Anda di halaman 1dari 107

DRAFT

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
PROYEK PENINGKATAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Jl. PATTIMURA No. 20 Kebayoran Baru – JAKARTA SELATAN Telp. (021) 7394634 Kode Pos 12110

Pedoman Utama

PERENCANAAN
SUMBER DAYA AIR
WILAYAH SUNGAI

PEKERJAAN :

PE
P NY
EN US
YU UN
SU AN
NA NPPE DO
ED MA
OM AN NT EK
TE N IIS
KN S
BA
B AS NW
SIIN AT
WA ER
TE RE
RR SO
ES UR
OU CE
RC ES MA
SM NA
AN AGGEEMMEENNTT
PL
P LAANNN NG
NIIN G
BW
(( B WR RMMPP ))

NOPEMBER 2004

PT. WIRATMAN & Associates


GRAHA SIMATUPANG – Tower II Block A & D Jl. Letjen TB. Simatupang Kav. 38
Jakarta 12540 Phone : (021) 7817777, 7805777 (Hunting), Fax : (021) 7829370, 7813443
Email : vinyaman@wiratman.co.id, homepage : http://www.wiratman.co.id
Certificate No.QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

KATA PENGANTAR

Dengan pertimbangan. perkembangan sosial ekonomi masyarakat yang semakin


meningkat, maka pengelolaan sumberdaya air memerlukan perencanaan yang harus
dilakukan secara holistik, terus menerus dan terintegrasi. Pada saat ini isu –isu
kekurangan ketersediaan air, peningkatan permintaan air untuk berbagai kebutuhan,
makin beratnya polusi pada badan air dan kebutuhan air untuk konservasi dan
lingkungan semakin mendesak. Kelembagaan dan prasarana untuk pengembangan
ekonomi dan sosial secara berkelanjutan diperlukan untuk pengembangan,
perlindungan dan konservasi sumber air yang lebih baik. Pertimbangan ekonomi
semaking penting karena anggaran pemerintah. Pendekatan dalam perencanaan
mempertimbangkan integrasi dari penggunaan air yang berbeda dalam rangka
implementasi dan strategi pengelolaan sumber daya air.

Dalam konteks kebutuhan perencanaan untuk pengelolaan sumberdaya air


diperlukan perencanaan sumberdaya air yang berbasis wilayah sungai. Wilayah
sungai atau daerah pengaliran sungai di gunakan sebagai dasar perencanaan
karena pada hakekatnya wilayah sungai merupakan satu kesatuan wilayah tata air
yang terbentuk secara alamiah dimana air hujan akan meresap dan mengalir menuju
sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan. Ketersediaan air disungai
(sebagai sumber air utama) tergantung dari kondisi alamiah daerah pengaliran
sungainya. Karena batasan topografis wilayah sungai mungkin mencakup satu atau
beberapa wilayah administrasi (kabupaten bahkan provinsi) maka dalam
perencanaan sumberdaya air wilayah sungai keterpaduan disemua aspek menjadi
persyaratan dasar.

Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (PSDAWS) menggunakan


pendekatan terintegrasi dan menyeluruh (holistik), antara lain dengan merangkum
aspek kuantitas dan kualitas air. Perencanaan tersebut menginventarisasikan
sumberdaya air wilayah sungai, mengidentifikasikan dan mengestimasikan
penggunaan dan kebutuhan air untuk masa sekarang dan yang akan datang,
mengevakuasi tindakan alternatif dan upaya yang terbaik dalam penggunaan
sumberdaya air. Termasuk didalam lingkup perencanaan ini adalah evaluasi dampak
negatif dari upaya alternatif terhadap kualitas air, dan merekomendasikan tindakan
yang akan menjadi dasar dan pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai dimasa
yang akan datang.

Perencanaan sumberdaya air wilayah sungai memerlukan banyak input atau


masukan dari aspek teknik/enjinering, sosial-ekonomi serta masukan dari
masyarakat (stakeholders). Pengoperasian metodologi perencanaan wilayah sungai
memerlukan tindakan lebih lanjut yang menyeluruh dalam proses analisa yang
sangat penting untuk memadukan beberapa komponen yang ada. Dari pengamatan
menunjukan bahwa persiapan perencanaan wilayah sungai merupakan suatu siklus
proses yang harus sepenuhnya menggunakan informasi yang ada pada waktu
tertentu.

i
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Pada tahun 2000, telah disusun Buku Pedoman Perencanaan Pengembangan


Sumberdaya Air Wilayah Sungai yang merupakan komponen dari paket bantuan
Bank Dunia Loan 3762-INO (The Java Irrigation Improvement and Water Resources
Management Project).

Pedoman PSDAWS ini disusun terdiri dari Pedoman Utama dan Pedoman
Penunjang. Tinjauan tentang proses perencanaan sumberdaya air wilayah sungai
disajikan pada Pedoman Utama, sedangkan penjelasan yang lebih rinci tentang
berbagai aspek perencanaan masing-masing diberikan pada Pedoman Penunjang
(Buku 1 sampai Buku 10). Pedoman tersebut adalah :

 Pedoman utama :
Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai.

 Pedoman Penunjang :

 Buku 1 : Hidrologi, Air Tanah dan Banjir (pada pekerjaan


Penyusunan Pedoman Teknis BWRMP sekarang ini
judulnya berubah menjadi “Hidrologi dan Air Tanah”)

 Buku 2 : Pertanian dan Perikanan (pada pekerjaan Penyusunan


Pedoman Teknis BWRMP sekarang ini judulnya berubah
menjadi “Irigasi Pertanian dan Perikanan”)

 Buku 3 : Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air untuk RKI

 Buku 4 : Kualitas Air

 Buku 5 : Erosi dan Sedimentasi (pada pekerjaan Penyusunan


Pedoman Teknis BWRMP sekarang ini judulnya berubah
menjadi “Erosi, Sedimentasi dan Banjir”)

 Buku 6 : Proses Permodelan DSS

 Buku 7 : Biaya dan Evaluasi Ekonomi (pada pekerjaan


Penyusunan Pedoman Teknis BWRMP sekarang ini
judulnya berubah menjadi “Evaluasi Ekonomi dan
Pembiayaan”)

 Buku 8 : Data Base Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah


Sungai (PSDAWS)

 Buku 9 : Pertemuan Konsultasi dengan Masyarakat (PKM)

 Buku 10 : Legalisasi PSDAWS

ii
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Pedoman-pedoman tersebut merupakan hasil kerja yang ditulis dengan referensi


pada Penyusunan Rencana Sumberdaya Air wilayah sungai diprovinsi Jawa Barat
dan Jawa Tengah mulai tahun 1996 sampai tahun 1999. Prosedur dan pendekatan
rinci yang digunakan dalam perencanaan dipadukan dengan pengertian yang
memadai dari berbagai subyek yang terdapat didalamnya, termasuk semua
permasalahan dan informasi diwilayah sungai. Dengan modifikasi,jika perlu dan
sesuai dengan kondisi setempat, pedoman ini akan dapat diaplikasikan diseluruh
Indonesia. Setiap buku pedoman ini pada dasarnya berdiri sendiri-sendiri sehingga
dapat digunakan dalam sesi pelatihan sesuai dengan topiknya.

Setelah buku pedoman tersebut digunakan dalam penyusunan perencanaan sumber


daya air, maka ditemui adanya berbagai kekurangan maupun kesulitan dalam
pemakaiannya. Untuk itu dalam tahun anggaran 2004 ini oleh Pemerintah (Pusat)
dirasa perlu untuk dilakukan penyempurnaan, dengan maksud untuk melengkapi,
menyederhanakan sistematika dan bahasa, serta menyesuaikan kriteria-kriteria yang
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah diambil selama tahun
2000 sampai dengan 2004.

Penyempurnaan pedoman baik untuk pedoman utama maupun pedoman penunjang


telah dilakukan. Penyempurnaan pedoman tersebut dapat berupa perbaikan dalam
tata bahasa, sistimatika penyajian, penambahan materi yang diperlukan, atau ketiga-
tiganya tergantung dari penyempurnaan yang diperlukan untuk masing-masing
pedoman.

Agar lebih lengkapnya dalam rangka penyusunan baik penyusunan pola maupun
perencanaan pengelolaan sumber daya air di masa yang akan datang, beberapa
pedoman lainnya perlu dibuat. Pedoman yang perlu dibuat tersebut diantaranya
adalah (1) Perencanaan Pengelolaan Danau, (2) Perencanaan Pengelolaan Banjir,
(3) Perencanaan Pengelolaan Sungai, (4) Perencanaan Pengelolaan Daerah Rawa,
(5) Perencanaan Tata Ruang, (6) Keuangan, (7) Perencanaan Pengelolaan
Strategis, (8) Kebijakan, (9) Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pantai, (10)
Perencanaan Konservasi Sumber Daya Air dan lain-lain 1. 0F

Tujuan dari ”Pedoman Utama” adalah merangkum semua kegiatan yang dilakukan
dalam proses perencanaan sumberdaya air wilayah sungai. Dalam pedoman Utama ini
disajikan latar belakang, dasar pemikiran, kerangka dan sedapat mungkin memberikan
standar atau nilai parameter tertentu. Disadari bahwa tidak ada maksud mengulang
buku pedoman atau manual yang sudah ada, sedapat mungkin hanya akan mengambil
sari dari buku-buku tersebut. Tidak ada pengganti bagi pelatihan yang baik dan
pengalaman seorang perencana, dan diharapkan buku Pedoman ini dapat menambah
pengetahuan para perencana sumberdaya air di Indonesia.

1
Saat ini Pedoman Perencanaan Tata Ruang, Keuangan dan Perencanaan Pengelolaan Strategis sudah dibuat
dan perlu ditindak lanjuti.
iii
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Penjelasan singkat dari bab-bab dalam Pedoman Utama adalah sebagai berikut:

Bab 1 : Menjelaskan tentang konsep dasar dalam proses perencanaan


sumberdaya air wilayah sungai. Dalam persiapan pembuatan rencana
tersebut sangat penting diketahui agar dalam analisa seluruh perspektif
tetap terjaga : apakah konsep dasarnya dan bagaimana mereka cocok
satu sama yang lainnya. Harus diperhatikan bahwa ada banyak
pengetahuan yang terlibat dengan beberapa disiplin yang memeberikan
input pada persiapan rencana tersebut. Perlu diketahui bahwa
perencanaan adalah proses yang berulang dan diperlukan pendekatan
yang menyeluruh.

Bab 2 : Menjelaskan peran PSAWS terhadap perencanaan lainnya,


organinasasi, dan peran rencana wilayah sungai dalam pengelolaan
wilyah sungai secara menyeluruh di provinsi maupun kabupaten.

Bab 3 : Menjelaskan analisa perencanaan yaitu struktur dari analisa, perlunya


kerangka analitis, perumusan sekenario dan strategi yang tepat, dan
format dari laporan perencanaan wilyah sungai sehubungan dengan
konsep kebijakan di sector sumberdaya air. Dua hal penting dalam
proses perencanaan menyangkut identifikasi dan derivasi target
pengembangan dalam konteks perencanaan sumberdaya wilayah dan
inventarisasi system sumberdaya air.

Bab 4 : Mengilustrasikan proses inventarisasi system sumberdaya air yang


mengulas tentang ketersediaan dan kebutuhan air, bagaimana
merumuskan targetpengembangan. Proyeksi kebutuhan air
menekankan pada kebutuhan air rumah tangga (domestik), perkotaan
dan industri (RKI) dan kebutuhan air irigasi. Kedua proyeksi kebutuhan
air ini merupakan input utama pada analisa kebutuhan air di wilayah
sungai.

Bab 5 : Mengutarakan konsep system untuk analisa pengembangan


wilayahsungai yaitu skematisasi wilayah sungai untuk menganalisa
ketersediaan dan kebutuhan air. Disini diuraikan dasar-dasar dan
konsep distrik air (water district) yaitu unit hidrologi kecil berdasarkan
atas neraca ketersediaan dan kebutuhan air.

Bab 6 : Menguklas tentanganalisa hidrologi, kesimbangan air dalam proses


perencanaan sumberdaya air, pengendalian banjir dan drainasi,
masalah erosi serta sedimentasi, program pengelolaan daerah
tangkapan air, dan aspek air tanah dalam perencanaan wilayah sungai.

iv
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Bab 7 : Mendiskusikan aspek kualitas air dalam perencanaan pengembangan


sumberdaya air di wilayah sungai. Dibahas pengelolaan kualitas air
sebagai bagian dari perencanaan sumberdaya air di wilayah sungai.

Bab 8 : Mengemukkanan proses evaluasi dari upaya dan strategi termasuk


analisa ekonomi dan keuangan, prioritas pengembangan, kebutuhan
financial untuk pengembangan sumberdaya air di wilayah sungai.

Bab 9 : Menjelaskan secara singkat tentang upaya (infrastruktur), identifikasi


dan jenis-jenis upaya dan proses seleksi.

Pedoman hasil perbaikan atau penyempurnaan tersebut dapat dipakai sebagai


informasi dan petunjuk di dalam menyiapkan perencanaan sumber daya air wilayah
sungai, sesuai dengan subyek yang dibutuhkan. Masing-masing dapat juga
digunakan sebagai topik pembahasan dalam suatu pelatihan (training).

v
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.1.1. Perencanaan : Proses Yang Berulang – Penggunaan Informasi ............ 2
1.1.2. Pendekatan Menyeluruh dalam Perencanaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai ...................................................................................... 3
1.1.3. Tingkat Ketelitian – Komposisi Pilihan Pengembangan .......................... 3

2. PERENCANAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI (PSDAWS)


2.1. Maksud, Tujuan, Sasaran, Fungsi dan Kedudukan Perencanaan Sumber
Daya Air Wilayah Sungai ......................................................................... 5
2.1.1. Masksud .............................................................................................. 5
2.1.2. Tujuan .............................................................................................. 5
2.1.3. Sasaran .............................................................................................. 5
2.1.4. Fungsi .............................................................................................. 5
2.1.5. Kedudukan ............................................................................................. 6
2.2. Bentuk Organisasi dalam PSDAWS ....................................................... 6
2.3. Peran Perencanaan Wilayah Sungai .................................................... 10
2.4. Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai ..................................... 16
2.4.1. Kebijakan dan Peraturan Sumber Daya Air ............................................ 16
2.4.2. Tahapan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai ...................... 17
2.4.3. Kerangka Pengelolaan Sumber Daya Air ............................................... 23

3. ANALISA PERENCANAAN .................................................................. 29


3.1. Umum : Pendekatan Menyeluruh ........................................................... 29
3.2. Kerangka Analitis ..................................................................................... 29
3.3. Perumusan Sekenario dan Strategi ........................................................ 33
3.3.1. Skenario .............................................................................................. 33
3.3.2. Strategi .............................................................................................. 36
3.4. Rencana Wilayah Sungai : Dasar-Dasar Analisa Kebijakan ................... 37
3.4.1. Evaluasi Situasi Sekarang ...................................................................... 37
3.4.2. Proyeksi Kedapan (5, 10 dan 25 tahun) ................................................. 38
3.4.3. Kendala, Peluang dan Pengembangan dari strategi Alternatif ............... 38
3.4.4. Fokus dalam Pelaksanaan Aspek Perncanaan – Rencana Kebijakan ... 39
3.4.5. Jadwal Pelaksanaan ............................................................................... 39

vi
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

3.5. Target dalam PSDAWS .......................................................................... 40


3.5.1. Keseimbangan dalam Perencanaan Wilayah ......................................... 40

4. INVENTARISASI SISTIM SUMBER DAYA AIR ................................... 44


4.1. Pendahuluan .......................................................................................... 44
4.2. Sistim Pasokan dan Kebutuhan Air ........................................................ 44
4.3. Proyeksi Kebutuhan ................................................................................ 48
4.3.1. Kebutuhan Air Irigasi .............................................................................. 49
4.3.2. Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri (RKI) ................ 52

5. KONSEP SUATU SISTEM UNTUK ANALISA PENGEMBANGAN


WILAYAH SUNGAI .............................................................................. 55
5.1. Pendahuluan .......................................................................................... 55
5.2. Standar Pasokan Air ............................................................................... 57
5.3. Penerapan Standar dalam Analisa Wilayah Sungai ............................... 58
5.4. Skematisasi Wilayah Sungai untuk Menganalisa Pasokan dan
Kebutuhan .............................................................................................. 60

6. ANALISA HIDROLOGI, AIR TANAH DAN BANJIR .............................. 65


6.1. Ketersediaan Air di Tingkat Wilayah Sungai ........................................... 65
6.2. Air Tanah .............................................................................................. 65
6.2.1. Perkiraan Ketersediaan Air Tanah ......................................................... 65
6.2.2. Perencanaan Pemanfaatan Air Tanah .................................................. 67
6.2.3. Kebutuhan Air Tanah ............................................................................. 68
6.3. Menyesuaikan Ketersediaan dan Kebutuhan Air ................................... 70
6.4. Kalibarasi Neraca Air Wilayah Sungai .................................................... 73
6.5. Penjadwalan : Keseimbangan Air untuk Tingkat Kebutuhan yang
Berbeda (Masa yang akan Datang) ........................................................ 73
6.6. Pengendalian Banjir dan Drainase ......................................................... 74
6.6.1. U m u m .............................................................................................. 74
6.6.2. Proses Analisa ....................................................................................... 76
6.6.3. Pendekatan Saat ini pada PSDAWS ...................................................... 77
6.7. Erosi dan Sedimentasi .......................................................................... 77
6.7.1. Estimasi Program Manajemen Daerah Tangkapan Air ........................... 78

7. KUALITAS AIR ...................................................................................... 79


7.1. Sistem Manajemen Kualitas Air .............................................................. 79
7.2. Perencanaan Manajemen Kualitas Air Sebagai Bagian Perencanaan
Wilayah Sungai ..................................................................................... 79
vii
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

8. EVALUASI EKON0MI ............................................................................ 85


8.1. Umum .............................................................................................. 85
8.2. Konsep Dasar ......................................................................................... 85
8.2.1. Analisa Keuntungan Dan Biaya ............................................................. 85
8.2.2. Analisa Biaya yang Paling Sedikit ......................................................... 85
8.2.3. Skenario Kasus Dasar ........................................................................... 86
8.3. Analisa Ekonomi disbanding Analisa Finansial ....................................... 86
8.4. Persiapan Estimasi Biaya ....................................................................... 86
8.5. Jadwal Pembayaran dan Pola Investigasi .............................................. 87
8.6. Unit Biaya untuk Penyediaan Air ............................................................ 89
8.7. Prioritasisasi ........................................................................................... 89
8.7.1. Pendahuluan .......................................................................................... 89
8.7.2. Kriteria dan Hambatan ............................................................................ 89
8.7.3. Penilaian Komponen Strategi-Pilihan Kebijaksanaan ............................. 90
8.7.4. Jadwal Alternatif Investasi ...................................................................... 90
8.7.5. Analisa Multi Kriteria ............................................................................... 90
8.8. Kebutuhan Keuangan dan Pengertiannya .............................................. 91

9. INFRASTRUKTUR ................................................................................. 92
9.1. Indetifikasi Infrastruktur ........................................................................... 92
9.2. Jenis-Jenis Infrastruktur .......................................................................... 92
9.3. Identifikasi da Proses Seleksi ................................................................. 93
9.3.1. Inventarisasi ........................................................................................... 93
9.3.2. Penyaringan Sekumpulan Infrastruktur ................................................. 94
9.3.3. Formulasi – Kelompok Proyek ................................................................ 95

viii
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1.1 Proses Perencanaan Yang berulang-ulang ……………………. 2


Gambar 2.1 Wilayah sungai di pulau Jawa ……………………………………... 7
Gambar 2.2 Keterlibatan pemerintah dalam perencanaan wilayah sungai….. 9
Gambar 2.3 Sebelas Kabupaten yang terlibat dalam manajemen Wilayah
Sungai Jratunsela ………………………………………………… 11
Gambar 2.4 Peran rencana wilayah sungai dalam keseluruhan perencanaan
sumberdaya air dan pelaksanaannya ……………………………… 15
Gambar 2.5. Tahapan Pengelolaan Sumber Daya Air …………………………… 18
Gambar 2.6. Struktur Kebijakan Pengelolaan SDA Wilayah Sungai …………… 19

Gambar 3.1 Kerangka analitis dalam perencanaan wilayah sungai :


langkah dalam analisa dan saling ketergantungan ...……………... 31
Gambar 3.2 Pembuatan skenario pengembangan pertanian – berkaitan
dengan optimisasi penggunaan air ......……………………………... 35

Gambar 4.1 Pengelompokan Kebutuhan air untuk Wilayah Jabotabek ....….. 45


Gambar 4.2 Kerangka konsepsual pasokan dan kebutuhan air untuk
Wilayah Jabotabek ……………………………..........……………..... 46
Gambar 4.3. Proyeksi ketersediaan dan kebutuhan air baku RKI untuk wilayah
Sungai Jratunsela (Jawa Tengah) ................................................ 47
Gambar 4.4. Sketsa awal sistim pasokan dan kebutuhan air S. Ciujung ........... 48
Gambar 4.5 Perbandingan total kebutuhan air untuk sitem irigasi saat ini
dan yang akan datang ....………………………………………......... 50
Gambar 4.6 Pola tanam dan kebutuhan air sekarang ………………………...... 51
Gambar 4.7 Pola tanam dan kebutuhan air masa yang akan datang ………... 52
Gambar 4.8 Ilustrasi kehilangan dan penggunaan air di dalam
pasokan RKI ......……………………………………………………... 53
Gambar 4.9 Metode umum proyeksi kebutuhan rumahtangga, perkotaan dan
industri (RKI) ...............................................…………………….... 54

Gambar 5.1 Konsep Sistem untuk simulasi wilayah sungai ………………… 55


Gambar 5.2 Seleksi tingkat kebutuhan dan seri waktu hidrologi untuk
menguji kinerja .....………………………………………………… 56
Gambar 5.3 Konsep evaluasi ketersediaan air untuk irigasi ………………… 58
Gambar 5.4 Kasus umum untuk menganalisa ketersediaan air :
penggunaan simulasi ....…………………………………………… 59
Gambar 5.5 Skematisasi wilayah sungai dengan berbagai tingkat
ketelitian .....………………………………………………………… 61
Gambar 5.6 Hubungan antara skematisasi distrik dengan jaringan
Penyaluran air wilayah sungai ...…………………………………. 63
Gambar 5.7 Keseimbangan air untuk setiap distrik …………………………. 64

ix
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 6.1 Mencocokkan pasok air dan kebutuhan dengan kriteria


pasokan yang relevan ......…………………………………………… 72
Gambar 6.2 Penjadwalan proyek untuk memenuhi kebutuhan air RKI
Ilustrasi dampak upaya pada pasokan dan kebutuhan air……….. 74

Gambar 7.1 Konsep diagram keseimbangan material dalam lingkungan …….. 80


Gambar 7.2 Beban limbah di Citarum Hulu untuk strategi yang berbeda …….. 83
Gambar 7.3 Sketsa tingkah laku jangka panjang yang diperkirakan atas
kualitas air di sistem waduk Citarum dalam hal polusi di
hulu terus berlanjut.......……………………………………………… 83
Gambar 7.4 Proyeksi limbah di wilayah sungai Jratunseluna ..………………. 84
Gambar 7.5 Komposisi aliran pada titik tertentu ( Sungai Cisadane
di Serpong, JWRMS ) ......………………………………………….. 84

Gambar 8.1 Langkah dalam formulasi & evaluasi upaya dan strategi ………. 88

Gambar 9.1 Infrastruktur manajemen pemberian dan kebutuhan


bagian perencanaan wilayah sungai Tahapan Pengelolaan Sumber
Daya Air …………………………………………………………… 94
Gambar 9.2 Persiapan dan penggunaan upaya yang potensial ………………. 96

DAFTAR T A B E L

Table 2.1. Kerangka Pengelolaan Sumber Daya Air Kaitannya dengan


Perencanaan Sumber Daya Air ………..…………………………… 24

x
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Permasalahan sumber daya air pada saat ini semakin kompleks dan semakin perlu
mendapat perhatian yang serius akibat adanya peningkatan taraf hidup dan
peningkatan jumlah penduduk, sehingga mengakibatkan semakin meningkatnya
kebutuhan air baik dalam jumlah maupun mutunya. Hal ini apabila tidak diantisipasi,
pada saatnya dapat menimbulkan ketegangan dan malahan konflik akibat terjadinya
benturan kepentingan manakala permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan
ketersediaan sumber daya air untuk pemenuhannya (supply). Oleh karena itu perlu
upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan, pelestarian, dan
pemanfaatan sumber daya air baik dilihat dari aspek teknis maupun dari aspek legal.

Guna memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan,


diperlukan suatu perencanaan terpadu yang berbasis wilayah sungai guna
menentukan langkah dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat memenuhi
kebutuhan tersebut dengan mengoptimalkan potensi pengembangan SDA,
melindungi/melestarikan serta meningkatkan nilai SDA dan lahan.

Perencanaan sumber daya air yang berbasis wilayah sungai sangat diperlukan,
karena wilayah sungai (WS) yang terdiri dari satu atau lebih daerah aliran sungai
(DAS) merupakan satu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah
dimana air meresap dan/atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai yang
bersangkutan. Tingkah laku sungai dipengaruhi oleh kondisi DAS nya, sehingga
pemanfaatan sungai untuk masyarakat (penggunaan air sungai untuk keperluan
irigasi, air minum dan kebutuhan air lainnya) dan pengendalian daya rusak air
sungai (akibat dari banjir dan pencemaran air) perlu dibarengi dengan pengelolaan
DAS termasuk konservasi kawasan lindung (hutan lindung dan kawasan konservasi)
pengendalian erosi lahan dari praktek bertani di perbukitan, penghijauan kembali
hutan gundul dan menerapkan secara ketat dan tegas penggunaan lahan sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah.

Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air wilayah sungai


tersebut terlebih dahulu perlu dilakukan perencanaan pengelolaan sumber daya air
di wilayah sungai. Perencanaan tersebut menjadi prasyarat pokok dalam
pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai dan harus berisi seluruh aspek yang
ada di wilayah sungai agar rencana tersebut dapat dilaksanakan dikemudian hari.
Hubungan antara pengembangan daerah hulu sungai dan dampak negatifnya
terhadap daerah hilir perlu antisipasi sebelumnya dan perlu diadakan iterasi
perencanaan sampai dampak negatif tersebut dapat di minimalkan.

1
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Perencanaan sumber daya air wilayah sungai (PSDAWS) mempunyai tujuan untuk
merumuskan suatu perencanaan sumber daya air, termasuk memperkirakan
ketersediaan sumber air, memperkirakan kebutuhan air baik pada saat ini maupun di
masa mendatang, dan pada akhirnya mengevaluasi beberapa alternatif upaya yang
perlu diambil.

1.1.1. Perencanaan : Proses Yang Berulang – Penggunaan Informasi

Persiapan perencanaan wilayah sungai pada kurun waktu tertentu harus dilihat
sebagai bagian dari proses yang menerus dalam menyiapkan /memperbarui
informasi yang terstruktur dalam pengembangan prasarana pengairan dalam wilayah
sungai .

Konsep dasar dari proses perencanaan adalah memiliki siklus yang berurutan dari
kegiatan perencanaan dengan menggunakan informasi terbaru untuk menjaga agar
hasil perencanaan selalu mutakhir dan berguna dalam proses pengambilan
keputusan.

Persiapan dari suatu perencanaan memerlukan suatu sintesa dari isu dan
penyelesaian masalah berdasarkan atas informasi yang ada. Gambar 1.1.
menunjukan proses dalam format siklus yang harus diperbaharui untuk
meningkatkan atau menyerap perencanaan berdasarkan atas informasi yang baru
atau yang lebih baik.

Proses ini memungkinkan untuk menentukan kebutuhan tambahan informasi yang


dapat diambil dalam siklus berikutnya. Proses yang berulang dan penggunaan
informasi diilustrasikan dalam Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Proses Perencanaan yang berulang-ulang


2
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

1.1.2. Pendekatan Menyeluruh dalam Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah


Sungai

Proses PSDAWS dapat dijelaskan sebagi suatu prosedur yang teratur guna
mendapatkan pengembangan yang optimal dari sumber air dan lahan. Hal ini akan
menghasilkan penelitian tentang kemungkinan lain, prioritas dan program proyek
yang potensial berdasarkan tujuan, dengan mempertimbangkan peluang dan
keterbatasan segi fisik dan manajerial.

Pemikiran dalam perencanaan pengembangan sumber daya air saat ini menekankan
pada pengembangan kerangka analitis (analytical framework) untuk membangun
proses perencanaan itu sendiri. Kerangka analitis tersebut secara jelas akan
mengidentifikasi komponen dan langkah yang berbeda. Kerangka perhitungan
memberikan suatu kapasitas pemrosesan data dan perbandingan secara kuantitatif
dari alternatif. Pendekatan ini akan mendorong integrasi dari beberapa aspek dari
proses perencanaan dan juga memberikan kerangka dalam upaya pengembangan
yang menerus dan proses pengambilan keputusan. Persiapan suatu perencanaan
wilayah sungai dapat dilihat sebagai masalah pengambilan keputusan yang multi
dimensional. Perencanaan memerlukan peralatan pemrosesan data yang efektif
sehinggga dapat membangkitkan informasi secara efisien dengan beberapa pilihan.

Dengan menggunakan kemampuan komputer saat ini untuk pemrosesan dan


presentasi data serta kemampuan interaksi grafis, memungkinkan pengintegrasian
beberapa kegiatan dan membangkitkan informasi perencanaan yang diperlukan
menjadi sistem penunjang keputusan atau decision suupport system (DSS). Hal ini
termasuk model dari proses, sistem data base dan alat analitis yang mudah
digunakan

1.1.3. Tingkat Ketelitian – Komposisi Pilihan Pengembangan

Ketika mempertimbangkan pengembangan suatu wilayah sungai, sejumlah bangunan


besar dan kecil perlu direncanakan untuk memperbaiki kinerja sistem tata air yang ada.
Ini menjadi perhatian khusus dalam perencanan untuk memperhatikan pengembangan
wilayah sungai dalam waktu jangka panjang. Proses penyiapan perencanaan
termasuk : identifikasi isu penting, inventarisasi/formulasi upaya yang akan diambil,
persiapan pengkajian diseluruh wilayah sungai dan kontribusinya pada target yang
akan dicapai. Analisa ini harus mampu mengidentifikasi prioritas untuk investasi dan
juga prioritas untuk penelitian lebih lanjut.

Persiapan perencanaan wilayah sungai dilengkapi dengan usulan untuk


pengembangan wilayah sungai yang terkait dengan strategi pengembangan di
wilayah sungai itu yang diambil dari strategi nasional/propinsi. Ini memerlukan
pengkajian (review) atas informasi yang ada, dampak dan biaya dari beberapa
usulan pembangunan. Pemerataan dan formulasi dari pilihan yang didasarkan atas

3
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

informasi yang tersedia mungkin menjadi tantangan terbesar dalam formulasi


perencanaan wilayah sungai. Ini harus diperhatikan bahwa perencanaan adalah
kegiatan yang dinamis dan perencanaan tersebut perlu diperbarui secara teratur
begitu informasi yang baru tersedia. Fungsi yang lebih penting dari perencanaan
adalah memberikan informasi yang lengkap dan mutakhir pada pilihan
pengembangan dan kebutuhan investasi atau peluang untuk wilayah sungai itu.
Kemudian memungkinkan prioritasisasi dan menjadi dasar bagi keterlibatan
pengguna, misalnya dalam pengembalian biaya.

Analisa perencanaan wilayah sungai akan terfokus pada aspek yang ada di wilayah
sungai serta interaksinya yang terkait dengan neraca air, tata guna lahan, dan
hubungan antara hulu-hilr, dan aliran sisa yang diasosiasikan dengan kegiatan produksi
dan konsumsi. Analisa pilihan (struktural dan non struktural) tidak akan serinci seperti
dalam studi kelayakan, tetapi harus teliti untuk dapat mengidentifikasikan dan
mengevaluasi pilihan alternatif pada sumber daya air yang digunakan dalam wilayah
sungai. Informasi yang diperoleh pada studi kelayakan akan digunakan apabila ada.
Apabila studi tersebut tidak ada maka perkiraan indikatif untuk pilihan tertentu akan
didapat dari hubungan empiris umum. Informasi ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi pilihan baru dan studi hasil dari analisa mungkin merupakan suatu
keputusan dimana studi kelayakan harus dibuat.

Pemilihan tingkat ketelitian menjadi penting dalam hubungannya dengan perencanaan


wilayah dan kerjasama dari propinsi dan kabupaten untuk merealisasikan
pengembangan yang efektif.

4
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

2. PERENCANAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI (PSDAWS)

2.1. Maksud, Tujuan, Sasaran, Fungsi dan Kedudukan Perencanaan Sumber


Daya Air Wilayah Sungai

2.1.1. Maksud
Maksud dari perencanaan sumber daya air wilayah sungai adalah sebagai pedoman
yang mengikat bagi Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah di wilayah sungai dalam
perencanaan, pemanfaatan, pengusahaan, pengendalian dan pelestarian sumber
daya air secara terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan
kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.

2.1.2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan sumber daya air wilayah sungai adalah untuk terwujudnya
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber air yang serasi dan optimal sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan serta sesuai dengan
kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.

2.1.3. Sasaran

Sasaran dari perencanaan sumber daya air wilayah sungai adalah :

 Memberikan arahan pengembangan pembangunan pada kawasan-kawasan


yang berkaitan dengan sumber daya air.

 Memberikan arahan pengembangan kawasan pembangunan antara lain


kawasan budidaya, sistem pusat-pusat pemukiman, sistem sarana dan
prasarana wilayah dan kawasan yang perlu diprioritaskan berkaitan dengan
sumber daya air.

 Memberikan arahan kebijaksanaan yang menyangkut tata guna tanah, tata


guna air, tata guna sumber daya alam serta kebijaksanaan penataan ruang
yang direncanakan secara hati-hati dan sinergi.

 Menjamin kepentingan masa kini dan generasi yang akan datang.

2.1.4. Fungsi

Fungsi dari perencanaan sumber daya air wilayah sungai adalah :

5
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

 Memberikan kebijaksanaan pokok tentang rencana pengembangan sumber


daya air daerah sesuai dengan kondisi wilayah yang berazaskan
pembangunan yang berkelanjutan

 Mewujudkan keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar daerah di


dalam wilayah sungai serta keserasian antar sektor.

 Memberikan arahan lokasi investasi oleh pemerintah daerah dan atau


masyarakat.

2.1.5. Kedudukan

Kedudukan dari perencanaan sumber daya air wilayah sungai adalah :

 Menjadi dasar untuk perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian daya


rusak air wilayah sungai.

 Merupakan salah satu masukan dalam penyusunan Program Pembangunan


Daerah maupun Rencana Pembangunan Tahunan daerah Propinsi.

 Menjadi dasar penyusunan rencana strategis (renstra) Dinas


Pengairan/Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

2.2. Bentuk organisasi dalam PSDAWS

Dalam perencanaan sumber daya air, diperlukan peningkatan komunikasi diantara


beberapa instansi yang berbeda agar dihasilkan perencanaan dan pelaksanaan yang
baik. Tujuannya adalah untuk memperbaiki perencanaan di daerah dengan :

 memfokuskan masalah dan proses dalam suatu wilayah: yang saling terkait dan
harus diselesaikan pada tingkat wilayah, dan

 mobilisasi keterlibatan pengguna ; keterlibatan stakeholders dalam perencanaan


dan pelaksanaan umumnya diterima sebagai cara yang paling efektif untuk
memperbaiki perencanaan dan keefektifan pelaksanaan serta persyaratan awal
dalam membangkitkan pembiayaan melalui pengembalian biaya.

6
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

P. JAWA

Gambar 2.1. Wilayah Sungai di Pulau Jawa

Keperluan utama dalam pelaksanaan perencanaan wilayah sungai dapat diringkas


sebagai berikut :

 definisi unit wilayah sungai yang tepat (wilayah sungai yang besar atau kombinasi
dari beberapa wilayah sungai kecil)
 pembentukan lembaga yang terkait, dan
 persiapan proses perencanaan.

Definisi unit wilayah sungai memerlukan pertimbangan rentang kendali terhadap


kegiatan di wilayah sungai dan interaksi antara wilayah sungai. Gambar 2.1.
menggambarkan definisi unit wilayah sungai di Pulau Jawa.

Kelembagaan baru dibentuk di propinsi : mereka menangani perencanaan dan


pembuatan pedoman, kebijakan, OP, dan komunikasi dengan pengguna dan sektor
lainnya. Unit Perencanaan wilayah sungai saat ini ditempatkan pada Dinas PSDA/PU
Pengairan sedang OP wilayah sungai (prasarana dengan fungsi wilayah) ditangani
oleh beberapa instansi di setiap wilayah sungai. Di tingkat propinsi terdapat Panitia
Tata Pengaturan Air (PTPA) yang merupakan forum musyawarah yang mempunyai
fungsi membantu Gubernur dalam melaksanakan koordinasi tata air wilayah propinsi.
Sedang di wilayah sungai dibentuk Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (Balai PSDA)
yang mewakili pengguna pada kabupaten yang terlibat. Hal yang menarik dalam
perencanaan wilayah sungai adalah hubungan antara wilayah sungai dengan
perencanaan tata ruang; perencanaan tata ruang harus memberikan dasar bagi
pengkajian terhadap fungsi dan kegiatan di wilayah sungai dan selanjutnya
menggabungkan informasi dari sektor sumber daya air ke dalam rencana tata ruang.
Perencanaan wilayah sungai mempunyai tempat yang tepat untuk perencanaan tata
ruang.

Koordinasi dapat dibedakan menjadi konsultasi/kerjasama harian pada tingkatan teknis


dan pada kebijakan dalam menemfungsikan rencana wilayah sungai (legalisasi) dalam
perencanaan seluruh propinsi. Pada umumnya, Unit Perencanaan pada tingkat pusat

7
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

akan memfokuskan pada perencanaan nasional, koordinasi serta memberikan


pedoman kepada Unit Perencanaan di propinsi. Pada tingkat propinsi fokusnya
diberikan kepada perencaan dan supervisi.

Peran Unit Perencanaan dalam keseluruhan proses ini dapat disarikan sebagai
berikut:

 persiapan dan pelaksanaan perencanaan sumber daya air wilayah sungai dan
propinsi
 mengadakan komunikasi dengan stake holders
 bertindak sebagai pusat pengetahuan

Setting dari proses perencanaan membentuk komponen utama dari pelaksanaan


perencanaan wilayah sungai. Gambar 2.2. memperlihatkan tinjauan terhadap
keterlibatan pemerintah dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air di
wilayah sungai pada beberapa tingkatan. Proses ini ditempatkan sebagai latar
belakang informasi yang berguna atau perlu untuk menyiapkan rencana tersebut.

8
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 2.2.: Keterlibatan pemerintah dalam perencanaan wilayah sungai.

Pelaksanaan pengelolaan sumber daya air langsung terkait dengan perencanaan.


Undang-undang No.22/1999 tentang pemerintahan daerah memberikan otonomi luas
di tingkat kabupaten. Tetapi seperti diketahui bahwa perencanaan dan pengelolaan
9
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

wilayah sungai menggunakan batas hidrologi. Wilayah sungai biasanya terdiri dari
beberapa kabupaten (misalnya wilayah sungai Jratunseluna terdiri dari 11
kabupaten). Menyusun analisa perencanaan wilayah sungai menawarkan peluang
yang besar untuk mendukung dan mengkoordinasi studi tiap kabupaten. Koordinasi
antara perencanaan wilayah sungai dan perencanaan tiap kabupaten dan
bagaimana peran perencanaan wilayah sungai terhadapnya akan dibahas pada sub
bab berikut.

2.3. Peran Perencanaan Wilayah Sungai

Seperti yang diindikasikan pada bab terdahulu, perencanaan wilayah sungai tertuju
pada perencanaan sumber daya air yang terpadu pada wilayah tertentu. Dalam
analisa wilayah koordinasi/kerjasama pada tingkat wilayah sungai juga diperlukan
untuk mewujudkan pengembangan sumber daya air yang berskala ekonomi.

Pembaharuan kelembagaan yang sedang berjalan dimaksudkan untuk


mengalokasikan otonomi yang luas pada tingkat kabupaten, dimana propinsi akan
menjaga peran koordinasi dalam pengelolaan sumber daya air. Hal ini mempunyai
konsekuensi dalam penyusunan dan pelaksanaan dari perencanaan wilayah sungai.
Perencanaan wilayah sungai yang menunjukkan interaksi dan dampaknya pada
wilayah sungai, harus berisi informasi yang lebih rinci untuk mengakomodasikan
perencanaan kabupaten (informasi yang cukup untuk mendukung negosiasi dan
menyelesaikan konflik masalah air yang potensial antar kabupaten). Pembedaan dan
perincian dari perencanaan wilayah sungai dan pemberian koordinasi merupakan
tambahan tugas Unit Perencanaan.

Lingkup dari perincian dan koordinasi digambarkan pada Gambar 2.2 yang
menunjukkan keterkaitan antara wilayah sungai dengan wilayah administrasi
(Kabupaten/Kota). Pedoman Penunjang Buku 1 : Hidrologi dan Air Tanah telah
disusun untuk menyiapkan neraca air di wilayah sungai dengan cukup rinci untuk
menunjukan dan mengakomodasikan kebutuhan utama yang berbeda, kemungkinan
pemberian airnya dan titik pengendali dalam alokasi air. Dapat disimpulkan dari
pedoman tersebut bahwa tambahan air pada kabupaten dan ”water district” yang
terkait perlu dipertimbangan untuk menganalisa ketersediaan air dan alokasi air pada
kabupaten yang berbeda. Gambar 2.3 menunjukan bahwa dalam pengelolaan
wilayah sungai diperlukan koordinasi antara kabupaten-kabupaten.

10
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 7
Pembagian water district untuk
WS Jratunseluna

Jepara

0 10 20 Pati
Kilometers
Rembang
Kudus

Demak
WS.
Pemali Comal Kendal
Batang Kdy. Semarang Blora
Grobogan

Semarang
WS. Serayu -
Bogowonto
Temanggung
Kdy. Salatiga Boyolali Keterangan

Sragen
WS. Progo- Batas Wilayah Sungai
Opak-Oyo
Batas Water District
Sungai

..

Gambar 2.3 : Sebelas Kabupaten yang terlibat dalam manajemen wilayah sungai
Jratunseluna.

Tantangan khususnya dalam pelaksanaan upaya - upaya pada wilayah sungai


adalah :

1) Pengelolaan wilayah sungai : siapa yang akan membayar untuk pengelolaan hulu
wilayah sungai yang manfaatnya dinikmati oleh pengguna air di wilayah sungai
bagian hilir, atau

2) Pengendalian kualitas air : misalnya bangunan sanitasi di hulu yang akan


bermanfaat bagi budidaya perikanan di hilir.

Keterlibatan stakeholders dalam proses perencanaan adalah perubahan penting


dalam perencanaan sumberdaya air yang akan dilaksanakan dimasa yang akan
datang. Perencanaan pengembangan sumber daya air yang efektif memerlukan
koordinasi pada wilayah yang febih luas daripada "water distric”, juga kebutuhan

11
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

untuk penggunaan air secara optirnal dan pelestarian sumber daya pada jangka
panjang. Ini memerlukan pendekatan yang berbeda dengan perencanaan untuk
wilayah kabupaten yang lebih kecil yang akan memfokuskan pada penyelesaian
masalah jangka pendek sebagai jawaban atas masalah yang terjadi sekarang.

Pengembangan data base dan pengoperasian rnetodologi pada perencanaan


wilayah sungai juga menawarkan peluang besar untuk mendukung perencanaan
pada tingkat kabupaten. Prinsip yang sama pada perencanaan (evaluasi teknik)
diterapkan pada skala yang lebih kecil; hanya sistem sumber daya air yang pada
skala yang berbeda.

Pengembangan tersebut diperlukan untuk menentukan secara teliti potensi peran


perencanaan wilayah sungai dalam perencanaan keseluruhan dan pelaksanaan
pengernbangan surnberdaya air. Peran potensial dari perencanaan wilayah sungai
dihubungkan dengan beberapa aspek yaitu :

 hubungan antara perencanaan wilayah sungai dengan rencana kabupaten


 penggunaan perencanaan wilayah sungai dalam perencanaan wilayah/tata
ruang di wilayah/provinsi
 perencanaan wilayah sungai dan konsultasi kepada masyarakat
 perencanaan wilayah sungai dan perencanaan seluruh investasi dan
pelaksanaannya: prioritas, partisipasi pada proyek skala besar.

Gambar 2.4. mengidentifikasikan hubungan antara perencanaan wilayah sungai


dengan aspek-aspek tersebut.

(1) Perencanaan wilayah sungai ditujukan pada rencana strategis dalam sektor
air : ini melibatkan pengkajian keperluan/potensi/pilihan/masalah di daerah
analisa kegiatan (sehubungan dengan perencanaan tata ruang), dan
pengkajian atas kebutuhan air. Hasil utama dari tahap ini adalah sejumlah
target yang rnenunjukkan tujuan dan peluang dan perlunya penanggulangan
pada kondisi yang buruk dan pelestarian sumber daya di daerah itu. Empat
kategori target dapat dibedakan menjadi

 kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar


 penangggulangan kondisi yang buruk (misalnya wilayah yang akan
dilengkapi dengan bangunan prasarana pengendali banjir)
 realisasi dari potensi
 kebutullan akan konservasi dalam penggunaan sumber daya dalam jangka
panjang.

Tujuan dari rencana strategi selanjutnya adalah mengidentifikasi bagaimana


target dapat dilaksanakan untuk mengindikasikan cara yang efektif dalam
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai target. Tujuan utama
dalam analisa adalah mencari cara yang optimum dalam mengubah sumber

12
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

daya (termasuk keuangan) menjadi hasil ekonomi /kesejahteraan untuk daerah


itu.

Analisa diatas melihat sumberdaya total yang ada (misal ketersediaan air) dan
memeriksa peluang untuk menggunakan sumber daya tersebut dalam jangka
waktu yang panjang. Neraca ketersediaan-kebutuhan menjadi alat utama dalam
melaksanakan analisa tersebut. Hasil dari rencana wilayah sungai terdiri dari
beberapa proyek pada lingkup daerah. Proyek-proyek tersebut selanjutnya
dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil seperlunya untuk pelaksanaan
selanjutnya. Hasil lain dari rencana wilayah sungai adalah rencana membentuk
target pengembangan dan kebijakan yang bertujuan pada pengelolaan sumber
daya yang optimal. Target tersebut dan kebijakan jangka panjang yang terkait
mengindikasikan jenis, besar dan waktu pengembangan yang dipilih,
merupakan masukan untuk penyiapan rencana sumberdaya air kabupaten.
Misalnya, berdasarkan atas ketersediaan air diindikasikan pada aspek
konservasi air dan pengurangan kehilangan air. Selanjutnya potensi untuk
proyek gabungan (melibatkan beberapa kabupaten) dapat diusulkan, juga
kebutuhan untuk kerjasama (misal pada aspek kualitas air dan pengelolaan
DAS).

(2) Rencana wilayah sungai harus mencerminkan keinginan dari pengguna. Ini
dilakukan dengan cara dan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
optimum kepada pengguna. Dalam perencanaan jangka panjang, konsultasi
kepada masyarakat atas rencana wilayah sungai mungkin harus ditujukan pada
organisasi profesional yang terlibat pada masalah air. Hal itu ditekankan untuk
mengetahui implikasi jangka panjang dari rencana strategis tersebut.
Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakat umum kurang tertarik pada
aspek strategi jangka panjang, mereka akan terfokus pada masalah jangka
pendek dan mendesak pemecahannya.

(3) Rencana kabupaten akan diperlukan untuk melengkapi perencanaan


pengembangan wilayah sungai itu. Kontribusinya terhadap kabupaten lain dari
proyek yang diusulkan dalam perencanaan wilayah sungai harus dilaksanakan
untuk menyelesaikan rnasalah lokal di tiap-tiap kabupaten tersebut. Lokasi
geografis yang bebas dari suatu kabupaten dengan memperhatikan pada pola
drainasi alamiah mungkin rnemberikan pengkajian yang rumit atas ketersediaan
air dlan penggunaan airnya. Negosiasi atas pembagian air mungkin diperlukan
dan ini harus didukung oleh pengkajian yang objektif atas ketersediaan air,
pengkajian yang dipersiapkan dalam perencanaan wilayah sungai, berdasarkan
atas data base wilayah itu yang dikumpulkan secara ekstensif.

(4) Koordinasi tidak hanya perlu pada penggunaan sumberdaya air tetapi juga
untuk perencanaan investasi, terutama seperangkat proyek besar dan proyek
lokal yang membentuk portofolio proyek investasi, dimana perlu disediakan
beberapa sumber dana keuangan. Pengambilan keputusan dimana
proyek-proyek tersebut akan dilaksanakan harus menyatukan tujuan dan
efisiensi keseluruhan serta keinginan dari pengguna yang berlokasi di

13
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

kabupaten yang berbeda. Pengelolaan portofolio serta pengelolaan


sumberdaya seperti yang dijelaskan diatas merupakan alat untuk memadukan
perencanaan pada tingkat provinsi dan kabupaten. Daftar resmi dari
proyek-proyek pada tahap pertimbangan/pengambilan keputusan yang berbeda
kemudian dapat dipertimbangkan dengan catatan dapat dipilih lagi oleh intansi
lain yang berbeda yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Persetujuan
atas partisipasi beberapa kabupaten datam pembiayaan proyek rnerupakan
bagian dari informasi dalam daflar tersebut, dimana daflar tersebut dapat
membedakan hal-hal berikut :

 Proyek dengan prospek yang menjanjikan


 Proyek yang memerlukan penelitian yang lebih detail termasuk konsultasi
kepada orang-orang yang langsung terkena dampak proyek
 Proyek yang diputuskan untuk dilaksanakan (rencana aksi)

(5) Pengawasan terhadap pembiayaan dan pelaksanaan adalah langkah berikutnya


dalam pelaksanaan rencana aksi tersebut

14
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 2.4. Peran rencana wilayah sungai dalam keseluruhan perencanaan


sumber daya air dan pelaksanaannya

15
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

2.4. Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

2.4.1. Kebijakan dan Peraturan Sumber Daya Air

Indonesia saat ini sedang menyusun Kebijakan Nasional Sumber Daya Air. Sejalan
dengan itu, Undang-Undang tentang sumber daya air (UU nomor 7/2004) telah
diundangkan. Pembuatan Undang-Undang ini jelas dimaksudkan untuk memfasilitasi
strategi pengelolaan sumber daya air untuk wilayah sungai di seluruh tanah air untuk
memenuhi kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang secara berkelanjutan.

Undang-Undang tersebut (dan Peraturan Pemerintah/PP yang terkait) mencerminkan


arah pemikiran yang berkembang saat ini berkaitan dengan penataan ulang
tanggung jawab dalam sektor sumber daya air. Undang-Undang tersebut
mengungkapkan sejumlah aspek dimana pengelolaan sumber daya air di wilayah
sungai dapat ditingkatan lebih lanjut, antara lain dengan dimuatnya pasal-pasal
tentang perencanaan pengelolaan sumber daya air.

Beberapa pasal dalam Undang-undang No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air
menguraikan tentang pola dan perencanaan SDA, pasal tersebut diantaranya
adalah :

Pasal 11 :

(1) Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat
dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air.

(2) Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun berdasarkan wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air
permukaan dan air tanah.

(3) Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha
seluas-luasnya.

(4) Pola pengelolaan sumber daya air didasarkan pada prinsip keseimbangan
antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air.

Pasal 59 :

(1) Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun untuk menghasilkan


rencana yang berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air.

16
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

(2) Perencanaan pengelolaan sumber daya air dilaksanakan berdasarkan asas


pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

(3) Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai dengan pola
pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.

(4) Rencana pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu unsur dalam
penyusunan, peninjauan kembali, dan/atau penyempurnaan rencana tata ruang
wilayah.

Pasal 60 :

(1) Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai dengan prosedur
dan persyaratan melalui tahapan yang ditetapkan dalam standar perencanaan
yang berlaku secara nasional yang mencakup inventarisasi sumber daya air,
penyusunan, dan penetapan rencana pengelolaan sumber daya air.

2.4.2. Tahapan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Tahapan pengelolaan SDA Wilayah Sungai dapat dilihat pada Gambar 2.5, dan
secara ringkat diuraikan pada paragraf di bawah ini, sedangkan Struktur Kebijakan
Pengelolaan SDA Wilayah Sungai dapat dilihat pada Gambar 2.6.

(1). Kebijakan Pengelolaan SDA

Kebijakan sumber daya air disusun dengan maksud untuk memberikan arahan
dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya air guna mencapai tujuan
pengelolaan sumber daya air. Kebijakan tersebut meliputi arahan konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air untuk
memecahkan masalah sumber daya air dan mengantisipasi perkembangan
kebutuhan pembangunan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota.

Kebijakan SDA tersebut di atas, disusun di tingkat nasional, provinsi dan


Kabupaten/Kota. Kebijakan SDA nasional akan menjadi acuan untuk penyusunan
kebijakan SDA di tingkat provinsi, dan kebijakan SDA provinsi akan menjadi acuan
untuk penyusunan kebijakan SDA di tingkat Kabupaten/Kota.

Kebijakan SDA Nasional dirumuskan oleh Dewan SDA Nasional dan ditetapkan oleh
presiden, sedangkan kebijakan SDA Provinsi dirumuskan oleh wadah koordinasi
SDA provinsi yang bernama Dewan SDA Provinsi atau dengan nama lain dan
ditetapkan oleh Gubernur. Di tingkat Kabupaten/Kota, kebijakan SDAnya dirumuskan
oleh wadah koordinasi SDA Kabupaten/Kota yang bernama Dewan SDA
Kabupaten/Kota atau dengan nama lain dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

17
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Kebijakan SDA tersebut di atas, akan menjadi acuan bagi instansi yang terkait dalam
menetapkan kebijakan sektoral di bidangnya.

Gambar 2.5. Tahapan Pengelolaan Sumber Daya Air

(2). Pola Pengelolaan SDA

Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan sebagai kerangka dasar
dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai, dan disusun berdasarkan
kebijakan sumber daya air pada wilayah administratif yang bersangkutan dengan
memperhatikan :

 kepentingan dan kebijakan wilayah administrasi yang terdapat di wilayah sungai


yang bersangkutan;
 kebutuhan sumber daya air bagi semua pemanfaat di wilayah sungai yang
bersangkutan;
 pengelolaan sumber daya air dilakukan secara menyeluruh dalam satu
kesatuan sistem tata air;
 pengelolaan sumberdaya air dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin
pendayagunaannya pada masa mendatang dan berwawasan lingkungan hidup.

Pola pengelolaan sumber daya air ini harus memuat berbagai aspek sebagai berikut:

 tujuan umum pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang


bersangkutan;
 dasar-dasar yang dipergunakan dalam melakukan pengelolaan sumber daya air
di wilayah sungai yang bersangkutan;
18
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

 prioritas kegiatan pengelolaan dan strategi dalam pencapaian tujuan


pengelolaan;
 konsepsi kebijakan operasional yang ditetapkan dalam pengelolaan sumber
daya air di wilayah sungai yang bersangkutan;
 rencana pengelolaan strategis.

Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun, dan dapat ditinjau dan dievaluasi sekurang-kurangnya setiap 5
(lima) tahun sekali.

Cat

Catatan :
WS wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota adalah wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;
Ws wewenang Pemerintah Provinsi adalah wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
WS wewenang Pemerintah Pusat adalah wilayah sungai lintas provinsi dan lintas negara.

Gambar 2.6. Struktur Kebijakan Pengelolaan SDA Wilayah Sungai

(3). Rencana Pengelolaan SDA

Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air merupakan tindak lanjut dari pola
PSDA yang disusun sesuai prosedur dan persyaratan melalui tahapan yang ditetapkan
dalam standar perencanaan yang berlaku secara nasional, yang mencakup

19
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

inventarisasi sumber daya air, penyusunan, dan penetapan rencana pengelola sumber
daya air, yang secara singkat diuraikan di bawah ini :

(3.1). Inventarisasi SDA

Inventariasi sumber daya air dalam upaya penyusunan rencana PSDA meliputi
pengumpulan data dan informasimengenai :

 kuantitas dan kualitas sumber daya air;


 prasarana sumber daya air;
 kelembagaan pengelolaan sumber daya air;
 kondisi lingkungan hidup dan potensi yang terkait dengan sumber daya air; dan
 kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkait dengan sumber daya air.

(3.2). Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA

Rencana pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan pada pola pengelolaan
sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan. Rencana pengelolaan sumber
daya air ini terdiri dari a) rencana induk pengelolaan sumber daya air, b) studi
kelayakan, c) program pengelolaan sumber daya air; dan d) rencana kegiatan
pengelolaan sumber daya air, seperti yang diuraikan berikut ini.

a. Rencana Induk Pengelolaan SDA

Rencana induk pengelolaan sumber daya air merupakan rencana jangka panjang
yang memuat pokok-pokok program konservasi dan pendayagunaan sumber daya
air serta pengendalian daya rusak air di wilayah sungai bersangkutan. Rencana
induk ini disusun dan ditetapkan untuk jangka 20 (dua puluh) tahun, serta dapat
ditinjau dan dievaluasi sekurang-kurangnya setiap 5 (lima) tahun sekali.

Penyusunan rencana induk pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai
dilaksanakan secara terkoordinasi oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
bidang tugasnya dengan mengikutsertakan para pemilik kepentingan dalam bidang
sumber daya air.

Rencana induk pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan strategi yang
terpilih dari beberapa pilihan strategi yang terdapat dalam pola pengelolaan sumber
daya air, dan pilihan strategi pengelolaan sumber daya air tersebut disepakati oleh
semua pihak yang berkepentingan di wilayah sungai yang bersangkutan.

Pokok-pokok program konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,
dan pengendalian daya rusak air yang terdapat didalam rencana induk pengelolaan
sumber daya air terdiri dari upaya-upaya yang berupa struktur dan non-struktur, yang

20
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

dilengkapi dengan prakiraan kelayakan. Untuk upaya yang bersifat struktural


dilengkapi dengan desain dasar.

Sebelum ditetapkan, rancangan rencana induk pengelolaan sumber daya air atau
perubahannya wajib dilakukan konsultasi publik, dan informasi mengenai rancangan
rencana induk pengelolaan sumber daya air ini harus disebarluaskan kepada
masyarakat terlebih dahulu sebelum konsultasi publik dilaksanakan.

Rencana induk pengelolaan sumber daya air yang sudah ditetapkan merupakan
bagian dari rencana strategis setiap sektor yang terkait sesuai dengan bidang
kegiatan masing-masing sektor dan sebagai salah satu unsur dalam penyusunan,
peninjauan kembali dan atau penyempurnaan rencana tata ruang wilayah yang
bersangkutan.

b. Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan kajian untuk menilai kelayakan dari kegiatan-kegiatan


pengelolaan sumber daya air yang terdapat di dalam rencana induk pengelolaan
sumber daya air yang dapat dilaksanakan dalam jangka menengah, dan studi ini
dilakukan oleh instansi yang membidangi sumber daya air sesuai dengan status
kewenangan pengelolaan wilayah sungai.

Maksud dari studi kelayakan adalah untuk menyeleksi kegiatan-kegiatan


pengelolaan sumberdaya air yang dapat dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima)
sampai dengan 10 (sepuluh) tahun. Studi ini mencakup :

 kelayakan dari aspek teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan;


 kesiapan masyarakat untuk menerima rencana kegiatan;
 keterpaduan antarsektor;
 kesiapan pembiayaan;
 kesiapan kelembagaan.

Studi kelayakan untuk upaya-upaya yang bersifat struktural harus dilengkapi dengan
pra-desain dan pra-rencana pembebasan tanah dan/atau pemukiman kembali.

Sebagai tindak lanjut dari studi kelayakan adalah melakukan penyusunan program
dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air.

c. Program dan Rencana Kegiatan Pengelolaan SDA

Program pengelolaan sumber daya air merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan


sumber daya air yang telah dikaji kelayakannya dan ditetapkan untuk dilaksanakan
dalam jangka menengah, dan disertai dengan indikasi pembiayaan serta pengaturan
pelaksanaannya.

21
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air merupakan satuan kegiatan jangka
pendek yang disusun untuk melaksanakan program pengelolaan sumber daya air
yang telah dilengkapi dengan rincian anggaran biaya dan organisasi
pelaksanaannya.

Program dan rencana kegiatan pengelolaan SDA disusun dan ditetapkan oleh
instansi-instansi yang terkait sesuai lingkup tugas dan fungsi masing-masing dengan
berpedoman pada rencana induk pengelolaan sumber daya air, studi kelayakan dan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Program pengelolaan sumber daya air mencakup rangkaian kegiatan pengelolaan


yang dapat dilaksanakan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air merupakan rincian kegiatan yang
terdapat didalam program pengelolaan sumber daya air untuk dilaksanakan secara
tahunan.

Penetapan program dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Rencana detail yang merupakan tindak lanjut dari rencana kegiatan disusun sebagai
dasar pelaksanaan konstruksi dan operasi dan pemeliharaan.

Studi kelayakan, program, rencana kegiatan rencana detail pengelolaan sumber


daya air harus disosialisasikan kepada pemilik kepentingan.

(3.3). Penetapan Rencana PSDA

Penetapan rencana induk pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai dapat
dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. konsultasi publik sudah diselesaikan;


b. diumumkan secara terbuka kepada masyarakat;
c. telah melewati masa sanggah selama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
diumumkan.

Penetapan atau pengesahan rencana induk pengelolaan SDA dilakukan oleh Bupati,
Gubernur atau Menteri sesuai dengan tingkatannya.

Rencana induk pengelolaan sumber daya air yang telah ditetapkan wajib
disosialisasikan kepada masyarakat di daerah yang bersangkutan. Rencana induk ini
kemudian perlu ditindaklanjuti dengan melakukan studi kelayakan (Feasibility Study).

22
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

(4). Pelaksanaan Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan

Sebagai tindak lanjut (konsekuensi logis) dari kegiatan penyusunan rencana


pengelolaan SDA adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi, operasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang dibangun sesuai yang direncanakan pada
rencana pengelolaan SDA sebelumnya.

2.4.3. Kerangka Pengelolaan Sumber Daya Air

Kerangka pengelolaan sumber daya Air wilayah (Basin Water Resources


Management Structure) dapat dilihat pada Tabel 2.1.

23
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Tabel 2.1. Kerangka Pengelolaan Sumber Daya Air Kaitannya dengan Perencanaan Sumber Daya air

KERANGKA 1.1.1 TINGKAT PELAKSANA


PENGELOLAAN URAIAN SINGKAT URAIAN RINCI
4B

NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
1 KEBIJAKAN 1. 0B Nasional Identifikasi tujuan dari • IDENTIFIKASI FUNGSI UTAMA Departemen PU
NASIONAL pengelolaan SUMBERDAYA AIR DALAM dengan Dep.Terkait
PENGELOLAAN sumberdaya air tingkat PENGELOLAAN SDA NASIONAL DAN DI
SUMBERDAYA AIR nasional dan DAERAH SEJAUH RELEVAN DARI SEGI
menetapkan KEPENTINGAN NASIONAL
penanggungjawab
• Kerangka Hak Atas Air dalam alokasi
dan penggunaan air permukaan dan
air tanah
• Efisiensi penggunaan air, terutama
air irigasi
• Mekanisme perijinan terpadu dalam
alokasi air permukaan dan air tanah
• Kualitas air permukaan dan air tanah
• Pembinaan pengelolaan jaringan
irigasi, air bersih perkotaan dan
sanitasi air limbah
• HUBUNGAN DENGAN KEBIJAKAN
LINGKUNGAN DAN RENCANA
TATA RUANG
• Kelembagaan yang memprioritaskan
proses terpadu antara perencanaan
tata ruang dan rencana wilayah
sungai
• Kebijakan terpadu dalam
pengembangan rawa dan lahan

24
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

KERANGKA 1.1.1 TINGKAT PELAKSANA


PENGELOLAAN URAIAN SINGKAT URAIAN RINCI
4B

NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
basah yang berkelanjutan.
2. • INDIKASI PENDEKATAN
FINANSIAL DAN EKONOMI
• Sistem pembiayaan, program dan
perencanaan untuk investasi dan
pengelolaan sumberdaya air sesuai
prioritas dan berkelanjutan
• Struktur peraturan daerah dibidang
SDA untuk pengelolaan wilayah
sungai berbentuk Balai PSDA atau
PJT
• Pemberlakuan konsep Penerima
manfaat membayar iuran dan
pencemar membayar biaya
pemurnian air
• ARAHAN BAGAIMANA FUNGSI
PENGELOLAAN SDA DI DAERAH
DITETAPKAN
• Kerangka insentif untuk peran
swasta dan kerjasama dalam
pengelolaan SDA, kualitas air, irigasi
• Koordinasi kegiatan swasta dan
publik di bidang kehutanan,
pertanian, konservasi dan
sumberdaya air untuk pengelolaan
wilayah sungai, bantaran banjir dan
muara sungai

25
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

KERANGKA 1.1.1 TINGKAT PELAKSANA


PENGELOLAAN URAIAN SINGKAT URAIAN RINCI
4B

NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
2 KEBIJAKAN Provinsi Identifikasi tujuan dari • Identifikasi fungsi utama sumberdaya Dinas PSDA Provinsi
PROVINSI DALAM pengelolaan air dalam pengelolaan SDA di
PENGELOLAAN sumberdaya air di Provinsi
SUMBERDAYA AIR tingkat provinsi dan • Arahan bagaimana fungsi
menetapkan pengelolaan sumberdaya air di
penanggungjawab daerah ditetapkan
• Indikasi pendekatan finansial dan
ekonomi
Hubungan dengan kebijakan lingkungan dan
rencana tata ruang
13 3. POLA
1B Wilayah Sungai Kerangka Dasar dalam • TUJUAN UMUM DAN ARAHAN PENGELOLAAN 4. 2B Dit.PSDA
PENGELOLAAN strategis nasional, lintas Pengelolaan SDA di SUMBERDAYA AIR DI WILAYAH SUNGAI 5. 3B Dinas PSDA
SUMBERDAYA negara, lintas provinsi, Wilayah Sungai • PRINSIP-PRINSIP POKOK YANG DIGUNAKAN
AIR WILAYAH lintas kabupaten, satu (pengelolaan SDA= DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DI
SUNGAI kabupaten merencanakan, WILAYAH SUNGAI
melaksanakan, • Berdasarkan atas ekosistem wilayah sungai
memantau dan • Keterpaduan antara air permukaan dan air
mengevaluasi kegiatan tanah
konservasi, • Keseimbangan antara upaya konservasi dan
pendayagunaan sda pendayagunaan sumberdaya air
dan pengendalian daya • Melibatkan peran masyarakat dan dunia
rusak air) usaha
• PRIORITAS DAN TAHAPAN DALAM
PENCAPAIAN TUJUAN UMUM
• KEBIJAKAN DASAR YANG DITETAPKAN
DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DI
WILAYAH SUNGAI

26
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

KERANGKA 1.1.1 TINGKAT PELAKSANA


PENGELOLAAN URAIAN SINGKAT URAIAN RINCI
4B

NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
4 RENCANA Wilayah Sungai Rencana Jangka • Didasarkan atas Pola Pengelolaan Sumberdaya Tim Antar
PENGELOLAAN strategis nasional, lintas Panjang Pengelolaan Air Wilayah Sungai Instansi Pemerintah
SUMBERDAYA AIR negara, lintas provinsi, Sumberdaya Air • Mempertimbangkan Rencana Sektoral dan Terkait
WILAYAH SUNGAI lintas kabupaten, satu Wilayah Sungai Rencana Tata Ruang Wilayah
kabupaten • Struktur RPSDAWS terdiri dari:
1. RENCANA INDUK PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
2. PROGRAM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
3. RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
Wilayah Sungai 1. RENCANA INDUK • Rencana Jangka Panjang untuk waktu 15 – 25 Tim Antar
strategis nasional, lintas PENGELOLAAN tahun sesuai dengan kondisi di wilayah sungai Instansi Pemerintah
negara, lintas provinsi, SUMBERDAYA AIR • Ditinjau dan dievaluasi setiap 5 tahun sekali Terkait
lintas kabupaten, satu • Memuat pokok-pokok rencana program
kabupaten konservasi dan pendayagunaan sda serta
pengendalian daya rusak air yang dilakukan
secara terpadu dan terarah
• Rancangan Rencana Induk wajib dilakukan
konsultasi publik
• Bagian dari rencana strategis setiap sektor dan
asalah satu unsur dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang wilayah

27
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Wilayah Sungai 2. PROGRAM • Bagian dari Rencana Induk Pengelolaan Departemen, Dinas,
strategis nasional, lintas PENGELOLAAN Sumberdaya air Wilayah Sungai yang akan Instansi
negara, lintas provinsi, SUMBERDAYA AIR dilaksanakan dalam jangka menengah (5 tahun)
lintas kabupaten, satu • Berdasarkan penilaian atas:
kabupaten  Prioritaskebutuhan
 Kelayakan dari aspek teknis, ekonomi,
sosial dan lingkungan
 Penerimaan sosial
 Keterpaduan antar sektor
 Kesiapan pembiayaan
 Kesiapan kelembagaan
• Wajib dilakukan konsultasi publik
• Masyarakat dan swasta dapat mengusulkan
program pengelolaan s.d.a.
3. RENCANA • Satuan rencana kegiatan jangka pendek (1 Departemen, Dinas,
KEGIATAN tahun) yang disusun untuk melaksanakan Instansi
PENGELOLAAN Program Pengelolaan Sumberdaya Air yang
SUMBERDAYA AIR dilengkapi dengan:
 Rincian anggaran biaya
 Organisasi pelaksanaan
• Masyarakat dan swasta dapat mengusulkan
rencana kegiatan pengelolaan s.d.a
• Wajib dilakukan konsultasi publik

28
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS

CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

3. ANALISA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

3.1. Umum : Pendekatan Menyeluruh

Proses perencanaan suatu wilayah sungai dapat diterangkan sebagai prosedur yang
teratur untuk mendapatkan pengembangan sumberdaya air dan lahan yang
optimum. Hal ini harus menghasilkan penelitian dari kemungkinan altematif, dalam
prioritas dan program dari proyek yang potensial dengan memperhitungkan
kesempatan dan kendala fisik serta manajerial. Pemikiran terkini dalam perencanaan
pengembangan sumberdaya air menekankan pada kerangka analitis dalam
menyususn proses perencanaan tersebut.

Kerangka tersebut harus secara explisit mengidentifikasikan komponen dan langkah


yang berbeda dalam proses itu. Persiapan rencana wilayah sungai dapat dilihat
sebagai masalah keputusan yang sangat dimensional sifaInya. Karena itu
pengembangan dari suatu rencana memerlukan fasilitas pemroses data yang efektif
agar informasi dan pilihan yang mungkin dapat dibuat.

Kerangka perhitungan dengan menggunakan kemampuan komputer terkini untuk


pernrosesan data, presentasi serta kemampuan interaksi grafs dan yang dapat
dicocokkan dengan keseluruhan kerangka analitis dapat memberikan dukungan
yang kuat kepada analisa perencanaan. Kerangka perhitungan atau sistem
dukungan (untuk pengambilan) keputusan (DSS), sistem data base dan alat interaksi
yang mudah digunakan diperlukan dalam analisa. Pendekatan sistematik tersebut
akan mengintegrasikan beberapa aspek dari proses perencanaan dan juga
memberikan suatu kerangka untuk keberlanjutan upaya pengembangan dan
pembuatan keputusan.

3.2. Kerangka Analitis

Tantangan terbesar dalam proses perencanaan adalah mencakup ketergantungan


antara proyek potensial dan pola waktunya. Kerangka untuk menangani tantangan
ini digambarkan pada Gambar 3.1. Diindikasikan hubungan antara
komponen-komponen dalarn perencanaan wilayah sungai serta beberapa
penyesuaian dan percobaan untuk mencari umpan balik dalam pencarian jadwal
pengembangan secara optimal. Jenis dan peran beberapa upaya dan penggunaan
data juga dimasukkan. Beberapa catatan terhadap Gambar 3.1 :

 Skenario ekonomi dan dernografi menentukan proyeksi kebutuhan air. Skenario


ini sangat berhubungan dengan perencanaan tata ruang di wilayah itu.
 Perencanaan tata ruang, bersama-sama dengan target nasional/provinsi
berpengaruh besar dan beberapa kegiatan penggunaan air. Perencanaan tata
ruang sendiri dipengaruhi oleh terbatasnya sumberdaya di wilayah itu, yang
diidentifikasi dengan analisa sistem sumber daya air (umpan balik)

29
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

 Target kebutuhan untuk berbagai pengguna air mernbentuk masukan utama


dalam proses perencanaan. Kegiatan yang diperlukan adalah :

 Perumusan proyek untuk mewujudkan target tertentu;


 Membandingkan dengan sumber daya yang ada; dan
 Menentukan tingkat manfaat.

 Perkiraan atas target kebutuhan dihubungkan dengan proyeksi sosial ekonorni


dan rencana keseluruhan dari pengembangan suatu wilayah. Rencana tata
ruang harus memuat fungsi dan distribusi spasial dari kegiatan ini. Berdasarkan
atas skenario yang digunakan dalarn proyeksi kependudukan, pengembangan
ekonomi dan perencanaan tata ruang, suatu proyeksi dapat dibuat untuk
kegiatan yang memerlukan air seperti irigasi, penyediaan air minum,
penyediaan air industri dan air untuk keperluan lingkungan.

 Jumlah kegiatan, jenis, proses dan unit kebutuhan air diperlukan untuk
menentukan target perkiraan kebutuhan air. Keterbatasan sumberdaya akan
diketahui dari perbandingan antara air yang tersedia dan kualitasnya dengan
kebutuhan. Keterbatasan ini akan sangat mempengaruhi perencanaan tata
ruang dari wilayah itu. Penentuan dari keterbatasan ini pada akhirnya
tergantung dari perkiraan awal dari perencanaan tata ruang atau pilihan
pengembangan yang diambil. Beberapa analisa dan penyesuaian mungkin
diperlukan untuk mendapatkan potensi yang optimal dan berkelanjutan

 Data hidrometeorologi (data dasar yang diukur dan hasil dari analisa hidrologi
dan meteorologi) diperlukan untuk membuat ketersediaan air (distribusi spasial
dalarn wilayah sungai dan variasinya dalam waktu)

30
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

31
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

 Desain dari sistem penyediaan air menggunakan simulasi alokasi/distribusi air :


berapa usulan kegiatan di wilayah sungai yang menggunakan sumberdaya air
dan mempunyai dampak tertentu pada wilayah sungai tersebut. Target
kebutuhan yang diinginkan harus di chek atau dibandingkan dengan
sumberdaya yang ada. Simulasi tersebut menyatukan keseimbanggan hidrologi
dalam wilayah sungai dan ketersediaan air serta kebutuhannya. Evaluasi dari
simulasi memberikan informasi dari kinerja strategi pengelolaan sumberdaya air
dan dimungkinkan untuk menyesuaikan strategi ini untuk memperbaiki
kinerjanya. Evaluasi keseimbangan air dan pengaruhnya pada aspek sosial
ekonorni memerlukan evaluasi dari beberapa situasi yang berbeda. Modeling
harus mempunyai skematisasi yang cocok dan relevan. Yang lebih penting, hal
itu harus memberikan informasi dalam target dan norma yang dapat dicapai,
dan menentukan berapa manfaat dan biaya/kerugian akibat dari sistem yang
diusulkan.

 Biaya dari intervensi yang berhubungan dengan konstruksi, operasi dan


pemeliharaan fasilitas merupakan bagian dari strategi pengelolaan sumberdaya
air. Bersama-sama dengan biaya variabel lainnya (misalnya kerusakan akibat
dari kekurangan air, energi air, dll) dan manfaat yang dihasilkan dari simulasi,
maka evaluasi total dari strategi tersebut dapat dibuat.

 Evaluasi dari hasil simulasi : berdasarkan atas evaluasi dari neraca air dan
kinerja sosial ekonomi yang terkait, penyesuaian dapat dibuat untuk
mengoptimasikan kinerja dengan memilili pilihan pengelolaan surnberdaya air
yang berbeda, menyesuaikan target kebutuhan yang mungkin teralu optimistik;
atau /dan rnerubah rencana tata ruang;

 Simulasi distribusi polutan di wilayah sungai dan proses kualitas air


memberikan informasi yang diperlukan untuk evaluasi tentang kualitas air,
dampak lingkurigan dan pengaruh dari upaya yang diambil. Neraca air dan
beban pencemar merupakan input utama kepada simulasi ini. Proses tersebut
ditengarai oleh parameter fisik dan karakteristik penggunaan air seperti
penggunaan pupuk dan pestisida.

 Untuk memfasilitasi analisa sistem air di wilayah sungai, perlu untuk


rnempertimbangkan tingkat hirarki yang berbeda :

 Sistem lokal yang umumnya berisi sub sitem pengelolaan air seperti irigasi,
air minum, dan pengolahan air.
 Prasarana wilayah sungai : dalam tingkat ini terdapat kepentingan tertentu
tentang konservasi dan penggunaan sumberdaya; hubungan antara
kegiatan dibeberapa tempat di wilayah sungai yang memerlukan perhatian
khusus.
 Pada tingkat yang berbeda memerlukan jenis analisa teknis yang berbeda
dan mempunyai dampak yang berbeda, kelembagaan untuk
pelaksanaan dan pembiayaan.

32
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

 Beberapa upaya dibedakan antara satu dan lainnya, tiap upaya mempengaruhi
dan cara yang berbeda.

 Upaya yang diambil dalam perencanaan yang berhubungan dengan target


nasional/regional, kegiatan dan fungsi yang disukai, pedoman tata ruang
dan spesifikasi zona.
 Upaya pengelolaan sumberdaya air yang berhubungan dengan prasarana,
pengelolaan operasional dan peraturan termasuk desain sistem air
 Upaya sanitasi, dapat dibagi menjadi didalam dan diluar badan sungai
yang mernpunyai dampak yang berbeda dan memerlukan pelaksanaan
yang berbeda.

 Komposisi dari program pengembangan : perencanaan pengembangan wilayah


sungai terdiri dari identifikasi dan prioritas proyek yang potensial untuk
menghasilkan proyek yang akan memberikan kontribusi pada pencapaian
tujuan. Beberapa kornponen utama dapat dibedakan dalam proses
perencanaan, antara lain:

 Mencocokkan sumberdaya : merupakan langkah dasar dalam


perencanaan wilayah sungai karena pada tahap ini penggunaan
sumberdaya dan interaksi harus dipertimbangkan.
 Perumusan strategi untuk mencapai tujuan;
 Pemrograman proyek : evaluasi alternatif jadwal waktu dalam batas dana
dan kendala pelaksanaan lainnya.

3.3. Perumusan Skenario dan Strategi

3.3.1. Skenario

Skenario didefinisikan sebagai suatu faktor/aspek input pada analisa yang sebaglan
besar berada diluar cakupan pengaruh dari upaya yang diambil pada analisa. Input
tersebut penting dalam pengambilan keputusan dan umumnya akan mewakili tingkat
ketidakpastian pada pilihan yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Beberapa tipe skenario dapat disarikan sebagi berikut:

 Skenario mewakili pengembangan yang berdiri sendiri :


Pengembangan di masa yang akan datang rnempertimbangkan aspek
demografi, ekonomi dan teknologi berada diluar lingkup analisa sumberdaya air
tetapi mempunyai pengaruh yang menonjol dalam proyeksi kebutuhan.;

Skenario kebutuhan merupakan input dasar dalam perencanaan wilayah


sungai dan dihitung dari dasar pengembangan yang berdiri sendiri. MisaInya
tingkat industrialisasi- dinyatakan dalam proporsi penduduk yang bekerja pada
sektor industri - yang dimasukkan dalam perkiraan kebutuhan air RKI - dapat

33
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

dipertimbangkan sebagai pengembangan yang berdiri sendiri dalarn analisa


pengembanggan sumberdaya air. Skenario kebutuhan adalah refleksi dari
kegiatan dan pengembangan di wilayah sungai. ldentifikasi/perumusan upaya
dan strategi merupakan kebutulian utama dari rencana wilayah sungai.

 Skenario merefleksikan pilihan dalam sektor yang terkait dengan


sumberdaya air :
Keseluruhan isu yang diperlukan dalam rencana pengembangan wilayah
sungai adalah kontribusi sektor sumberdaya air terhadap keseluruhan
pengembangan di wilayah sungai. Optimisasi itu memerlukan pertimbangan
sektor lain yang terkait dengan sektor surnberdaya air misaInya sektor
pertanian yang merupakan pengguna air terbesar dan apa yallg terjadi dalam
sektor itu mungkin akan mempengaruhi penggunaan air. Pengguna air lainnya
yang penting adalah yang berkaitan dengan penggunaan air untuk rumah
tangga, perkotaan dan industri (RKI); ini sangat erat hubungannya dengan
pengembangan industri dan perkemban sektor perkotaan dan keputusan
rencana tata ruang yang melokasikan kegiatan itu. Alokasi air untuk kebutuhan
RKI diberikan prioritas karena akan memenulii kebutuhan dasar dan
memainkan peran yang penting dalam pengembangan. Skenario digunakan
untuk menyatukan kepentingan/pengaruh dari sektor sektor itu dalam analisa
sumberdaya air. Skenario itu mungkin mewakili kecenderungan yang
diharapkan atau pilihan alternatif (strategi) untuk sektor yang terkait sehingga
pengaruh itu dalam sektor sumberdaya air dapat ditentukan.

Gambar 3.2. melukiskan cara menghitung dan penggunaan skenario pengembangan


pertanian dalam diversifikasi tanaman yang merefleksikan tujuan utama dalam
pengembangan pertanian, dan yang mempunyai pengaruh terbesar dalam
penggunaan air.

34
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 3.2: Pembuatan skenario pengernbangan pertanian - berkaitan dengan


optimisasi penggunaan air

Budidaya pertanian saat ini dalam banyak hal didominasi oleh tanaman padi. Tujuan
upaya produksi non paddi yang sebagian akan mengganti tanaman padi, akan dapat
meningkatkan intensitas tanam, dan dapat dicapai malalui pertimbangan atas
pengembangan kependudukan dan strategi pengembangan pertanian di wilayah itu.

Untuk mencapai produksi non padi tersebut, pola tanam yang baru perlu dibuat
dengan menyesuaikan dengan sistern irigasi yang ada sekarang. Dalam jangka
panjang rencana tata ruang harus menggunakan penggunaan air yang ada secara
maksimum dan pilihan yang efektif untuk meningkatkan ketersediaan air. Dari pola
produksi pertanian dengan penggunaan daerah irigasi non padi, sejumlah besar pola
produksi pertanian dapat direncanakan dan perluasan tanaman beririgasi
berdasarkan atas pilihan untuk meningkatkan ketersediaan air dapat meningkatkan
produksi pertanian secara optimum. Umpan balik akan melengkapi siklus interaksi
yang diperlukan dalam mengoptimumkan produkasi pertanian dalam wilayah sungai.

Kebutuhan air untuk RKI, irigasi dan kualitas air akan berpengaruh secara langsung
oleh skenario diatas. Sektor lain seperti pengendalian banjir dan drainasi, tambak,
dan pengelolaan daerah tangkapan air akan memberikan pilihan untuk investasi.
Investasi tersebut akan menguntungkan tetapi pelaksanaannya akan tergantung
pada dana yang ada. Dana ini akan tergantung pada keadaan perekonomian negara.

35
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Secara tidak langsung pengembangan pada sektor itu akan dipengaruhi oleh
skenario pada pengembangan perekonomian negara.

3.3.2. Strategi

Untuk studi jangka panjang suatu pengembangan wilayah sungai pandangan yang
luas diperlukan dan ditampilkan dalam upaya-upaya tertentu. Untuk maksud itu
strategi tersebut kemudian dirumuskan dan dianalisa untuk rnendapatkan informasi
tambahan pada pengembangan sehubungan dengan peluang pengembangan,
tujuan politis dan kendala pelaksanaan. Tujuan pokok dalam mempertimbangkan
suatu strategi adalah untuk mendapatkan informasi yang cukup guna pengambilan
keputusan. Strategi dapat dibedakan antara yang ditentukan untuk mencari arah
pengembangan di wilayah sungai, dan strategi yang dirumuskan untuk mempelajari
keefektifan tujuan pengembangan tertentu, dan strategi yang ditujukan untuk
memberikan informasi dalam pelaksanaan. Hal itu diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut:

Ekplorasi:

Analisa permasalahan dan pilihan untuk wilayah sungai akan menghasilkan deretan
pilihan yang berkaitan dengan pengembangan pertanian, pasokan air untuk RKI,
pengendalian banjir, pengelolaan daerah tangkapan air, kualitas air dan sebagainya.
Paket yang dipilih biasanya terdiri dari campuran dari pilihan-pilihan tersebut. Untuk
mengembangkan kemungkinan pengernbangan wilayah sungai adalah sangat
berguna untuk mempertimbangkan pilihan tersebut sendiri-sendiri dan kemudian
membandingkan dengan hasil analisa ekonomi dan dampak lain terhadap wilayah
sungai.

Efektivitas:

Tujuan utama untuk menentukan strategi adaiah untuk menyelidiki efektifitas dari
beberapa pendekatan untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya adalah membuat
strategi terbaik untuk merangsang perkembangan pertanian yang dalam banyak hal
dibatasi oleh ketersediaan air. Optimisasi atas pasokan air dan pengelolaan
kebutuhan air (penggunaan air) dengan pertimbangan besarnya investasi dan
pentingnya meningkatkan produksi pertanian. Tiga cara utama (dan kornbinasinya)
untuk meningkatkann pasokan air yaitu:

a. Meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam proses irigasi (upaya


pengelolaan kebutuhan)
b. Pengembangan sumber air baru untuk pasokan air irigasi (upaya penyediaan
air)
c. Menerapkan pola tanam dimasa mendatang dengan menggunakan tanaman
yang membutuhkan sedikit air

36
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Analisa kombinasi dari pilihan tersebut diatas akan memberikan informasi penting
untuk para pengambil keputusan dan komunikasi serta kerjasarna dengan sektor
pertanian.

Pelaksanaan

Aspek ini dapat digambarkan dengan jelas melalui contoh seperti pada rencana
wilayah sungai Citarum (Jawa Barat), dimana isu pokok pada wilayah sungai Citarum
adalah kualitas air pada tiga waduk, kebutuban air RKI wilayah Jabotabek saat ini
dan yang akan datang. Ini menjadi pertimbangan utama untuk keberlanjutan
pengembangan sumberdaya air jangka panjang dan memerlukan investasi besar
untuk menyelesaikan masalah itu. Pilihan dimana dua strategi pelaksanaan
dipertimbangkan yaitu strategi investasi minimum tanpa program sanitasi dan strategi
yang berkelanjutan termasuk investasi yang diperlukan. Setiap wilayah sungai akan
mempunyai kombinasi skenario yang berbeda yang harus dipilih untuk dapat
mewakili informasi tentang pilihan yang terbaik bagi wilayah sungai itu.

3.4. Rencana Wilayah Sungai : Dasar - Dasar Analisa Kebijakan

Bab terdahulu memfokuskan pada aspek teknis dari persiapan rencana wilayah
sungai, mengenali komponen dan hubungan antara evaluasi teknis dan ekonomi.
Dimensi lain dari rencana wilayah sungai adalah bahwa rencana tersebut harus
merupakan kebijakan di sektor air. Uraian singkat tentang tahap perumusan
kebijakan tersebut diuraikan dibawah ini.

3.4.1. Evaluasi Situasi Sekarang.

Evaluasi dari situasi sekarang merupakan langkah pertama dalam persiapan


pembuatan rencana sumberdaya air wilayah sungai. Istilah 'situasi sekarang' berarti
pengembangan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, misalnya dalam 5 tahun
kedepan. Maksudnya adalah untuk membuat situasi sekarang sebagai titik referensi
untuk analisa selanjutnya dan untuk mengidentifikasikan kecenderungan saat ini dan
permasalahan yang ada. Kornponen berikut adalah bagian dari evaluasi kondisi saat
ini :

- Pengkajian atas ketersediaan sumberdaya air dan masalah pengendalian banjir;


- Penggunaan air saat ini dan yang diproyeksikan, identifikasi masalah yang
diperkirakan;
- Inventarisasi rencana tata ruang yang ada;
- Interpretasi rencana perekonomian;
- Identifikasi bentuk kelembagaan, peraturan serta peruindang-undangan yang
terkait;
- Kendala dalam pengelolaan air saat ini;
- Inventarisasi pengembangan yang telah terjadwal dan yang direncanakan; dan
- Identifikasi kriteria yang digunakan.

37
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

3.4.2. Proyeksi Kedepan (5, 10, Dan 25 Tahun)

Perencanaan yang baik perlu melihat kedepan dalam waktu tertentu untuk dapat
memperkirakan pengembangan, dampaknya, mengidentifikasi kendala dan
mempersiapkan seperangkat tindakan untuk mengatasi masalah dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara optimal. Proyeksi harus dibuat untuk seperangkat
tahapan dimasa yang akan datang, yang harus rnencakup waktu yang culcup untuk
mengidentifikasikan batas dari sumberdaya atau tingkat kritis dari dampaknya.
Pengkajian pada waktu yang berbeda di masa yang akan datang harus
mempertimbangkan berapa ketidakpastian yang dapat dirumuskan sebagai skenario.
Tahapan waktu 5, 10 dan 25 tahun kedepan adalah batas yang biasa digunakan
dalam mengevaluasi pengembangan. Kondisi dalam tahapan 25 tahun kedepan
mungkin akan berubah secara drastis karena dapat dikatakan sebagai spekulasi
akibat dari campuran atas kegiatan produksi dan penggunaan sumberdaya untuk
wilayah tertentu. Juga diperkirakan perubahan teknologi dalam waktu yang lama.
Ditambah lagi, dapat diharapkan bahwa pola penggunaan air juga akan berubah
secara drastis. Tujuan pokok dari studi untuk jangka waktu yang lama tersebut
adalah untuk mengantisipasi pengembangan di masa yang akan datang yang masih
mungkin dan mengidentifikasi beberapa alternatif skenario lain dan akibatnya
terhadap wilayah itu.

Informasi yang diperoleh pada tahapan yang berbeda dimasa yang akan datang
harus memungkinkan penelusuran pengembangan alternatif dan mengidentifikasikan
pilihan yang tepat untuk jangka pendek dan menengah dimasa yang akan datang.
Proses ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap

- Inventarisasi pengembangan yang terkait;


- Analisa konsekwensi pengembangan yang sedang berjalan dan yang
direncanakan;
- Identifikasi dan analisa dari pilihan/upaya; dan
- Perumusan serta evaluasi dari strategi yang dipilih.

Pengembangan dalam sektor yang terkait harus diinventarisasi dan ditempatkan


dalam beberapa skenario yang selanjutnya dipertimbangkan sebagai pengembangan
tersendiri untuk perencanaan dalam sektor pengairan.

3.4.3. Kendala, Peluang Dan Pengembangan Dari Srategi Alternatif

Dalam analisa wilayah sungai, beberapa pilihan dalam pengembangan akan muncul
dengan cepat. Sangat penting untuk memilih pilihan yang dapat menjelaskan 'ruang
keputusan' dimana forum pengambilan keputusan akan membuat pilihan terakhir
atas tindakan untuk pelaksanaan. Setiap pilihan menggambarkan peluang untuk
pengembangan, dan pada waktu yang bersamaan juga menunjukkan kendala,
tergantung dari para analis untuk mengidentifikasikan peluang dan kendala itu
secara lebih jelas

38
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

3.4.4. Fokus Dalam Pelaksanaan Aspek Perencanaan - Rencana Kebijakan

Keluaran dari perencanaan wilayah sungai yang lengkap adalah usulan atau
sekelompok usulan untuk pengembangan wilayah sungai. Usulan ini mungkin berisi
upaya-upaya struktural maupun non struktural. Langkah awal yang penting dalam
rencana adalah jadwal pelaksanaan yang realistik dengan beberapa informasi yang
diperlukan yang cocok dengan kebijakan total pengembangan wilayah. Dalam
perencanaan sumberdaya air, dua aspek ditinjau yaitu:

1. Pembuatan informasi untuk perencanaan


2. Persiapan kebijakan rencana pengembangan sumberdaya air yang
berorientasi pada pengambilan keputusan dan pelaksanaan.

Pembuatan informasi tentang perencanaan melibatkan beberapa kegiatan termasuk


pengumpulan data, pemrosesan data, proses skematisasi, dan formulasi pemecahan
masalah teknis dan sosial ekonomi yang layak. Persiapan rencana kebijakan dilihat
sebagai langkah akhir dimana pilihan yang ada dan evaluasinya dipertimbangkan
dalam perspektif pelaksanaan yang lebih luas. Dalam rencana ini sejumlah kecil
strategi pengembangan ditampilkan. Strategi tersebut mendemonstrasikan peluang
dan kendala. Detail yang tidak perlu dihilangkan dalam dokumen ini, tetapi
rekomendasi untuk pelaksanaan dimasukkan. Sangat penting untuk
mempertimbangkan perbedaan ini, karena kegiatan khusus dan keahlian diperlukan
untuk melaksanakan sebagian dari rencana tersebut dengan baik. Umumnya,
persiapan suatu kebijakan melibatikan dua jenis kegiatan :

1. Pekerjaan persiapan yang dapat dibantu oleb konsultan dan


2. Perumusan kebijakan yang memerlukan masukan pengarahan dari instansi
pemerintah.

3.4.5. Jadwal Pelaksanaan - Rencana Kegiatan

Persiapan dari jadwal pelaksanaan dengan tindakan yang harus dilaksanakan


disuatu waktu tertentu membentuk keluaran yang kongkrit dari analisa implementasi.
Tujuan dari persiapan jadwal pelaksanaan adalah untuk merumuskan jadwal
pelaksanaan dengan mempertimbangkan aspek waktu (seperti waktu persiapan dan
pelaksanaan), aspek finansial, dan pengaturan kelembagaan. Pada umumnya
komponen berikut akan membentuk bagian dari rencana pelaksanaan :

• Jadwal waktu pelaksanaan,


• Pengaturan kelembagaan untuk pelaksanaan,
• Program investasi dan skenario pembiayaan
• Pengembalian biaya proyek

Format yang berguna untuk menampilkan pengembangan yang diperlukan dalam


perspektif jangka panjang adalah dengan mempertimbangkan pemisahan kedalarn
jangka pendek (rencana 5 tahun ) dan jangka panjang. Upaya jangka panjang akan

39
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

dipengaruhi oleh tingkat ketidakpastian yang meningkat karena hubungannya


dengan kecenderungan pengembangan lainnya dalam wilayah. Rencana jangka
pendek sedapat mungkin harus baik untuk menghadapi perubahan dalam waktu
jangka panjang.

3.5. Target Dalam PSDAWS

3.5.1. Keseimbangan Dalam Perencanaan Wilayah

Dengan mempertimbangkan keseluruhan analisa pengembangan wilayah, perlu


dibedakan antara setting makro ekonomi dan peran dari pengembangan prasarana,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Setting makro ekonomi, mempertimbangkan semua aktivitas/produksi yang


menentukan produk wilayah atau pendapatan. Dalam studi ini proses produksi
dengan model input-output dipergunakan dengan menguraikan aliran barang
dan jasa, memperhatikan keseimbangan atau mencatat transaksi antar sektor.
Pemahaman hal hal penting dan keseluruhan pembangunan saling berkaitan,
seperti keseimbangan perdagangan (ekspor/impor), swa-sembada berbagai
komoditi, peningkatan ketenagakerjaan, posisi keuangan wilayah dan
sebagainya.

 Pengembangan prasarana: investasi prasarana dilaksanakan untuk melayani


pengembangan produksi wilayah. Hubungan antara prasarana dan ekonorni
wilayah sangat kompleks dan dari dampak langsung dapat disusun perkiraan
yang wajar, terutama untuk perhitungan analisa cost-beneflit. Disamping itu
dampak yang tidak langsung, pada berbagai kasus, mempunyai pengaruh
yang lebih besar dibandingkan dengan dampak yang langsung

 Studi keseirnbangan merupakan masukan yang sangat penting dalam analisa


dan perencanaan pengembangan prasarana wilayah. Untuk perencanaan
Sumberdaya air, penilaian potensi, interaksi spasial, trade-off dampak dari
alternatif dan evaluasi, dapat ditunjukkan dengan keseimbangan air, lahan dan
limbah.

 Komponen utama keempat dalam analisa pengembangan prasarana regional


adalah perhubungan. Secara umun untuk analisa transportasi studi
keseimbangan yang sama dapat dibuat dengan menentukan keseimbangan
antara kebutuhan transportasi dan penyediaan fasilitas maupun layanan.
Masukan untuk analisa tersebut membentuk jaringan skema aliran transportasi
dan berbagai faktor yang mempengaruhi penyediaan fasilitas transportasi dan
kebutuhan layanan transport dari berbagai kelompok pengguna untuk berbagai
kepentingan.

Model koniputerisasi penunjang pengambilan keputusan (decision support system,


DSS) menitikberatkan pada penyusunan model dari keseimbangan (neraca) air dan

40
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

limbah untuk mememungkinkan penyusunan simulasi dari berbagai kemungkinan


variasi dan pilihan perbandingan yang efisien dalam membantu pengambilan
keputusan. Keseimbangan tersebut secara singkat dapat diuraikan sebagai beriktit:

Neraca Air

Neraca air dan hubungannya dengan berbagai proses fisik dan pilihan kegiatan di
wilayah sungai merupakan kunci keterpaduan dalam penyusunan rencana wilayah
sungai. Persiapan dan analisa keseimbangan air berkaitan dengan penggunaan dan
kesediaan air serta kemungkinan pengembangan prasarana dan pengelolaannya
dimasa yang akan datang.

Limbah

Pembuangan limbah yang dihasilkan dari suatu pernanfaatan dan aktivitas produksi
serta distribusi dipandang sebagai suatu keseimbangan massa (mass balance) dan
berkaitan dengan proses transformasi. Nilai ekonominya akan meningkat sejalan
dengan pengernbangan ekonomi. Kemampuan lingkungan menerima dan
menyerapnya sebagai suatu sumberdaya alam yang penting akan mempunyai nilai
yang semakin meningkat. Berbagai variasi penilaian dan pendekatan dilaksanakan
untuk menangani limbah.

Tataguna Lahan

Penyusunan model tataguna lahan berkaitan dengan perhitungan penggunaan lahan


untuk berbagai keperluan. Variasi tingkat ketelitian dalam menentukan tataguna
lahan dimungkinkan misalnya variasi kegiatan, jenis tanah, kepadatan penduduk dan
variasinya, pendapatan dan ketenagakerjaan. Perhitungan tersebut hendaknya
memperhatikan kemungkinan pilihan penggunaan lahan, hubungan berbagai aspek
penggunaan, dan trade-off dapat disajikan. Penggunaan model tersebut pada
dasarya adalah untuk mengidentifikasi dan memperkirakan alih fungsi lahan dan
mempergunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi potensi trade-off di dalam
tataguna lahan, dan mengidentlifikasi potensi sinerginya. Penggunaan GIS untuk
menyimpan dan menyajikan informasi spasial sangat membantu. Penggunaan
ruang dicirikan lebih lanjut dari variasi proses, yang menentukan aktivitas dan pola
permukiman (urbanisasi, atraktifitas, transportasi). Model aplikasi khusus dapat
dimanfaatkan untuk mernbantu menganalisa dampak dari pililian tertentu dalam
rencana tata ruang yang dapat dipakai untuk menenentukan arah dari tataguna
lahan.

Perkiraan target - Pengelolaan kebutuhan

Target dari kebutuhan air dan kondisi lingkungan pada berbagai tingkat di masa yang
akan datang merupakan masukan yang utama untuk perencanaan. Target
kebutuhan didasarkan pada proyeksi penduduk dan aktivitasnya. Variasi penilaian,
berkisar dari pembangunan prasarana sampai kepada perubahan kebiasaan
pengguna dapat dipergunakan untuk sampai pada target tersebut. Pembedaan

41
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

target dapat disusun pula (termasuk proses penilaian yang terkait) seperti
pendekatan pasokan dan kebutuhan. Penyusunan rangkaian kegiatan yang
mempengaruhi tingkat atau pola distribusi dari kebutuhan (ruang dan waktu) dan
rencana prasarana yang harus dipersiapkan dapat didefinisikan sebagai pengelolaan
kebutuhan.

Jenis dari target dalam analisa suatu wilayah sungai dapat digambarkan dengan baik
melalui contoh, yaitu target dalam perencanaan wilayah sungai Citarum :

 Memenuhi proyeksi kebutuhan RKI untuk mendukung pembangunan wilayah


 Menghindari penggunaan air tanah yang berlebihan
 Menyediakan air yang cukup untuk pembangunan pertanian
 Mengurangi/menjaga penurunan kualitas air yang progresif.

Target tersebut lebih lanjut dijabarkan kedalam target yang lebih rinci sebagai
berikut:

 Meningkatkan tingkat layanan dari 10-20% ke 50-70% tergantung dari


ketersediaan air tanah setempat,

 Memenuhi permintaan kebutuhan:

o Penggunaan rumah tangga: berkisar antara 140-155 1iter per orang per
hari tergantung pada tingkat urbanisasi dan pendapatan,
o Penggunaan komersial: 40% dari kebutuhan rumah tangga
o Penggunaan industri : 500 1iter/hari/pekerja 1 0F

 Mengurangi kehilangan air dari 40% ke 20%

 Mencapai kemantapan pasokan air baku pada pengolahan air bersih dengan
tingkat kegagalan 1 hari dalam 10 tahun

 Untuk irigasi:

o Mempertahankan kemantapan pasokan dengan kegagalan 1 kali dalam 5


tahun
o Mencapai efisiensi 65% seperti yang tercantum pada rencana irigasi,
o Meningkatkan intensitas irigasi teknis dari 172 ke 218% (target intensitas
tanam)
o Perlindungan lingkungan (kualitas air)

 Pengolahan limbah skala besar di Bandung untuk melindungi penurunan lebih


lanjut kualitas air di waduk kaskade di sungai Citarum

1
Sumber data : Pedoman Penunjang Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air untuk RKI(Buku 3), data
diambil dari Jabotabek Water Resources management Project (JWRMS), 1994.

42
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Beberapa target tersebut termasuk upaya untuk menurunkan kehilangan air yang
merupakan upaya pengelolaan kebutuhan. Pengelolaan kebutuhan di wilayah sungai
Citarum adalah untuk mengurangi atau memberikan pasokan yang lebih efektif
kepada pengguna dengan jumlah yang tepat atau pasokan yang efisien dengan
perbaikan operasional pengelolaannya.

4. INVENTARISASI SISTIM SUMBER DAYA AIR

4.1. Pendahuluan

Dalam mempersiapkan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya


air wilayah sungai (PSDAWS) membutuhkan inventarisasi secara komprehensif dan
pengetahuan sistem sumber daya air yang menyeluruh di dalam wilayah sungai. Hal
tersebut merupakan langkah dasar dalam pendekatan sistem analisa sumber daya
air dengan memperhatikan semua aspek dan hubungannya satu dengan yang lain.
Survai tersebut sebagai dasar penyusunan skematisasi dan model. Skematisasi
sistem membantu dalam mengkomunikasikan analisa. Berbagai jenis sistem sumber
daya air dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

4.2. Sistem Pasokan dan Kebutuhan Air

Pada langkah pertama analisa kebutuhan dan pasokan air adalah menentukan lokasi
dari kegiatan yang kemudian diterjemahkan dalam kebutuhan air.

Gambar 4.1. memberikan ilustrasi penterjemahan tersebut ke dalam berbagai


kelompok kebutuhan untuk wilayah Jabotabek. Kelompok kebutuhan ditentukan
berdasarkan lokasi kebutuhan yang terinci agar dapat disusun jaringan distribusinya,
setiap kelompok merupakan suatu titik dari jaringan tersebut.

Gambar 4.2. memberikan ilustrasi kerangka konseptual sistem pasokan air dari
wilayah Jabotabek. Berbagai variasi skema dapat disusun berdasarkan alternatif-
alternatif yang berbeda.

Gambar 4.3. menyajikan alternatif untuk wilayah Jabotabek dengan memberikan


komponen yang berbeda.

Gambar 4.4. menyajikan sketsa pertama dari sistem pasokan dan kebutuhan air DAS
Ciujung yang digunakan untuk menggali dan menyajikan beberapa kemungkinan.
Penyiapan sketsa tersebut dari awal, meskipun belum lengkap cukup penting untuk
mengetahui lebih jauh kondisi wilayah sungai dan pengembangannya. Adapun
sistem konsepnya adalah:

 Peningkatan permintaan sejalan dengan peningkatan urbanisasi dan


industrialisasi di Serang dan Cilegon, pada bagian ini membutuhkan
penyaluran tambahan air untuk membantu ketersediaan air setempat; sistem
penyaluran (pipa) mungkin diperlukan untuk mengalirkan air dari Ciujung;
43
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

 Kemungkinan perluasan pabrik kertas mengambil air dari hilir S. Ciujung perlu
dipertimbangkan,
 Kebutuhan air irigasi di hilir sungai seluas 21.000 ha sebagai pengguna air
utama melalui bendung Pamarayan,
 Waduk untuk menyimpan air untuk meningkatkan aliran mantap dapat
dibangun di bagian hulu sungai. Pengaliran air dari Ciujung ke Jabotabek
yang telah diidentifikasikan pada studi terdahulu perlu diperhatikan dalam
perencanaan wilayah sungai.

Pada langkah berikutnya sistem ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan
mengumpulkan data, perkiraan kebutuhan air, neraca air, dan evaluasi ekonomi.

Gambar 4.1.Pengelompokan Kebutuhan air untuk Wilayah Jabotabek

44
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 4.2 Kerangka konsepsual pasokan dan kebutuhan air untuk Wilayah
Jabotabek

45
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 4.3. Proyeksi ketersediaan dan kebutuhan air baku RKI untuk wilayah
sungai Jratunseluna (Jawa Tengah)

46
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 4.4. Sketsa awal sistem pasokan dan kebutuhan air S. Ciujung , Jawa barat

4.3. Proyeksi kebutuhan

Proyeksi kebutuhan merupakan masukan dasar untuk perencanaan wilayah sungai,


yang mencerminkan aktivitas dan pembangunan di wilayah sungai. Identifikasi dan
formulasi kegiatan dan strategi untuk memenuhi semua kebutuhan adalah fungsi
utama dari perencanaan wilayah sungai. Proyeksi kebutuhan untuk irigasi dan RKI
diterangkan pada bagian di bawah secara terpisah. Sedangkan untuk bagian
Pertanian dan kebutuhan Air Pertanian dan Proyeksi penduduk dan Kebutuhan RKI
secara rinci dapat dipelajari pada pedoman terpisah.

4.3.1. Kebutuhan air Irigasi

Irigasi mewakili pengguna terbesar di hampir semua wilayah sungai, sehingga


sangat diperlukan perhitungan yang terbaik dan konsisten untuk menentukan
kebutuhan air untuk irigasi. Kebutuhan air irigasi dalam satu tahun bervariasi; waktu

47
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

pola tanam sangat penting untuk memanfaatkan secara maksimum ketersediaan air
yang dapat dipakai, dimana ketersediaan air juga sangat bervariasi sepanjang tahun.

Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh daerah irigasi/pertanaman, kondisi tanah, pola
tanam dan praktek pertanian dan irigasi. Pedoman irigasi yang ada termasuk pula
dari FAO, publikasi nomer 24 memberikan metode perkiraan kebutuhan air
berdasarkan parameter meteorologi dan karakterisitik daerah irigasi. Konsep dari
pedoman-pedoman tersebut juga diambil untuk perhitungan kebutuhan air dalam
perencanaan SDA sekarang. Data daerah pertanian dan pola tanam dapat diperoleh
dari berbagai sumber; data tersebut mungkin berbeda untuk daerah irigasi yang
sama karena perbedaan interpretasi. Data tersebut berpengaruh terhadap perkiraan
kebutuhan air di wilayah sungai dan kalibrasi neraca air yang ada sekarang.

Dapat diperkirakan bahwa pada jangka panjang pola tanam akan berubah karena
kombinasi berbagai pengaruh. Dengan adanya tekanan yang besar terhadap neraca
air maka perlu diperkirakan pengaruh terhadap potensi perubahan. Dibawah ini
contoh perhitungan untuk menentukan pola tanam yang akan datang di daerah
irigasi Pamarayan di DAS Ciujung, Jawa Barat.

Untuk merencanakan pola tanam di DI Pamarayan maka perlu dukungan data


yang diperoleh dari kantor pengairan (dulu Cabang Dinas) Kabupaten Serang.
Intensitas irigasi cukup rendah hanya 166% dengan palawija dan tanaman
musim ke tiga sebesar 4%.
Proyeksi kebutuhan air irigasi tergantung pada sejumlah parameter, yaitu :

 Pengurangan daerah irigasi karena urbanisasi,


 Intensitas tanam ditingkatkan untuk meningkatkan pendapatan petani,
 Jenis tanaman akan berubah sejalan dengan kebutuhan pasar yang besar
untuk sayuran dan buah buahan dan juga sebagai input untuk proses
industri pertanian.

Contoh dasar perhitungan pola tanam dengan memperhatikan perubahan


yang akan terjadi digambarkan sebagai berikut ini. Diasumsikan daerah
perkotaan di sekitar Serang akan menjadi pasar buah dan sayuran yang
potensial. Pola tanam yang baru akan lebih diintensifkan dan hal tersebut
akan berpengaruh pada pola kebutuhan air. Gambar 4.5, menyajikan
perbandingan kebutuhan air irigasi saat ini dan yang akan datang. Kerangka
pola tanam saat ini dan yang akan datang disajikan pada Gambar 4.6 dan 4.7.
Sedangkan Gambar 5.3. menyajikan perbandingan kebutuhan air irigasi saat
ini dan yang akan datang.
Kebutuhan puncak untuk tanaman kedua meningkat karena kenaikan
intensitas tanam dan kebutuhan air untuk mengairi tanaman ketiga pada bulan
September-Oktober.

Perhitungan pola tanam yang akan datang seperti tersebut di atas hanya salah satu
contoh saja dari berbagai kemungkinan. Untuk wilayah sungai yang lain maka
perkiraan kebutuhan air irigasi yang lebih akurat perlu dilakukan untuk menentukan

48
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

berapa air yang tersisa untuk kebutuhan non pertanian dan upaya apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan air. Air akan semakin langka dan mahal,
sehingga penentuan kebutuhan air dengan pola pertanaman yang mewakili sangat
diperlukan. Perkiraan kebutuhan yang lebih besar akan meningkatkan upaya
pembangunan yang harus dilakukan sehingga akan lebih mahal, atau kesempatan
lain yang hilang. Disamping itu, sumber daya yang cukup harus dipersiapkan untuk
mendukung pengembangan pertanian yang masih akan menjadi tulang punggung
perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.

Selain itu, agar dibedakan antara kebutuhan dasar dengan neraca pasokan dan
kebutuhan serta penentuan kapasitas rencana dari prasarana. Hal tersebut penting
untuk kebutuhan air irigasi yang sangat bervariasi.

Gambar 4.5. Perbandingan total kebutuhan air untuk sitem irigasi saat ini dan yang
akan datang

49
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 4.6. Pola tanam dan kebutuhan air sekarang

50
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Gambar 4.7. Pola tanam dan kebutuhan air masa yang akan datang

4.3.2. Kebutuhan Air Rumah-tangga, Perkotaan dan Industri (RKI)

Pasokan air yang cukup diperlukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akibat
pertambahan penduduk dan kegiatan ekonomi. Proyeksi pertambahan penduduk
dan kegiatannya dan perkiraan kebutuhan airnya merupakan langkah dasar dari
suatu perencanaan sumberdaya air wilayah sungai. Skenario pertumbuhan ekonomi
dan demografi wilayah serta pengaturan tata ruang menjadi dasar dalam
memperhitungkan proyeksi dari kegiatan mendatang. Aliran air dan kehilangan
operasional dari sumber sampai titik pengambilan digambarkan pada sketsa diagram
Gambar 4.8. Air tanah merupakan salah satu sumber penggunaan air yang sangat
efektif, dan tingkat pengembangan dicirikan dengan tingkat penggunaan air yang
tinggi dan pelayanan air pipa yang tinggi pula untuk mengurangi penggunaan

51
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

sumber setempat yang berlebihan. Dari sudut pandang alokasi sumber yang efektif
dan konservasi air tanah, tingkat pelayanan minimum perlu ditetapkan. Tingkat
layanan yang dapat dicapai adalah hasil dari berbagai aspek yang mempengaruhi,
termasuk ketetersediaan air perpipaan, peraturan dan kemauan untuk meminta
sambungan atas dasar kualitas, biaya dan kehandalan penyampaian. Pencapaian
tingkat layanan tertentu merupakan target yang penting dalam pengembangan
sumberdaya air.

Metoda proyeksi yang biasa dilaksanakan untuk memperkirakan kebutuhan air RKI
dapat dilihat pada skerna diagram Gambar 4.9. Metoda ini mempergunakan
proyeksi penduduk sebagai parameter masukan utama dan mengasumsikan suatu
keseimbangan antara penduduk dan kegiatan ekonomi yang dinyatakan dengan
koefisien. Penentuan kebutuhan air permukaan dilakukan dengan menetapkan
kebutuhan yang dipenuhi dari air tanah dan dari air permukaan, sedangkan koefisien
dipergunakan untuk menentukan kehilangan air pada waktu pengangkutan maupun
proses penjernihan, dan ditetapkan pula perubahan dari air baku ke air minum.
Koefisien tersebut tergantung dari teknologi yang dipergunakan, pemeliharaan dan
pengelolaan. Pengurangan kehilangan merupakan target untuk perbaikan dalam
rangka pengelolaan kebutuhan.

Metoda untuk memperkirakan kebutuhan air industri yang ditunjukkan pada Gambar
4.8. masih agak umum dan tidak membedakan jenis-jenis industri yang berbeda
(biasanya untuk jangka panjang informasi tersebut tidak tersedia). Jika informasi
jenis industri dan lokasinya tersedia maka informasi yang spesifik tersebut harus
dipakai.

52
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

5. KONSEP SUATU SISTEM UNTUK ANALISA PENGEMBANGAN WILAYAH


SUNGAI

5.1 Pendahuluan

Analisa untuk suatu wilayah sungai memerlukan pertimbangan berbagai komponen


dan hubungan yang luas/kompleks. Model matematika banyak dipergunakan untuk
memecahkan hal yang kompleks dan sebagai pendekatan keseluruhan
perencanaan. Teknik simulasi dan optimasi dapat diterapkan. Model simulasi lebih
banyak disarankan untuk perencanaan sumberdaya air karena fleksibilitasnya dalam

53
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

menghadapi permasalahan yang kompleks dibandingkan dengan model optimasi


yang memerlukan banyak perkiraan untuk penerapannya dalam suatu kondisi.

Analisa model untuk sistem pasokan air dilaksanakan untuk membentuk hubungan
antara hidrologi, prasarana, dan kondisi sosio ekonomi. Inti dari simulasi antara lain
adalah suatu simulasi kondisi pasokan air dengan mempergunakan suatu seri waktu
masukan hidrologi. Scri waktu mewakili variasi stokastik dari masukan hidrologi yang
mempengaruhi keadaan kering dan basah. Selanjutnya, beberapa titik masukan
perlu diperhatikan untuk mewakili total masukan dari wilayah sungai yang
memungkinkan evaluasi ketersediaan air pada berbagai titik yang relevan. Kunci dari
model simulasi dari analisa keseluruhan dapat diringkaskan dalam konsep sistem
seperti pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Konsep suatu sistem untuk simulasi wilayah sungai

Sistem aliran - distribusi/tampungan - dan penggunaan air dalam wilayah sungai


merupakan komponen utama, masukan utama berupa masukan hidrologi dalam seri
waktu, masukan yang lain berupa data kebutuhan dan prasarana untuk menampung
dan mendistribusikan air kepada pengguna. Kinerja (keluaran) dari sistem ini dapat
menentukan kekurangan dalam memenuhi kebutuhan air. Kinerja tersebut ditentukan
pada upaya memperbaiki prasarana di dalam wilayah sungai. Analisa disusun untuk
kebutuhan tertentu sebagai hasil dari proyeksi kebutuhan wilayah sungai untuk tahun
tertentu.

Model simulasi meliputi kornponen dalam Gambar 5.1. dan digunakan untuk
menentukan kinerja dari wilayah sungai untuk tingkat kebutuhan tertentu dan
prasarana tertentu. Ujicoba diulang dengan model simulasi dan prasarana yang
dibangun untuk optimasi kinerja dan atau untuk memenuhi standar. Analisa

54
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

dilaksanakan untuk referensi jika tidak berbuat apa-apa (do nothing option) dan
untuk tahun proyeksi sesuai dengan kerangka perencanaan. Gambar 5-2.
menunjukkan pembedaan yang harus dibuat antara pilihan tingkat kebutuhan
tertentu dan pilihan dari suatu periode baik aliran yang dipantau atau aliran yang
dihitung.

5.2. Standar Pasokan Air

Standar pasokan air sangat penting dalam memperkirakan keseimbangan air wilayah
sungai. Perkiraan yang mantap sangat diperlukan jika jumlah maupun jenis
pengguna cukup banyak, sehingga saling bersaing untuk mendapatkan air.
Pengguna yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda dalam menggunakan air
dan mengalami dampak yang berbeda dari keterbatasan air dari pasokan yang ada.
Standar pasokan dan prioritas pemberian air yang berbeda perlu diterapkan pada
saat kekurangan pasokan air. MisaInya untuk irigasi, biasanya tersedia cadangan
kelembaban (soil moisture storage) sebagai penyangga atau dengan peningkatan
efisiensi penggunaan air dan kehilangan produksi pertanian dapat diganti atau
dikompensasi melalui upaya-upaya khusus. Sebaliknya kebutuhan air untuk
rumahtangga, perkotaan dan industri (RKI) merupakan kebutuhan dasar dan
umumnya tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan air, apabila terjadi
kekurangan air akan menyebabkan permasalahan sosial-ekonomi atau kerugian
yang besar; sehingga prioritas yang lebih tinggi dengan kriteria yang lebih kuat
biasanya diterapkan untuk penyediaan airnya.

55
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Dalam konteks ekonomi nasional pengambilan kebijaksanaan dalam penentuan


standar seharusnya berdasarkan hasil analisa antara biaya pembangunan prasarana
sumberdaya air dibandingkan dengan kerugian yang diakibatkan oleh kekurangan
air. Seleksi kriteria yang sesuai dari hasil optimasi adalah kriteria yang ketat dengan
investasi yang lebih besar untuk target pasokan yang sama tetapi dengan kerugian
yang kecil jika terjadi kekurangan air atau sebaliknya. Dalam menganalisa trade-off
ekonomi karena kekurangan air, selain masalah hidrologi perlu ditinjau pula masalah
akibat mekanisme pelayanan yang terganggu, seperti jaringan distribusi rata-rata
mengalami kerusakan paling tidak 1 hari dalam setahun (mungkin karena kerusakan
pompa atau karena perbaikan di jaringan utama). Sehingga tidak realistik untuk
menentukan ketersedian air secara hidrologis dengan kriteria kegagalan 1 hari dalam
50 tahun, karena biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sumber yang mantap
atau biaya untuk melaksanakan pelestarian sumber air untuk memasok air sesuai
dengan standar tersebut sudah tidak proporsional lagi (sangat mahal).

Meskipun penentuan standar merupakan masalah optimasi secara ekonomi, dalam


praktek diterapkan pedoman standar oleh pemerintah untuk merencanakan sistem
pasokan air. Dengan demikian pemerintah menghindari beban untuk setiap kali
menentukan trade-off ekonomi. Penentuan tersebut cukup sulit karena melibatkan
biaya tidak langsung (non-moneter) maupun manfaat (manfaat pasokan air
perkotaan, keuntungan dan biaya lingkungan, biaya sosial yang berkaitan dengan
penduduk yang dipindahkan dan sebagainya). Kemauan pernerintah untuk
membiayai penyediaan prasarana dan menghindari kerugian pihak swasta. Dengan
meningkatnya kompetisi mendapatkan air terdapat aspek sosial dan ekonomi yang
harus dipertimbangkan pada standar pasokan air: alokasi air untuk pengguna
tertentu memerlukan kemampuan simpanan, dimana simpanan tersebut lebih besar
jika standarya cukup ketat. Pada saat tertentu simpanan tersebut dimanfaatkan
untuk memenuhi standar dan tidak ada pengguna lain yang dipenuhi. Menurunkan
standar yang ada mungkin perlu dipertimbangkan untuk menyediakan tambahan
pengguna air untuk pemerataan distribusi air yang tersedia. Untuk proyek pasokan
air yang dibiayai oleh pengguna, maka pengguna dapat menentukan sendiri standar
yang mantap selama tidak merugikan pengguna lainnya.

Dalam konteks alokasi sumber daya air nasional, penentuan standar melibatkan pula
pelestarian sumberdaya air untuk kegiatan tertentu dan jaminan pemerintah dalam
menyediakan air yang cukup. Demikian pula, kesediaan piliak swasta menerima jika
ada kerugian akibat kemungkinan kegagalan. Untuk kelompok pengguna yang
berbeda, di samping standar maka prioritas pemberian harus ditentukan jika terjadi
kekuirangan air. Hal ini menyangkut optimasi dengan alokasi secara terbatas pada
pengguna yang mempunyai kerugian yang terkecil. Standar dan prioritas secara
bersama-sama menentukan kinerja sistern pasokan air.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan spesifikasi dari standar harus didasarkan
pada optimasi penggunaan sumberdaya air, hal ini akan menjadi lebih penting
dengan semakin meningkatnya kornpetisi kebutuhan air.

56
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

5.3. Penerapan Standar Dalam Analisa Wilayah Sungai

Untuk sistem sumber daya air yang sederhana dimana hanya terdapat pengguna
tunggal, maka evaluasi ketersediaan air hanya dengan melihat apakah standar
kebutuhannya dapat dipenuhi dari sumber tersebut. Dengan mengetahui
ketidaktentuan pasokan air, memenuhi kebutuhan standar berarti kemantapan
penyediaan untuk memenuhi standar tersebut. Gambar 5.3. memberikan ilustrasi
konsep alokasi air untuk irigasi: rencana pemberian air harus selalu di bawah air
yang tersedia yang dapat diberikan dengan tingkat keandalan tertentu (analisa
statistik).

Pada kenyataannya ketersediaan air sangat kompleks, melibatkan banyak


pengguna, dan berbagai sumber yang berbeda di wilayah sungai. Aliran kembali
(return flow) yang mempengaruhi ketersediaan air di bagian hilir dan operasionalisasi
pengelolaan yang mengatur aliran air di wilayah sungai. Keseimbangan air menjadi
sangat kompleks dan ketersediaan air (dibandinglcan dengan standar) atau evaluasi
dampak dari suatu pola aliran tertentu memerlukan simulasi aliran air di wilayah
sungai dengan rnemperhatikan kesalingtergantungan berbagai aspek tersebut.
Untuk situasi dimana banyak jenis pengguna maka standar masing-masing maupun
prioritas antar jenis pengguna harus dikombinasikan. Singkatnya, jika berbagai jenis
pengguna harus dilayani, maka metodanya adalah dengan mengumpulkan semua
kebutuhan, memberikan urutan prioritas alokasi dan menyesuaikan dengan kriteria
setiap kali menambahkan jenis kebutuhan.

Di Suatu wilayah sungai ketersediaan air di suatu titik dipengaruhi oleh kebutuhan air
di hulu dan potensi aliran kembalinya, kombinasi berbagai sumber (aliran dari sub
wilayah sungai lainnya) dan operasionalisasi pengelolaan air dititik kontrol.
Pendekatan dengan hanya mempergunakan data yang dikumpulkan tidak
mencukupi lagi dan simulasi pola aliran yang mewakili seluruh aspek tersebut perlu

57
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

disusun untuk menghasilkan data berdasarkan seri waktu pada lokasi tertentu.
Dalam model simulasi prioritas alokasi air dapat diberikan (model RIBASIM).

5.4. Skematisasi Wilayah Sungai Untuk Menganalisa Pasokan Dan


Kebutuhan

Skematisasi wilayah sungai hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga


ketersediaan air pada setiap bangunan kontrol dan bangunan pengambilan utama
telah terwakili. Biasanya sub wilayah sungai hulu digabungkan di titik tersebut. Untuk
skematisasi tersebut perlu dibedakan sistem sumberdaya air yang mempunyai
pengaruh besar terhadap wilayah tersebut dan titik-titik pengambilan yang banyak
dan kecil-kecil. Wilayah sungai yang besar diperlukan pengelompokan setiap titik
yang kecil-kecil, sehingga. Untuk sistem lokal yang kecil hendaknya diadakan
pengkajian terpisah untuk mendapatkan gambaran yang lebih terinci.

Gambar 5.5. memberikan gambaran konsep yang dipergunakan di wilayah sungai


dengan contoh. Suatu waduk baru direncanakan untuk memberikan pasokan air ke
daerah irigasi di hilir, air untuk irigasi tersebut diambil di pintu pengambilan yang
agak jauh dari waduk. Daerah tangkapan antara waduk dan pintu pengambilan dapat
menyumbang tambahan air di titik pengambilan tersebut. Sub wilayah sungai yang
terpisah perlu diperhitungkan untuk mengevaluasi run-off di waduk dan tambahan
run-off dari daerah tangkapan antara waduk dan pintu pengambilan. Skematisasinya
dapat disusun sebagai berikut: dua seri aliran perlu dipertimbangkan dalam
skematisasi tersebut, yaitu mewakili potensi masukan ke waduk dan ke pintu (dari
daerah tangkapan antara waduk dan pintu),Daerah irigasi kecil yang tersebar di

58
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

setiap sub wilayah sungai diperhitungkan dengan menyatukan daerah irigasi dalam
satu ”water district”. Kesatuan daerah irigasi tersebut mempunyai luas areal yang
sama dengan jumlah masing-masing daerah irigasi kecil dan diperinci lebih lanjut
dengan pola tanam dan intensitas tanamnya.

Gambar 5.5 skematisasi wilayah sungai dengan berbagai tingkat ketelitian

59
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Dengan demikian pengaruli irigasi kecil tersebut telah diperhitungkan dalam


keseimbangan air, sehingga ketersediaan air tidak dilihat lagi untuk setiap daerah
irigasi kecil tersebut. Areal wilayah sungai dibagi ke dalam beberapa sub wilayah
sungai atau ”water distric” (distrik air) yang mewakili wilayah hidrologi dan yang dapat
mewakili beberapa pengguna kecil di dalam distrik air serta diperkirakan cukup rinci
untuk dapat melaksanakan evaluasi ketersediaan air bagi pengguna utama dan
bangunan pengontrol air.

Gambar 5.6. menggambarkan skematisasi distrik air untuk S. Ciujung, Jawa Barat
dimana ditunjukkan skematisasi distrik air dan jaringan penyaluran air di wilayah
sungai.

Untuk setiap “water distric”, neraca air tetap dipisahkan dan diilustrasikan pada
Gambar 5.7. Pengguna air yang berbeda (termasuk kecil) yang mendapatkan air dari
run-off setempat atau yang mendapatkan air dari jaringan local diperhitungkan di
dalam distrik air. Evaluasi ketersediaan air dan penyesuaian dengan kebutuhan
terjadi dalam dua tahap:

- Pada tingkat lokal, penggunaan sumber setempat (air tanah, mata air,
penyaluran dari sungai kecil) diperhitungkan, sedangkan kebutuhan yang
tidak dapat dipenuhi dari surnber setempat dapat dimintakan
pemenuhannya dari jaringan wilayah (memerlukan saluran).

- Gambar 5.8 menggambarkan sistem lokal yang memasok air ke Serang


dan Cilegon; di masa yang akan datang, pasokan lokal mungkin tidak
dapat memenuhi pertumbuhan kebutuhan sehingga perlu dipertimbangkan
pasokan dari wilayah yang lebih besar seperti S. Ciujung yang dibantu
dengan waduk di bagian hulu. Gambar 5.8. memberikan ilustrasi distribusi
air antar kabupaten yang diambil dari S. Ciujung yang telah
dipertimbangkan untuk menambah ketersediaan air local. Sistem baru ini
memanfaatkan air dari sistem jaringan wilayah dan harus ditunjukkan
dalam skematisasi wilayah sungai.

- Kedua, neraca air jaringan wilayah termasuk penyaluran untuk berbagai


kebutuhan (distrik, daerah irigasi yang besar, dan pusat-pusat kebutuhan
RKI), drainasi dan operasionalisasi pengelolaan pada berbagai bangunan
kontrol.

60
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

61
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

62
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

6. ANALISA HIDROLOGI, AIR TANAH DAN BANJIR

6.1. Ketersediaan Air Di Tingkat Wilayah Sungai

Perkiraan ketersediaan air di tingkat wilayah sungai terpaut sangat erat dengan
skematisasi wilayah sungai: secara mendasar perkiraan dibuat untuk tingkat “water
distric” sebagai unit ruang yang terkeeil. “Water district” merupakan unit dasar pada
analisa ketersediaan air permukaan. Perhitungan keseimbangan “Water district”
didasarkan pada model curah hujan - limpasan air permukaan (run off) Curah hujan
diukur lebih sering dan lebih lama daripada limpasan air permukaan, dan pendekatan
curah hujan - limpasan air permukaan didasarkan pada kalibrasi yang cocok pada
deret limpasan air permukaan (debit sungai) pada tempat yang berbeda. Kalibrasi
parameter model curah hujan - limpasan air permukaan dapat digunakan untuk
memberikan tingkat kepercayaan perhitungan pada limpasan air permukaan.

Dalarn perkiraan tersebut perlu dibedakan antara air permukaan dan air tanah
karena perbedaan yang jelas antara proses fisik dan sebaran relatifnya. Untuk
kondisi wilayah sungai di Indonesia, penggunaan aliran air permukaan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan aliran air tanah. Pengguna air utama seperti irigasi
maupun sistem perpipaan untuk kota besar umumnya dipenuhi dari air permukaan.
Sedangkan air tanah sangat penting untuk pengguna kecil setempat. Berdasarkan
pengalaman terdahulu menunjukkan bahwa proses aliran run-off (aliran di
permukaan) lebih dipertimbangkan karena memungkinkan dilakukan perhitungan
aliran permukaan berdasarkan model curah hujan - run-off. Curah hujan lebih mudah
di monitor dan sebarannya meliputi sebagian besar wilayah sungai.

6.2. Air Tanah

6.2.1. Perkiraan Ketersediaan Air Tanah

Untuk situasi pada wilayah sungai, aliran air tanah relatif sangat kecil sehingga
penggunaan air tanah biasanya merupakan faktor yang diabaikan pada
keseimbangan air daerah total. Karena proporsinya yang kecil maka dapat
dipertimbangkan penggunaan air tanah untuk keperluan air minum karena dapat
digunakan secara efektif dan air tanah mempunyai aliran balik yang tinggi (80-90%).
Dimasa yang akan datang penggunaan air tanah merupakan kasus kecil saja karena
peluang yang terbatas untuk mengeksploitasi air tanah. Air tanah lebih bervariasi
pada peristiwa dan karateristik eksploibilitas, Ini sangat tergantung pada kondisi
geologi. Kondisi geologi pada umumnya tersedia dari peta geologi tetapi
ketersediaan air aktual tergantung pada kondisi lokal seperti iklim, celah (patahan
geologi) dan lain-lain. Pada umumnya, air tanah dapat tersedia pada cekungan relatif
kecil dengan karateristik individual. Hanya beberapa situasi (misalnya di daerah DKI
Jakarta, Bandung, dan Semarang) cekungan air tanah dengan digunakan dengan
ekstensif dengan konsekwensi yang buruk dari penggunaan berlebilian. Untuk situasi
ini akan berguna untuk dibuat model terpisah pada cekungan untuk menduga
abstraksi air tanah dan pembatasan pengisian.

63
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Perkiraan ketersediaan air tanah hanya diperlukan pada situasi apabila penggunaan
air tanah relatif besar. Pada studi JWRMS dibuat perkiraan ketersediaan air tanah
untuk DKI Jakarta. Perencanaan pendayagunaan air tanah yang berwawasan
lingkungan didasarkan pada tahapan yang mencakup inventarisasi potensi air tanah,
perencanaan pemanfaatan air tanah dan pengawasan serta pengendalian air tanah.

Inventantarisasi potensi air tanah

Inventarisasi potensi air tanah merupakan fungsi paling menentukan dalam


pendayagunaan air tanah yang berwawasan lingkungan karena potensi ketersediaan
air tanah suatu daerah ditentukan oleh faktor alami, merupakan sesuatu yang
diterima apa adanya sebesar kemampuan alam. itu sendiri. Langkah awal adalah
inventarisasi seluruh aspek air tanah yang ada untuk mengetahui potensi
ketersediaannya, melalui kegiatan pemetaan, penyelidikan, penelitian, eksplorasi
dan evaluasi, pengumpulan dan pengelolaan data air tanah. Kegiatan inventarisasi
dilakukan melalui pengumpulan dan evaluasi data untuk memperoleh informasi
tentang:

Batas cekungan air tanah, dimensi, geometri dan parameter akuifer.

Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-atas hidrogeologi
dimana semua kejadian hidrogeologi seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan
pelepasan air tanah berlangsung. Pengkajian geometri cekungan air tanah
dimaksudkan untuk mengetahui geometri dan dimensi cekungan, yang merupakan
ruang (space) yakni suatu tempat di mana di dalamnya seluruh peristiwa
hidrogeologi terjadi. Artinya, batas-batas cekungan air tanah ditentukan berdasarkan
pertimbangan hidraulika air tanah yang membentuk ruang tersebut. Informasi yang
diperoleh dapat dibedakan antara konfigurasi sistern akuifer dan parameter akuifer.
Pengkajian konfigurasi sistem akuifer dimaksudkan untuk mengetahui sebaran baik
lateral maupun vertikal serta dimensi sistem akuifer dan nonakuifer yang merupakan
suatu wadah atau media di mana air tanah tersimpan dan mengalir

Daerah imbuh dan daerah lepasan air tanah.

Penentuan daerah imbuh (recharge area) dan daerah luah atau lepasan (discharge
area) sangat penting artinya dalam rangka perencanaan pengelolaan sumber daya
air tanah di suatu cekungan. Di daerah imbuh utama, proses pembentukan air tanah
berlangsung kemudian air tanah mengalir menuju daerah luahnya. Oleh karena itu,
infrastruktur pengelolaan di daerah imbuh merupakan bagian tak terpisahkan dari
infrastruktur pengelolaan air tanah dalam suatu cekungan. Penentuan daerah imbuh
dan daerah luah bukanlah hal yang mudah mengingat ketersediaan data di suatu
cekungan berbeda-beda, terutama ketersediaan data muka preatik dan muka
pisometrik yang dipakai dasar untuk penentuan batas kedua daerah tersebut.
Keterdapatan jumlah dan mutu ketersediaan air tanah.

Pengkajian jumlah air tanah dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara


perubahan air tanah yang masuk maupun ke luar dari suatu wadah di dalam

64
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

cekungan (intra basin) maupun antar cekungan (inter basin) dalam batasan waktu
tertentu (neraca air).

Mutu air tanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia, maupun
kandungan bakteriologi yang terkandung di dalamnya. Data yang digunakan untuk
menentukan mutu air tanah bersumber dari hasil pengamatan dan pengukuran
lapangan dan analisis laboratorium dari beberapa contoh air yang mewakili.
Berkaitan dengan pengkajian potensi sumber daya air tanah, pengkajian mutu
dimaksudkan untuk. mengetahui kandungan kimia dan bakteriologi di dalarn air
tanah, dan kelayakan penggunaannya untuk keperluan tertentu.

Jumlah pengambilan air tanah.

Dengan pembatasan debit pengambilan air tanah maka penurunan muka air akan
dapat dibatasi pada kedudukan yang aman. Aman disini dalam arti mencegah
terjadinya kondisi air tanah menjadi rawan, kritis dan rusak, sehingga pengambilan
air tanah harus disesuaikan dengan cadangan air tanah yang tersedia. Patut diingat,
bahwa kondisi hidrogeologi suatu daerah, sangat menentukan cadangan dan mutu
air tanah, sehingga batas aman dari jumlah pengambilan air tanah, sangat berbeda
dari suatu daerah ke daerah yang lain, tergantung dari kondisi hidrogeologinya.
Namun secara kasar dapat dikatakan, jumlah pengambilan air tanah hendaknya
tidak melebihi jumlah imbuhan air tanah. Berdasarkan perhitungan matematis,
dengan rnemperhatikan batas-batas hidrogeologis yang ada, penentuan jumlah debit
pengambilan yang paling aman dapat dilakukan dengan bantuan model air tanah
(groundwater modelling).

6.2.2. Perencanaan Pemanfaatan Air Tanah

Penyusunan perencanaan pemanfaatan air tanah untuk memenuhi suatu permintaan


dapat dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Kebutuban air tanah untuk jangka panjang berdasarkan perkembangan


pemanfaatan air tanah yang telah ada dan rencana pengembangan
selanjutnya.
b. Rekaan (model simulasi matematis) kondisi hidrogeologi mirip keadaan alami.
c. Perencanaan pemanfaatan air tanah dalam kurun waktu tertentu sesuai kuota
pengambilan air tanah yang aman sehingga pemanfaatannya tidak sampai
menimbulkan dampak negatif.
d. Dalarn pendayagunaan berwawasan lingkungan harus ditetapkan bahwa
pemanfaatan air tanah untuk memenuhi permintaan harus lebih kecil atau
maksimum sama dengan daya dukung ketersediaannya secara alami.
e. Pada lokasi-lokasi yang kondisi lingkungan air tanahnya telah rawan atau kritis
dilakukan pengaturan pengambilan serta peruntukannya lebih lanjut sesuai
kemampuan ketersediaannya serta bagi yang telah ada wajib dilakukan
pengurangan debit pengambilan.

65
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

f. Pemberi izin wajib nienginfrastrukturkan pemegang izin pengambilan


memenuhi ketentuan teknis yang tercantum dalam izin, dan melaporkan
kegiatan pelaksanaannya.
g. Apabila dalam pemanfaatan air tanah terjadi pencemaran dan kerusakan
lingkungan air bawah tanah itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya, maka
pemegang izin diwajibkan menginfrastrukturkan pencegahan gangguan
tersebut atau menghentikan pengambilan air tanah serta melaporkan kepada
instansi yang berwenang.

6.2.3. Kebutuban Air Tanah

Kebutuhan akan air untuk suatu peruntukan tertentu harus sudah diketahui pada
saat perencanaan. Ketersediaan pasokan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan
akan air merupakan faktor penting dalam infrastruktur mencapai keberhasilan
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. klarena potensi
ketersediaan sumber daya air tanah terbatas, maka agar dalam pengembangannya
nanti agar tidak sampai menimbulkan dampak negatif berupa degradasi jumlah,
mutu, serta lingkungan keberadaannya, maka perlu dilakukan suatu perencanaan
yang menyeluruh dengan mempertimbangkan seluruh faktor yang dapat
mempengaruhinya. Melalui perencanaan ini diharapkan sumber air yang terbatas ini
dapat digunakan seefisien dan seefektif mungkin serta dapat memberikan
kemanfaatan bagi masyarakat banyak. Perencanaa.n kebutuhan air dari
pemanfaatan air tanah harus tetap berasaskan pada asas kemanfaatan,
keseimbangan, dan kelestarian. Perencanaan yang baik paling tidak mencakup
tindakan-tindakan berikut

- Pendekatan kebutuhan (demand approach). Dari pengalaman


menunjukkan kelemahan dalam manajemen penyediaan air selama ini
lebih banyak pada sisi kebutuhan, sehingga tidak jarang ditemui seiring
dengan perkembangan dan waktu, akhirnya kebutuhan melebihi
ketersediaan. Akibatnya terjadi ketidaktaatan hukum dan para pengguna
air dan berlanjut pada degradasi kondisi dan lingkungan air bawah tanah.
Kebutuhan ini menyangkut jumlah dan mutu air yang, diperlukan sesuai
peruntukannya. Dengan mengetahui tingkat kebutuhan awal (initial) hingga
waktu terprediksi, maka dapat dilakukan analisis hubungan antara sisi
kebutuhan dan ketersediaan. Dalam manajemen penyediaan air yang
berwawasan pada pemakaian air yang berkelanjutan, maka pada tahap
perencanaan ini sudah harus ditetapkan bahwa kebutuhan harus sama
atau lebih kecil dari ketersediaan .

- Pertimbangan jenis sumber air. Untuk memenuhi kebutuhan yang


direncanakan, dalam perencanaan perlu mempertimbangkan pemilihan
jenis sumber daya air yang tepat. Setiap jenis sumber daya air mempunyai
kelebihan dan kekurangan apabila didayagunakan untuk memenuhi
kebutuhan dengan peruntukan tertentu. Karena, umumnya masyarakat
memanfaatkan air tanah dangkal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
maka demi keberpihakan kepada mereka, sebaiknya dalam perencanaan

66
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

pemanfaatannya hanya diperuntukan bagi keperluan air minum dan rumah


tangga. Untuk keperluan lain yang membutuhkan air lebih banyak dalam
perencanaannya diarahkan pada air tanah dalam.

- Pengkajian pasokan (supply). Langkah berikutnya yang perlu dilakukan


dalarn perencanaan kebutuhan air adalah pengkajian kemampuan
pasokan air tanah yang tercermin dari potensi ketersediaannya.

- Penggunaan saling menunjang (conjunctive use). Penggunaan saling


menunjang (conjunctive use) diartikan sebagai pengelolaan dan
pengembangan secara terpadu air permukaan dan air tanah sebagai satu
sistem yang menyeluruh. Sesuai sifat keterdapatan dan pembentukan air
tanah, maka sumber daya air ini harus menjadi pilihan terakhir bagi
penyediaan pasokan air, kecuali di daerah-daerah yang air tanah
merupakan satu-satunya sumber air yang tersedia, air tanah dapat
ditetapkan sebagai pemasok utama.

- Uraian (deskripsi) pengembangan sumber daya air tanah. Dalam


perencanaan kebutuhan air tanah juga harus mampu membedakan
informasi tentang garis besar rencana (skenario) pengembangan sumber
daya air tanah, mencakup informasi tentang pengeboran, penggalian, dan
penurapan mataair, disesuaikan dengan jumlah kebutuhan, peruntukan
pemanfaatan, dan ketergantungan waktunya.

- Penetapan operasi dan pemeliharaan. Dalam perencanaan seyogyanya


sudah menetapkan perencancaan tentang bagaimana operasional dari
pemenuhan kebutuhan dari hasil pengembangan serta pemeliharaan
sarana dan prasarana bangunan (reservoir bangunan penurap dan sumur /
serta sistem distribusinya)

- Pemantauan air tanah. Untuk mengamati bagaimana pengaruh dari


pemenuhan kebutuhan terhadap sumber pasokan serta lingkungan sekitar,
maka dalam perencanaan sudah harus menetapkan bagaimana
pelaksanaan pemantauannya termasuk pengawasan nantinya dijalankan.

- Konservasi air tanah. Dalam perencanaan kebutuhan air harus juga


memuat penetapan rencana konservasi atas sumber pasokan dan
lingkungan daerah imbuh, bagaimana tindakan konservasi dilakukan dan
pihak mana saja yang harus terlibat.

6.3. Menyesuaikan Ketersediaan Dan Kebutuhan Air.

Dua aspek dapat diuraikan dengan menyesuaikan ketersediaan dan kebutuhan air di
suatu wilayah sungai, yaitu :

- optimisasi ketersediaan penggunaan air dengan mengatur kebutuhan air


dan/atau distribusi air pada wilayah sungai

67
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

- kalibrasi keseimbangan air

Evaluasi ketersediaan air dan pemeriksaan/pengaturan penggunaan/distribusi air


akan dikerjakan pada titik-titik relevan yang berbeda pada wilayah sungai. Deret
waktu air yang tersedia pada titik di wilayah sungai dapat didasarkan pada
pengukuran deret aliran, yang dihasilkan oleh model curah hujan-limpasan air, atau
dihasilkan dari simulasi aliran di wilayah sungai. Aliran ini harus dievaluasi pada tititk
itu apakah air yang tersedia sesuai dengan standar. Pada umumnya tahap-tahap
perhitungan limpasan air permukaan seperti berikut ini:

- analisa/evalusi ketersediaan data curah hujan: memeriksa konsistensi deret,


pengisian data dengan menggunakan korelasi dengan stasiun yang lain.
- Perhitungan areal curah hujan untuk setiap "water district"; ini dapat
dikerjakan dengan mengkomposisikan jaringan poligon Thissen untuk stasiun
curah hujan yang relevan;
- Kalibrasi model curah hujan-limpasan air permukaan yang cocok, seperti
model Sacramento. Model ini membedakan antara aliran permukaan dan air
tanah. Kebutuhan yang esensial untuk menjelaskan komponen aliran
permukaan. Aliran air tanah merupakan aliran dasar; seperti yang
diindikasikan sebelumnya penggunaannya relatif sangat kecil dan ini
mengakibatkan dalam keseimbangan air, komponen air tanah dapat
diabaikan;

Gambar 6.1 mengilustrasikan probabilitas 20% (1 kali dalam 5 tahun) aliran kering
dan 10% (1 kali dalam 10 tahun) aliran rendah minimum. Dua jenis kebutuhan
dengan dimasukkannya kriteria persediaan yang berbeda, membutuhkan beberapa
langkah untuk menentukan ketersediaan air. Kedua prioritas pada alokasi air dan
kriteria persediaan akan dipertimbangkan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut :

- periksa setiap kebutuhan individu terhadap kriteria yang tepat


- menyusun dua kebutuhan dan memeriksa jika kriteria dapat dipertahankan
untuk kebutuhan air irigasi hulu (prioritas lebih sedikit).

Untuk kasus yang diilustrasikan pada Gambar 6.1 kebutuhan RKI akan diatur
kemungkinan maksimum sesuai dengan standar (1 kali dalam 10 tahun), yang
mengasumsikan bahwa kebutuhan air RKI akan tumbuh ke maksimum. Dapat
dipertimbangkan untuk situasi ini permintaan kebutuhan air irigasi hanya di bawah
standar (1 kali dalam 5 tahun). Grafik kedua pada Gambar 6.1 mengilustrasikan
pemeriksaan untuk pola tanam irigasi yang diperbaiki dengan kebutuhan lebih tinggi.
Dapat dicatat bahwa kebutuhan air irigasi puncak terjadi pada periode paling sedikit
ketersediaan air.

Pemeriksaan kriteria ketersediaan air tersebut di atas akan dilakukan pada semua
titik yang relevan pada sungai. Deret aliran yang digunakan pada analisa dapat
dipertimbangkan dari simulasi aliran air pada wilayah sungai.

68
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

69
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

6.4. Kalibrasi Neraca Air Wilayah Sungai

Neraca air pada wilayah sungai menggabungkan beberapa komponen dan interaksi
yang meliputi variabel hidrologi, ketidakpastian alam pada hidrologi, estimasi
permintaan, manajemen alokasi air, efisiensi dan kehilangan. Kalibrasi pada sistem
ini secara statistik berbeda karena kerumitan sistem itu sendiri dikombinasikan
dengan jarangnya data yang cocok. Kebutuhan yang besar seperti data yang relatif
panjang menjelaskan komponen yang stokhastik. Distribusi air dan situasi
penggunaan biasanya juga tidak tetap.

Dari pengalaman, estimasi penggunaan air irigasi, mempunyai ketidakpastian yang


tertinggi. Digabungkan dengan estimasi pola tanam aktual dan komponen
manajemen, kalibrasi keseimbangan air yang ada dan penjelasan untuk deviasi akan
direalisasikan bahwa ada ketidak pastian diantara kedua sisi persediaan dan
kebutuhan. Tujuan model keseimbangan air menolong mengidentifikasi keputusan
yang benar dalam perencanaan dan manajemen operasional. Fungsi yang sangat
penting pada model memberikan evaluasi yang konsisten pada pilihan. Ketika
mempertimbangkan semua ketelitian dengan keputusan yang dibuat, pengaruh
ketidakpastian pada keseimbangan air akan dipertimbangkan sama baiknya dengan
ketidakpastian perkiraan dampak sosial - ekonomi. Ini termasuk estimasi kebutuhan
air yang sama baiknya dengan ketidakpastian penggunaan dan evaluasi pada pilihan
yang akan datang untuk penggunaan.

6.5. Penjadwalan : Keseimbangan Air Untuk Tingkat Kebutuhan Yang


Berbeda (Masa Yang Akan Datang)

Perencanaan pengembangan sumber daya air wilayah sungai membutuhkan analisa


keseimbangan air di atas horizon waktu. Infrastruktur-infrastruktur harus
dipertimbangkan untuk menaikkan ketersediaan air untuk mempertemukan
kebutuhan kapasitas persediaan air di atas horizon waktu itu. Ada beberapa
kemungkinan untuk membuat jadwal proyek untuk mempertemukan kebutuhan dan
pilihan yang optimal yang dibuat berdasarkan aspek ekonomi. Ketidak pastian pada
proyeksi yang akan datang juga memainkan peranan yang penting pada pembuatan
keputusan. Jadwal optimal yang dipilih akan menghasilkan perencanaan untuk
pelaksanaan.

Sebagai contoh di wilayah sungai Citarum, Jawa Barat, bahwa untuk analisa
perencanaan sungai Citarum (Gambar 6.2) proses penjadwalan pengembangan
memberikan kapasitas persediaan yang cocok untuk menentukan kebutuhan RKI
yang diproyeksikan. Bagian yang penting pada analisa ini adalah analisa simulasi
untuk tingkat kebutuhan yang berbeda untuk menguji kontribusi infrastruktur yang
berbeda untuk kapasitas persediaan dengan mengevaluasi kinerja. Disajikan pada.
Gambar 6.2 efek proyeksi kebutuhan air yang berbeda pada perencanaan kapasitas
ini. Infrastruktur manajemen kebutuhan mempunyai pengaruh yang kuat pada.
proyeksi kebutuhan dan konsekuensinya pada. perencanaan kapasitas dan
penjadwalan proyek. Jika pengembangan efisiensi yang ditargetkan tidak dapat

70
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

direalisasikan pada langkah yang lebih cepat untuk pelaksanaan proyek maka
dibutuhkan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan air tersebut.

6.6. Pengendalian Banjir Dan Drainase

6.6.1. Umum

Di dalain analisa kebutuhan dan pasokan air pendekatan keseimbangan masa (mass
balance) diambil untuk menganalisa distribusi air di wilayah sungai. Diasumsikan
pula bahwa prasarana untuk mendukung pembagian tersebut telah tersedia dan air
yang dibutuhkan dapat disalurkan. Dalam sistem ini tidak perlu analisa hidrolika pada
skala wilayah.

71
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Tenaga ahli hidrolika dibutuhkan pada perencanaan teknis prasarana setelah


ketersediaan/kebutuhan pembagian air ditentukan. Dalam analisa drainase dan
pengendalian banjir, hidrolika pergerakan dan kelebihan air dalam hubungannnya
dengan topografi dan daya tampung saluran, merupakan hal yang sangat berperan
dalam menganalisa kemungkinan pemecahan masalah banjir. Identiflkasi dari
komponen masalah termasuk

- identifikasi daerah penampung kelebihan air hujan,


- daerah yang terpengaruh oleh banjir,
- peninjauan ketersediaan prasarana drainase dan pengaliran volume banjir
- identifikasi mekanisme banjir,
- apakah masalah drainase internal atau eksternal, atau kombinasi dari
keduanya.

Skematisasi untuk analisa permasalahan dan dampak kegiatan untuk mengatasi


banjir perlu dirinci lebih lanjut dibandingkan dengan analisa pasokan dan kebutuhan:
hendaknya sedemikian rinci dengan memasukkan debit dan karakteristik tampungan
yang ada dari sungai dan topografi di sekitarnya.

Tergantung dari jenis drainasi/banjir, skematisasi tersebut harus dapat dipakai


sebagai dasar analisa kapasitas saluran untuk mengalirkan banjir dengan periode
ulang tertentu (drainasi eksternal) atau memungkinkan untuk merencana kapasitas
drainasi yang cukup untuk membebaskan daerah tersebut dari kelebihan air dengan
curah hujan tertentu dalam jangka waktu tertentu (drainasi internal).

Pengendalian air banjir dan drainase untuk wilayah sungai merupakan bagian yang
penting pada perencanaan pengembangan sumber daya air. Bahaya yang terjadi
dari banjir selalu berasal dari kejadian-kejadian yang ekstrem dan tujuan umum
pengendalian banjir adalah untuk mengurangi bahaya.

Infrastruktur pengendalian banjir mempunyai dua kategori :

- Infrastruktur struktural dan


- Infrastruktur non-struktural, yang mempunyai pengaruh berbeda pada proses
banjir dan bahaya yang terjadi.

Infrastruktur struktural termasuk pengembangan waduk, tambak, tanggul, saluran,


dan lain-lain. Infrastruktur non-struktural termasuk pengelolaan daerah dataran
banjir, manajemen batas air, perkiraan banjir, dan peringatan banjir. Pada beberapa
kasus, termasuk infrastruktur tunggal, kombinasi infrastruktur dapat menjadi optimal.
Tingkat infrastruktur pencegahan banjir dapat menyajikan berbagai kombinasi
infrastruktur pengendalian banjir.

Drainase dapat dibedakan antara drainase internal dan eksternal. Drainase eksternal
berkaitan dengan pergerakan air pada daerah yang disebabkan oleh air hujan yang
berlebihan dan menyebabkan banjir didaerah-daerah yang penting. Perbedaan yang
jelas tidak selalu memungkinkan sebab banjir dapat disebabkan oleh kombinasi

72
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

keduanya. Untuk perencanaan wilayah sungai perlu diberikan perhatian pada


masalah skala regional dan solusi serta interaksi dengan aspek lainnya pada
pengembangan sumber daya air. Masalah drainase internal dapat ditangani secara
lokal.

Analisa banjir dan evaluasi infrastruktur pengendalian banjir dapat dipertimbangkan


dengan disiplin yang terpisah dengan teknik sumber daya air dengan metoda dan
unit pemisahan pada instansi pemerintah yang bertanggungjawab. Pandangan
singkat proses analisa diberikan berikut ini.

6.6.2 Proses Analisa

Tidak ada metoda tunggal dalam pengendalian banjir. Variasi infrastruktur struktural
dan nonstruktural mempunyai pengaruh berbeda pada proses banjir dan bahaya
yang terjadi. Setiap situasi banjir akan membutuhkan sekumpulan analisa dan solusi.
Komponen-komponen khas berikut ini dapat diuraikan untuk analisa pengendalian
banjir :

- Identifikasi mekanisme banjir : langkah pertama pada analisa permasalahan


banjir yang akan mengidentifikasi proses banjir yang didasarkan pada
monitoring kejadian banjir yang terakhir dan kondisi topografi
- Survey : survey topografi adalah penting pada pemahaman proses banjir,
evaluasi saluran sungai dan konfigurasi solusi; survey sosial-ekonomi
dibutuhkan untuk analisa dampak dan evaluasi berikutnya
- Analisa morfologi : studi geo-morfologi dapat dilakukan untuk sungai-sungai
dengan permasalahan erosi dan stabilitas jangka panjang pada sungai.
Pemahaman morfologi dan sejarah sungai dapat menjadi penting pada solusi
yang efektif.
- Analisa hidrolik : untuk analisa efek infrastruktur pengendalian banjir adalah
penting untuk dapat mensimulasikan hubungan antara curah hujan
tinggi/kondisi aliran dan kejadian banjir dan kerugian yang ditimbulkan,
memberikan simulasi untuk sekumpulan kondisi hidrologi dengan frekuensi
kejadian yang berbeda.
- Analisa frekuensi keiadian banjir : analisa statistik kejadian curah hujan
tinggi/aliran yang utama untuk periode ulang yang berbeda, analisa pola
kejadian desain hidrologi sebagai masukan untuk analisa simulasi hidrolik dan
kejadian yang ekstrem untuk menetapkan analisa statistik pada titik-titik
dengan data yang sedikit.
- Inventarisasi infrastruktur potensial, menguji efek infrastruktur tersebut dan
desain pendahuluan infrastruktur untuk menetapkan kuantitas dan untuk
menetapkan biaya investasi
- Aplikasi kriteria/evaluasi ekonomi : secara ideal evaluasi ekonomi akan
diberikan pada biaya yang dibandingkan pada pengurangan kerugian. Metoda
membutuhkan data kerugian yang ekstensif untuk katagori dampak yang
berbeda dan hubungan penggenangan-kerugian untuk frekuensi banjir yang
berbeda. Kondisi jenis sungai dan jenis area penggenangan dapat digunakan
sebagai basis untuk desain pekerjaan pengendalian banjir. Untuk kasus khas

73
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

dan pekerjaan pengendalian banjir yang relatif luas biasanya akan dibuat
analisa ekonomi penuh.

6.6.3 Pendekatan Saat Ini Pada PSDAWS

Saat ini studi rinci untuk menentukan kelayakan pekerjaan pengendalian banjir atau
proyek drainase sebagai bagian dari perencanaan wilayah sungai belum diadakan
pada PSAWS. Studi pengendalian banjir membutuhkan banyak masukan dalam
ruang lingkup perencanaan wilayah sungai saat ini. Pengendalian banjir sebagai
analisa dan yang pernah diusulkan pada proyek-proyek sebelumnya akan diperiksa
dan diadopsi sebagai bagian dari perencanaan investasi untuk wilayah sungai. Ini
akan dipertimbangkan jika kelayakan yang detail pada jenis analisa banjir sebagai
bagian analisa rutin akan dilakukan oleh Unit Perencanaan wilayah sungai atau
konsultan.

6.7. Erosi Dan Sedimentasi

Penggunaan lahan dan pengelolaan yang tidak pada tempatnya akan meningkatkan
erosi tanah. Masalah utama yang akan ditimbulkan adalah pengurangan
produktivitas lahan. Masalah lain yang berpengaruh terhadap wilayah sungai adalah
peningkatan bahan sedimen di dalam sungai dan berpengaruh pada kondisi
hidromorfologi. Permasalahan fisik yang mendasari sangat kompleks: erosi berkaitan
dengan topografi, jenis tanah, dan sifat hujan. Hal tersebut sangat bervariasi pada
berbagai tempat di wilayah sungai. Terjadinya erosi sendiri lebih banyak dipengaruhi
oleh penanaman dan pengolahan lahan. Proses pengangkutan sedimen di sungai
dan akibat pengendapan sedimen membutuhan kajian yang lebih lanjut dengan
dukungan data yang memadai untuk dapat memperkirakannya. Proses untuk
mengetahui asal erosi dan dampaknya hanya berdasarkan hubungan empiris.
Inventarisasi hubungan sistem sumber daya air biasanya berdasarkan atas
pengamatan sedimen terangkut (indikasi kondisi daerah hulu), peta jenis dan kondisi
tanah, kondisi daerah hulu (jika tersedia studi mengenai daerah tangkapan), dan
inventarisasi dampak terhadap prasarana di hilir seperti peningkatan biaya
pemeliharaan jaringan irigasi dan drainasi, dan sedimentasi di waduk.

Manajemen daerah tangkapan air bertujuan agar erosi secara umum dapat
diidentifikasikan untuk meyakinkan bahwa pengembangan sumber daya air di
wilayah sungai berlangsung berkesinambungan. Pelaksanaan program manajemen
daerah hulu biasanya akan dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan dengan
bantuan Departemen terkait dan pemerintah daerah.

Kejadian crosi dan transportasi pengendapan atau deposisi dan efek yang terjadi
pada daerah tangkapan air secara langsung disebabkan oleh erosi akibat aliran air
ke bawah dan menyebabkan tersumbatnya sistem irigasi dan saluran drainase. Hal
tersebut mempengaruhi kehidupan air pada mulut sungai dan menciptakan masalah
yang rumit. Ini hanya dapat diuraikan dengan hubungan empiris, Didasarkan pada
sejumlah pengalaman, manajemen daerah tangkapan air yang berupa pengurangan

74
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

pengendapan dan rehabilitasi lahan yang tererosi akan berdampak pada kondisi
yang lebih baik. Evaluasi program manajemen daerah tangkapan air menjadi rumit
akibat dari kondisi alam, infrastruktur dan dampak. Biasanya efek tidak langsung
akan lebih besar daripada efek yang langsung, Kebutuhan manajemen dapat
ditetapkan dan rasio di antara keuntungan dan biaya. Ini biasanya memerlukan
waktu yang lama untuk menentukan kondisi daerah tangkapan air dari titik problem
erosi dan program manajemen daerah tangkapan air dengan mengukur besarnya
pengendapan yang diangkut pada sungai disebelah hilir.

6.7.1 Estimasi Program Manajemen Daerah Tangkapan Air

Jika tidak ada perencanaan jangka panjang untuk manajemen daerah tangkapan air
kemudian dipersiapkan ketersediaan data persiapan program. Langkah-langkah
berikut ini dapat diikuti untuk membuat penggunaan yang baik dari informasi yang
tersedia dan untuk mengestimasi perluasan areal pada program manajemen daerah
tangkapan air yang dibutuhkan :

- Estimasi lokasi dan perluasan areal pada lahan yang diakibatkan erosi
dengan pemetaan daerah erosi.
- Estimasi rata-rata unit biaya (biaya per ha) yang didasarkan pada program
percontohan dalam wilayah sungai atau percontohan yang lainnya dengan
kondisi sama dengan kemungkinan kondisi wilayah sungai.
Komponen-komponen khas pada program daerah tangkapan air antara lain
adalah penghijauan kembali.
- Inventarisasi dampak yang berhubungan dengan program manajemen daerah
tangkapan air sangat diperlukan yang berhubungan dengan :

 Pengurangan pemeliharaan untuk sistem irigasi dihilir


 Pengurangan pemeliharaan untuk drainase dihilir dan saluran banjir; ini
dapat diestimasi dari volume yang dibutuhkan pada pengerukan yang
dibutuhkan
 Produktivitas yang naik pada area yang ditetapkan pada program
manajemen daerah tangkapan air. Sedimentasi diakibatkan oleh erosi
tanah, pemadatan tanah dan pengurangan isi bahan organik yang akan
menyebabkan struktur tanah yang miskin, kesuburan yang rendah dan
hasil produksi yang sedikit.

7. KUALITAS AIR

7.1. Sistem Manajemen Kualitas Air

Proses kualitas air meliputi pergerakan dan sifat bahan pencemar di dalam air yang
secara alamiah berkaitan erat dengan jaringan distribusi air. Hubungan yang erat
antara kualitas air dengan kuantitas juga ditunjukkan dalam Gambar 7. 1. Komponen
kondisi kualitas air adalah sebagai berikut:

75
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

- Emisi beban pencemaran dari berbagai kegiatan: dibedakan antara sumber


pencemaran terpusat dan tersebar, yang akan berpengaruh pada bagaimana
pencemaran tersebut dapat diatasi,
- Masuknya bahan pencemar ke dalam sungai/waduk: hal ini merupakan proses
alamiah yang mempengaruhi konsentrasi bahan pencemar (fase ini
berpengaruh pada kemampuan proses pembersihan secara alami)
- Pengangkutan/tampungan bahan pencemar melalui sistem distribusi air
wilayah sungai: faktor tambahan yang penting untuk diskripsi kualitas air yang
berkaitan dengan proses yang berpengaruh terhadap konsentrasi bahan
pencemar, seperti volume badan air (menentukan konsentrasi dan sifat
pencampuran), kedalaman air (menentukan interaksi badan air dengan faktor
luar) dan waktu yang dibutuhkan untuk mengendap.

Komponen kualitas air termasuk kalibrasi yang dibutuhkan untuk menyusun diskripsi
dari keseluruhan sistem dan monitoring data kualitas air. Tidak termasuk dalam
komponen ini adalah proses kualitas air yang spesifik (kimiawi dan biologi) karena
informasi tentang hal tersebut tidak tersedia di dalam wilayah sungai. Dengan model
yang ada saat ini dimungkinkan untuk menelusuri komposisi air pada berbagai titik di
dalam wilayah sungai dan menarik kesimpulan tentang kondisi kualitas air.
Interpretasi dari keseluruhan proses dan kemungkinan penanganan (mengurangi
beban di sumbernya, atau mengubah sistem distribusinya) adalah penting dalam
komponen kualitas air. Kepentingan dasar pada manajemen lingkungan dapat
diuraikan oleh keseimbangan material seperti yang diuraikan pada Gambar 7.1.
Infrastruktur yang memadai akan mencegah sirkulasi internal dan akhir dari
perlakuan limbah akan di tetapkan untuk digabungkan dengan variasi aktivitas
(ekstraksi/penambangan, prosesing, konsumsi akhir). Keterpautan dasar residual
(sisa) dibawah kapasitas lingkungan, akan menjamin sistem yang berkelanjutan.
Pengetahuan pada angkutan dan kondisi manajemen untuk keseimbangan ini
membentuk dasar dalam formulasi pengukuran.

7.2 Perencanaan Manajemen Kualitas Air Sebagai Bagian Perencanaan


Wilayah Sungai

Untuk perencanaan diagram alir secara konseptual di atas akan diterjemahkan pada
sekumpulan aktivitas perencanaan. Gambar 7.1. menjelaskan komponen analisa
perencanaan lingkungan pada konteks perencanaan sumber daya air. Langkah
utama yang masuk dalam manajemen kualitas air adalah :

- menetapkan beban limbah dari berbagai aktivitas di wilayah sungai,


- mensimulasikan distribusi limbah di wilayah sungai,
- memperkirakan permasalahan dan mengevaluasi serta mengukur dampaknya
terhadap aliran dalam sungai dan aliran diluar sungai.

Aliran dalam sungai berhubungan dengan infrastruktur sumber daya air (pembilasan,
sistem seleksi sumberdaya dan saluran/drainase) dan aliran diluar sungai ke
pengurangan limbah pada sumberdaya melalui infrastruktur regulator/finansial.
Pemisahan dapat digunakan untuk mengindikasikan peranan instansi pemerintah

76
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

yang berbeda. Manajemen Kualitas Air (MKA) dilaksanakan melalui usaha bersama
oleh beberapa instansi pemerintah. Perencanaan wilayah sungai memberikan
kontribusi ke MKA dari pandangan wilayah sungai dan bantuan untuk
mengintegrasikan dengan manajemen kualitas air. Fokus perencanaan wilayah
sungai terletak pada permasalahan strategi jangka panjang, tanda adanya masalah
dan mengidentifikasi jenis solusi yang dapat dibutuhkan. Persiapan perencanaan
sanitasi kualitas air yang diuraikan secara penuh termasuk dalam ruang lingkup
analisa perencanaan wilayah sungai saat ini.

Profil analisa MKA pada perencanaan wilayah sungai dalam batas sumber daya
proyek adalah sebagai berikut:

- Survey yang dibatasi pada wilayah sungai terhadap informasi dini kondisi
kualitas air saat ini
- Proyeksi beban limbah yang didasarkan pada proyeksi aktivitas digunakan
pada analisa kebutuhan, dan aplikasi unit beban limbah untuk substansi yang
berbeda;
- Distribusi limbah melalui wilayah sungai: asal air pada titik yang relevan di
wilayah sungai: menyediakan informasi yang dapat dinilai pada kontribusi
berbagai sumberdaya dan dampak potensial infrastruktur;
- Perkiraan beban limbah dan pola distribusi yang berhubungan dengan fungsi
yang dipertimbangkan di wilayah sungai; memperhatikan identifikasi yang

77
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

relatif besar pada permasalahan kualitas air untuk area yang berbeda dan
jangka panjang

Keterbatasan ketersediaan monitoring data untuk kalibrasi menghalangi


kemungkinan untuk simulasi proses yang berhubungan dengan air pada
transporatasi dari penyimpanan air. Jika tidak tersedia data yang cocok kemudian
pendekatan keseimbangan massa (mass balance) dapat digunakan yang
menyediakan kegunaan pada ketidakefektifan infrastruktur yang berbeda.
Pendekatan harus diikuti pada analisa pilihan untuk wilayah sungai yang berbeda.

Gambar 7.2 mengilustrasikan hasil analisa beban Iimbah untuk wilayah sungai
Citarum Hulu, Jawa Barat. Gambar tersebut memfokuskan pada aliran limbah ke
dalam waduk Saguling, yang ketersediaan airnya diperlukan untuk tujuan kebutuhan
air perkotaan dan industri (RKI). Beban biological oxygen demand (BOD) yang
diproyeksikan pada sistem sungai Citarum, diilustrasikan untuk dua strategi
pengembangan masa depan (2025) yang berbeda. Pengaruh limbah lokal sangat
dominan.

Gambar 7.3 mengilustrasikan keruntuhan sistem pasokan air akibat dari rendahnya
kualitas air. Kualitas air jangka panjang pada sumberdaya ini akan menurun secara
serius kalau tidak dilakukan upaya untuk menangani masalah pencemaran. Tiga
waduk di sungai Citarum (Saguling, Cirata dan Jatiluhur) merupakan jantung dari
sistern penyediaan air wilayah sungai Citarum. Waduk-waduk ini mempunyai
kapasitas pembersihan secara alamiah yang besar. Dalam keadaan itu, dan jika
tidak ada perbaikan infrastruktur, akan memperburuk kualitas air sebelum waktunya
dan tidak dapat digunakan untuk kebutuhan air RKI.

Kegagalan mekanisme adalah kompleks dari berhubungan dengan kondisi fisik pada
waduk, pola aliran dan proses kimia-biologi. Keburukan lebih lanjut pada kualitas air
dapat diharapkan selama tidak dicapainya sistem biologi, yang menyajikan
penyangga yang lebih baik. Ini akan memperburuk kualitas air dan kehilangan
sumberdaya. Penyembuhannya akan sangat lambat dan dapat memakan beberapa
dasawarsa. Untuk jangka waktu yang panjang terjadi akumulasi pengendapan polusi
pada waduk. Pada kondisi hidro-meteorologi tertutup, substansi polusi ini dapat
dikeluarkan ke sungai. Jika perlakuan hulu yang cocok tidak dapat dicapai pada
masa yang akan datang, bahan kotor itu akan berada pada waduk.

Gambar 7.4 mengilustrasikan hasil proyeksi polusi untuk lembah sungai


Jratunseluna, Jawa Tengah, dengan menggunakan proyeksi aktivitas: hasilnya
mengindikasikan bahwa daerah Semarang-Salatiga sebagai daerah bermasalah
yang sangat luas yang membutuhkan perhatian.

Sebagai yang diindikasikan di atas tidak hanya volume total beban limbah tetapi juga
aspek distribusi yang disajikan dengan mengikuti asal air pada titik yang penting.
Gambar 7.5 mengilustrasikan analisa: pada Sungai Cisadane di Serpong, Jawa
Barat, komposisi aliran asal air selarna tahun kritis. Ini menunjukkan bahwa pada

78
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

musim kering kritis dengan aliran yang diproyeksikan dan pola polusi pada 2015,
sekitar 80% aliran akan berisi aliran kembali dari variasi penggunaan air dihulu.

Gambar 7.3 : Sketsa tingkah laku jangka panjang yang diperkirakan atas kualitas air
disistem waduk Citarum dalam hal polusi di hulu terus berlanjut

79
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Garnbar 7.4: Proyeksi limbah di wilayah sungai Jratunseluna, Jawa Tengah

Gambar 7.5: Komposisi aliran pada titik tertentu (Sungai Cisadane di Serpong,
Jawa Barat )

80
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

8. EVALUASI EKONOMI

8.1. Umum

Formulasi dan evaluasi proyek sebagai paket pekerjaan untuk melanjutkan


pengembangan wilayah sungai, dan pertimbangan kedaerahan dan perspektif
manajemen sumberdaya sebagai dimensi yang ekstra pada perencanaan wilayah
sungai. Gambar 8.1 menyajikan struktur keseluruhan pada analisa asal/posisi
infrastruktur yang berbeda dan berhubungan dengan analisa permintaan, dan
peranan pusat pada analisa perencanaan daerah (wilayah sungai lintas propinsi atau
strategis). Perlu digali kemungkinan program pembiayaan usulan pengembangan,
kontribusi stakeholders dan keterlibatan swasta dan masyarakat dalam penyediaan
dana pembangunan dan biaya OP bangunan. Gambar 8.1 menjelaskan
langkah-langkah evaluasi yang diberikan yang menyoroti tugas strategi formulasi
untuk wilayah sungai, evaluasi ekonomi, prioritasisasi, dan analisa keuangan. Secara
mendasar ada dua cara evaluasi ekonomi untuk perencanaan wilayah sungai dapat
disajikan yaitu analisa keuntungan/biaya dan analisa biaya yang paling sedikit.

8.2. Konsep Dasar

8.2.1. Analisa Keuntungan Dan Biaya

Analisa keuntungan dan biaya (benefit - cost analysis) adalah pendekatan sistematis
untuk identifikasi dan pengukuran biaya dan keuntungan ekonomi proyek atau grup
proyek (seperti perencanaan sumberdaya air wilayah sungai). Keuntungan adalah
kenaikan manfaat/produksi dan pelayanan yang i-nungkin oich proyek. Biaya adalah
kenaikan penggunaan sumberdaya oleh proyek. Untuk dimasukkan dalam analisa
biaya-keuntungan, biaya dan keuntungan harus dihitung dan dinilai dengan merujuk
pada nilai pada waktu vang sama. Penilaian komponen keuntungan biasanya lebih
rumit atau sulit karena adanya keuntungan yang tak terukur (intangible benefit).

8.2.2. Analisa Biaya Yang Paling Sedikit

Analisa biaya yang paling sedikit (least cost analysis) merupakan alternatif analisa
biaya/keuntungan (karena keuntungan adalah sulit untuk dihitung) dan
kadang-kadang juga ditujukan sebagai analisa keefektifan biaya. Pada analisa ini
biaya proyek alternatif yang akan menghasilkan keuntungan yang sama (seperti
menyajikan sejumlah air minum yang sama) dibandingkan dan alternatif biaya yang
paling kecil dipilih sebagai alternatif yang lebih disukai.

8.2.3. Skenario Kasus Dasar.

Analisa biaya-keuntungan dipertimbangkan dengan membandingkan keuntungan


dan biaya selama proyek yang diusulkan. Nilai investasi harus dibandingkan dengan
situasi yang akan datang tanpa proyek. Nilai ini merupakan peningkatan nilai selama
proyek. Untuk analisa proyek yang relatif sederhana, situasi yang akan datang
"dengan proyek” dibandingkan dengan situasi yang akan datang "tanpa proyek".

81
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Pada perencanaan sumberdaya air skala luas, keduanya dapat dikerjakan, dan
estimasi "tanpa proyek" lebih rumit dan dapat diuraikan sebagai "skenario kasus
dasar". Estimasi skenario kasus dasar memerlukan sejumlah asumsi tentang masa
depan. Hal ini cukup sulit untuk mengasumsikan bahwa sesuatu akan tetap sama.
Salah satu asumsi adalah bahwa infrastruktur yang ada dipelihara dan tidak ada
investasi baru. Estimasi pertumbuhan penduduk digunakan dalam skenario
kebutuhan, tetapi estimasi pertumbuhan pendapatan lebih rumit dengan kenyataan
bahwa apabila investasi dibuat maka pendapatan akan naik. Masalah yang sejenis
pada estimasi muncul untuk estimasi hasil pertanian yang akan datang atau tanaman
lainnya yang digunakan pada perbandingan. Penetapan skenario kasus dasar untuk
proyek dengan waktu layan yang lama dan dampak yang dapat diperhitungkan agar
dilakukan dengan hati-hati.

8.3. Analisa Ekonomi Dibanding Analisa Finansial

Sama dengan keseimbangan biaya-keuntungan yang dibuat dalam analisa ekonomi


analisa finansial dapat dibuat dimana biaya dan keuntungan dinilai dengan harga
pasar. Pola biaya dan keuntungan ini sebagai aliran uang kas proyek dan hasil dari
analisa memperlihatkan efisiensi keuangan proyek. Pada analisa ekonomi, biaya dan
keuntungan dinilai sesuai dengan biaya kesempatan (opportunity cost) dari hasilnya
memperlihatkan bagaimana proyek akan menyumbangkan kontribusinya pada.
pengambangan total ekonomi dari masyarakat secara keseluruhan. NormaInya.
untuk analisa ekonomi, harga aktual barang dan jasa, termasuk biaya infrastruktur
untuk manajemen sumberdaya air, perlu estimasi nilai yang benar. Perubahan nilai
harga pasar ke harga ekonomi adalah akibat dari pajak dan subsidi, penyimpangan
perhitungan pada harga, pengendalian, pembatasan pada perdagangan, dan
lain-lain. Hasil analisa akan memberikan estimasi nilai (hubungan antara biaya dan
keuntungan) pada investasi ke ekonomi nasional secara keseluruhan.

8.4. Persiapan Estimasi Biaya

Evaluasi ekonomi untuk perencanaan wilayah sungai biasanya akan


menggambarkan estimasi biaya yang dibuat pada proyek sebelumnya. Untuk
infrastruktur dengan estimasi biaya yang tidak dibuat sebelumnya, hubungan biaya
empiris antara desain dan biaya dapat digunakan. Estimasi biaya untuk infrastruktur
yang berbeda pada perencanaan wilayah sungai perlu merujuk ke tahun yang sama
supaya dapat dibandingkan. Untuk tujuan ini estimasi biaya untuk infrastruktur yang
dibuat pada tahun sebelumnya perlu digandakan dengan faktor konversi harga.

8.5. Jadwal Pembayaran Dan Pola Investasi

Jadwal pembayaran dibutuhkan untuk mengindikasikan pengeluaran biaya selama


periode pelaksanaan infrastruktur. Ini dibutuhkan untuk persiapan distribusi yang
cocok pada biaya investasi dan untuk menentukan nilai saat ini pada investasi.
Jadwal pembayaran dapat diketahui dari studi kelayakan, jika jadwal tidak diketahui
maka jadwal khusus dapat digunakan. Didasarkan pada langkah yang digariskan di

82
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

atas pada estimasi biaya investasi, pola investasi total dapat disusun dengan tingkat
harga yang benar. Ini akan berisi pengeluaran biaya dan keuntungan diatas horizon
waktu perencanaan yang dipilih. Perlu disusun database ekonomi untuk wilayah
sungai yang berisi pola investasi untuk setiap infrastruktur yang dipertimbangkan
untuk perencanaan. Program investasi berisi komposisi beberapa infrastruktur
termasuk waktu kapan dilaksanakan untuk setiap infrastruktur tersebut. Dengan
menggunakan database ekonomi program dapat disusun dari pola biaya/keuntungan
individual, yang diikuti dengan perhitungan indikator ekonomi.

83
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

84
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

8.6. Unit Biaya Untuk Penyediaan Air

Aspek penting pada usulan pengembangan adalah memperhatikan harga unit


penyediaan air. Harga ini dapat dihitung sebagai harga yang diubah untuk
penyediaan air di atas horizon perencanaan untuk menutup kembali biaya. Kedua
biaya dan pengembalian dari penjualan air menurut waktu yang dihitung saat ini.
Perhitungan dapat menggunakan metode rasio biaya-keuntungan (benefit-cost ratio)
untuk infrastruktur atau program yang relevan.

8.7. Prioritasisasi

8.7.1. Pendahuluan

Prioritasisasi dibutuhkan ketika diusulkan infrastruktur pengembangan yang lebih


bermanfaat dari sekumpulan infrastruktur yang sudah ada untuk kemudian
dilaksanakan. Prioritas dan pilihan harus diberikan untuk menentukan jadwal
pelaksanaan yang paling disukai. Analisa prioritas merupakan bagian dari analisa
perencanaan wilayah sungai untuk menghasilakan informasi yang relevan untuk
proses pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa perencanaan tidak dapat
ditetapkan pada prioritasasi tetapi menyajikan informasi yang sensitif sebagai dasar
dimana keputusan dapat dibuat.

8.7.2. Kriteria Dan Hambatan

Prioritasisasi merupakan proses penetapan satu atau urutan yang lebih disukai pada
proyek-proyek yang akan dilaksanakan. Dalam perhitungan kriteria untuk evaluasi,
karakteristik yang berbeda pada proyek rnerupakan hambatan pada pelaksanaan.
Pendekatan praktis untuk prioritasisasi dapat menggunakan langkah-langkah berikut
ini

- Penguraian antara kebutuhan dasar (RKI) dan item investasi lainnya.


Kebutuhan air RKI merupakan prioritas pertama sesuai dengan kebijaksanaan
nasional/propinsi.
- Anggaran dapat dialokasikan ke komponen-komponen lainnya pada wilayah
sungai seperti perbaikan manajemen, memperbaiki irigasi yang ada,
pembangunan waduk baru untuk menaikkan persediaan dan pengendalian
banjir. Alokasi dapat dibuat untuk setiap komponen strategi sesuai dengan
anggaran yang diberikan. Seleksi dapat dilakukan dengan memilih
infrastruktur dengan nilai EIRR yang paling tinggi dan memasukkan usulan
infrastruktur tersebut kedalam program investasi.

8.7.3. Penilaian Komponen Strategi - Pilihan Kebijaksanaan

Ketetapan kebutuhan dasar, efisiensi ekonomi dan distribusi yang wajar pada
keuntungan investasi diperhatikan ketika komponen investasi untuk perencanaan
wilayah sungai dipertimbangkan. Kebijaksanaan nasional dan propinsi akan

85
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

menyajikan petunjuk pemilihan komponen, sebagai contoh adalah peranan penting


pengembangan pertanian untuk mencapai target pertumbuhan dan angkatan kerja.
Harus diperhatikan bahwa paket investasi untuk pengembangan irigasi akan
diberikan prioritas dengan memperhatikan investasi lainnya. Kebijaksanaan yang
dipakai misaInya adalah bahwa prioritas diberikan kepada rehabilitasi sistem yang
ada daripada pembangunan infrastruktur baru. Besarnya investasi untuk usulan
proyek yang memberikan dampak yang bermanfaat dapat rnenjadi faktor yang lain.
Manajemen wilayah sungai biasanya memerlukan investasi yang relatif kecil tetapi
keuntungan yang diperoleh dapat cukup besar. Pembangunan bangunan pengelak
banjir di wilayah perkotaan biasanya akan diperhatikan dan dapat dipertimbangkan
untuk dipilih.

8.7.4. Jadwal Alternatif Investasi

Anggaran yang tersedia akan menentukan paket investasi yang dapat dilaksanakan.
Prioritasisasi menjadi lebih penting untuk anggaran yang lebih kecil. Anggaran
propinsi untuk pengembangan infrastruktur pada sektor air biasanya paling besar
setelah anggaran untuk persediaan enerji. Hanya potensi investasi untuk wilayah
sungai biasanya lebih besar daripada anggaran yang tersedia, ketika horizon waktu
pada 25 tahun dipertimbangkan. Anggaran propinsi yang tersedia untuk sektor air
dapat diestimasi dengan mengalokasikan anggaran yang ada untuk penduduk pada
wilayah sungai. Disamping itu anggaran yang akan datang akan tergantung secara
kuat pada kondisi ekonomi nasional maupun regional. Penetapan prioritas dan
wawasan pada waktu yang potensial pada investasi akan berguna untuk menyiapkan
jadwal investasi untuk anggaran yang tersedia, apakah anggaran seperti anggaran
saat ini atau anggaran yang besarnya dua kali daripada anggaran saat ini. Persiapan
jadwal investasi untuk dua kasus mengindikasikan margin yang tidak pasti pada
pelaksanaan yang akan datang.

8.7.5. Analisa Multi Kriteria

Jika seleksi harus dibuat di antara alternatif yang berbeda dengan sifat yang berbeda
untuk mencapai sasaran kemudian analisa multi-criteria (MCA) dapat dipergunakan
dengan bobot pengambilan keputusan pada sifat yang berbeda pada alternatif.
Konsep ini secara teoretis menarik tetapi dapat rnengurangi prioritasisasi untuk
perencanaan wilayah sungai. Pada proses seleksi yang digabungkan dengan
prioritasisasi untuk perencanaan wilayah sungai, seleksi harus dibuat di antara
proyek yang menyumbangkan beberapa sasaran pada sektor yang berbeda. Pada
kasus praktis yang memungkinkan untuk menetapkan sekumpulan bobot untuk
mengaplikasikan MCA yang mernasukkan observasi praktis pada hambatan dan
prioritas/pilihan (yang didukung dengan beberapa analisa sensitivitas) daripada
mengandalkan pada teknik matematika. Aplikasi langsung pada kebutuhan, pilihan
dan hambatan, pada situasi seperti di Indonesia dimana beberapa kebutuhan dasar
dan modal relatif dibatasi, biasanya lebih cocok untuk membuat prioritasisasi.

86
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

8.8. Kebutuhan Keuangan Dan Pengertiannya

Analisa keuangan/anggaran tidak termasuk dalam ruang lingkup perencanaan


wilayah sungai. Yang diberikan adalah indikasi pada konsekuensi program yang
diusulkan dengan strategi untuk wilayah sungai dan pilihan prioritasisasi. Kebutuhan
untuk partisipasi pada wilayah sungai untuk mencapai beberapa atau semua sasaran
yang diinginkan adalah dengan memberikan kontribusi yang berhubungan dengan
kemampuan/kemauan untuk membiayai suatu pengembangan. Indikasi untuk
privatisasi komponen yang pasti dan pengaruh realisasi pengembangan untuk
wilayah sungai dapat dimasukkan. Detail yang disajikan pada realisasi aktual dengan
memasukkan keuntungan keuangan sama, baiknya dengan susunan
institusional/aturan diluar ruang lingkup perencanaan wilayah sungai. Pada
umumnya sumberdaya keuangan akan berisi kontribusi dari anggaran masyarakat
Umum, hasil langsung oleh pemakai dan privatisasi. Tetapi harus diingat bahwa
pengendalian pencemaran yang tersebar, dampak pengendalian banjir dan
manajemen wilayah sungai adalah sulit untuk mengumpulkan sumbangan dari
pemakai dan penanam modal pribadi. Usaha persediaan air untuk kebutuhan RKI
dan irigasi lebih berpeluang untuk dikembangkan oleh perusahaan swasta. Pada
masa yang akan datang pengotoran air dengan Iimbah perlu ditarik biaya untuk
biaya pemurnian kembali. Partisipasi swasta akan dibutuhkan untuk pengembangan
dan menciptakan fleksibilitas pada anggaran pemerintah. Untuk mengukur ruang
lingkup untuk masa yang akan datang dalam mengembangkan konfigurasi
keuangan, visi keuangan masa depan untuk wilayah sungai dapat dibangun. Contoh
seperti yang dibuat untuk wilayah sungai jratunseluna dapat digunakan sebagai
kasus ilustratif:

Kebutuhan anggaran total kombinasi (khas) investasi untuk air RKI, irigasi,
manajemen wilayah sungai dan manajemen kualitas air jauh melebihi kemungkinan
tingkat anggaran saat ini. Ini dapat ditunjukkan bahwa realisasi pengembangan
dapat secara drastis dilaksanakan jika dasar kontribusi keuangan umum-swasta
(seperti pola 50/50) dapat direalisasikan dan irigasi akan ditransfer secara
menyeluruh ke petani. Realisasi MCA untuk area yang paling penting membutuhkan
dua kali anggaran. Menaikkan anggaran dengan membebankan ongkos pemakai
sebesar sekitar 3% dari pendapatan tahunan dapat dipertimbangkan secara masuk
akal. Kombinasi informasi jadwal pelaksanaan anggaran "rendah" dan "tinggi"
(menyatakan kisaran yang tidak pasti pada anggaran pemerintah masa depan), dan
jadwal sumber keuangan dari sumberdaya swasta mengindikasikan pentingnya
pihak swasta untuk ikut menyediakan anggaran yang cocok dan fleksibel untuk
merealisasikan paket pengembangan yang diinginkan.

9. INFRASTRUKTUR

9.1 Identifikasi Infrastruktur

Identifikasi infrastruktur yang ada dan formulasi infrastruktur tambahan untuk


mencapai target pengembangan suatu wilayah sungai adalah aktivitas yang paling

87
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

penting pada persiapan perencanaan sumberdaya air wilayah sungai. Daftar


infrastruktur/proyek, biaya, keuntungan dan kebutuhan untuk pelaksanaan
merupakan esensi dari perencanaan wilayah sungai ini dapat disebut bahwa kualitas
perencanaan wilayah sungai secara langsung tergantung pada kualitas infrastruktur.
Dapat dikatakan bahwa hasil akhir dari perencanaan wilayah sungai adalah
pengembangan pembangunan wilayah sungai. Ada dua cara untuk
memformulasikan sekumpulan infrastruktur:

- Inventarisasi dari laporan yang ada; laporan ini berisi pengetahuan


teknik/ekonomi dari studi terakhir
- Formulasi infrastruktur baru (tambahan) yang didasarkan pada pembahasan
komprehensif pada masalah dan potensi wilayah sungai. Ini penting untuk
memformulasikan peluang kejadian jika hanya pada tahap investigasi karena
dapat diakui dan diusulkan untuk studi selanjutnya

Penjelasan yang lebih rinci dapat dibuat di antara 2 jenis infrastruktur. Infrastruktur
tersebut berbeda pada pendekatan dan proses pelaksanaan, proses inventarisasi
dan formulasi infrastruktur membutuhkan pendekatan yang sistematis dipandang dari
kepentingannya.

9.2 Jenis-Jenis Infrastruktur

Infrastruktur dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu yang berorientasikan pada
pasokan ini termasuk infrastruktur tradisional untuk mengembangkan secara efektif
dan mengeksploitasi yang ada dan sumberdaya baru :

- struktural: pengembangan infrastruktur infrastruktur seperti penyimpanan dan


sistem pengaliran (waduk, kanal dan pipa)

- manajemen operasional: pengembangan kapasitas persediaan melalui


perbaikan penggunaan fasilitas yang ada melalui pengembangan alokasi air
dan monitoring gabungan, dan pasokan yang lebih akurat ke pemakai (seperti
permintaan irigasi), dan yang berorientasi kebutuhan. Dipertimbangkan
infrastruktur untuk menaikkan ketersediaan air ketingkat yang lebih diinginkan
dari pola kebutuhan. Ini melibatkan pengaruh ruang distribusi, merubah pola
perilaku, dan pelaksanaan teknik infrastruktur penyimpanan air pada
pengguna akhir. Untuk perencanaan strategi jangka panjang dapat
dipertimbangkan (seperti kasus pembatasan sumberdaya wilayah sungai)
untuk membantu perubahan jenis dan tingkat aktivitas. Pada Gambar 9.1
komposisi aktivitas dipertimbangkan sebagai masukan skenario untuk analisa
wilayah sungai.

Perencanaan wilayah sungai membutuhkan penyesuaian permintaan pada kuantitas


dan kualitas air dengan kapasitas persediaan air dan kapasitas asimilasi lingkungan
pada wilayah sungai. Perencanaan, pengembangan sumberdaya air wilayah sungai
mengidentifikasi semua infrastruktur untuk meningkatkan kinerja sektor sumber daya
air pada wilayah sungai. Infrastruktur-infrastruktur tersebut termasuk infrastruktur

88
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

"tradisional" yang dikembangkan secara efektif dan mengeksploitasi infrastruktur


yang ada. Sumberdaya baru dan bantuan infrastruktur yang berorientasi kebutuhan
pada pengembangan yang lebih diinginkan dengan pola penggunaan air dan
meminimisasi dampak lingkungan. Ini termasuk pola perilaku yang berubah dan
pengaruh ruang distribusi. Gambar 9.1 mengilustrasikan peranan persediaan yang
berorierintasi dan infrastruktur manajemen kebutuhan air sebagai bagian dari
perencanaan wilayah sungai.

Permintaan untuk infrastruktur sumberdaya air berasal dari jumlah penduduk yang
diproyeksikan dimasa depan dan aktivitas yang dilaksanakan oleh penduduk itu.
Didasarkan pada aktivitas ini (industri, aktivitas komersial, irigasi, konsumsi
domestik) permintaan aktual dapat ditentukan dengan menentukan kebutuhan atau
tingkat unit yang diinginkan untuk aktivitas tersebut, dan menerapkan efisierisi
penggunaan air yarig diberikan ke pemakai akhir. Kebutuhan akan disesuaikan
dengan kapasitas yang ada atau infrastruktur yang diusulkan di wilayah sungai. Pada
kinerja umum ini akan dimasukkan dampak indikator ekonomi, biaya infrastruktur
baru, pola dan tingkat pertumbuhan penduduk, kualitas kehidupan, cakupan
pelayanan yang disarankan, dan aspek lingkungan. Didasarkan pada evaluasi
pengaturan kinerja infrastruktur dapat diformulasikan untuk mengembangkan kinerja.

9.3 Identifikas i Dan Proses Seleksi

9.3.1. Inventarisasi

Identifikasi, formulasi, seleksi dan evaluasi pada infrastruktur atau sekumpulan


bentuk infrastruktur merupakan masukan utama pada persiapan perencanaan
wilayah sungai. Proses tersebut menetapkan potensi sekumpulan infrastruktur dan
penggunaannya pada perencanaan wilayah sungai seperti yang disajikan pada
Gambar 9.2. Inventarisasi dibuat pada infrastruktur potensial yang merupakan tingkat
yang bervariasi pada persiapan dan diidentifikasi dengan aktivitas daerah yang
berbeda. Potensi sekumpulan infrastruktur ini juga dapat memasukkan ide baru yang
dilaksanakan seperti pada tingkat penelitian. Proses ini penting untuk mencatat
status persiapan infrastruktur. Ini perlu untuk memperkirakan tingkat ketelitian
perencanaan saat ini dan untuk mengidentiflkasi kebutuhan informasi selanjutnya.

89
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

9.3.2 Penyaringan Sekumpulan Infrastruktur

Infrastruktur yang berbeda akan dipersiapkan pada tingkat detail yang berbeda, yang
mempunyai acuan waktu yang berbeda. Asumsi berbeda dapat digunakan dan biaya
pengeluaran yang detail dapat dipersiapkan terhadap aplikasi hubungan ukuran
umum-biaya. Untuk alasan homogenisasi ini diperlukan data untuk memberikan
perbandingan antar-proyek. Dimasukkan sekumpulan potensi proyek yang akan
memperlibatkan kelayakan infrastruktur individual yang cocok yang diperlihatkan oleh
perhitungan Economic Internal Rate of Return (EIRR) dan/atau rasio antara
keuntungan dengan biaya (benefit cost ratio). Sekumpulan infrastruktur yang
diidentifikasi pertama-tama akan disaring atas dasar proyek secara individual dengan
menggunakan kriteria yang pasti. Jika data yang tersedia cocok untuk mencirikan
bahwa infrastruktur tersebut tidak layak, maka kemudian akan ditahan dan tidak
dimasukkan pada sekumpulan infrastruktur potensial lainnya. Jika secara ekonomi
tidak layak (EIRR kecil) atau secara sosial tidak layak (seperti adanya perpindahan
penduduk yang sangat besar) kemudian akan dikeluarkan dari saringan terakhir.

90
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

9.3.3. Formulasi Strategi – Kelompok Proyek :

Pada strategi tujuan kebijaksanaan pengembangan diformulasikan untuk


merealisasikan tujuan; kelompok proyek dapat dibentuk yang mengalamatkan secara
spesifik tujuan strategi. Strategi yang cocok formulasikan untuk kemungkinan
pengarnbilan keputusan dan analisa dampak untuk setiap akan menyajikan informasi
yang relevan untuk pengambilan keputusan. Informasi yang relevan untuk
pengambilan keputusan dapat berisi

- investasi yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran yang pasti,


- informasi pada potensial di wilayah sungai dan
- informasi keefektifan investasi yang pasti pada pertumbuhan.

Dokumentasi status yang cocok pada infrastruktur dan perkiraan pertama pada
peranan pengembangan memberikan identifikasi kebutuhan untuk informasi
selanjutnya (studi, survey). Aktivitas selanjutnya adalah memperbaiki informasi yang
tersedia dan akan memasukkan serangkaian tindakan dalam perencanaan wilayah
sungai. Infrastruktur harus diusulkan untuk menyajikan perlunya penyediaan air
untuk pemakai air yang berbeda. Infrastruktur ini dapat dibagi ke dalarn kategori
berikut ini

- Struktural: pengembangan infrastruktur seperti penyimpanan dan sistern


pengaliran (waduk, kanal, pipa);
- manajemen operasional: pengembangan kapasitas persediaan. rnelalui
pengembangan penggunaan fasilitas yang ada, melalui pengembangan
perhitungan air dan monitoring, dan dosis yang lebih teliti ke pemakai (seperti
irigasi)
- Manajemen permintaan: bantuan rnanajemen pada pengurangan permintaan
air yang ada dan/atau pembatasan pertumbuhan permintaan air

Infrastruktur yang berbeda mempunyai dampak yang bervariasi pada sistem air
secara keseluruhan investasi yang besar dan kebutuhan O&P. Terdapat perbedaan
yang penting diantara infrastruktur yang berorientasi kepada "persediaan" dan
"kebutuhan". Infrastruktur struktural berorientasi kepada persediaan. Gambar 9.2
rnengilustrasikan peranan yang berbeda pada infrastruktur tersebut pada
perencanaan. Dua strategi alternatif yang berbeda diflustrasikan, yaitu strategi A
yang menggabungkan manajemen kebutuhan, dan strategi B yang memasukkan
kombinasi infrastruktur manajemen persediaan dan kebutuhan. Dampak khas dari
strategi diindikasikan, keputusan seseorang atau yang lainnya tergantung dari
sejumlah besar aspek institusional/organisasi pada pelaksanaan.

91
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

I dentifikasi dan Penyeleksian Upaya


Daftar usulan proyek
SDA dari Instansi Terkait Kebijaksanaan
Nasional

Pemeriksaan
Data

Penilaian Proyek Kebijaksanaan


Secara Individu Propinsi

Penyaringan Proyek-
proyek (layak, tidak
layak, atau tidak cukup
teridentifikasi)
Target Pengembangan
Wilayah Sungai

Proyek-proyek yang potensial


dalam Wilayah Sungai, Interaksi
dan saling melengkapi Proyek-
Proyek Potensial

Perumusan Kelompok Proyek


yang sesuai dengan Pilihan
Pengembangan Strategi Khusus
pada Wil. Sungai dan
Informasi untuk Pembuatan
memperhatikan kendala - Kendala
Kebijaksanaan terdiri dari :

• Kebutuhan dana untuk mencapai


tujuan
• Informasi pilihan strategi untuk
Wil. Sungai
• Aksi untuk memperbaiki informasi

Evaluasi Dampak
Strategi
Penyiapan Rencana Aksi
(Action Plan)

Gambar-9.2. : Penyiapan dan Penggunaan Upaya (Infrastruktur) Potensial

92
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

DAFTAR ISTILAH/PENGERTIAN

AGWAT adalalah singkatan dari Agricultural Water Use Model yaitu salah satu model
dalam program DSS untuk perhitungan berbagai kebutuhan air untuk keperluan
irigasi pertanian berdasarkan atas proyeksi kegiatan sosial ekonomi di wilayah
sungai.

Air Baku adalah air yang berasal dari sumber air yang tersedia untuk berbagai
keperluan pemanfaatan air.

Balai PSDA adalah singkatan dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air yang
merupakan unit kerja struktural yang mempunyai fungsi membantu Dinas PU
Pengairan Kabupaten/Propinsi. Balai PSDA bertugas pokok melaksanakan
sebagian fungsi Dinas dibidang pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai.

BAPPEDA adalah singkatan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BAPPENAS adalah singkatan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BPS adalah sinakatan dari Biro Pusat Statistik

BWRP adalah singkatan dari Basin Water Resources Planning (Perencanaan


Sumber Daya Air Wilayah Sungai) yaitu bagian dari proyek JIWMP

Database adalah suatu kumpulan data yang terstruktur, sistematis dan saling
berhubungan sehingga mudah diedit dan di akses untuk berbagai keperluan.

DAS adalah singkatan dari Daerah Aliran Sungai. Suatu kesatuan wilayah tata air
yang terbentuk secara alamiah dimana air meresap dan/atau mengalir melalui sungai
dan anak-anak sungai yang bersangkutan (PP no.22/1982 tentang Tata Pengaturan
Air). Daerah pengaliran sungai ini ada yang berada pada satu Kabupaten, ada pula
yang berada lebih dari satu Kabupaten.

DMI adalah singkatan dari domestic, municipal, & industrial water yaitu kebutuhan air
untuk keperluan rumah tangga, perkotaan dan industri (RKI)

DSR/P adalah singkatan dari Dry Season RicelPaddy yaitu Padi Musim Gadu

DSS adalah singkatan dari Decision Support System yaitu suatu program komputer
yang merupakan kombinasi dari model-model aplikasi penyiapan rencana
pengembangan sumberdaya air di wilayah sungai dan termasuk graphical user
interface. Terdapat tiga sub sistim yaitu sistim data base, model aplikasi dan alat
analisa.

GIS adalah singkatan dari Geographical Information System dan sering


diterjemahkan menjadi Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan sistim

93
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

yang memberikan informasi secara geografis yang dapat dihubungkan dengan data
tertentu sehingga dapat memberikan gambaran karakteristik suatu daerah guna
memudahkan pengambilan keputusan untuk tujuan tertentu.

EIRR adalah singkatan dari Economic Internal Rate of Return yaitu laju
pengembalian modal (dalarn %) dimana nilai ekonomi biaya sama dengan nilai
ekonomi manfaatnya.

Jabotabek adalah singkatan dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang
menunjukkan wilayah ibukota dan daerah-daerah penyangganya.

JIIWMRP adalall sinakatan dari Java Irrigation Imvrovement & Water Resources
Management Project. Kadang-kadang dipakai singkatan JIWMP yaitu proyek
pinjaman Bank Dunia untuk perbaikan irigasi di Pulau Jawa & pengelolaan
sumberdaya air.

JWRMS adalah singkatan dari Jabotabek Water Resources Management Project,


yaitu suatu proyek pinjaman Bank Dunia untuk pengelolaan Sumberdaya air di
wilayah Jabotabek

Kalibrasi adalah kegiatan untuk mendapatkan penetapan awal tingkat kesamaan


antara model dengan hasil pengukuran dengan cara mengubah faktor ketidak
pastian (biasanya berupa parameter) yang kemudian diikuti dengan analisa
kesalahan sisa.

Limbah adalah sisa dari suatu usaha, proses industri dan/atau kegiatan manusia baik
berupa zat padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak rnemiliki nilai
ekonomis sehingga dibuang.

Mapinfo adalah salah satu program aplikasi penyajian informasi dalam format GIS.

NPV adalah singkatan dari Net Present Value yaitu nilai uang dalam waktu sekarang

0 & M adalah singkatan dari Operation & Maintenance atau Operasi & Pemeliharaan
(OP) yaitu semua kegiatan untuk pengoperasian dan pemeliharaan suatu
bangunan/prasarana

Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat dan
energi atau komponen lainnya kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.

Pengairan adalah suatu bidang pembinaan atas air, sumber-sumber air termasuk
kekayaan alam bukan hewani yang terkandung didalamnya baik yang alamiah
rnaupun yang telah diusahakan oleh manusia (UU no 11/1974 tentang Pengairan).

94
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

PIK adalah singkatan dari Penyerahan Irigasi Keeil yaitu penyerahan pengelolaan
daerah irigasi dari pernerintah kepada Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A)

PID adalah singkatan dari Proyek Irigasi Desa

PL20 adalah istilah untuk menunjukkan masa udang setelah larva dengan ukuran
masa hidup 20 hari

PTPA adalah singkatan dari Panitia Tata Pengaturan Air yaitu suatu forum koordinasi
dalam menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya air di tingkat provinsi yang
bertanggung jawab kepada Gubernur. PTPA diketuai oleh Gubernur atau wakil yang
ditunjuk dengan anggota dari berbagai instansi terkait dan para pengguna air utama
(bulk water user).

PPTPA adalah singkatan dari Panitia Pelaksana Tata Pengaturan Air, yaitu suatu
forum koordinasi dalam melaksanakan, kebijakan pengelolaan sumberdaya air
ditingkat wilayah sungai. PPTPA melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
PTPA dan memberikan masukan teknis tentang wilayah sungai yang bersangkutan.
Masukan tersebut disiapkan oleh Balai PSDA.

PWS adalah singkatan dari Public Water Supply yaitu pasokan air untuk masyarakat
umum (publik) yang biasanya diartikan sebagai air untuk keperluan minum,
rumahtangga, dan perkotaan

PIPWS adalah singkatan dari Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai, yaitu
suatu proyek dibawah Direktorat Jenderal Sumberdaya Air untuk pengoperasian dan
pembangunan proyek-proyek di wilayah sungai tertentu.

PSDAWS adalah singkatan dari Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

RIBASIM adalah singkatan dari River Basin Simulation yaitu salah satu model
aplikasi dalam DSS. RIBASIM merupakan model generik untuk mensimulasi karakter
sungai berdasarkan keadaan hidrologi yang berbeda disuatu daerah dan dapat
mengevaluasi bermacam-macam langkah yang berkaitan dengan prasarana dan
pengelolaan operasional. RIBASIM merupakan paket program komputer buatan Delf
Hydraulics, negeri Belanda.

Salinitas adalah tingkat kandungan larutan garam dalam air yang dihitung dalam unit
kg/m

Skematisasi adalah istilah penyederhanaan gambaran distribusi ruang dan waktu


dari suatu variabel dan parameter (misalnya air) yang digunakan dalam program
RIBASIM

Simulasi adalah kegiatan untuk meniru (model) sebagian dari realitas atau sistem
(model konsep, model fisik, model komputer), misalnya RIBASIM

95
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

SWS adalah singkatan dari Satuan Wilayah Sungai (River Basin) atau
kadang-kadang disebut Wilayah Sungai (WS) yaitu kesatuan wilayah tata pengairan
sebagai hasil pengembangan satu atau lebih DAS, dimana penetapannya
didasarkan atas pendekatan hidrologis, administrasi pemerintahan dan perencanaan.
Indonesia dibagi menjadi 90 Wilayah Sungai (Permen PU no.39/1989)

Tambak adalah istilah untuk kolam budidaya perikanan di daerah pantai dimana
airnya merupakan air payau yaitu campuran antara air tawar (dari irigasi atau sungai)
dan air laut.

TSP adalah singkatan untuk Triple Super Phosphate yaitu salah satu jenis pupuk
untuk usaha pertanian yang berisi unsur fosfat.

WSR/P adalah singkatan dari Wet Season Rice/Paddy, atau padi rendeng

Water District adalah istilah untuk menunjukkan unit wilayah hidrologi terkecil yang
ditetapkan berdasarkan atas neraca antara kebutuhan dan pasokan air.
Kadang-kadang diterjemahkan menjadi Distrik Air yaitu wilayah tata pengairan yang
mempunyai persamaan sifat dan tingkah laku terhadap adanya hujan dan akhirnya
menjadi aliran air di sungai. Water district ini adalah dasar dari skematisasi yang
digunakan dalam simulasi model RIBASIM.

96
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011

Anda mungkin juga menyukai