Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Uang adalah suatu benda yang memiliki peranan penting dalam


kehidupan. Manusia memang tidak hidup untuk uang tapi manusia tidak bisa
hidup tanpa uang. Untuk bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan setiap harinya
manusia selalu melakukan kegiatan ekonomi, sedangkan kegiatan ekonomi tidak
akan pernah lepas dari uang. Baik itu dalam proses konsumsi, distribusi, maupun
produksi. Sebelum kehadiran uang manusia bertransaksi dengan sistem barter,
namun karena memiliki banyak kekurangan, maka hadirlah inovasi uang sebagai
alat pembayaran yang sah dan diterima oleh masyarakat sepenuhnya. Jadi, salah
satu fungsi dari uang yaitu sebagai alat pembayaran yang sah.

Perkiraan tentang masa depan membuat manusia berantisipasi untuk


kemungkinan baik atau buruk yang akan terjadi, maka timbul lah keinginan
manusia untuk menyimpan uang. Karena menyimpan uang secara pribadi
memiliki resiko yang besar, maka kecenderungan manusia akan memilih untuk
menyimpan uang di Bank. Namun, bagi para investor yang memiliki keberanian
untuk berkecimpung dalam dunia investasi dengan kemungkinan untung rugi
maka mereka akan memilih lebih baik menyimpan uang dalam bentuk investasi
dengan asumsi akan mendapatkan keuntungan lebih besar daripada bunga
deposito yang ada di bank.

Berbagai kebutuhan dan keinginan yang dimiliki oleh setiap manusia


mengakibatkan uang akan mengalir masuk atau keluar, melakukan permintaan
uang atau penawaran uang. Mendapatkan uang, menyimpan uang, atau
membelanjakan dan mendistribusikannya. Oleh sebab itu, banyak para pemikir
ekonomi yang mencoba mencermati pola-pola permintaan uang dan penawaran
uang yang berdasarkan asumsi masing-masing sesuai dengan pengamatan yang
telah dilakukan. Maka, disusunlah makalah ini untuk megetahui dan memahami
tentang permintaan dan penawaran uang yang ada dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian permintaan dan penawaran uang ?
2. Bagaimana teori-teori permintaan uang?
3. Bagaimana teori-teori penawaran uang ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaskud dengan permintaan
dan penawaran uang
2. Untuk mengetahui dan memahami teori-teori permintaan uang dan
penawaran uang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Permintaan Uang

Permintaan uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang


oleh suatu masyarakat atau perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan akan uang adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan riil.
Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar permintaan uang.
Hal ini disebabkan konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan
menignkatnya pendapatan.
2. Tingkat suku bunga.
Semakin tinggi suku bunga semakin berkurang permintaan uang untuk
motif spekulasi. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang
untuk berspekulasi bertambah mahal. Jika tingkat suku bunga tinggi, orang
akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada
daripada berspekulasi.
3. Tingkat harga umum.
Semakin tinggi tingkat harga umum, semakin bertambah permintaan uang.
Hal ini disebabkan harga barang atau jasa bertambah mahal sehingga
dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.
4. Pengeluaran konsumen.
Semakin besar pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang natal,
puasa, atau hari raya lainnya misalnya, semakin bertambah banyak
permintaan uang.

B. Teori Permintaan Uang


Teori permintaan uang sebenarnya dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori tentang alokasi sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Pada
prinsipnya, dengan sumber ekonomi yang terbatas, manusia haruslah memilih
alokasi yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Apabila mereka ingin
memperbanyak konsumsi misalnya, maka jumlah kekayaan (yang terdiri dari
pendapatan dan kekayaan lainnya) akan semakin kecil. Demikian juga apabila
mereka ingin memiliki salah satu bentuk kekayaan lebih banyak maka dengan
sendirinya pemilihan bentuk kekayaan yang lain akan menjadi lebih sedikit.
Mereka akan selalu mencari keseimbangan antara keuntungan dan kerugian dari
pemilikan sesuatu bentuk kekayaan. Kekayaan dapat diwujudkan dalam bentuk
uang, surat berharga, deposito atau barang. Jadi, teori permintaan uang pada
dasarnya ingin menjawab pertanyaan mengapa (alasan-alasan apa) yang
menyebabkan seseorang mewujudkan kekayaannya dalam bentuk kas. Adapun
beberapa teori mengenai permintaan uang adalah sebagai berikut :

1. Teori Permintaan Uang Klasik


Teori permintaan uang sebelum Keynes sering disebut sebagai
teori permintaan uang klasik.1 Teori permintaan uang klasik diantaranya teori
permintaan uang Irving Fisher dan teori permintan uang Cambridge.
a. Teori Kuantitas Uang : Irving Fisher
Menurut Irving Fisher pada tahun 1911 yang melalui The Quantity
Theory of Money yang termuat dalam bukunya yang berjudul The
Purchasing Power Of Money. Teori ini berpandangan bahwa terdapat
hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan
kenaikan harga-harga umum (inflasi) dan pertumbuhan jumlah uang
beredar merupakan penyebab utama inflasi. Penjelasan ini relevan dengan
pandangan monitaris bahwa inflasi, dimana dan kapanpun terjadinya
selalu merupakan sebuah fenomena moneter.
Teori kuantitas uang menggambarkan kerangka yang jelas
mengenai hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan jumlah
uang beredar dan inflasi. Analisis fisher dalam teori ini mengacu pada
persamaan pertukaran yang dirumuskan sebagai :

MV = PT

Keterangan :

1
Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Makro, Banten : Koperasi Syariah Baraka, 2017. Hal. 66
M = Jumlah uang beredar
V = Perputaran uang dalam satu periode biasanya satu tahun
P = Harga barang dan jasa
T = Volume transaksi

b. Persamaan Cambridge
Menurut kaum Cambridge yang yang diwakili oleh Marshal dan
Pigou, uang merupakan alat penyimpan kekayaan (Store Of Wealth) dan
bukan sebagai alat pembayaran. Teori ini menyatakan bahwa permintaan
uang tunai dipengaruhi oleh tingkat bunga, dan tingkat harga. Namun
dalam jangka pendek faktor-faktor tersebut bersifat konstan atau berubah
secara prporsional terhadap pendapatan.2 Jadi, keinginan seseorang untuk
memegang uang tunai secara nominala adalah proporsional terhadap
pendapatan nominal. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Md = k Py
Keterangan :
Md = Jumlah Permintaan uang
P = tingkat harga
Y = pendapatan rill
k = nisbah antara permintaan uang dengan pendapatan
masyarakat

versi lain dari teori kuantitas uang adalah versi/pendekatan


pendapatan yag di rumuskan sebagai berikut:

MV = PY

Keterangan:

M = jumlah uang yang beredar

V = tingkat velositas (perputaran) uang yang di asumsikan konstan

P = indeks harga umum


2
M. Natsir, Ekonomi Makro, Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Medis, 2014. Hal. 82
Y = pendapatan nasional rill

2. Teori Permintaan Uang Keynes

Dalam teori permintaan uang, keynes membedakan antara motif


transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Jadi keynes juga mengakui adanya motif
transaksi, hanya saja yang lebih penting (dalam arti pengaruhnya terhadap
kegiatan ekonomi) adalah motif spekulasi.3

a. Permintaan Uang Untuk Tujuan Transaksi (Transaction Motive)


Individu atau perusahaan memerlukan uang kas membelanjai
transaksi karena mereka pikir bahwa pengeluaran ini sering terjadi lebih
dahulu dari uang masuk (dari pendapatannya). Pengeluaran ini seringkali
tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu, sehingga sangat diperlukan adanya
uang kas di tangan. Secara singkat, motif transaksi diartikan ketika
masyarakat memegang uang dalam rangka mempermudah kegiatan
transaksi sehari-hari.4
Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan
transaksi ini tergantung dari pendapatan. Semakin tinggi tingkat
pendapatan, maka semakin tinggi permintaan akan uang kas untuk
transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi,
biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak dibanding seseorang atau
masyarakat yang pendapatannya lebih rendah. Penduduk yang tinggal di
kota besar cenderung melakukan transaksi yang lebih besar dari penduduk
yang tinggal di kota kecil atau pedesaan.

b. Permintaan uang untuk motif berjaga-jaga (Precautionary Motive)


Hal lain yang juga memotivasi masyarakat memegang uang adalah
untuk persiapan menghadapi hal-hal yang tidak terduga, misalnya
mengalami kecelakaan sehingga butuh uang untuk berobat. Permintaan
uang untuk berjaga-jaga berhubungan positif dengan tingkat pendapatan,
jika pendapatan meningkat, maka permintaan uang untuk berjaga-jaga
juga meningkat.
3
M. Natsir, Ekonomi Makro, Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Medis, 2014. Hal. 82
4
Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Makro, Banten : Koperasi Syariah Baraka, 2017. Hal. 66
Karena dua motif di atas sama-sama dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan, maka hubungannya dapat dirumuskan dalam persamaan
matematis sebagai berikut:

Mt dan Mj = f (Y)
Keterangan:
Mt : Permintaan untuk transaksi
Mj : Permintaan untuk berjaga-jaga
Y : Pendapatan

c. Permintaan uang untuk tujuan Spekulasi (Speculation Motive)


Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah
uang kas yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk
menyimpan kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar (uang kas).
Uang kas yang disimpan ini, memenuhi fungsi uang sebagai alat
penimbun kekayaan (Store of value) dalam istilah yang lebih modern
sering disebut : permintaan uang untuk menimbun kekayaan (asset
demand for money)
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut keynes
berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat
bunga, semakin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan
atau motif spekulasi. Alasannya, pertama apabila tingkat bunga naik,
berarti ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money)
semakin besar atau tinggi.5 Sehingga keinginan masyarakat akan uang kas
akan semakin kecil. Sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga, maka
semakin besar keinginan masyarakat untuk menyimpan uang kas. Kedua,
hipotesa keynes bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat
bunga “normal” berdasar pengalaman terutama pengalaman tingkat bunga
yang baru-baru terjadi. Tingkat bunga normal artinya suatu tingkat bunga
yang diharapkan kaan kembali ke tingkat bunga normal ini manakala
terjadi perubahan. Jadi, apabila tingkat bunga kenyataannya berada di atas
tingkat norma ini, maka masyarakat akan mengharapkan tingkat bunga
5
Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Makro, Banten : Koperasi Syariah Baraka, 2017. Hal. 67
tidak akan naik lagi bahkan diperkirakan akan turun/kembali ke tingkat
bunga normal tersebut, sehingga harga surat berharga diperkirakan akan
naik (kemungkinan adanya “capital losses” lebih kecil daripada “capital
gain”). Akibat masyarakat menghendaki/ingin membeli surat berharga
lebih banyak dan dengan demikian permintaan uang kas semakin kecil.
Sebaliknya, apabila tingkat bunga kenyataannya di bawah normal,
masyarakat akan memperkirakan tingkat bunga akan naik kembali pada
tingkat bunga normal tersebut. Harga surat berharga diprerkirakan turun
(sebab tingkat bunga naik) sehingga mereka akan menjual surat berharga
dan dengan demikian keinginan memegang uang kas naik.

C. Teori Penawaran Uang


Secara sederhana, penawaran uang diartikan sebagai jumlah uang yang
ada atau beredar di masyarakat, dikenal dengan Jumlah Uang Beredar (JUB). Ada
dua definisi JUB. Pertama, menurut Pendekatan Transaksional bahwa JUB
yang dihitung adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi.
Dalam praktek pendekatan ini digunakan untuk menghitung JUB dalam arti
sempit (Narrow Money) atau disimbolkan dengan M1. Dengan kata lain, JUB
dalam arti sempit (M1) adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk keperluan
transaksi.

Definisi kedua adalah menggunakan Pendekatan Likuiditas. Pendekatan


ini mendefinisikan JUB sebagai jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah
uang kuasi (Quasi Money) karena dengan pertimbangan bahwa uang kuasi sangat
mudah dirubah menjadi uang untuk kebutuhan masyarakat. Uang Kuasi adalah
surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang
kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing
milik swasta domestik. Dalam praktek, pendekatan ini digunakan untuk
menghitung JUB dalam arti luas (Broad Money) atau M2. Dengan kata lain, JUB
dalam arti luas (M2) adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk keperluan
transaksi ditambah uang kuasi.
JUB untuk transaksi (M1) akan terdiri dari uang kartal dan uang giral yang
digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan ekonomi, sehingga disimbolkan
dengan:

M1 = C + D

Dimana M1 = uang beredar dalam arti sempit; C = uang kartal (currency) yang
terdiri dari uang kertas dan logam yang memiliki nilai nominal; dan D = uang
giral yang terdiri atas rekening giro atau rekening koran (cek)

JUB dalam arti luas (M2) terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang
kuasi. Dengan kata lain, uang beredar dalam arti luas terdiri dari uang beredar
dalam arti sempit ditambah dengan uang kuasi, sehingga disimbolkan dengan

M2 = C + D + T atau M2 = M1 + T

Dimana M2 = Uang beredar dalam arti luas; dan T = Uang Kuasi yang
terdiri dari tabungan dan Deposito berjangka.

Sebagai catatan bahwa simpanan uang di bank dapat berupa 3 bentuk.


Pertama, giro (checking deposit or demand deposit) yaitu simpanan yang dapat
ditarik setiap saat dengan cek. Kedua, tabungan (saving deposit), yaitu simpanan
yang dapat ditarik setiap saat tapi dibatasi jumlahnya, sehingga akan lebih stabil
dibandingkan dengan giro (giro lebih liquid dibandingkan dengan tabungan).
Ketiga, deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan yang hanya dapat
ditarik dalam jangka waktu tertentu. Simpanan ketiga ini yang paling stabil. Giro
tergolong uang giral, sementara tabungan dan deposito tergolong uang kuasi.

JUB juga dapat diartikan lebih luas (M3), yaitu sebagai jumlah uang untuk
transaksi, ditambah dengan uang kuasi dan ditambah lagi dengan deposito
berjangka besar, seperti asuransi dan pegadaian. Dengan demikian JUB dalam arti
lebih luas (M3) ditulis dengan M3 = M2 + deposito berjangka besar.
Penawaran uang dalam analisis ekonomi merupakan variable eksogen,
yang berarti besarannya dianggap tetap. Di sini penawaran uang adalah
penawaran atau jumlah uang beredar rill, yang berarti jumlah uang yang beredar
dibagi dengan tingkat harga (P). Dengan demikian, penawaran uang riil (Ms) =
M/P

Proses penciptaan uang terjadi di dalam sistem perbankan di mana bank


yang memperoleh deposito akan menyalurkannya kepada bank berikutnya (bank
ke2) sebagai pinjaman. Bank kedua akan menyalurkan pinjaman dari bank
pertama ke bank ke3 dan seterusnya hingga jumlah tak terhingga. Besar deposito
yang dapat diubah menjadi pinjaman tergantung dari ketentuan besarnya GWM
(Giro Wajib Minimum) atau Reserve Requirment Ratio (RRR) yang ditetapkan
oleh pemerintah atau Bank Sentral.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Permintaan uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh
suatu masyarakat atau perusahaan. Teori permintaan uang dikenal ada 2, yaitu
Teori Permintaan Klasik dan Teori Permintaan Keynes. Teori permintaan
Klasik memiliki asumsi dasar bahwa motif permintaan uang hanya sebagai alat
tukar, namunkemudian dikembangkan oleh Cambridge selain sebagai alat
tukar, uang juga digunakan untuk menimbun kekayaan. Teori Permintaan
Keynes dibagi menjadi tiga motif permintaan, yaitu motif transaksi, motif
berjaga-jaga, dan motif spekulasi.
2. Penawaran uang diartikan sebagai jumlah uang berdera yang ada di masyarakat
yang dikenal sebagai JUB atau jumlah uang beredar. JUB dalam arti sempit
(M1) terdiri dari uang kartal dan uang giral. Dalam arti luas (M2) terdiri dari
uang kartal, uang giral dan uang kuasi.dalam arti yang lebih luas (M3) terdiri
dari jumlah uang untuk transaksi, ditambah dengan uang kuasi dan ditambah
lagi dengan deposito berjangka besar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, dapat ditarik saran


bahwa. Didalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan
(demand) dan penawaran (supply) yang saling mempengaruhi. Permintaan dan
penawaran uang harus tetap dijaga agar terjadinya keseimbangan perekonomian
suatu negara. Dalam lingkup yang terkecil kita sebagai warga negara hendaklah
lebih berperan aktif dalam melaksanakan apa yang pemerintah tentukan
dalam  suatu kebijakan Dan bagi pemerintah sebagai eksekutor dari suatu
kebijakan hendaklah memperhatikan kondisi perekonomian pada suatu waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai