Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN

MANAJEMEN RESIKO KLINIS

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN


UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS IV KOTO MUDIK
KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya perlu


diperhatikan, salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup
penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan, maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya tersedia dan
berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan
bermutu.
Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Puskesmas IV
Koto Mudik telah menyusun Panduan Manajemen Resiko Klinis sebagai panduan dalam
melaksanakan upaya menanggulangi semua resiko yang mungkin terjadi di Puskesmas IV
Koto Mudik.
Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak atas
sumbangan pikirannya sehingga tersusunlah Panduan Manajemen Resiko ini. Semoga
panduan ini akan bermanfaat dan Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melimpahkan
hidayah-Nya.
Penyusunan panduan ini dirasakan masih belum sempurna betul sehubungan
dengan adanya keterbatasan-keterbatasan. Saran yang konstruktif sangatlah diharapkan
demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Batang Kapas, 27 Januari 2017


Kepala Puskesmas IV Koto Mudik

Harrymasrizal,SKM
NIP 19720328 199403 1 003
DAFTAR ISI

1. Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar lsi
4. BAB I : Pendahuluan
5. BAB II : Konsep Dasar
6. BAB III : Pengelolaan Resiko Klinis
7. BAB IV :Penutup
8. Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

Sarana pelayanan kesehatan Puskesmas termasuk ke dalam kriteria tempat kerja


dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak
hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tapi juga terhadap
pasien maupun pengunjung Puskesmas. Sehingga sudah seharusnya Puskesmas
menerapkan Manajemen Resiko. Manajemen resiko adalah sebuah proses formal untuk
mengidentifikasi, menganalisa dan merespon sebuah resiko secara sistemik, sepanjang
jalannya pekerjaan, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bisa diterima dalam
hal mengeliminasi resiko dan control resiko.
Manajemen resiko adalah upaya menanggulangi semua resiko yang mungkin terjadi
di sebuah instansi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen resiko.
Manajemen resiko merupakan metode penanganan sistematis formal dimana
dikonsentrasikan pada mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau kejadian yang
memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan. Resiko adalah hal yang tidak akan
pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan manusia.

Resiko dapat dikelompokan dalam beberapa karakteristik, yaitu :


1. Resiko berdasarkan sifat
1.1. Resiko spekulatif yaitu resiko yang memang sengaja diadakan agar di lain pihak
dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh : penjualan produk.
1.2. Resiko murni yaitu resiko yang tidak disengaja yang jika terjadi dapat
menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh resiko kebakaran.
2. Resiko berdasarkan asal timbulnya
2.1. Resiko internal yaitu resiko yang berasal dari dalam lingkungan sendiri. Misalnya
resiko kerusakan peralatan kerja karena kesalahan pengoperasian.
2.2. Resiko eksternal yaitu resiko yang berasal dari luar lingkungan sendiri. Misalnya
resiko pencurian.

Puskesmas merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks. Semakin luas
pelayanankesehatan dan fungsi suatu puskesmas maka semakin kompleks peralatan dan
fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan puskesmas
mempunyai potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga
medis, resiko ini juga membahayakan pengunjung puskesmas.
Di puskesmas Salido terdapat tiga kegiatan manajemen resiko yang menjadi acuan
sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang mungkin terjadi, yaitu ;
a) Manajemen resiko lingkungan
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen
risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di
Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.
b) Manajemen resiko klinis
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan
dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen
risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang
menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya
risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan untuk
meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas
adalah untuk keselamatan pasien dan petugas.Penyusunan panduan manajemen
risiko layanan klinis bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk pelanggan
Puskesmas.
c) Manajemen resiko pelaksanaan program
Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas merupakan upaya
untuk mengidentifikasi, menganalisa dan meminimalkan dampak atau risiko atas
pelaksanaan program Puskesmas.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pada dasarnya dalam pelaksanaan manajemen resiko, terdapat beberapa tahapan dalam
manajemen resiko. Salah satu tahapannya adalah :
1. Identifikasi resiko
2. Menafsirkan kerugian atau resiko yang dapat terjadi
3. Menangani resiko
4. Pengimplementasian
5. Memonitor dan mengevaluasi pengimplementasiannya
Tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah tahap identifikasi resiko.
Identifikasi resiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya resiko ataukerugian. Proses
identifikasi resiko ini mungkin adalah proses terpenting, karena dengan proses inilah
semua resiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu pekerjaan harus
diidentifikasikan. Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara secara cermat dan
komprehensif, sehingga tidak adaresiko yang terlewatkan atau tidak teidentifikasi. Dalam
pelaksanaannya, identifikasi resiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik antara lain :
1. Incident investigation
2. Inspection
3. Checklist
4. Auditing
Puskesmas adalah upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan. Puskesmas merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan
peralatan kesehatan. Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakit
infeksi juga ada potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi tempat
pelayanan tersebut seperti bahan kimia berbahaya, gangguan psikososial.
Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan karyawan,
pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.Sarana pelayanan
kesehatan mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang kecelakaan.
Misalnya jari jemari acap kali menjadi tempat goresan kecil dan luka, meningkatkan resiko
infeksi terhadap pathogen yang ditularkan lewat darah. Untuk itu perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu
manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik.
A. MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN
Lingkup pelaksanaan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas meliputi :
- Penilaian persyaratan bangunan, sarana prasarana dan kondisi lingkungan
Puskesmas
- Identifikasi risiko kondisi lingkungan yang berdampak pada pasien, petugas dan
lingkungan sekitar Puskesmas
- Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan
- Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan
Penerapan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas Salido meliputi:
- Sarana dan prasarana bangunan Puskesmas
- Sarana prasarana fasilitas Puskesmas termasuk rasio jumlah karyawan dan
toilet, dsb
- Tata ruang dan penetapan zona risiko
- Pemantauan kualitas lingkungan termasuk suplai air bersih, keadaan udara,
penghawaan, kebisingan, pencahayaan, kelembaban
- Pemantauan fasilitas sanitasi Puskesmas
1) Toilet dan Kamar Mandi,
2) Pembuangan sampah,
3) Penyediaan air minum dan air bersih,
4) Hygiene dan sanitasi makanan
5) Pengolahan limbah,
6) Pengolahan limbah medis
7) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
8) Dekontaminasi dan sterilisasi
9) Promosi hygiene dan sanitasi
B. MANAJEMEN RESIKO LAYANAN KLINIS
Manajemen risiko layanan klinis mencakup adanya prosedur untuk mencegah
kejadian yang membahayakan (preventing harm) dan prosedur untuk meminimalkan risiko
(patient safety).
Lingkup penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas Salido meliputi:
1. Risiko yang berhubungan dengan pasien/pengunjung Puskesmas
2. Risiko yang berhubungan dengan petugas kesehatan
3. Risiko yang berhubungan dengan staf Puskesmas lainnya
4. Risiko yang berhubungan dengan peralatan kesehatan dan properti Puskesmas
lainnya
Penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas Salido dilaksanakan di
unit pelayanan yang menyelenggarakan layanan klinis yaitu:
1. Pendaftaran (Loket0
2. Poli Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Poli KIA/KB
4. Klinik ruangan sanitasi
5. Ruang Promkes
6. Klinik/ruang gizi
7. Ruang MTBS/Imunisasi
8. URuang IVA Test
9. Ruang Laboratorium
10. Apotik
11. UGD
12. Pojok TB
13. Pojok Asi
Ruang lingkup penerapan manajemen risiko pelayanan klinis juga dilaksanakan di
jaringan pelayanan Puskesmas Salido yang melaksanakan layanan klinis seperti
pemeriksaan, pengobatan dan tindakan termasuk imunisasi. Jaringan pelayanan
Puskesmas yang dimaksud meliputi: Puskesmas Pembantu (Pustu), Polindes dan
Posyandu.
C. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM
Manajemen risiko pelaksanaan program Puskesmas meliputi risiko :
- Risiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
- Risiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
- Risiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program
Tempat pelaksanaan program dan sasaran program termasuk pada
pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)


Merupakan kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien
karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak dan bukan karena underlying disease
atau kondisi pasien. Masalah KTD bisa terjadi dikarenakan :
i. Masalah komunikasi
Penyebab yang paling umum terjadi medical error. Kegagalan komunikasi :
verbal/tertulis, miskomunikasi antar staf, antar shift, informasi yang tidak
didokumentasikan dengan baik/hilang, masalah-masalah komunikasi, antar tim layanan
dengan pekerja non klinis, dan antara staf dengan pasien.
ii. Arus informasi yang tidak adekuat
Ketersediaan informasi yang kritis saat akan merumuskan keputusan penting,
komunikasi tepat waktu dan dapat diandalkan saat pemberian hasilpemeriksaan yang
kritis, kondisi intruksi obat saat transfer antar unit, informasi penting tidak disertakan
saat pasien dirujuk ke Rumah Sakit.
iii. Masalah SDM
Gagal mengikuti kebijakan, SOP dan proses-proses, labeling specimen yang buruk,
staf tidak mempunyai pengetahuan yang adekuat, untuk setiap pasien pada saat
dibutuhkan.
iv. Hal-hal yang berhubungan dengan pasien
Identifikasi pasien yang tidak tepat, asesmen pasien yang tidak lengkap, kegagalan
memperoleh consent, pendidikan pasien yang tidak adekuat.
e. Kegagalan teknis
Kegagalan alat/perlengkapan, instruksi tidak adekuat, kegagalan alat tidak
teridentifikasi dengan tepat sebagai dasar cidera pasien.
f. Kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat
Pedoman cara pelayanan dapat merupakan factor penentu terjadinya banyak medical
error. Kegagalan dalam proses pelayanan dapat ditelusuri sebabnya pada buruknya
dokumentasi, tidak adanya pencatatan atau SOP klinis yang tidak adekuat.

KEJADIAN NYARIS CEDERA, KEJADIAN TIDAK CEDERA DAN KEJADIAN


POTENSIAL CEDERA
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya inciden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
Kejadian tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terjadi ke pasien tapi tidak
timbulcedera.Kejadian Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang berpotensi
untuk merambulkan cedera tetapi tidak timbul cedera
BAB III
TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO

A. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN


Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas IV Koto Mudik diterapkan pada seluruh
kegiatan yang menimbulkan dampak risiko terhadap lingkungan yaitu:
1. Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas
2. Kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu, Polindes dan Posyandu
3. Kegiatan pasien/pengujung Puskesmas
4. Kegiatan karyawan/ staf Puskesmas
Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan
a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas
- Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan konstruksi kuat, atap tidak
bocor, lantai tidak licin, permukaan dinding kuat dan rata serta menggunakan
bahan bangunan yang tidak membahayakan
- Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup, pencahayaan cukup,
seluruh ruangan tidak lembab dan tidak berdebu.
- Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur evakuasi dan pintu
darurat jika terjadi kecelakaan
- Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks perbandingan jumlah
karyawan dengan toilet yaitu 1:20 artinya setiap penambahan 20 karyawan
harus ditambah I toilet dan 1 kamar mandi.
- Tata ruang
o Zona ruang dengan
 Risiko rendah : meliputi ruang administrasi TU, Ruang Kepala
Puskesmas, Ruang pertemuan, ruang penyimpanan rekam medis
bersatu dengan loket (unit pendaftaran), ruang Gudang obat, Ruan
Keuangan dan Mushola
 Risiko sedang: meliputi poli rawat jalan
 Risiko tinggi: meliputi Poli TB, Laboratorium, UGD dan tempat
penampungan limbah/sampah medis
o Penataan ruangan memperhatikan zona risiko penularan
b. Identifikasi risiko kondisi lingkungan
Setiap unit kerja melakukan identifikasi risiko kondisi lingkungan antara lain:

1. Sarana
o Kerusakan bangunan atau sarana prasarana
o Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak lancar, sampah medis
tidak tersedia, toilet rusak, dll
2. Kondisi pencahayaan, penghawaan, kelembaban, kebisingan peralatan, dsb
3. Kebersihan ruangan dan fasilitas
4. Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh, paparan limbah
pada lingkungan dll.
c. Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan
1. Toilet dan Kamar Mandi,
o Tersedia dalam keadaan bersih
o Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
o Tersedia toilet
o Tidak terdapat perindukan nyamuk
2. Pembuangan sampah,
o Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan non organik di setiap
ruangan
o Tempat sampah tertutup
o Sampah/ limbah non medis padat ditampung dalam kantong warna hitam.
Sampah medis ditampung dalam kantong warna kuning.
o Sampah setiap hari dibuang di tempat penampungan sampah sementara
3. Penyediaan air minum dan air bersih,
o Tersedia air bersih
o Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan
4. Hygiene dan sanitasi makanan
o Kebersihan peralatan makan di Puskesmas
5. Pengolahan limbah
o Limbah cair ditampung dalam SPAL Puskesmas
6. Pengolahan limbah medis
o Limbah medis tajam ditampung dalam safety box
o Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah medis dengan
kantong warna kuning
o Limbah medis padat selanjutnya ditampung pada penampungan
sementara untuk dikirim ke tepat pemusnahan
7. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
o Dilakukan pengamatan terhadap serangga nyamuk, kecoa dan tikus
o Kebersihan ruangan dijaga untuk mencegah binatang pengganggu
o Dilakukan pemberantasan jika terdapat binatang pengganggu
8. Dekontaminasi dan sterilisasi
o Seluruh peralatan yang terkontaminasi dilakukan proses dekontaminasi
dan sterilisasi
o Proses dekontaminasi dilaksanakan segera setelah proses pelayanan,
sterilisasi dilakukan di ruang sterilisasi.
9. Promosi hygiene dan sanitasi
o Tersedia promosi untuk menjaga kebersihan ruangan, membuang
sampah, kebersihan kamar mandi dan cara mencuci tangan, etika batuk.
d. Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan
Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan dilaksanakan oleh petugas
sanitasi

B. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PELAYANAN KLINIS


Proses penerapan manajemen risiko layanan klinis meliputi kegiatan:
1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko
yang berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit internal
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit pelayanan
tersebut
Contoh daftar risiko pada layanan klinis di Puskesmas:
Unit Layanan Risiko
Loket Pendaftaran dan - Kesalahan pemberian identitas rekam medis
Rekam Medis - Kesalahan pengambilan rekam medis

Poli Umum, Anak, Ibu, - Kesalahan diagnosis


Remaja, Lansia, Gigi, - Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
Imunisasi, dan Poli TB - Kesalahan pemberian terapi
- Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang
baik
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh
pasien
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
Unit Layanan Risiko
- Menggunakan peralatan tidak steril

Laboratorium - Kegagalan pengambilan sampel sehingga


menimbulkan perlukaan
- Kesalahan pengambilan sampel
- Kesalahan pemberian label sampel laboratorium
- Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan hilang
- Sampel rusak atau hilang
Apotik - Kesalahan membaca resep
- Kesalahan pemberian obat
- Kesalahan dosis/formula obat
- Kesalahan edukasi cara minum/pemakaian obat
- Kesalahan identifikasi pasien
- Pemberian obat kadaluwarsa
- Kesalahan penulisan label
- Pemberian obat rusak
- Kesalahan pengambilan obat

Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi manajemen
risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.
2. Analisis risiko (Risk Assessment)
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim Mutu.
Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity
assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) seperti
dalam Formulir terlampir
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
risiko.Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan Analisis
Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan
tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.
4. Tindakan atau perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan rencana
tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.Setiap tindakan
perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan kepada
petugas Puskesmas lainnya.
C. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM
Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program meliputi kegiatan
1. Identifikasi risiko
Risiko yang dapat timbul karena pelaksanaan program antara lain:

Program Risiko
Posyandu Balita - Kesalahan penentuan kebutuhan imunisasi
- Kesalahan cara pemberian imunisasi
- Kesalahan jenis imunisasi
- Kesalahan dosis vaksin
- Insiden kegagalan pemberian imunisasi
- Insiden efek samping imunisasi
- Ceceran limbah medis
- Insiden petugas tertusuk jarum
- Insiden balita terluka pada proses penimbangan
menggunakan dacin
- Kesalahan cara penimbangan
- Kesalahan pencatatan hasil pengukuran dan
pemeriksaan

Posyandu Lansia - Kesalahan identifikasi


- Kesalahan pemeriksaan dan diagnosis
- Insiden perlukaan karena penggunaan alat periksa
- Kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium
- Insiden perlukaan karena pemeriksaan laboratorium
- Insiden tertusuk jarum
- Insiden kontak dengan cairan tubuh penderita
- Tidak menggunakan APD
- Kesalahan pemberian obat
- Kesalahan dosis obat

2. Analisis risiko
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim
Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari
risiko (severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and
Effect Analysis) seperti dalam Formulir terlampir
3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir FMEA dan analisis
penyebab dengan menggunakan metode RCA (Root Caused
Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan prioritas
untuk dilakukan pemecahan masalah. Identifikasi risiko dilaporkan kepada
Tim Mutu Puskesmas
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.
Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan
dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya

Identifikasi resiko dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai dengan


jenis-jenisinsiden keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan dalam tableberikut:
Error Kategori Hasil
No Error A Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan
(KPC)
Error, B Terjadi kesalahan sebelum obat mencapai pasien (KNC)
No Harm
C Terjadi kesalahan dan obat sudah diminum atau
digunakan pasien tetapi tidak membahayakan pasien
(KTC)
D Terjadinya kesalahan sehingga monitoring ketat
harus dilakukan tetapi tidak membahayakan pasien (KTC)

Error E Terjadi kesalahan sehingga terapi dan intervensi lanjut


Harm diperlukan dan kesalahan ini memberikan efek yang buruk
yang sifatnya sementara (KTD)
F Terjadi kesalahan dan mengakibatkan pasien harus
dirawat lebih lama di Puskesmas serta memberikan efek
buruk yang sifatnya sementara (KTD)
G Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang
bersifat permanen (KTD)
H Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa pasien
contoh shock anafilaktif (KTD)
Error I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia (Sentinel)
Death
1. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden tersebut untuk
snentukan prioritas penanganan
a. Peluang
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
1 Sangat jarang/rare( > 5 tahun / kali )
2 Jarang/unlikely ( >2-5 tahun / kali )
3 Mungkin/Possible1 - 2 tahun / kali )
4 Sering/likely ( beberapa kali /tahun )
5 Sangat sering / almost certain(tiap minggu /
bulan)
b. Dampak
DESKRIPSI
TINGKAT
PELUANG DAMPAK
RESIKO
/ FREKUENSI
1 Tidak significant Tidak adacedera
2 Minor  Cedera ringan, mis iuka lecet
 Dapat diatasi dengan P3K
3 Moderat  Cedera sedang, mis Iuka
robek
 Berkurangnya fungsi
motoric/sensorik/psikologis
/intelektual (reversible),tidak
berhubungan dengan
penyakit)
 Setiap kasus yang
memperpanjang perawatan
4 Mayor  Cedera luas/ berat, mis
cacat, lumpuh
 Kehilangan
fungsi
motoric/sensorik/psikologis/int
elek tual (ireversibel),
tidak berhubungan dengan
penyakit
5 Katatropik  Kematian yangtidak
berhubungandengan
perjalanan penyakit

Hal ini akan menentukan evaluasi dan tatalaksana selanjutnya.


2. EVALUASI RESIKO
Resikoyang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading
yang di dapat :
SKOR RESIKO = DAMPAK x PELUANG

LEVEL TOTAL SKOR


Rendah 1 -3
Sedang 4-6
Tinggi 8-12
Extreme 15-25

3. KELOLA RESIKO
LEVEL TINDAKAN
Ekstrem Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam
Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai 2 minggu
Sedang Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu.
Sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola resiko.
Traget waktu pengendalian sampai 6 minggu
Rendah Dilakukan penelitian sederhana paling lama 1 minggu,
diselesaikan dengan prosedur rutin. Target waktu pengendalian
sampai 12 minggu

Respon Manajemen
Setelah resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, tim manajerial akan
memulai memformulasikan strategi penanganan resiko yang tepat. Strategi ini didasarkan
kepada sifat dan dampak potensial dari resiko itu sendiri. Adapun tujuan dan strategi ini
adalah untuk memindahkan dampak potensial resiko sebanyak mungkin untuk
meningkatkan control terhadap resiko.
Ada lima strategi alternative untuk menangani resiko :
1. Menghindari resiko
2. Mencegah resiko dan mengurangi kerugian
3. Meretensi resiko
4. Mentransfer resiko
5. Asuransi
BAB IV
PENUTUP

Puskesmas adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan


pelayanan kesehatan. Puskesmas merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan
peralatan kesehatan. Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit infeksi, juga ada
potensi bahaya lain yang mempenagruhi situasi dan kondisi di Puskesmas. Semua potensi
bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi feehidupan karyawan, pasien maupun
pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas. Mengelola resiko harus dilakukan secara
komprehensif melalui pendekatan manajemen resiko.
LAMPIRAN I
PROSES MANAJEMEN RESIKO
LAMPIRAN II

TATA KELOLA RESIKO

KELOLA RESIKO BERDASARKAN


RISK GRADING & JENIS IKP

SENTINEL RCA

KTD MERAH & KUNING

RISK GRADING

KNC BIRU & HIJAU

INVESTASI SEDERHANA
LAMPIRAN III
FORMULIR LAPORAN INSIDEN KTD, KNC,KPC
dan KEJADIAN SENTINELPUSKESMAS IV Koto Mudik

I. DATA PASIEN
Nama : ...................................................................
No. Register : ...................... Ruangan ............................
Umur : () 0-1 bulan ( ) > 1 bl – 1 th
() > 1 th - 5 th ( ) > 5 th – 15 th
()> 15th – 30th ( ) > 30 th – 65 th

Jenis Kelamin : ( ) Laki – laki ( ) Perempuan


Penanggung jawab pasien : ( ) Pribadi ( ) Asuransi
swasta
() Askes Pemerintah ()BPJS

Tanggal masuk Puskesmas :............................... Jam

II. RINCIAN KEJADIAN


1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : ............................... Jam
2. Insiden :
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
3. Kronologi insiden
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
4. Jenis Insiden : () Kejadian Nyaris Cedera / KNC ( Near Miss)
() Kejadian Tidak Cedera / KTC ( No Harm)
() Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event)
() Kejadian Sentinel
5. Orang yang pertama melaporkan insiden :
() Karyawan : Dokter/Perawat/Bidan/Petugas Lain
() Pasien
() Keluarga/Pendamping Pasien
() Pengunjung
() Lain-lain (sebutkan) ...........................................

6. Insiden terjadi pada :


() Pasien
() Lain-lain ....................
Misal: karyawan/Pengunjung/Pendamping/Keluarga Pasien

7. Insiden menyangkut pasien :


() Pasien Rawat Jalan
() Pasien Rawat Inap
() Pasien UGD
() Pasien Kebidanan dan Bayi Baru Lahir
() Pasien Anak
() Pasien IMS/VCT
() Pasien TB Dots
() Pasien KIA- KB
() Pasien Pemeriksaan Laboratorium
() Pasien Lain-lain

8. Tempat Insiden
Lokasi Kejadian ............................................ (tempat pasienberada)

9. Insiden terjadi pada pasien :


(sesuai kasus penyakit / spesialisasinya)
() Penyakit dalam dan subspesialisasinya
() Penyakit anak dan subspesialisasinya
() Penyakit bedah dan subspesialisasinya
() Penyakit obgin dan subspesialisasinya
() Penyakit THT dan subspesialisasinya
() Penyakit Mata dan subspesialisasinya
() Penyakit Saraf dan subspesialisasinya
() Penyakit Kulit dan Kelamin dan subspesialisasinya
() Penyakit Jantung dan subspesialisasinya
() Penyakit Jiwa dan subspesialisasinya
() Lain-lain (sebutkan)...................................
10.Unit/Departemen terkait yang menyebabkan insiden :
Unit kerja penyebab ...........................................................................

11.Akibat insiden terhadap pasien :


Kematian
Cedera irreversible/cedera berat
Cedera Reversibel/cedera sedang
Cedera ringan
Tidak ada cedera

12.Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :


.............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................

13.Tindakan dilakukan oleh Tim, terdiri dari:


..............................................................................................................
Dokter
Perawat
Petugas lainnya

14.Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di unit kerja lain ?


Ya Tidak

Apabila ya,
Kapan? Dan langkah/tindakan apa yang telah diambil pada unit kerjatersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ?

Pembuat : ........................ Penerima : .......................


laporan . laporan ..
Paraf : ........................ Paraf : .......................
Tgl. Laporan : ........................ Tgl. Laporan : .......................

Grading Resiko Kejadian (diisi oleh atasan pelapor):


Biru Hijau Kuning Merah
Lampiran IV

FORM PENILAIAN RESIKO


NO : ...................

BAGIAN : ...............................................................
UNIT : ...............................................................

Deskripsiresiko/insiden/complain/temuan audit:

Resiko terindentifikasi :

Siapa (atauapa) yang terkena resiko dan bagaimana ? (missal : dokter, perawat, staff,
pengunjung, gedung, reputasi Puskesmas) :

Akar masalah :

Tindakan pengendalian resiko yang ada (jika ada) (misal : peralatan, kesiapan staf,
lingkungan, kebijakan/prosedur, pelatihan, dokumentasi):
1. ....................................................................................................................
2. ....................................................................................................................
3. ....................................................................................................................

Peringkat resiko saat ini : peluang x dampak = .............. x ............ =


1. Ekstrem 2. High 3. Medium 4. Low
2.
Rencana tindakan untuk mencegah / mengurangi resiko (misal : perubahan dalam
pelaksanaan, peralatan, kesiapan staf, lingkungan, kebijakan / prosedur, pelatihan,
dokumentasi):
Formulir Analisis FMEA
Risiko Pelayanan Klinis Puskesmas Salido

FAILURE FREKUENSI KEMUDAHAN RPN


KEGAWATAN SOLUS VALIDASI
No (Kegagalan/ PENYEBAB EFEK TERJADINYA TERDETEKSI (OCC x SV
(SV) I SOLUSI
Kesalahan) (OCC) (DT) x DT)

Keterangan:
- Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 = sangat sering terjadi
-
- Rentang nilai SV mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat
- Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat sulit dideteksi

Anda mungkin juga menyukai