Pengertian Penyelidikan
Penyelidik merupakan Pejabat Polri, hal ini diatur dalam Pasal 1 angka 4
KUHAP “Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang
diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan”
Pengertian penyelidikan sebagaimana yang tercantum dalam kitap
Undang-Undang Hukum acara pidana (KUHP) BAB I ketentuan umum pasal 1
ayat 5 yang berbunyi:
“Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidikan untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menetukan dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan menurut cara yang diatur
dalam Undang-Undang ini”
Dari penjelasan diatas penyelidikan merupakan cara atau tindakan pertama
yang dilakukan oleh aparat penegak hukum sebelum adanya penyidikan.
Tujuannya adalah untuk meneliti sejauh mana kebenaran sebuah informasi berupa
laporan atau aduan ataupun kejadian langsung tertangkap basah langsung oleh
aparat agar dapat memperkuat secara hukum penindakan selanjutnya. Karena
aparat tidak dapat menangkap, menahan, menggeledah, meyita , memeriksa surat,
memanggil dan menyerahkan berkas kepada penuntut umum jikalau bukti
permulaan atau bukti cukup saja belum dilakukan di awal . Hal ini dapat menjadi
kesalahan penangkapan pelaku jika aparat tidak menguji dulu informasi yang ada,
sehingga merendahkan harkat dan martabat manusia.
M. Yahya Harahap SH, mengatakan didalam bukunya yang berjudul
“pembahasan permasalahan dan dan penerapan KUHAP” menyatakan bahwa
sebelum KUHAP berlaku “opsporningh” atau dalam istilah inggris di sebut
“investigation” merupakan kata yang digunakan untuk menandakan
menyelidikan. Barangkali penyelidikan dapat kita samakan dengan tindakan
pengusutan. Yang dimaksud tindakan pengusutan adalah usaha mencari dan
menemukan jejak berupa keterangan dan bukti-bukti sebuah peristiwa yang
diduga sebuah tindakan pidana.
Tutuntan dan tanggung jawab moral yang demikian sekaligus menjadi
peringatan bagi aparat penyidik untuk bertindak hati-hati, sebab kurangnya
ketidak hati-hatian dalam penyelidikan bisa membawa akibat fatal pada tingkatan
penyidikan, penangkapan dan penahanan yang mereka lakukan ke muka sidang
peradilan. Sedangkan sebagaimana yang terdapat dalam KUHAP terdakwa atau
tersangka berhak menuntut ganti rugi rehabilitas atas tindakan penangkapan,
penahanan, penggeledahan dan penyitaan yang berlawan dengan hukum. Kalau
begitu sangatlah beralasan untuk tidak melanjutkan suatu penyidikan kepada
tingkat penyelidikan, jika fakta dan bukti belum memadahi di tangan penyidik.
Wewenang Penyelidik
Wewenang penyelidikan tercantum dalam pasal 5 KUHAP sebagai berikut:
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana.
2. Mencari keterangan dan barang bukti
3. Memeriksa seseorang yang dicurigai
4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
Atas perintah penyidik
1. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan, penyitaan
2. Pemeriksaan dan penyitaan surat
3. Mengambil sidik jari dam memotret seseorang
4. Membawa dan menghadapkan seseorang kepada peyidik
Pengertian Penyidikan
Penyidik menurut pasal 1 angka1 KUHAP pasal 1 angka 10 Undang-
Undang RI No. 2 tahun 2002 tentang kepolisian negara RI, bahwa yang di maksud
dengan penyidik adalah “penjabat polisi Negara Republik Indonesia atau pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang
unuk melakukan penyidikan”.
Menurut pasal 1 amgka 1 KUHAP pasal 1 angka 10 Undang-Undang RI No. 2
tahun tentang kepolisian RI, bahwa yang dimaksud dengan penyidik adalah
“penyidik adalah serangkain tindakan penyidik dalah hal dan menurut cara yang
diatur dalam Undang-Undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya”.
Bedasarkan bunyi di atas untuk memahami perbedaan mencolok antara
penyelidikan dengan penyidikan jika dalam penyelidikan arahnya untuk
menentukan ada atau tidaknya peristiwa yang diduga merupakan perbuatan
pidana. Sedangkan dalam penyidikan arahnya untuk menentukan siapa tersangka
yang dapat yang diduga melakukan melakukan pidana tersebut.
Wewenang Penyidikan
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseoranng tentang adanya tindak
pidana.
2. Melakukan tindakan pertama di TKP
3. Memeriksa seseorang yang dicurigai
4. Melakukan, penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan
5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
6. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
7. Memanggil orang untuk di dengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
sanksi
8. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara
9. Mengadakan penghentian penyidikan
10. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggun jawab