Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis
Rumah Sakit Umum Lirboyo ini dapat selesai disusun.
Pedoman Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Lirboyo Kediri
ini merupakan pedoman pelayanan bagi semua pihak yang berkaitan dengan Unit
Rekam Medis & TPP Rumah Sakit Umum Lirboyo Kediri.
Dalam pedoman ini diuraikan tentang gambaran umum Rumah Sakit Umum
Lirboyo Kediri, Visi, Misi, Motto dan Tujuan Unit Rekam Medis, Struktur
Organisasi Unit Rekam Medis, Uraian Jabatan, Tata Hubungan Kerja, Pola
Ketenagaan dan Kualifikasi Personil, Penilaian Kinerja, Kegiatan Orientasi,
Pertemuan Rapat, serta Pelaporan Unit Rekam Medis.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Peraturan Direktur.................................................................................................... ii
Kata Pengantar....................................................................................................... iv
Daftar Isi................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
v
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
A. Definisi Indikator......................................................................................39
Indikator Dan Standar Pelayanan..............................................................40
Uraian Standar Pelayanan Minimal..........................................................40
BAB IX PENUTUP...............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Lirboyo Kediri sebagai salah satu amal usaha kesehatan
milik Yayasan Hidayatul Mubtadiin yang mana saat ini sudah berdiri sendiri dibawah
naungan Yayasan Rumah Sakit Umum Lirboyo, diharapkan mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat Kediri dan sekitarnya.
Pelayanan kesehatan yang bermutu ditentukan oleh akuntabilitas (dapat dihitung),
akurasi (ketepatan) pencatatan, efektivitas dan effisiensi rumah sakit. Ini memerlukan
adanya dukungan dari berbagai faktor yang terkait. Akurasi data, sebagai salah satu
pendukung mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat didukung oleh
penyelenggaraan Rekam Medis yang sesuai standar.
Setiap rumah sakit wajib membuat Rekam Medis yang sesuai dengan petunjuk
dari Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan. Petugas yang berhak
membuat dokumen rekam medik adalah dokter, paramedis perawatan, paramedis non
keperawatan yang terlibat langsung didalam pelayanan kepada pasien di rumah sakit.
Pencatatan dokumen rekam medik yang sesuai dengan standart tanpa didukung oleh
kerjasama dan koordinasi yang baik antar petugas pelayanan kesehatan tidak akan
terlaksana dengan lancar dan berhasil dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya
penyusunan buku pedoman penyelenggaraan Rekam Medis agar bisa dijadikan
pedoman bagi seluruh petugas pelayanan kesehatan yang terkait sehingga Rumah
Sakit Umum Lirboyo Kediri dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di RSU
Lirboyo Kediri. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik
dan benar, mustahil tertib administrasi di RSU Lirboyo Kediri akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah
satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit .
D. Batasan Operasional
1. Managemen Rekam Medis
Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di RSU Lirboyo yang terdiri
dari koding, indeksing, assembling, penyimpanan rekam medis, pendistribusian
rekam medis dan pelaporan rekam medis.
2. Rekam Medis
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap,
rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”.
3. Admisssion
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap.
1
4. Registrasi
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat jalan.
5. Tracer
Adalah pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang
sedang di pinjam.
6. ICD X
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten
Revision. ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat
jalan maupun rawat inap.
7. Kartu Berobat
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut adaalah
nomor rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk
mempermudah pencarian kembali rekam medis pasien yang akan berobat.
E. Landasan Hukum
Instalasi Rekam Medis di RSU Lirboyo Kediri adalah merupakan bagian
yang harus terselenggara sesuai dengan :
1. UU 44 BAB VIII pasal 29 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Tenaga Kesehatan pasal 2 (Lembaran Negara Tahun 1963
No. 78).
3. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
5. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.
6. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi
rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis
dengan kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien, meliputi membuat rekam medis berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan, serta merawat statistik yang telah up to date. Melalui peraturan-
peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit dapat
menyelenggarakan rekam medis berjalan sebagaimana yang diharapkan.
7. SK Dir Jen YanMedik tahun 1991, Nomor : 78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
8. Kebijakan Direktur Rumah Sakit Lirboyo Kediri:
a. Setiap pasien RSU Lirboyo Kediri memiliki satu nomor rekam medis.
b. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan
dalam satu tempat.
c. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan Pasien
(Resume).
d. Kegiatan pelayanan medis dilaksanakan dengan membuat sensus harian.
e. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas rekam
medis.
f. Setiap pasien yang masuk ke RSU Lirboyo Kediri dientry melalui
Admission.
g. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan
pengobatan pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan
peminjaman harus mengisi buku register dan tanda tangan peminjam
pada waktu pengembalian.
2
h. Petugas Rawat Inap bertanggung jawab atas dokumen rekam medis
pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih dari 2x24
jam sebelum diambil petugas Rekam Medis.
i. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar rekam
medis yang sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanda tangan/paraf dan
inisial nama.
j. Penanggung jawab Dokumen Rekam Medis bertanggung jawab atas
pengembalian dan pendistribusian dokumen rekam medis.
k. Dokumen rekam medis yang telah dikembalikan ke Instalasi Rekam
Medis yang belum lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan.
l. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang telah
ditetapkan, baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.
m. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada
lembar rekam medis yang telah ditetapkan.
n. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya informasi
kegiatan pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.
o. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan dan
kebutuhan pelanggan.
p. Instalasi Rekam Medis RSU Lirboyo Kediri menerima kegiatan magang
mahasiswa terkait.
q. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan
resume atau ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat
pelayanan yang telah diberikan.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
1. Penanggung jawab Sub a. Minimal DIII Rekam Medis /
Unit Sensus Harian Sarjana S1 semua jurusan.
Rawat Inap b. Paham & menguasai ICD 10.
2. Penanggung Jawab Sub c. Menguasai pencatatan dan
Unit Kodefikasi Rawat pelaporandengan
Inap,Assembling,dan menggunakan program MS 9
Evaluasi KLPCM Excell
3. Penanggung Jawab Sub d. Pelatihan Pelaporan RS.
Unit Administrasi e. Memiliki STR dari
Pemberkasan PORMIKI (Bagi DIII Rekam
4. Penanggung Jawab Sub Medis).
Unit Pendaftaran Pasien f. Sehat Jasmani maupun
Rawat Jalan,Inap,dan Rohani.
IGD g. Pengalaman kerja minimal 2
5. Penanggung Jawab Sub tahun di Rekam Medis
Unit Pendistribusian
Jumlah 10
B. Distribusi Ketenagaan
SDM Bagian Rekam Medis RS berjumlah Lirboyo Kediri 10 orang dan sesuai
dengan struktur organisasi Bagian rekam medis terbagi menjadi 2 bagian yaitu
Managemen Rekam Medis dan Registrasi Dan Admission.
Adapun pendistribusian SDM bagian rekam medis adalah sebagai berikut :
1. Managemen Rekam Medis
Managemen rekam medis terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu :
a. Perakitan / Assembling.
b. Indeks Kode Penyakit / koding.
c. Penyimpanan / filling.
d. Pendistribusian rekam Medis.
e. Statistik dan pelaporan.
f. Adminstrasi / pemberkasan.
5
2. Tabel Distribusi SDM managemen rekam medis
Jumlah 10
C. Pengaturan Jaga
Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Lirboyo memberikan pelayanan 24 jam
dengan pengaturan jadwal dinas sebagai berikut :
1. Dinas pagi jam 07.00 - 14.00 : 4 rekam medis.
2. Dinas siang jam 14.00 - 21.00 : 4 rekam medis.
3. Dinas malam jam 21.00 - 07.00 : 1 rekam medis.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
7
24 Lemari pokja 1 Baik
25 Bak stempel 1 Baik
26 Buku ICD 10 2 Baik
27 Tempat isolasi 1 Baik
28 besar
Calculator 0 -
29 Papan Visi dan
Misi RS
0 -
30 Papan struktur 0 -
31 organisasi
Jam dindingRM 1 Baik
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang
akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan RSU Lirboyo
Kediri. Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima
oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila
dikatakan bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan
kesan baik ataupun tidak baik dari pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani
pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang
ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung jawab. Dilihat dari segi pelayanan di
rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan
menjadi :
1. Pasien yang dapat menunggu
a. Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.
b. Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
2. Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat).
Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :
a. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS
untuk keperluan berobat.
b. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS
untuk keperluan berobat.
3. Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena :
a. Dikirim oleh dokter praktek di luar RS.
b. Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan
lainnya.
c. Datang atas kemauan sendiri.
9
Admission Note yang berisi alasan pasien harus dirawat inap, bisa
berupa diagnosa, tindakan medis, ataupun tindakan penunjang lainnya. Jika
pasien yang harus dirawat rekam medisnya akan dikirim keruang perawatan.
2. Pasien lama
Pasien lama datang ke bagian pendaftaran dan akan diwawancarai oleh petugas,
guna mendapatkan informasi nomor rekam medis, dan tujuan berobat. Pasien ini
dapat dibedakan :
a. Pasien yang datang dengan perjanjian.
b. Pasien yang daftar online (baik melalui APAM & Web RSU Lirboyo).
c. Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri)
Baik pasien dengan perjanjian maupun pasien yang datang tanpa perjanjian
, akan mendapat pelayanan di registrasi.
Pasien datang dengan perjanjian akan langsung dipersilahkan menuju
poliklinik yang dimaksud karena rekam medisnya telah disiapkan oleh petugas.
Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan
sendiri). Mengambil nomor antrian sesuai jaminan pelayanan yang akan
digunakan dan mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan. menunjukan
nomor rekam medis dan tujuan berobat, pasien dipersilahkan menunggu
poliklinik yang dimaksud, sementara rekam medisnya dimintakan oleh
petugas registrasi ke bagian penyimpanan berkas rekam medis. Setelah
rekam medisnya dikirim ke poliklinik, pasien akan mendapat pelayanan di
poliklinik dimaksud.
3. Pasien Gawat Darurat
Di RSU Lirboyo Kediri pendaftaran pasien gawat darurat dilakukan pada loket
pendaftaran untuk pasien baru maupun pasien lama. Setelah mendapat
pelayanan yang cukup, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien :
a. Pasien bisa langsung pulang.
b. Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain.
c. Pasien harus dirawat.
d. Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk dirawat
dapat langsung daftar Rawat Inap ke petugas admission dengan memilih
ruang rawat dahulu sesuai yang diinginkan. Jika Pasien mempunyai
jaminan pembiayaan sendiri, pasien mendapatkan jatah kamar sesuai tarif yang
diberikan oleh pihak asuransi tersebut.
e. Jika pasien tidak sadar atau lupa alamat atau identitasnya, dapat di data
sesuai nama dan tempat dimana dia ditemukan jika nama nama pasien
tidak teridentifikasi, dapat menggunakan nama dengan sebutan, MR atau MRS
“X”.
f. Petugas rekam medis mendaftar pasien sesuai nomor rekam medis pasien.
Jika pasien lupa membawa kartu berobat,petugas rekam medis dapat
mencarinya melalui bantuan KIUP, dan jika sudah ditemukan,
dicocokkan dengan alamat pasien, atau kelahiran pasien.
g. Bagi pasien yang pernah berobat/dirawat maka rekam medisnya segera
dikirim ke Instalasi Gawat Darurat yang bersangkutan dan tetap memakai
nomor yang telah dimilikinya.
h. Bagi pasien yang belum pernah dirawat atau berobat di RS U Lirboyo Kediri
maka diberikan nomor rekam medis baru.
10
B. Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap (Admission)
Penerimaan pasien rawat inap dilakukan di Admission. Tata cara penerimaan
pasien rawat inap harus wajar sesuai dengan keperluannya. Pasien yang memerlukan
perawatan, dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan
menambah penyakitnya.
2. Pasien yang urgen, tetapi tidak darurat gawat, dapat dimasukkan ke dalam daftar
tunggu.
3. Pasien gawat darurat (emergency), langsung dirawat.
Pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan penerimaan pasien dengan baik
menciptakan tanggapan yang baik dari pasien-pasien yang baru masuk, menjamin
kelancaran dan kelengkapan catatan-catatan serta menghemat waktu dan tenaga.
Untuk lancarnya proses penerimaan pasien 4 hal berikut ini perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Petugas yang kompeten.
b. Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas (clear cut ).
c. Ruang kerja yang menyenangkan.
d. Lokasi yang tepat dari bagian penerimaan pasien.
a. Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan
fasilitas yang memadai tersedia dapat diterima di RSU Lirboyo Kediri.
b. Sedapat mungkin pasien diterima di Admission pada waktu yang telah
ditetapkan, kecuali untuk kasus gawat darurat dapat diterima setiap saat.
c. Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan dirawat, pasien tidak
dapat diterima.
d. Sedapat mungkin tanda tangan inform consent pasien (baik pasien umum,
bpjs maupun asuransi) serta persetujuan untuk tindakan operasi dan
sebagainya (apabila dilakukan ) dilaksanakan sebelum pasien dirawat.
4. Pasien dapat diterima, apabila :
a. Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang untuk
merawat pasien di rumah sakit.
b. Dikirim oleh dokter poliklinik.
c. Dikirim oleh dokter Instalasi Gawat Darurat.
11
d. Pasien darurat gawat perlu diprioritaskan. Prosedur pasien untuk masuk untuk
dirawat.
5. Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat, Perawat
membuatkan Admision Note yang minimal berisi :
a. Labeling nama dan nomor rekam medis pasien.
b. Umur.
c. Diagnosa pasien.
d. Dokter DPJP.
e. Ruangan yang diperlukan.
f. Tambahan alat yang dibutuhkan pasien.
6. Apabila ruangan sudah tersedia :
a. Memberi tahu keluarga pasien tersedianya ruang rawat yang
dibutuhkan.
b. Pada saat mendaftar dia akan mendapat penerangan tentang :
1) Kapan dapat masuk ruang perawatan.
2) Bagaimana cara pembayaran serta tarif-tarifnya.
3) Peraturan selama pasien dirawat.
4) Di input oleh petugas admission ke dalam SIMRS pendaftaran pasien
rawat inap dan dilengkapi dengan lembar ringkasan keluar masuk,
perlengkapan adsministrasi lainnya dan stiker labeling untuk ditempel di
gelang pasien.
5) Jika pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat sebelumnya
maka petugas Admission mendaftar sesuai nomor rekam medis pasien dan
mengambil rekam medis pasien di ruang filling dan mengantarnya ke
Instalasi Gawat Darurat.
6) Selesai proses administrasi dan admission petugas memberitahukan
petugas instalasi Gawat darurat,jika kamar sudah disiapkan, pasien dapat
segera diantar ke kamar.
7) Prosedur selama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan rekam
medis antara lain :
a) Pada waktu pasien tiba di ruang perawatan dan diterima oleh perawat
pasien diberi tanda pengenal melalui identitas yang tertempel pada gelang
pasien.
b) Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter maupun
perawat sendiri.
c) Selama perawatan, perawat mencatat semua data perawatan yang
diberikan dari mulai saat pasien tiba di ruang sampai pasien tersebut
pulang, dipindahkan atau meninggal yang di rekap dalam sensus harian
rawat inap.
12
pelayanan yang tersimpan di Rekam Medis apabila sewaktu - waktu di perlukan.
a. Tujuan
1) Untuk membedakan antara pasien yang satu dengan yang lainnya, disamping
umur, alamat dan nomor Rekam Medis pasien.
2) Untuk memperoleh informasi mengenai jati diri pasien, sehingga dapat
bermanfaat untuk rumah sakit maupun pasien.
3) Untuk memperoleh informasi mengenai identitas pasien, jenis kunjungan,
cara pembayaran dari setiap pasien rawat jalan / poliklinik yang datang
melalui pendaftaran.
b. Kebijakan penulisan nama pasien :
1) Nama ditulis dengan huruf cetak dan memakai ejaan yang telah
disempurnakan.
2) Pencantuman titel / pangkat / jabatan, gelar kesarjanaan, gelar bangsawan
maupun status Ny, Nn, Tn ditulis dibelakang nama pasien.
3) Untuk pasien dewasa, perawat rawat inap segera memasangkan gelang pada
pasien dengan warna biru muda untuk laki-laki, warna merah muda untuk
perempuan.
4) Untuk bayi baru lahir petugas kamar bersalin segera memasangkan gelang
pada bayi baru lahir tersebut dengan warna biru muda untuk bayi laki-laki
dan warna merah muda untuk bayi perempuan.
Identitas pada gelang bayi adalah :
- Nama Ibu, By.Ny
- No RM
- Tanggal lahir
5) Formulir serah terima bayi harus diisi lengkap oleh petugas ruangan / kamar
bersalin serah terima kepada keluarga bayi dengan ditanda tangani oleh
kedua belah pihak.(Petugas yang menyerahkan & Keluarga yang menerima)
c. Penulisan nama pasien :
1) Pasien Bayi
Contoh : DEWI RAHAYU PUTRI, BY.NY
Apa bila bayi tersebut berkunjung yang ke dua, maka nama BY.NY diganti
2) Pasien Anak
Contoh : An. FEBRI ANDINI
Penulisan : FEBRI ANDINI, AN
3) Pasien Dewasa
Contoh : Ny. KARTINI , Tn. SUMARDI , Sdr. ARIF
Penulisan : KARTINI, NY
SUMARDI, TN
ARIF, SDR
4) Penulisan gelar sarjana / pangkat dan jabatan ditulis dibelakang
13
Contoh : Ir. DJOKO SUSILO
Mayor SUTOPO
dr. AHMAD
Penulisan : DJOKO SUSILO, Ir
SUTOPO (Mayor)
AHMAD, dr
DANANG KUSUMA ADI, dr.Sp.PD
5) Untuk membedakan nama suci dan haji maka nama tersebut ditulis
dibelakang namanya sendiri.
Contoh : ACH. HIDAYAT, H
SIMON RANGGA, Pdt
6) Tanggungjawab :
a) Ka. Unit Rekam Medis bertanggung jawab atas kegiatan registrasi
pendaftaran pasien, pengisian data identitas sosial harus lengkap, benar
dan akurat.
c) Sarana, fasilitas dan aplikasi SIMRS disediakan oleh Tim IT RSU Lirboyo
Kediri.
7) Cara kerja
a) Petugas bagian pendaftaran pasien melakukan wawancara langsung
dengan pasien / keluarga.
b) Pendaftaran yang isinya mengenai data identitas pasien harus diisi dengan
lengkap, benar, akurat dan harus segera dimasukkan ke SIMRS.
c) Pengoreksian data dilaksanakan pada setiap pasien mendaftar, baik pasien
rawat jalan maupun rawat inap.
2. Sistem Penomoran
Rekam medis pada RS disimpan menurut nomor, yaitu menggunakan “ Unit
Numbering System “ sistem ini memberikan satu unit nomor rekam medis baik
kepada pasien berobat jalan maupun pasien untuk rawat inap. Pada saat seorang
penderita berkunjung pertama kali ke RSU Lirboyo Kediri apakah sebagai
penderita berobat jalan ataupun untuk dirawat inap, kepadanya diberikan satu
nomor (admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan
seterusnya, sehingga rekam medis penderita tersebut hanya tersimpan di dalam
satu berkas di bawah satu nomor.
Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan agar selalu
mengecek apakah seorang pengunjung sudah pernah berkunjung ke RSU Lirboyo
Kediri. Seorang pasien yang sudah pernah berkunjung ke RSU Lirboyo
Kediri sebelumnya tidak akan diberikan nomor baru tetapi data pasien akan
dicari melalui Kartu Indexs Utama Pasien (KIUP). Kadang-kadang terjadi
kekeliruan dimana seorang penderita diberikan lagi nomor yang baru, padahal
ia telah mempunyai nomor, kekeliruan ini dapat diperbaiki dengan membatalkan
nomor baru dan tetap menyimpan rekam medisnya pada nomor lama.
14
Sistem nomor unit yang digunakan mempengaruhi rencana perkembangan
ruang tempat penyimpanan. Perlu sekali ruang Kosong pada rak penyimpanan
sebesar 25 % karena tempat tersebut berguna untuk menyimpan rekam medis
yang makin tebal.
Satu problem yang biasa timbul adalah bertambahnya satu rekam medis
menjadi berjilid-jilid, karena seringnya pasien tersebut mendapat pelayanan
(dirawat) di RSU Lirboyo Kediri. Kadang-kadang begitu seringnya seorang
penderita di rawat sehingga rekam medisnya harus dibuat jilid yang baru, karena
terlalu tebal jika hanya satu jilid saja. Untuk mengingatkan petugas penyimpanan
tentang hal ini, maka pada setiap jilid harus dibuat catatan nomor jilid dan jumlah
jilidnya, misalnya : Jilid 1 dari 2; Jilid 2 dari 2.
Untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak penyimpanan
untuk dimusnahkan atau untuk dibuat microfilm, karena menggunakan sistem
unit, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukkan tua atau mudanya satu rekam
medis sehingga untuk memilih rekam medis yang tidak aktif harus dilihat satu
persatu, tahun berapa seorang penderita terakhir dirawat atau berkunjung ke
poliklinik.
Untuk sumber nomor RSU Lirboyo Kediri membuat satu sistim penomoran
terdiri dari enam angka, menggunakan sistem dua angka akhir (straigt digit)
dengan menentukan nomor dua angka akhir dari belakang 00-00-01 sampai
dengan 99-99-99. Bank nomor dikeluarkan oleh SIMRS yang secara otomatis
akan mengeluarkan satu nomor baru setiap entry data pasien.
15
dimana pasien pertama kali daftar dan pada lembar anamnesa pasien.
f. Tempat Menuliskan Nama pasien
Terdapat tempat untuk menuliskan nama pasien dan tertulis pada map
rekam medis dengan cara elektrik.
16
04 75 64
Sebagai contoh :
04-75-64 04-75-69
04-75-65 04-76-60
04-75-66 04-76-61
04-75-67 04-76-62
04-75-68 04-76-63
18
saat diambilnya rekam medis tidak aktif, ditempat semula harus diletakkan
tanda keluar, hal ini mencegah pencarian yang berlarut-larut pada suatu waktu
rekam medis tidak aktif tersebut diperlukan.
Rumah sakit wajib tetap memelihara indeks, register dan kartu lintasan yang
berisi data-data dasar seperti : tanggal masuk/keluar rumah sakit, nama dokter
yang bertanggung jawab, diagnosa dan operasi.
a. Penyusutan
Penyusutan dokumen rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan
arsip dari rak penyimpanan dengan cara memindahkan arsip rekam medis in
aktif dari rak aktif ke rak in aktif dengan cara memilah pada rak penyimpanan
sesuai dengan tahun kunjungan. Tujuan :
1) Mengurangi jumlah arsip rekam medis yang semakin bertambah.
2) Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan
berkas rekam medis yang baru.
3) Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan rekam
medis jika sewaktu-waktu diperlukan.
4) Menyelamatkan arsip yang bernilai guna tinggi serta mengurangi yang
tidak bernilai guna/nilai guna rendah atau nilai gunanya telah menurun.
b. Jadwal Retensi Dokumen Rekam Medis (JRDRM)
Jadwal retensi DRM merupakan daftar yang berisikan sekurang-kurangnya
jenis arsip dan jangka waktu penyimpanannya sesuai dengan kegunaannya.
Penentuan jangka waktu penyimpanan DRM (retensi DRM) ditentukan
atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap arsip. Untuk menjaga obyektifitas dalam
menentukan nilai kegunaan tersebut, JRDRM disusun oleh suatu
kepanitiaan yang terdiri dari unsur komite rekam medis dan unit rekam medis
yang benar-benar memahami kearsipan, fungsi dan nilai arsip rekam medis.
Rancangan JRDRM yang merupakan hasil kerja panitia perlu mendapat
persetujuan Direktur Rumah Sakit terlebih dahulu sebelum dijadikan pedoman
resmi jadwal retensi arsip yang diberlakukan. Setiap ada perubahan JRDRM
harus melalui prosedur yang sama dengan penyusunan JRDRM.
c. Pemusnahan Dokumen Rekam Medis
Adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip Rekam Medis
yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya (setelah melewati masa In-Aktif).
Penghancuran harus dilakukan secara total dengan cara membakar habis,
mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat lagi dikenal lagi isi maupun
bentuknya.
Ketentuan pemusnahan Rekam Medis
1) Dibentuk tim pemusnah arsip dengan surat keputusan direktur yang
beranggotakan sekurang-kurangnya dari : Kesekretariatan, Bagian Rekam
Medis , Bagian Administrasi, Perawat, Bidan dan Komite Medis (termasuk
Panitia Rekam Medis).
2) Rekam Medis yang mempunyai nilai guna tertentu tidak dimusnakan tetapi
disimpan dalam jangka waktu tertentu.
3) Membuat pertelaan arsip bagi Rekam Medis aktif yang telah dinilai.
4) Daftar pertelaan arsip Rekam Medis yang akan dimusnahkan oleh tim
pemusnah dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit dan Direktur Jenderal
Pelayanan Medis Departemen Kesehatan RI.
5) Berita acara pelaksanaan pemusnahan dikirimkan kepada Pemilik Rumah
19
Sakit dan Kepala Direktur Jenderal Pelayanan Medis Departemen Kesehatan
RI.
20
c. Cermat dan lengkap.
d. Dapat dipercaya dan menurut kenyataan.
e. Berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga tidak
bertele-tele.
f. Bersifat obyektif sehingga menimbulkan kesan jelas.
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.
Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu catatan yang
bersifat kolektif dan catatan yang bersifat individual.
3. Catatan yang Bersifat Kolektif
Ini merupakan kumpulan catatan pasien-pasien yang dating ke unit
pelayanan. Catatan ini dalam bentuk buku yang sering disebut “Buku Register”.
Buku Register ini merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.
Pemakaian buku register ini perlu dipertimbangkan secermat mungkin dan tetap
memperhatikan efisiensi di bidang pengelolaan data medis. Buku register yang
biasa diperlukan, diantaranya:
a. Buku Register Penerimaan Pasien Rawat Jalan.
b. Buku Register Pelayanan Pasien Rawat Jalan.
c. Buku Register Penerimaan Pasien Rawat Inap.
d. Buku Register Pelayanan Pasien Rawat Inap.
e. Buku Register Persalinan/Abortus.
f. Buku Register Pembedahan.
g. Buku Register Tindakan/Terapi/Diagnostik.
h. Buku Register Pemeriksaan Laboratorium.
Buku-buku register tersebut dikerjakan oleh petugas-petugas di masing-
masing unit pelayanannya. Setiap hari petugas di unit pelayanan menyiapkan
rekapitulasi yang sering disebut sensus harian. Sensus ini sangat berguna di dalam
pengolahan data medis selanjutnya yang digunakan sebagai bahan laporan rumah
sakit.
4. Catatan yang Bersifat Individual
Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medik yang diberikan kepada
seorang pasien. Bentuk catatan ini berupa lembaran-lembaran yang dinamakan
rekam medis. Pencatatan data medis ini dilakukan oleh petugas kesehatan
yang memberikan pelayanan/tindakan kepada pasien, yaitu Dokter
Perawat/Bidan, Tenaga Kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan medis
kepada pasien, serta petugas pencatatan medik sendiri. Formulir rekam medis ini
meliputi formulir untuk pasien rawat jalan dan formulir untuk pasien yang
dirawat inap. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008,
tentang rekam medis/medicalrecord.
5. Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Isi berkas rekam medis untuk pasien rawat jalan memuat identitas pasien, anamnese,
diagnosis dan tindakan/pengobatan. Berkas yang digunakan dapat dalam bentuk kartu
yaitu Kartu Pemeriksaan Pasien (KIP) dimana informasi mengenai identitas pasien,
diagnosis dan tindakan yang dilakukan terhadap pasien seperti anamnese, terapi dicatat
didalam kartu. Data-data tertentu harus ditulis pada saat penderita masuk yang akan
dientry di SIMRS, dimasukkan pada saat pasien registrasi. Penyimpanan identitas
pasien ini mutlak karena adalah salah satu cara untuk menunjang kelancaran
pelayanan terhadap pasien, karena apabila seorang pasien lupa membawa kartu
berobat maka dengan SIMRS akan membantu untuk mencarikan data pasien yang
diperlukan dengan cepat. Karena identitas pasien ini merupakan sumber data yang
21
selamanya harus disimpan, maka harus dibuat selengkap dan sejelas mungkin. Data
yang disimpan harus dibuat secara terperinci dan lengkap, yaitu:
a) Nama lengkap pasien.
b) Nomor rekam medis.
c) Alamat.
d) Jenis Kelamin.
e) Umur.
f) Status Perkawinan.
g) Tempat / tanggal lahir.
h) Pekerjaan.
i) Orang yang dihubungi, bila terjadi sesuatu.
j) Tanggal kunjungan poliklinik yang pertama.
Bila setelah menikah pasien pindah alamat, maka alamat lama dicoret dan
dicantumkan alamat baru pada tempat yang kosong dan tanggal perubahan
diberkas rekam medis tersebut untuk memudahkan pencarian alamat terakhir.
Berkas rekam medis rawat jalan berisi :
a. Tanggal Kunjungan.
b. Poliklinik yang melayani.
c. Diagnosis.
d. Tindakan yang diberikan.
e. Dokter yang menangani.
6. Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap memuat identitas pasien,
anamnese, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan laboratorium, diagnosis,
persetujuan tindakan medis, tindakan/pengobatan, catatan perawat, catatan
observasi klinis dan hasil pengobatan, resume akhir dan evaluasi pengobatan.
Berkas Rekam Medis pasien rawat inap terdiri dari lembaran-lembaran umum
dan lembaran-lembaran khusus, serta lembaran-lembaran diagnostik/terapi
lembaran-lembaran Umum, misalnya :
a. Ringkasan Masuk dan Keluar.
b. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik.
c. Lembaran Grafik.
d. Perjalanan Penyakit/Perkembangan Perintah Dokter dan Pengobatan.
e. Catatan Perawat/Bidan.
f. Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Rontgen.
g. Resume Keluar.
Lembaran-lembaran Khusus, misalnya:
a. Laporan Operasi.
b. Laporan Anestesi.
c. Riwayat Kehamilan.
d. Catatan/Laporan Persalinan.
e. Identifikasi Bayi.
Keterangan
a. Ringkasan Masuk dan Keluar
Lembaran Ringkasan Masuk dan Keluar ini sering disebut ringkasan
atau lembaran muka, selalu menjadi lembaran paling depan pada suatu
berkas rekam medis. Lembaran ini berisi informasi tentang informasi tentang
identitas pasien, cara penerimaan melalui cara masuk dikirim oleh serta berisi
ringkasan data pada saat pasien keluar.
Lembaran ini merupakan sumber informasi untuk mengindeks rekam
22
medis, serta menyiapkan laporan rumah sakit. Informasi tentang identitas
pasien sekurang-kurangnya mencari hal-hal sebagai berikut:
1) Nama Pasien.
2) Nomor Rekam Medis.
3) Tanggal Lahir.
4) Pendidikan.
5) Jenis Kelamin.
6) Agama.
7) Alamat.
8) Pekerjaan.
Informasi lain yang perlu dicatat, diantaranya:
1) Status perkawinan.
2) Cara penerimaan pasien, melalui.
3) Cara masuk, dikirim oleh.
4) Nama penangung jawab pembayaran dan alamatnya.
5) Nama keluarga terdekat dan alamatnya.
6) Tanggal dan jam masuk ruang rawat inap.
7) Tanggal dan jam keluar ruang rawat inap.
8) Bagian/Spesialisasi, Ruang Rawat, Kelas.
9) Lama dirawat .
10) Diagnosis akhir (utama, lain-lain dan komplikasi).
11) Operasi/Tindakan (jika ada).
12) Infeksi Nosokomial dan penyebabnya (jika ada).
13) Immunisasi yang pernah didapat.
14) Immunisasi yang diperoleh selama dirawat.
15) Transfusi darah (jika ada).
16) Keadaan keluar.
17) Nama dan tanda tangan dokter yang merawat.
23
hubungan sosial, pekerjaan dan lingkungannya.
5) Pengamatan ulang sistematik : untuk mengungkapkan gejala-gejala
pokok, yang mungkin terlupakan oleh si pasien atau kelihatannya tidak
perlu, ini untuk menentukan seberpa jauh dan teliti pemeriksaan
fisik harus dilakukan. Pemeriksaan fisik mencakup 4 langkah dasar yaitu:
a) Inspeksi : melihat ke seluruh bagian tubuh.
b) Palpasi : meraba berbagai bagian tubuh.
c) Perkusi : mengetok daerah tertentu pada tubuh dengan
jaritangan/alat , mendengar suaranya dan meneliti
tingkat resistensinya.
d) Auskultasi : Mendengar bunyi yang terjadi karena proses
fisiologis atau patologis didalam tubuh.
7. Lembar Grafik
Lembaran grafik memberikan gambaran kepada dokter tentang suhu, nadi,
dan pernafasan seorang pasien. Pengisiannya dilakukan oleh petugas perawat,
dimulai saat pasien mulai dirawat. Dalam lembaran grafik ini juga dicatat data-
data tekanan darah, pemasukan dan pengeluaran cairan, defikasi. Dapat juga diisi
informasi tentang kunjungan dokter, spesimen untuk laboratorium, diet, dll.
8. Perjalanan Penyakit, Instruksi Dokter, Dan Pengobatan
Perintah medis tertulis adalah petunjuk dokter kepada bagian perawatan dan
staf medis /paramedis mengenai semua medikasi dan pengobatan yang
diberikan kepada pasien.
Petugas rekam medis dalam meneliti kelengkapan lembaran perintah
dokter, harus mengamati :
a. Semua perintah harus telah ditandatangani oleh pemberi perintah. Perintah
yang diberikan secara lisan atau lewat telepon harus ditandatangani oleh si
pemberi perintah pada kunjungan berikutnya, yang menunjukkan dia
benar-benar bertanggungjawab atas perintah tersebut. Untuk menghindari
kekeliruan, diusahakan agar perintah lisan maupun telepon ini tidak sering
terjadi.
b. Perintah keluar harus ditulis sebelum pasien meninggalkan rumah sakit. Jika
perintah keluar belum ditulis, petugas rekam medis harus meneliti apakah
ada pernyataan yang ditandatangani pasien keluar atas tanggung jawab
sendiri. Pernyataan ini harus disimpan di dalam rekam medisnya. Dalam hal
ini harus ada catatan dari dokternya yang menyatakan bahwa pasien telah
keluar tanpa persetujuan.
c. Hasil-hasil pemeriksaan diagnosis yangdiperintahkan/dimintakan oleh
dokter harus ada di dalam rekam medis. Petugas rekam medis harus
berusaha memperolehnya, untuk secepatnya disatukan dengan berkas
rekam medis yang bersangkutan.
d. Catatan medik harus diisi laporan-laporan tindakan/pengobatan yang
diperintahkan kepada paramedis, seperti terapi inhalasi,occupational
therapy, physical therapy, dan sebagainya.
9. Catatan Perkembangan
Lembaran ini mencatat secara spesifik perkembangan penyakit pasien yang
ditulis dan ditandatangani oleh dokter. Catatan pertama dimulai dengan
catatan pada saat pasien masuk, yang seterusnya ditambah selama pasien di
dalam perawatan dan diakhiri pada saat pasien keluar atau meninggal. Catatan
pada saat pasien untuk: mencatat ringkasan keadaan umum pasien pada saat
msuk, terutama fakta-fakta penting yang belum tercatat pada anamnese dan
24
pemeriksaan fisik.
Fakta tersebut mungkin didapat dari keluarga pasien, dokter yang mengirim atau
dari rumah sakit lain. Catatan selama pasien dalam perawatan memberikan
perkembangan ini harus dibuat setiap hari, setiap beberapa jam salama fase
akutnya seorang pasien, dan seterusnya sesuai dengan perkembangan pasien itu
sendiri. Semua tindakan yang dilakukan dicatat jam, tanggal dan jenis
tindakannya. Semua catatan harus ditandatangani oleh dokter pemeriksa .
10. Catatan Perawat/Bidan
Catatan Perawat/Bidan digunakan oleh petugas perawatan untuk mencatat
pengamatan mereka terhadap pasien dan pertolongan perawat yang telah mereka
berikan kepada pasien. Catatan ini memberikan gambaran kronologis pertolongan
perawat, pengobatan yang diberikan dan reaksi pasien terhadap tindakan tersebut.
Catatan ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, antara
perawat dengan dokter.
Ada empat kegunaan catatan perawat/bidan , yaitu :
a. Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter. Ini adalah
catatan hal-hal yang penting oleh perawat yang memberikan gambaran
perspektif yang jelas tentang perkembangan seorang pasien ditentukan oleh
informasi yang dicatat pada lembaran ini. Dengan bantuan catatan perawat
yang ditulis secara seksama, seorang dokter dapat mengikuti perkembangan
pasiennya, meskipun ia mengunjungi pasien hanya sekali dalam satu hari.
b. Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya kekeliruan.
Tanpa adanya catatan tersebut, gambaran pasien dari waktu ke waktu,
kepada petugas yang harus merawat pasien tersebut harus dijelaskan
sendiri-sendiri keadaan seorang pasien. Hal ini tidak saja makan waktu, tetapi
juga memungkinkan banyak kesalahan dalam pemberian medikasi dan
pengobatan.
c. Sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan. Sangat perlu sekali setiap perawat
harus mencatat apa-apa tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan
perintah dokter, sehingga dokter dapat melihat hasilnya dan menentukan
tindakan pengobatan selanjutnya. Untuk pembuktian secara hukum,
catatan Perawat/Bidan berguna sebagai bukti pertolongan yang diberikan
maupun bukti reaksi pasien terhadap pertolongan tersebut.
d. Sebagai salah satu kelengkapan berkas rekam medis. Catatan Perawat/Bidan
dimulai pada saat pasien masuk ruang perawatan dan meliputi :
1) Tanggal dan Jam.
2) Catatan-catatan tentang keadaan pasien, gejala-gejala yang tampak.
3) Pengobatan yang dilakukan.
4) Selama seorang pasien dirawat di rumah sakit, catatan Perawat/Bidan
harus memuat observasi harian seorang pasien, juga rekam medisasi
dan pengobatan yang diberikan.
11. Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Rontgen
Lembaran ini dipakai untuk meletakkan formulir-formulir hasil
pemeriksaan laboratorium maupun rontgen yang dilakukan kepada pasien. Cara
meletakkan formulir-formulir hasil pemeriksaan secara kronologis berdasarkan
waktu, dimulai dari bawah, terus ke atas.
12. Ringkasan Perawatan Pasien ( Resume)
Ringkasan dapat ditulis pada lembaran tersendiri yaitu lembar Resume Medis.
Pengecualian bagi Resume Medis ini, terutama untuk pasien yang dirawat < 24
jam, cukup menggunakan Resume Medis Rawat Jalan, misalnya untuk kasus-
25
kasus One Dace Care (ODC), Tonsilectomy, Adenoidectomy, kecelakaan
ringan, dan sebagainya.
Tujuan dibuatnya resume ini adalah :
a. Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medis dengan kualitas yang tinggi
serta sebagai bahan yang berguna bagi dokter yang menerima pasien
apabila pasien tersebut dirawat kembali.
b. Sebagai bahan penilaian staf medis rumah sakit.
c. Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perorangantentang
perawatan seorang pasien, misalnya dari Perusahaan Asuransi (dengan
persetujuan pimpinan).
d. Sebagai bahan informasi bagi dokter yang bertugas dokter yang mngirim dan
konsultan. Hal ini menjadi semacam insentif bagi semua dokter yang
diharuskan menulis resume.
e. Untuk diberikan tembusannya kepada asisten ahli yang memerlukan
catatan tentang pasien yang pernah mereka rawat.
Resume ini harus disingkat dan hanya menjelaskan informasi penting
tentang penyakit, pemeriksaan yang dilakukan dan pengobatannya. Resume ini
harus ditulis segera setelah pasien keluar dan isinya menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut :
a. Mengapa pasien masuk rumah sakit (pertanyaan klinis singkat tentang
keluhan utama, dan riwayat penyakit sekarang)
b. Apakah hasil-hasil penting pemeriksaan laboratorium, rontgen dan fisik
(hasil negatif mungkin sama pentingnya dengan hasil positif).
c. Apakah pengobatan medis maupun operasi yang diberikan (termasuk
respon pasien, komplikasi dan konsultasi).
d. Bagaimana keadaan pasien pada saat keluar (perlu berobat jalan, mampu
bergerak sendiri, mampu untuk bekerja).
e. Apakah anjuran pengoatan.perawatan yang diberikan (nama obat dan
dosisnya, tindakan pengobatan lainnya, dirujuk kemana, perjanjian untuk
datang lagi).
Didalam berkas rekam medis, lembaran resume diletakkan sesudah
Ringkasan Masuk dan Keluar, dengan maksud memudahkan dokter melihatnya
apabila diperlukan. Resume ini harus ditandatangani oleh dokter yang
merawat, bagi pasien yang meninggal tidak dibuatkan resume, tetapi dibuatkan
Laporan Sebab Kematian.
13. Ketentuan Pengisian Berkas Rekam Medis
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-
lambatnya dalam waktu 1 X 24 jam harus ditulis dalam lembaran medis.
b. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/ tenaga
kesehatanlainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya
serta diberi tanggal.
c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya
ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh
dokter pembimbingnya.
d. Catatan yang dibuat oleh Residen harus diketahui oleh dokter
pembimbingnya.
e. Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
26
f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
27
o) Resume/Laporan kematian.
Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus kebidanan meliputi:
a) Pembatas Masuk.
b) Ringkasan Masuk & Keluar.
c) Surat Dokumen Pengantar.
d) Lembar Obstetrik.
e) Catatan Persalinan.
f) Lembaran Bayi Baru Lahir.
g) Instruksi Dokter.
h) Catatan perkembangan.
i) Lembar Konsultasi.
j) Catatan Perawat.
k) Grafik Nifas (Grafik Ibu).
l) Pengawasan Khusus.
m)Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
n) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik.
o) Salinan Resep.
p) Resume/Laporan kematian.
Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi lahir meliputi :
a) Pembatas Masuk.
b) Ringkasan Masuk & Keluar.
c) Riwayat Kelahiran.
d) Instruksi Dokter.
e) Catatan Perkembangan.
f) Lembar Konsultasi.
g) Catatan Perawat.
h) Grafik Bayi.
i) Pengawasan Khusus.
j) Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
k) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik.
l) Salinan Resep.
m)Resume/Laporan kematian.
15. Koding
Koding adalah pemberian kode dengan menggunakan huruf atau angka,
kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan
serta Diagnosis yang ada didalam Rekam Medis harus diberikan kode dan
selanjutnya di Indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi
untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan riset bidang kesehatan.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization ) bertujuan
untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan factor
yang mempengaruhi kesehatan.
Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggotanya termasuk Indonesia
menggunakan klasifikasi penyakit revisi-10 (ICD-10, International Statitical
Clasification Deseasses and Health Problem 10 Revisi. ICD-10 menggunakan
kode kombinasi yaitu menggunakan abjad dan angka (apha numeric).
Kecepatan dan ketepatan Koding dari suatu diagnosis sangat tergantung kepada
pelaksana yang menangani Rekam Medis tersebut yaitu :
a. Tenaga Medis dalam menetapkan Diagnosis.
b. Tenaga Rekam Medis sebagai pemberi kode.
c. Tenaga kesehatan lainnya.
28
Penetapan Diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung
jawab dokter (tenaga medis) yang terkait, tidak boleh diubah oleh karenanya harus
diagnosis diisi dengan lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku
ICD-10.
Tenaga medis sebagai seorang pemberi kode bertanggung jawab atas
keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis.
Oleh karenanya untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak lengkap, sebelum
koding ditetapkan dikomunikasikan terlebih dahulu pada dokter yang membuat
diagnosis tersebut.
Setiap pasien selesai mendapatkan pelayanan baik rawat jalan maupun rawat
inap maka dokter harus segera membuat diagnosis akhir. Kelancaran dan
kelengkapan pengisian Rekam Medis di unit rawat jalan dan diruang rawat inap
terletak pada kerja sama antara tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang ada
di masing-masing unit kerja tersebut.
Hal ini seperti dijelaskan pasal 3 dan 4 Permenkes Republik Indonesia Nomor :
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.Untuk lebih meningkatkan
informasi dalam Rekam Medis, petugas Rekam Medis harus membuat koding
sesuai dengan klasifikasi yang tepat.
16. Indexing
Indexing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
kedalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau SIMRSisasi).
Pengindeksan di Rumah Sakit Umum Lirboyo kediri menggunakan SIMRS
adapun secara standar jenis indeks yang biasa dipakai adalah :
a. Indeks pasien
Pengertian Indeks Utama Pasien adalah satu kartu katalog yang berisi
nama semua pasien yang pernah berobat di Rumah Sakit Umum Lirboyo
kediri. Informasi yang ada dalam kartu indek ini adalah :
Nama lengkap, Nomor Rekam Medis, alamat, jenis kelamin, umur atau
tanggal lahir, tanggal masuk RS, tanggal keluar RS, diagnosa masuk, Diagnosa
Keluar, kode ICD, nama dokter, tindakan dan keterangan ( yang berisi
keadaan pasien saat keluar RS) .
Kegunaan Kartu indeks pasien adalah kunci untuk menemukan berkas
Rekam Medis seorang pasien.
Lama Penyimpanan kartu indeks pasien sama dengan lama penyimpanan
berkas Rekam Medis.
b. Indeks Penyakit
Pengertian Indeks penyakit dan index operasi adalah satu kartu catalog
yang berisi kode penyakit dan kode operasi yang berobat di rumah sakit.
Kegunaan Untuk mengambil berkas RM tertentu, guna keperluan-
keperluan sebagai berikut :
1) Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh
pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit atau
masalah-masalah kesehatan pada saat ini.
2) Untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang penyakit /
pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah.
3) Menyuguhkan data penggunaan fasilitas rumah sakit untuk menyusun
keperluan alat-alat baru, tempat tidur dan lain-lain.
4) Menilai kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit.
5) Menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan dalam survey kemampuan
rumah sakit.
29
6) Menemukan RM dimana dokternya hanya ingat diagnosa atau operasinya
sedangkan nama pasien yang bersangkutan lupa.
7) Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan
lain sebagainya.
c. Index Dokter
Pengertian Index Dokter adalah satu kartu katalog yang berisi nama dokter
yang memberikan pelayanan medik pada pasien.
Kegunaan adalah untuk menilai pekerjaan dokter dan bisa sebagai bukti
pengadilan.
d. Index Kematian
Informasi yang ada dalam index kematian adalah : Nomor Rekam Medis,
Tanggal Masuk dan Keluar RS, Jenis Kelamin, Umur, Kelas / Ruangan,
Alamat, Tindakan, Keadaan Keluar RS, Diagnosa Keluar serta Kode ICD.
Kegunaan index kematian adalah untuk statistic menilai mutu pelayanan
dasar menambah dan meningkatkan peralatan / tenaga.
Cara Penyimpanan Untuk semua jenis Indeks :
1) Indeks di Print Out dan dibukukan dalam satu buku.
2) Setiap 1 ( satu ) buku memuat data pasien dalam satu tahun.
30
2) Petunjuk Keluar (Outguide)
Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi
penggunaan rekam medis. Dalam penggunaannya “Petunjuk Keluar”
ini diletakkan sebagai pengganti pada tempat map-map rekam medis yang
diambil (dikeluarkan) dari rak penyimpanan. Petunjuk keluar tetap berada
di rak tersebut, sampai map rekam medis yang diambil (dipinjam) kembali.
Petunjuk keluar yang dipakai berbentuk kartu yang dilengkapi dengan
kantong tempel tempat menyimpan surat pinjam. Petunjuk keluar ini dapat
diberi warna, yang maksudnya untuk mempercepat petugas melihat
tempat-tempat penyimpanan kembali map-map rekam medis yang
bersangkutan. Petunjuk keluar ini haruslah dibuat dari bahan (kertas) yang
keras dan kuat.
3) Ketentuan dan Prosedur Penyimpanan Lainnya
Ketentuan dasar yang membantu memperlancar pekerjaan pengelolaan
rekam medis :
a) Pada saat rekam medis dikembalikan ke sub bagian rekam medis,
harus disortir menurut nomor, sebelum disimpan. Hal ini membantu
menemukan rekam medis yang diperlukan tetapi tidak ada dalam
tempat penyimpanan dan memudahkan pekerjaan penyimpanan.
b) Hanya petugas-petugas rekam medis yang dibenarkan menangani
rekam medis, pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit
yang bertugas pada sore hari dan malam hari. Dokter-dokter, staf
rumah sakit, pegawai-pegawai dari bagian lain tidak diperkenankan
mengambil rekam medis dari tempat penyimpanannya. Pada waktu
sore hari petugas-petugas kamar darurat atau pengawas perawatan,
harus menyimpan rekam medis yang telah dikembalikan pada tempat
yang telah ditentukan (di Instalasi Rekam Medis atau bagian lain).
c) Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus
segera diperbaiki, untuk mencegah makin rusak/hilangnya
lembaranlembaran yang diperlukan.
d) Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik,
untuk menemukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang
rekam medisnya masih belum dikembalikan.
e) Rekam medis dari pegawai-pegawai sub bagian rekam medis itu
sendiri atau rekam medis yang berkenaan dengan proses hukum,
jangan disimpan ditempat penyimpanan biasa, harus disimpan
ditempat khusus diruangan pimpinan bagian rekam medis, sedang
ditempat penyimpanan biasa diberi petunjuk.
f) Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan teraturnya rak- rak
penyimpanan yang menjadi tanggung jawabnya.
g) Rekam medis yang sedang diproses/dipakai oleh petugas sub bagian
rekam medis harus diletakkan diatas meja/rak tertentu dengan maksud
bahwa rekam medis tersebut setiap saat dapat dipergunakan.
h) Rekam medis yang sangat tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid.
i) Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat
laporan rutin kegiatan yang meliputi :
- Jumlah rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari rak
penyimpanan untuk memenuhi permintaan.
- Jumlah permintaan darurat.
- Jumlah salah simpan.
31
- Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan.
Data tersebut berguna untuk rencana pengelolaan dan
pengawasan penyimpanan rekam medis.
32
BAB V
LOGISTIK
ART (Alat Rumah Tangga). ATK dan ART jadwal permintaannya setiap hari
Senin dan pengambilan tiap hari rabu. Berikut tabel permintaan rutin
Instalasi Rekam Medis RSU Lirboyo Kediri :
1. Sub Total 1
NO NAMA BARANG JUMLAH
1 5
Printer
2 4
Monitor
3 4
CPU
4 4
Keyboard Logitech
5 4
Mouse
6 2
Telephone paralel
7 2
Kipas angin
8 25
Rak kayu 4 tingkat
9 2
Tempat sampah terbuka
10 2
Stempel tanggal
11 0
Lampu neon
12 8
Box File
13 0
Penggaris 30 cm
14 1
Pembolong kertas
15 3
Strapler kecil
16 1
Srapler besar
17 1
Gunting besar
18 3
Map File jempit besar
19 2
Kursi kayu
20 2
Kursi kantor
21 4
Meja kayu
22 0
Lemari pokja
23 1
Bak stempel
24 2
Buku ICD 10
33
25 1
Tempat isolasi besar
26 0
Calculator
27 0
Papan Visi dan Misi RS
28 0
Papan struktur organisasi RM
29 1
Jam diding
84
TOTAL
34
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Rekam Medis adalah merupakan pintu pertama dimana seorang pasien akan
menggunakan produk pelayanan kesehatan suatu Rumah Sakit, dimana pasien siap
menggunakan jasa pelayanan yang telah ditawarkan. Dari Rekam Medis itulah pelayanan
tersebut dimulai, apabila dari pertama ada suatu kesalahan maka yang terjadi akan terjadi
kesalahan pula dalam pelayanan berikutnya. Berdasar kebijakan yang berasal dari:
1. Dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269 / Menkes /
PER / III / 2008 Tentang Rekam Medis.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129 / Menkes / SK
/ II / 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 377 / Menkes / SK
/ III / 2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis Dan Informasi
Kesehatan.
4. Surat Keputusan Direktur RSU Lirboyo Kediri Tentang Kebijakan Pelayanan
Bagian Rekam Medik.
PASIEN BARU
1. Tersedianya formulir identitas pasien baru yang harus diisi oleh pasien.
2. Petugas rekam medis bertanya kepada pasien :
- Apakah pasien sudah pernah menjalani pengobatan / perawatan di RSU
Lirboyo Kediri ?
- Petugas pendaftaran menunjukkan contoh kartu kepada pasien.
- Apakah pasien akan menggunakan Askes / BPJS, Jamkesda atau Asuransi
lain seperti pada contoh kartu ?
3. Pengisian formulir identitas pasien hanya untuk pasien baru / pasien
yang belum pernah berobat di RSU Lirboyo Kediri dan tidak mempunyai kartu
identitas.
4. Pengisian nama dan identitas pasien disesuaikan dengan data identitas diri
pasien (KTP / SIM / PASPOR / Kartu Asuransi / Kartu Pelajar).
5. Pengisian sebutan TN, NY, NN, AN dan SDR berada di belakang nama
pasien.
6. Pengisian sebutan untuk bayi yang belum memiliki nama adalah BY, NY, berada
di depan nama pasien.
7. Data identitas diri pasien dipakai sebagai pengisian pada status rekam medis
pasien.
8. Data identitas diri pasien dipakai sebagai pengisian pada SIMRS.
9. Pengambilan berkas rekam medis pasien mengacu pada nomor rekam medis,
kartu identitas pasien, nama lengkap pasien dan alamat pasien
yang tertera pada rekam medis.
35
10. Petugas pendaftaran memasukan identitas pasien di SIMRS.
11. Petugas pendaftaran melakukan pendaftaran sesuai permintaan pasien .
PASIEN LAMA
1. Membawa kartu identitas pasien / kartu kembali kontrol.
- Masukkan Nomor Rekam Medis pasien yang ada di Kartu Identitas Pasien /
Kartu Kembali kontrol dalam program admission.
- Lakukan konfirmasi berupa komunikasi lesan dengan pasien dengan menyebut
nama dan alamat pasien.
- Lakukan editing database identitas pasien jika pasien masih belum memiliki
sebutan TN, NY, NN, AN dan SDR.
- Lakukan penyimpanan perubahan pada database SIMRS.
2. Tidak membawa kartu identitas pasien / kartu Kembali kontrol.
- Lakukan konfirmasi tulisan identitas pasien dengan mempersilahkan pasien
memberitahu nama pasien, alamat pasien waktu didaftar
dahulu, perkiraan waktu terakhir pasien mendapakan pelayanan dan
dokter atau instalasi waktu terakhir pasien mendapakan pelayanan. Buka
program Cari Pasien dengan memasukkan kombinasi nama lengkap pasien.
- Buka file Koding dan indeksing pada waktu terakhir pasien
mendapatkan pelayanan jika masih belum ketemu.
- Buka rekam medis pasien untuk konfirmasi jika data pasien ditemukan dengan
cara manual tracer.
- Lakukan konfirmasi berupa komunikasi lesan dengan pasien dengan
menyebut nama dan alamat pasien jika data identitas pasien
ditemukan.
- Lakukan editing database identitas pasien jika pasien masih belum memiliki
sebutan TN, NY, NN, AN dan SDR.
- Lakukan penyimpanan perubahan pada database SIMRS.
1. Pasien bayi baru lahir belum diberi nama oleh orang tuanya.
2. Pasien bayi baru lahir diberi identitas :
BY. NY. NAMA IBUNYA
Contoh :
BY. NY. SUSIANA
3. Untuk bayi yang sudah diberi nama maka data identitas pasien bayi ditulis
lengkap sesuai dengan formulir isian pendaftaran pasien baru.
4. Masukkan data bayi kedalam database identitas pasien.
5. Umur pasien diisi saat bayi tersebut dilahirkan.
6. Jenis kelamin diisi jenis kelamin bayi.
7. Alamat pasien diisi alamat orang tua bayi.
8. Saat bayi beserta orangtua melakukan kembali kontrol, maka :
- Lihat dalam database identitas pasien.
- Jika masih tertulis BY. NY. NAMA IBUNYA maka beri pasien formulir isian
identitas pasien.
- Isian formulir dimasukkan ke dalam SIMRS.
36
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
38
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan
untuk mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit yaitu :
A. Defenisi Indikator
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat
perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria : Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
4. Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut :
a. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan.
1) Keprofesian.
2) Efisiensi.
3) Keamanan pasien.
4) Kepuasan pasien.
5) Sarana dan lingkungan fisik.
b. Indikator yang dipilih.
1) Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan
proses.
2) Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok
daripada untuk perorangan.
3) Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah
Sakit.
4) Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor.
5) Didasarkan pada data yang ada.
c. Kriteria yang digunakan.
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat
menilai indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara
mutu baik dan mutu tidak baik.
d. Standar yang digunakan.
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
1) Acuan dari berbagai sumber.
2) Benchmarking (studi banding) dengan Rumah Sakit yang setara.
3) Berdasarkan trend yang menuju kebaikan.
39
Indikator Dan Standar Pelayanan
NO INDIKATOR STANDAR
40
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter
untuk memberikan informasi kepada
pasien dan mendapat persetujuan dari
pasien akan
Standar 100 %
41
Sumber data Hasil survey pengamatan di
ruang pendaftaran rawat jalan untuk
pasien baru/di ruang rekam medis untuk
Standar pasien lama
Rerata ≤ 10 menit
42
BAB IX
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
44
SK No78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/1991 Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.Jakarta
SK Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Kewajiban Penyelenggaraan Rekam
Medis. Jakarta
Undang - Undang Republik Indonesia Nomer 44 Tahun 2009.Penyelenggaraan
Rumah Sakit. Jakarta
Undang - Undang Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009. Tentang
Kesehatan. Jakarta
45