ciri-ciri program bimbingan dan konseling
sekolah komprehensif sebagai berikut :
1. Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan kesatuan komponen tujuan
institusi sekolah.
2. Program bimbingan dan konseling sekolah memberikan kesempatan pada semua
siswa.
3. Program bimbingan dan konseling ditunjang dengan keberadaan konselor yang
professional ( keahlian, keterampilan, komitmen, pengembangan diri).
4. Memastikan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah merupakan
rancangan yang dapat dilaksananakan dalam sebuah gaya yang sistematik untuk
semua siswa.
5. Program bimbingan dan konseling mampu menghasilkan pengetahuan, sikap dan
kemampuan-kemampuan siswa lainnya yang dapat direkomendasikan sebagai
sebuah hasil dari keikutsertaan mereka dalam sebuah program bimbingan dan
konseling di sekolah.

B. Landasan Bimbingan dan Konseling Komprehensif


1. Landasan Filosofis
Setiap aktivitas yang dilakukan harus mendasarkan diri pada pertimbangan-
pertimbangan berpikir atau secara filsafat, dalam posisi tersebut filsafat berfungsi
sebagai validasi yaitu untuk menguji koherensi antara visi, misi, dan tujuan, dalam
kontek ini adalah bimbingan dan konseling komprehensif. Landasan filosofis
bimbingan dan konseling komprehensif merupakan dasar pemikiran yang sangat
penting untuk memberikan arah dan argumentasi pemikiran serta alasan untuk
dilaksanakan dan diimplementasikan dalam kehidupan khususnya di sekolah.
Filsafat adalah lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas
(komprehensif), sekalipun filsafat tidak bisa menjangkau semua persoalan dengan
daya kemampuan pikir manusia secara keseluruhan. Filsafat sifatnya hanya
mencoba mengerti, menganalisis, menilai, memvalidasi dan menyimpulkan
persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara kritis, rasional, dan
mendalam. Jika dikaitkan dengan permasalahan secara komprehensif hakikat
manusia pada dasarnya menyangkut empat dimensi yaitu dimensi keindividualan
(individualitas), kesosialan ( sosialitas), kesusilaan (moralitas), dan keberagamaan
(religiusitas). Tinjauan tersebut akan memperlihatkan betapa manusia amat
berpotensi untuk memperkembangkan dirinya, untuk menguasai alam, dan untuk
mengembangkan budaya setinggi-tingginya demi kebahagiaan hidupnya di dunia
dan akhirat. Untuk menjamin supaya bimbingan dan konseling komprehensif itu
benar-benar efektif maka dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan
ilmiah sebagai asas normative dan pedoman pelaksanaan pembinaan. Sebab
bimbingan dan konseling pada hakekatnya sebagai usaha untuk membantu proses
perkembangan memecahkan masalah agar individu dapat meyesuaikan dirinya
dimana mereka berada. Pemikiran dan pemahaman secara filosofis menjadi alat
yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan
bagi konselor pada khususnya.
Bagi konselor bahwa pemahaman filosofis dan pemikiran yang mendalam dapat
membantu konselor di dalam memahami situasi konseling ketika membuat suatu
keputusan yang tepat dan komprehensif sesuai dengan aspekaspek yang
diperlukan dalam cakupan bimbingan dan konseling itu sendiri. Di samping
pemikiran dan pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan
dirinya semakin mantap, lebih luas pemikirannya, lebih efektif di dalam
penerapan pemberian bantuan serta lebih bijaksana dalam mengambil berbagai
keputusan yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling
komprehensif.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologi di dalam bimbingan dan konseling komprehensif berarti
memberikan landasan dan pemahaman tentang tingkah laku individu yang
menjadi sasaran layanan yaitu konseli. Landasan psikologi di dalam bimbingan
dan konseling sangat penting karena bidang garapannya adalah tingkah laku,
permasalahan hidup manusia beserta aspek-aspek lainnya. Aspek dan tingkah laku
manusia beserta permasalahan yang menjadi sasaran untuk diubah dan
dikembangkan dalam kontek mereka mengatasi masalahmasalah yang dihadapi
atau untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai pula. Tujuan bimbingan dan
konseling yang hendak dicapai adalah pemecahan masalah, efektivitas pribadi,
pengubahan perilaku, dan membantu dalam hal kesehatan mental.
3. Landasan Sosial Budaya
Fenomena dalam masyarakat modern ini semakin lama semakin pesat
perkembangan dan perubahannya. Perkembangan dan perubahan tersebut
menyangkut beberapa aspek kehidupan manusia. Pengaruh atau dampak
perkembangan dan perubahan tersebut dapat berdampak positif dan negative bagi
kehidupan manusia. Dampak positif berbagai aspek kehidupan manusia yang pada
akhirnya semakin dapat menikmati indahnya kehidupan, menikmati kehidupan
dengan sarana teknologi yang efisien dan efektif. Kehidupan ini rasanya serba
bebas dan semua kepentingan hidup dengan mudah diakses melalui sarana
teknologi yang serba canggih. Dari sisi negative bagi mereka yang tidak dapat
menyesuaikan diri akan merasa dibebani oleh pemikiran-pemikiran dan kebutuhan
hidup yang sangat berat akhirnya akan menambah ketegangan emosional dan
konflik batin yang serius sehingga banyak menimbulkan penyakit
mental.Gambaran realita yang sungguh terjadi di era kebudayaan modern seperti
sekarang banyak dicirikan dengan kebudayaan materiil, kebahagiaan hidup diukur
dengan suksesnya seseorang, aspirasi dan perujuangan mendapatkan materi.
Kenyataan perubahan prinsip hidup seperti ini perlu diberikan bentuk bantuan
layanan bimbingan dan konseling komprehensif dalam setting kehidupan.
Landasan social budaya bimbingan dan konseling komprehensif merupakan acuan
dasar sehingga sekalipun perkembangan teknologi semakin maju dan pesat
eksistensi social budaya suatu bangsa tetap berdiri tegak, tidak terombangambing
oleh perubahan tersebut. Landasan social budaya merupakan acuan nilai yang
menjadi pertimbangan dasar di dalam membantu memecahkan masalah problema-
problema kehidupan bangsa.
4. Landasan Religius
Landasan religious layanan bimbingan dan konseling komprehensif sangat
penting terkait dengan keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah
makhluk Tuhan. Sikap yang mendorong perkembangan manusia berjalan menuju
kehidupan akan berjalan kearah yang sesuai dengan kaidahkaidah agama. Di
samping itu upaya untuk memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dalam
rangka meneguhkan kehidupan beragama untuk selanjutnya membantu
perkembangan dan pemecahan masalah individu di dalam kehidupannya.
Keyakinan manusia adalah makhluk Tuhan menekankan ketinggian derajat dan
keindahan makhluk manusia serta peranannya sebagai khalifah di muka bumi.

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif


1. Pemahaman yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan
norma agama);
2. Preventif yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami oleh
peserta didik;
3. Pengembangan yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa;
4. Perbaikan (penyembuhan) yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif;
5. Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya;
6. Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor,
guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa);
7. Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar
dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program
pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Tujuan bimbingan dan konseling komprehensif secara umum adalah:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya di masa yang akan datang;
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin;
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya;
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Berikut ini akan dipaparkan tujuan comprehensive school counseling
berdasarkan ASCA model :

E. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau
landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep
filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan
bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip
itu adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan diperuntukhan bagi semua individu (guidance is for all individuals);
2. Bimbingan bersifat individualisasi yaitu setiap individu bersifat unik (berbeda satu
sama lainnya);
3. Bimbingan menekankan hal yang positif;
4. Bimbingan merupakan usaha bersama sekolah. Mereka sebagai team work terlibat
dalam proses bimbingan;
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sensial dalam bimbingan;
6. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
F. Strategi implementasi komponen program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif

1. Pelayanan Dasar
a. Bimbingan Kelas
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung
dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan
pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa
berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat)
b. Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah/madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar
berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya
dilaksanakan pada awal program pelajaran baru.
Materi pelayanan orientasi disekolah/madrasah biasanya mencakup organisasi
sekolah/madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan
konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana dan tata tertib
sekolah/madrasah
c. Pelayanan Informasi
Pelayanan ini merupakan pemberian informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun
tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur,
leaflet, majalah dan internet)
d. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui
kelompok-kelompok kecil (5-10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon
kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam
bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem)
dan tidak rahasia, seperti cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian
dan mengelola stress.
e. Pelayanan Pengumpulan Data (aplikasi instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi
peserta didik dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan
dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
2. Pelayanan responsive
a. Konseling Individual dan Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik
yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan
masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok.
b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani
masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalih tangankan konseli
kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan
kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki
masalah, seperti mempunyai niat untuk bunuh diri, depresi, tindak kejahatan
(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
c. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran,
dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata
pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya: memahami karakteristik peserta didik
yang unik dan beragam, menandai peserta didik yang diduga bermasalah,
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program
remedial.
d. Kolaborasi dengan Orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik.
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya
berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui
kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi,
pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya
mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin
dihadapi peserta didik.
e. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama
dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan
mutu pelayanan bimbingan.
f. Konsultasi
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak
pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan
persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan
lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik,
melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
g. Bimbingan Teman Sebaya
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta
didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta
didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang
membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik
akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai
mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang
kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat
pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
h. Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu.
Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
i. Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik
tertentu yang sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya melalui
kunjungan ke rumahnya.
3. Perencanaan Individual
Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan
dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangan atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar,
dan karir. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki
pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan
penempatan (perpindahan situasi dari sekolah ke lapanagan kerja, sekolah ke
jenjang berikutnya, atau pindah ke sekolah lain) untuk membantu peserta didik
menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Gysber & Henderson (2006: 75)
menyatakan strategi implementasi dari individual planning adalah dengan cara:

a. Individual appraisal yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk menilai dan
menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi mereka;
b. Individual advisement yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk
menggunakan informasi pribadi/sosial, akademik, karir, dan informasi pasar
tenaga kerja untuk membantu mereka merencanakan dan menyadarkan mereka
tentang pribadi, sosial, akademik, dan tujuan karirnya;
c. Transition planning yaitu konselor sekolah dan tenaga pendidikan lainnya
membantu siswa untuk melakukan transisi dari sekolah ke kerja atau untuk
pelajaran tambahan dan pelatihan;
d. Follow-up yaitu konselor sekolah dan tenaga pendidikan lainnya memberikan
bantuan tindak lanjut untuk siswa serta tindak lanjut mengumpulkan data untuk
evaluasi dan perbaikan program.

Konseling menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir


yang diperolehnya untuk merumuskan tujuan dan merencanakan kegiatan
(alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya atau kegiatan yang
berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya, melakukan kegiatan yang sesuai
dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan mengevaluasi kegiatan
yang telah dilakukannya.

4. Dukungan system
a. Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update pengetahuan dan
keterampilannya melalui in-service training, aktif dalam organisasi profesi, aktif
dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop atau melanjutkan
studi ke program yang lebih tinggi.
b. Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta,
terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang
bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh karena itu,
bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh
program sekolah/madrasah dengan dukungan wajar dalam aspek ketersediaan
sumber daya manusia( konselor), maupun sarana dan pembiayaan.

c. Riset dan Pengembangan


Strategi melakukan penelitian mengikuti kegiatan profesi dan mengikuti
aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi..
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling (bimbingan dan konseling) adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
( disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli
serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang
ada,sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk


memberikan bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah,
guru mata pelajaran, staff administrasi, orang tua dan masyarakat, dan merupakan
pemberian bantuan kepada peserta didik melalui layanan dasar bimbingan,
layanan responsive, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Bimbingan dan Konseling
komprehensif dilandasi oleh landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, dan
religius.

Karakteristik bimbingan dan konseling komprehensif antara lain: (1)


menyediakan berbagai layanan konseling sekolah, (2) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang
diperlukan untuk perkembangan yang sehat, (3) mewujudkan misi sekolah, (4)
melengkapi program sekolah lainnya; dan (5) melibatkan semua staf sekolah,
orang tua, dan anggota masyarakat. Sedangkan Fungsi bimbingan dan konseling
komprehensif bagi peserta didik yaitu sebagai pemahaman, preventif,
pengembangan, perbaikan, penyaluran, adaptasi, dan penyesuaian sesuai dengan
potensi dan latar belakang yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

ASCA team. 2005. “ASCA National Model: A Framework for School Counseling
Programs. Alexandria: ASCA”. ( online),
https://www.schoolcounselor.org/asca/media/asca/PositionStatements/PS_
ComprehensivePrograms.pdf, diakses tangal 12 Mei 2019.

Asrowi. 2015. Menuju Pemahaman Bimbingan & Konseling Komprehensif. Surakarta:


UNS Press.

Irfan, Farhan. (2015). “Bimbingan dan Konseling Komprehensif”. (online),


https://www.academia.edu/13708238/BIMBINGAN_DAN_KONSELING_K
O MPREHENSIF , diakses 12 Mei 2019.

Suherman, Uman. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung:


Rizqi Press.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2010 . Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai