Pedoman Utama
PERENCANAAN
SUMBER DAYA AIR
WILAYAH SUNGAI
PEKERJAAN :
PE
P NY
EN US
YU UN
SU AN
NA NPPE DO
ED MA
OM AN NT EK
TE N IIS
KN S
BA
B AS NW
SIIN AT
WA ER
TE RE
RR SO
ES UR
OU CE
RC ES MA
SM NA
AN AGGEEMMEENNTT
PL
P LAANNN NG
NIIN G
BW
(( B WR RMMPP ))
NOPEMBER 2004
KATA PENGANTAR
i
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman PSDAWS ini disusun terdiri dari Pedoman Utama dan Pedoman
Penunjang. Tinjauan tentang proses perencanaan sumberdaya air wilayah sungai
disajikan pada Pedoman Utama, sedangkan penjelasan yang lebih rinci tentang
berbagai aspek perencanaan masing-masing diberikan pada Pedoman Penunjang
(Buku 1 sampai Buku 10). Pedoman tersebut adalah :
Pedoman utama :
Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai.
Pedoman Penunjang :
ii
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Agar lebih lengkapnya dalam rangka penyusunan baik penyusunan pola maupun
perencanaan pengelolaan sumber daya air di masa yang akan datang, beberapa
pedoman lainnya perlu dibuat. Pedoman yang perlu dibuat tersebut diantaranya
adalah (1) Perencanaan Pengelolaan Danau, (2) Perencanaan Pengelolaan Banjir,
(3) Perencanaan Pengelolaan Sungai, (4) Perencanaan Pengelolaan Daerah Rawa,
(5) Perencanaan Tata Ruang, (6) Keuangan, (7) Perencanaan Pengelolaan
Strategis, (8) Kebijakan, (9) Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pantai, (10)
Perencanaan Konservasi Sumber Daya Air dan lain-lain 1. 0F
Tujuan dari ”Pedoman Utama” adalah merangkum semua kegiatan yang dilakukan
dalam proses perencanaan sumberdaya air wilayah sungai. Dalam pedoman Utama ini
disajikan latar belakang, dasar pemikiran, kerangka dan sedapat mungkin memberikan
standar atau nilai parameter tertentu. Disadari bahwa tidak ada maksud mengulang
buku pedoman atau manual yang sudah ada, sedapat mungkin hanya akan mengambil
sari dari buku-buku tersebut. Tidak ada pengganti bagi pelatihan yang baik dan
pengalaman seorang perencana, dan diharapkan buku Pedoman ini dapat menambah
pengetahuan para perencana sumberdaya air di Indonesia.
1
Saat ini Pedoman Perencanaan Tata Ruang, Keuangan dan Perencanaan Pengelolaan Strategis sudah dibuat
dan perlu ditindak lanjuti.
iii
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Penjelasan singkat dari bab-bab dalam Pedoman Utama adalah sebagai berikut:
iv
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
v
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.1.1. Perencanaan : Proses Yang Berulang – Penggunaan Informasi ............ 2
1.1.2. Pendekatan Menyeluruh dalam Perencanaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai ...................................................................................... 3
1.1.3. Tingkat Ketelitian – Komposisi Pilihan Pengembangan .......................... 3
vi
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
9. INFRASTRUKTUR ................................................................................. 92
9.1. Indetifikasi Infrastruktur ........................................................................... 92
9.2. Jenis-Jenis Infrastruktur .......................................................................... 92
9.3. Identifikasi da Proses Seleksi ................................................................. 93
9.3.1. Inventarisasi ........................................................................................... 93
9.3.2. Penyaringan Sekumpulan Infrastruktur ................................................. 94
9.3.3. Formulasi – Kelompok Proyek ................................................................ 95
viii
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 8.1 Langkah dalam formulasi & evaluasi upaya dan strategi ………. 88
DAFTAR T A B E L
x
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
1. PENDAHULUAN
Permasalahan sumber daya air pada saat ini semakin kompleks dan semakin perlu
mendapat perhatian yang serius akibat adanya peningkatan taraf hidup dan
peningkatan jumlah penduduk, sehingga mengakibatkan semakin meningkatnya
kebutuhan air baik dalam jumlah maupun mutunya. Hal ini apabila tidak diantisipasi,
pada saatnya dapat menimbulkan ketegangan dan malahan konflik akibat terjadinya
benturan kepentingan manakala permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan
ketersediaan sumber daya air untuk pemenuhannya (supply). Oleh karena itu perlu
upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan, pelestarian, dan
pemanfaatan sumber daya air baik dilihat dari aspek teknis maupun dari aspek legal.
Perencanaan sumber daya air yang berbasis wilayah sungai sangat diperlukan,
karena wilayah sungai (WS) yang terdiri dari satu atau lebih daerah aliran sungai
(DAS) merupakan satu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah
dimana air meresap dan/atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai yang
bersangkutan. Tingkah laku sungai dipengaruhi oleh kondisi DAS nya, sehingga
pemanfaatan sungai untuk masyarakat (penggunaan air sungai untuk keperluan
irigasi, air minum dan kebutuhan air lainnya) dan pengendalian daya rusak air
sungai (akibat dari banjir dan pencemaran air) perlu dibarengi dengan pengelolaan
DAS termasuk konservasi kawasan lindung (hutan lindung dan kawasan konservasi)
pengendalian erosi lahan dari praktek bertani di perbukitan, penghijauan kembali
hutan gundul dan menerapkan secara ketat dan tegas penggunaan lahan sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah.
1
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Perencanaan sumber daya air wilayah sungai (PSDAWS) mempunyai tujuan untuk
merumuskan suatu perencanaan sumber daya air, termasuk memperkirakan
ketersediaan sumber air, memperkirakan kebutuhan air baik pada saat ini maupun di
masa mendatang, dan pada akhirnya mengevaluasi beberapa alternatif upaya yang
perlu diambil.
Persiapan perencanaan wilayah sungai pada kurun waktu tertentu harus dilihat
sebagai bagian dari proses yang menerus dalam menyiapkan /memperbarui
informasi yang terstruktur dalam pengembangan prasarana pengairan dalam wilayah
sungai .
Konsep dasar dari proses perencanaan adalah memiliki siklus yang berurutan dari
kegiatan perencanaan dengan menggunakan informasi terbaru untuk menjaga agar
hasil perencanaan selalu mutakhir dan berguna dalam proses pengambilan
keputusan.
Persiapan dari suatu perencanaan memerlukan suatu sintesa dari isu dan
penyelesaian masalah berdasarkan atas informasi yang ada. Gambar 1.1.
menunjukan proses dalam format siklus yang harus diperbaharui untuk
meningkatkan atau menyerap perencanaan berdasarkan atas informasi yang baru
atau yang lebih baik.
Proses PSDAWS dapat dijelaskan sebagi suatu prosedur yang teratur guna
mendapatkan pengembangan yang optimal dari sumber air dan lahan. Hal ini akan
menghasilkan penelitian tentang kemungkinan lain, prioritas dan program proyek
yang potensial berdasarkan tujuan, dengan mempertimbangkan peluang dan
keterbatasan segi fisik dan manajerial.
Pemikiran dalam perencanaan pengembangan sumber daya air saat ini menekankan
pada pengembangan kerangka analitis (analytical framework) untuk membangun
proses perencanaan itu sendiri. Kerangka analitis tersebut secara jelas akan
mengidentifikasi komponen dan langkah yang berbeda. Kerangka perhitungan
memberikan suatu kapasitas pemrosesan data dan perbandingan secara kuantitatif
dari alternatif. Pendekatan ini akan mendorong integrasi dari beberapa aspek dari
proses perencanaan dan juga memberikan kerangka dalam upaya pengembangan
yang menerus dan proses pengambilan keputusan. Persiapan suatu perencanaan
wilayah sungai dapat dilihat sebagai masalah pengambilan keputusan yang multi
dimensional. Perencanaan memerlukan peralatan pemrosesan data yang efektif
sehinggga dapat membangkitkan informasi secara efisien dengan beberapa pilihan.
3
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Analisa perencanaan wilayah sungai akan terfokus pada aspek yang ada di wilayah
sungai serta interaksinya yang terkait dengan neraca air, tata guna lahan, dan
hubungan antara hulu-hilr, dan aliran sisa yang diasosiasikan dengan kegiatan produksi
dan konsumsi. Analisa pilihan (struktural dan non struktural) tidak akan serinci seperti
dalam studi kelayakan, tetapi harus teliti untuk dapat mengidentifikasikan dan
mengevaluasi pilihan alternatif pada sumber daya air yang digunakan dalam wilayah
sungai. Informasi yang diperoleh pada studi kelayakan akan digunakan apabila ada.
Apabila studi tersebut tidak ada maka perkiraan indikatif untuk pilihan tertentu akan
didapat dari hubungan empiris umum. Informasi ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi pilihan baru dan studi hasil dari analisa mungkin merupakan suatu
keputusan dimana studi kelayakan harus dibuat.
4
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
2.1.1. Maksud
Maksud dari perencanaan sumber daya air wilayah sungai adalah sebagai pedoman
yang mengikat bagi Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah di wilayah sungai dalam
perencanaan, pemanfaatan, pengusahaan, pengendalian dan pelestarian sumber
daya air secara terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan
kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.
2.1.2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan sumber daya air wilayah sungai adalah untuk terwujudnya
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber air yang serasi dan optimal sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan serta sesuai dengan
kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.
2.1.3. Sasaran
2.1.4. Fungsi
5
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
2.1.5. Kedudukan
memfokuskan masalah dan proses dalam suatu wilayah: yang saling terkait dan
harus diselesaikan pada tingkat wilayah, dan
6
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
P. JAWA
definisi unit wilayah sungai yang tepat (wilayah sungai yang besar atau kombinasi
dari beberapa wilayah sungai kecil)
pembentukan lembaga yang terkait, dan
persiapan proses perencanaan.
7
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Peran Unit Perencanaan dalam keseluruhan proses ini dapat disarikan sebagai
berikut:
persiapan dan pelaksanaan perencanaan sumber daya air wilayah sungai dan
propinsi
mengadakan komunikasi dengan stake holders
bertindak sebagai pusat pengetahuan
8
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
wilayah sungai menggunakan batas hidrologi. Wilayah sungai biasanya terdiri dari
beberapa kabupaten (misalnya wilayah sungai Jratunseluna terdiri dari 11
kabupaten). Menyusun analisa perencanaan wilayah sungai menawarkan peluang
yang besar untuk mendukung dan mengkoordinasi studi tiap kabupaten. Koordinasi
antara perencanaan wilayah sungai dan perencanaan tiap kabupaten dan
bagaimana peran perencanaan wilayah sungai terhadapnya akan dibahas pada sub
bab berikut.
Seperti yang diindikasikan pada bab terdahulu, perencanaan wilayah sungai tertuju
pada perencanaan sumber daya air yang terpadu pada wilayah tertentu. Dalam
analisa wilayah koordinasi/kerjasama pada tingkat wilayah sungai juga diperlukan
untuk mewujudkan pengembangan sumber daya air yang berskala ekonomi.
Lingkup dari perincian dan koordinasi digambarkan pada Gambar 2.2 yang
menunjukkan keterkaitan antara wilayah sungai dengan wilayah administrasi
(Kabupaten/Kota). Pedoman Penunjang Buku 1 : Hidrologi dan Air Tanah telah
disusun untuk menyiapkan neraca air di wilayah sungai dengan cukup rinci untuk
menunjukan dan mengakomodasikan kebutuhan utama yang berbeda, kemungkinan
pemberian airnya dan titik pengendali dalam alokasi air. Dapat disimpulkan dari
pedoman tersebut bahwa tambahan air pada kabupaten dan ”water district” yang
terkait perlu dipertimbangan untuk menganalisa ketersediaan air dan alokasi air pada
kabupaten yang berbeda. Gambar 2.3 menunjukan bahwa dalam pengelolaan
wilayah sungai diperlukan koordinasi antara kabupaten-kabupaten.
10
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 7
Pembagian water district untuk
WS Jratunseluna
Jepara
0 10 20 Pati
Kilometers
Rembang
Kudus
Demak
WS.
Pemali Comal Kendal
Batang Kdy. Semarang Blora
Grobogan
Semarang
WS. Serayu -
Bogowonto
Temanggung
Kdy. Salatiga Boyolali Keterangan
Sragen
WS. Progo- Batas Wilayah Sungai
Opak-Oyo
Batas Water District
Sungai
..
Gambar 2.3 : Sebelas Kabupaten yang terlibat dalam manajemen wilayah sungai
Jratunseluna.
1) Pengelolaan wilayah sungai : siapa yang akan membayar untuk pengelolaan hulu
wilayah sungai yang manfaatnya dinikmati oleh pengguna air di wilayah sungai
bagian hilir, atau
11
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
untuk penggunaan air secara optirnal dan pelestarian sumber daya pada jangka
panjang. Ini memerlukan pendekatan yang berbeda dengan perencanaan untuk
wilayah kabupaten yang lebih kecil yang akan memfokuskan pada penyelesaian
masalah jangka pendek sebagai jawaban atas masalah yang terjadi sekarang.
(1) Perencanaan wilayah sungai ditujukan pada rencana strategis dalam sektor
air : ini melibatkan pengkajian keperluan/potensi/pilihan/masalah di daerah
analisa kegiatan (sehubungan dengan perencanaan tata ruang), dan
pengkajian atas kebutuhan air. Hasil utama dari tahap ini adalah sejumlah
target yang rnenunjukkan tujuan dan peluang dan perlunya penanggulangan
pada kondisi yang buruk dan pelestarian sumber daya di daerah itu. Empat
kategori target dapat dibedakan menjadi
12
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Analisa diatas melihat sumberdaya total yang ada (misal ketersediaan air) dan
memeriksa peluang untuk menggunakan sumber daya tersebut dalam jangka
waktu yang panjang. Neraca ketersediaan-kebutuhan menjadi alat utama dalam
melaksanakan analisa tersebut. Hasil dari rencana wilayah sungai terdiri dari
beberapa proyek pada lingkup daerah. Proyek-proyek tersebut selanjutnya
dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil seperlunya untuk pelaksanaan
selanjutnya. Hasil lain dari rencana wilayah sungai adalah rencana membentuk
target pengembangan dan kebijakan yang bertujuan pada pengelolaan sumber
daya yang optimal. Target tersebut dan kebijakan jangka panjang yang terkait
mengindikasikan jenis, besar dan waktu pengembangan yang dipilih,
merupakan masukan untuk penyiapan rencana sumberdaya air kabupaten.
Misalnya, berdasarkan atas ketersediaan air diindikasikan pada aspek
konservasi air dan pengurangan kehilangan air. Selanjutnya potensi untuk
proyek gabungan (melibatkan beberapa kabupaten) dapat diusulkan, juga
kebutuhan untuk kerjasama (misal pada aspek kualitas air dan pengelolaan
DAS).
(2) Rencana wilayah sungai harus mencerminkan keinginan dari pengguna. Ini
dilakukan dengan cara dan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
optimum kepada pengguna. Dalam perencanaan jangka panjang, konsultasi
kepada masyarakat atas rencana wilayah sungai mungkin harus ditujukan pada
organisasi profesional yang terlibat pada masalah air. Hal itu ditekankan untuk
mengetahui implikasi jangka panjang dari rencana strategis tersebut.
Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakat umum kurang tertarik pada
aspek strategi jangka panjang, mereka akan terfokus pada masalah jangka
pendek dan mendesak pemecahannya.
(4) Koordinasi tidak hanya perlu pada penggunaan sumberdaya air tetapi juga
untuk perencanaan investasi, terutama seperangkat proyek besar dan proyek
lokal yang membentuk portofolio proyek investasi, dimana perlu disediakan
beberapa sumber dana keuangan. Pengambilan keputusan dimana
proyek-proyek tersebut akan dilaksanakan harus menyatukan tujuan dan
efisiensi keseluruhan serta keinginan dari pengguna yang berlokasi di
13
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
14
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
15
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Indonesia saat ini sedang menyusun Kebijakan Nasional Sumber Daya Air. Sejalan
dengan itu, Undang-Undang tentang sumber daya air (UU nomor 7/2004) telah
diundangkan. Pembuatan Undang-Undang ini jelas dimaksudkan untuk memfasilitasi
strategi pengelolaan sumber daya air untuk wilayah sungai di seluruh tanah air untuk
memenuhi kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang secara berkelanjutan.
Beberapa pasal dalam Undang-undang No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air
menguraikan tentang pola dan perencanaan SDA, pasal tersebut diantaranya
adalah :
Pasal 11 :
(1) Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat
dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air.
(2) Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun berdasarkan wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air
permukaan dan air tanah.
(3) Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha
seluas-luasnya.
(4) Pola pengelolaan sumber daya air didasarkan pada prinsip keseimbangan
antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air.
Pasal 59 :
16
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
(3) Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai dengan pola
pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
(4) Rencana pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu unsur dalam
penyusunan, peninjauan kembali, dan/atau penyempurnaan rencana tata ruang
wilayah.
Pasal 60 :
(1) Perencanaan pengelolaan sumber daya air disusun sesuai dengan prosedur
dan persyaratan melalui tahapan yang ditetapkan dalam standar perencanaan
yang berlaku secara nasional yang mencakup inventarisasi sumber daya air,
penyusunan, dan penetapan rencana pengelolaan sumber daya air.
Tahapan pengelolaan SDA Wilayah Sungai dapat dilihat pada Gambar 2.5, dan
secara ringkat diuraikan pada paragraf di bawah ini, sedangkan Struktur Kebijakan
Pengelolaan SDA Wilayah Sungai dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Kebijakan sumber daya air disusun dengan maksud untuk memberikan arahan
dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya air guna mencapai tujuan
pengelolaan sumber daya air. Kebijakan tersebut meliputi arahan konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air untuk
memecahkan masalah sumber daya air dan mengantisipasi perkembangan
kebutuhan pembangunan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota.
Kebijakan SDA Nasional dirumuskan oleh Dewan SDA Nasional dan ditetapkan oleh
presiden, sedangkan kebijakan SDA Provinsi dirumuskan oleh wadah koordinasi
SDA provinsi yang bernama Dewan SDA Provinsi atau dengan nama lain dan
ditetapkan oleh Gubernur. Di tingkat Kabupaten/Kota, kebijakan SDAnya dirumuskan
oleh wadah koordinasi SDA Kabupaten/Kota yang bernama Dewan SDA
Kabupaten/Kota atau dengan nama lain dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
17
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Kebijakan SDA tersebut di atas, akan menjadi acuan bagi instansi yang terkait dalam
menetapkan kebijakan sektoral di bidangnya.
Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan sebagai kerangka dasar
dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai, dan disusun berdasarkan
kebijakan sumber daya air pada wilayah administratif yang bersangkutan dengan
memperhatikan :
Pola pengelolaan sumber daya air ini harus memuat berbagai aspek sebagai berikut:
Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun, dan dapat ditinjau dan dievaluasi sekurang-kurangnya setiap 5
(lima) tahun sekali.
Cat
Catatan :
WS wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota adalah wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;
Ws wewenang Pemerintah Provinsi adalah wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
WS wewenang Pemerintah Pusat adalah wilayah sungai lintas provinsi dan lintas negara.
Penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air merupakan tindak lanjut dari pola
PSDA yang disusun sesuai prosedur dan persyaratan melalui tahapan yang ditetapkan
dalam standar perencanaan yang berlaku secara nasional, yang mencakup
19
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
inventarisasi sumber daya air, penyusunan, dan penetapan rencana pengelola sumber
daya air, yang secara singkat diuraikan di bawah ini :
Inventariasi sumber daya air dalam upaya penyusunan rencana PSDA meliputi
pengumpulan data dan informasimengenai :
Rencana pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan pada pola pengelolaan
sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan. Rencana pengelolaan sumber
daya air ini terdiri dari a) rencana induk pengelolaan sumber daya air, b) studi
kelayakan, c) program pengelolaan sumber daya air; dan d) rencana kegiatan
pengelolaan sumber daya air, seperti yang diuraikan berikut ini.
Rencana induk pengelolaan sumber daya air merupakan rencana jangka panjang
yang memuat pokok-pokok program konservasi dan pendayagunaan sumber daya
air serta pengendalian daya rusak air di wilayah sungai bersangkutan. Rencana
induk ini disusun dan ditetapkan untuk jangka 20 (dua puluh) tahun, serta dapat
ditinjau dan dievaluasi sekurang-kurangnya setiap 5 (lima) tahun sekali.
Penyusunan rencana induk pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai
dilaksanakan secara terkoordinasi oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
bidang tugasnya dengan mengikutsertakan para pemilik kepentingan dalam bidang
sumber daya air.
Rencana induk pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan strategi yang
terpilih dari beberapa pilihan strategi yang terdapat dalam pola pengelolaan sumber
daya air, dan pilihan strategi pengelolaan sumber daya air tersebut disepakati oleh
semua pihak yang berkepentingan di wilayah sungai yang bersangkutan.
Pokok-pokok program konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,
dan pengendalian daya rusak air yang terdapat didalam rencana induk pengelolaan
sumber daya air terdiri dari upaya-upaya yang berupa struktur dan non-struktur, yang
20
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Sebelum ditetapkan, rancangan rencana induk pengelolaan sumber daya air atau
perubahannya wajib dilakukan konsultasi publik, dan informasi mengenai rancangan
rencana induk pengelolaan sumber daya air ini harus disebarluaskan kepada
masyarakat terlebih dahulu sebelum konsultasi publik dilaksanakan.
Rencana induk pengelolaan sumber daya air yang sudah ditetapkan merupakan
bagian dari rencana strategis setiap sektor yang terkait sesuai dengan bidang
kegiatan masing-masing sektor dan sebagai salah satu unsur dalam penyusunan,
peninjauan kembali dan atau penyempurnaan rencana tata ruang wilayah yang
bersangkutan.
b. Studi Kelayakan
Studi kelayakan untuk upaya-upaya yang bersifat struktural harus dilengkapi dengan
pra-desain dan pra-rencana pembebasan tanah dan/atau pemukiman kembali.
Sebagai tindak lanjut dari studi kelayakan adalah melakukan penyusunan program
dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air.
21
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air merupakan satuan kegiatan jangka
pendek yang disusun untuk melaksanakan program pengelolaan sumber daya air
yang telah dilengkapi dengan rincian anggaran biaya dan organisasi
pelaksanaannya.
Program dan rencana kegiatan pengelolaan SDA disusun dan ditetapkan oleh
instansi-instansi yang terkait sesuai lingkup tugas dan fungsi masing-masing dengan
berpedoman pada rencana induk pengelolaan sumber daya air, studi kelayakan dan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air merupakan rincian kegiatan yang
terdapat didalam program pengelolaan sumber daya air untuk dilaksanakan secara
tahunan.
Penetapan program dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Rencana detail yang merupakan tindak lanjut dari rencana kegiatan disusun sebagai
dasar pelaksanaan konstruksi dan operasi dan pemeliharaan.
Penetapan rencana induk pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai dapat
dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Penetapan atau pengesahan rencana induk pengelolaan SDA dilakukan oleh Bupati,
Gubernur atau Menteri sesuai dengan tingkatannya.
Rencana induk pengelolaan sumber daya air yang telah ditetapkan wajib
disosialisasikan kepada masyarakat di daerah yang bersangkutan. Rencana induk ini
kemudian perlu ditindaklanjuti dengan melakukan studi kelayakan (Feasibility Study).
22
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
23
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Tabel 2.1. Kerangka Pengelolaan Sumber Daya Air Kaitannya dengan Perencanaan Sumber Daya air
NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
1 KEBIJAKAN 1. 0B Nasional Identifikasi tujuan dari • IDENTIFIKASI FUNGSI UTAMA Departemen PU
NASIONAL pengelolaan SUMBERDAYA AIR DALAM dengan Dep.Terkait
PENGELOLAAN sumberdaya air tingkat PENGELOLAAN SDA NASIONAL DAN DI
SUMBERDAYA AIR nasional dan DAERAH SEJAUH RELEVAN DARI SEGI
menetapkan KEPENTINGAN NASIONAL
penanggungjawab
• Kerangka Hak Atas Air dalam alokasi
dan penggunaan air permukaan dan
air tanah
• Efisiensi penggunaan air, terutama
air irigasi
• Mekanisme perijinan terpadu dalam
alokasi air permukaan dan air tanah
• Kualitas air permukaan dan air tanah
• Pembinaan pengelolaan jaringan
irigasi, air bersih perkotaan dan
sanitasi air limbah
• HUBUNGAN DENGAN KEBIJAKAN
LINGKUNGAN DAN RENCANA
TATA RUANG
• Kelembagaan yang memprioritaskan
proses terpadu antara perencanaan
tata ruang dan rencana wilayah
sungai
• Kebijakan terpadu dalam
pengembangan rawa dan lahan
24
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
basah yang berkelanjutan.
2. • INDIKASI PENDEKATAN
FINANSIAL DAN EKONOMI
• Sistem pembiayaan, program dan
perencanaan untuk investasi dan
pengelolaan sumberdaya air sesuai
prioritas dan berkelanjutan
• Struktur peraturan daerah dibidang
SDA untuk pengelolaan wilayah
sungai berbentuk Balai PSDA atau
PJT
• Pemberlakuan konsep Penerima
manfaat membayar iuran dan
pencemar membayar biaya
pemurnian air
• ARAHAN BAGAIMANA FUNGSI
PENGELOLAAN SDA DI DAERAH
DITETAPKAN
• Kerangka insentif untuk peran
swasta dan kerjasama dalam
pengelolaan SDA, kualitas air, irigasi
• Koordinasi kegiatan swasta dan
publik di bidang kehutanan,
pertanian, konservasi dan
sumberdaya air untuk pengelolaan
wilayah sungai, bantaran banjir dan
muara sungai
25
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
2 KEBIJAKAN Provinsi Identifikasi tujuan dari • Identifikasi fungsi utama sumberdaya Dinas PSDA Provinsi
PROVINSI DALAM pengelolaan air dalam pengelolaan SDA di
PENGELOLAAN sumberdaya air di Provinsi
SUMBERDAYA AIR tingkat provinsi dan • Arahan bagaimana fungsi
menetapkan pengelolaan sumberdaya air di
penanggungjawab daerah ditetapkan
• Indikasi pendekatan finansial dan
ekonomi
Hubungan dengan kebijakan lingkungan dan
rencana tata ruang
13 3. POLA
1B Wilayah Sungai Kerangka Dasar dalam • TUJUAN UMUM DAN ARAHAN PENGELOLAAN 4. 2B Dit.PSDA
PENGELOLAAN strategis nasional, lintas Pengelolaan SDA di SUMBERDAYA AIR DI WILAYAH SUNGAI 5. 3B Dinas PSDA
SUMBERDAYA negara, lintas provinsi, Wilayah Sungai • PRINSIP-PRINSIP POKOK YANG DIGUNAKAN
AIR WILAYAH lintas kabupaten, satu (pengelolaan SDA= DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DI
SUNGAI kabupaten merencanakan, WILAYAH SUNGAI
melaksanakan, • Berdasarkan atas ekosistem wilayah sungai
memantau dan • Keterpaduan antara air permukaan dan air
mengevaluasi kegiatan tanah
konservasi, • Keseimbangan antara upaya konservasi dan
pendayagunaan sda pendayagunaan sumberdaya air
dan pengendalian daya • Melibatkan peran masyarakat dan dunia
rusak air) usaha
• PRIORITAS DAN TAHAPAN DALAM
PENCAPAIAN TUJUAN UMUM
• KEBIJAKAN DASAR YANG DITETAPKAN
DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DI
WILAYAH SUNGAI
26
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
NO KEGIATAN
SUMBERDAYA AIR
4 RENCANA Wilayah Sungai Rencana Jangka • Didasarkan atas Pola Pengelolaan Sumberdaya Tim Antar
PENGELOLAAN strategis nasional, lintas Panjang Pengelolaan Air Wilayah Sungai Instansi Pemerintah
SUMBERDAYA AIR negara, lintas provinsi, Sumberdaya Air • Mempertimbangkan Rencana Sektoral dan Terkait
WILAYAH SUNGAI lintas kabupaten, satu Wilayah Sungai Rencana Tata Ruang Wilayah
kabupaten • Struktur RPSDAWS terdiri dari:
1. RENCANA INDUK PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
2. PROGRAM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
3. RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN
SUMBERDAYA AIR
Wilayah Sungai 1. RENCANA INDUK • Rencana Jangka Panjang untuk waktu 15 – 25 Tim Antar
strategis nasional, lintas PENGELOLAAN tahun sesuai dengan kondisi di wilayah sungai Instansi Pemerintah
negara, lintas provinsi, SUMBERDAYA AIR • Ditinjau dan dievaluasi setiap 5 tahun sekali Terkait
lintas kabupaten, satu • Memuat pokok-pokok rencana program
kabupaten konservasi dan pendayagunaan sda serta
pengendalian daya rusak air yang dilakukan
secara terpadu dan terarah
• Rancangan Rencana Induk wajib dilakukan
konsultasi publik
• Bagian dari rencana strategis setiap sektor dan
asalah satu unsur dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang wilayah
27
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Wilayah Sungai 2. PROGRAM • Bagian dari Rencana Induk Pengelolaan Departemen, Dinas,
strategis nasional, lintas PENGELOLAAN Sumberdaya air Wilayah Sungai yang akan Instansi
negara, lintas provinsi, SUMBERDAYA AIR dilaksanakan dalam jangka menengah (5 tahun)
lintas kabupaten, satu • Berdasarkan penilaian atas:
kabupaten Prioritaskebutuhan
Kelayakan dari aspek teknis, ekonomi,
sosial dan lingkungan
Penerimaan sosial
Keterpaduan antar sektor
Kesiapan pembiayaan
Kesiapan kelembagaan
• Wajib dilakukan konsultasi publik
• Masyarakat dan swasta dapat mengusulkan
program pengelolaan s.d.a.
3. RENCANA • Satuan rencana kegiatan jangka pendek (1 Departemen, Dinas,
KEGIATAN tahun) yang disusun untuk melaksanakan Instansi
PENGELOLAAN Program Pengelolaan Sumberdaya Air yang
SUMBERDAYA AIR dilengkapi dengan:
Rincian anggaran biaya
Organisasi pelaksanaan
• Masyarakat dan swasta dapat mengusulkan
rencana kegiatan pengelolaan s.d.a
• Wajib dilakukan konsultasi publik
28
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Proses perencanaan suatu wilayah sungai dapat diterangkan sebagai prosedur yang
teratur untuk mendapatkan pengembangan sumberdaya air dan lahan yang
optimum. Hal ini harus menghasilkan penelitian dari kemungkinan altematif, dalam
prioritas dan program dari proyek yang potensial dengan memperhitungkan
kesempatan dan kendala fisik serta manajerial. Pemikiran terkini dalam perencanaan
pengembangan sumberdaya air menekankan pada kerangka analitis dalam
menyususn proses perencanaan tersebut.
29
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Jumlah kegiatan, jenis, proses dan unit kebutuhan air diperlukan untuk
menentukan target perkiraan kebutuhan air. Keterbatasan sumberdaya akan
diketahui dari perbandingan antara air yang tersedia dan kualitasnya dengan
kebutuhan. Keterbatasan ini akan sangat mempengaruhi perencanaan tata
ruang dari wilayah itu. Penentuan dari keterbatasan ini pada akhirnya
tergantung dari perkiraan awal dari perencanaan tata ruang atau pilihan
pengembangan yang diambil. Beberapa analisa dan penyesuaian mungkin
diperlukan untuk mendapatkan potensi yang optimal dan berkelanjutan
Data hidrometeorologi (data dasar yang diukur dan hasil dari analisa hidrologi
dan meteorologi) diperlukan untuk membuat ketersediaan air (distribusi spasial
dalarn wilayah sungai dan variasinya dalam waktu)
30
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
31
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Evaluasi dari hasil simulasi : berdasarkan atas evaluasi dari neraca air dan
kinerja sosial ekonomi yang terkait, penyesuaian dapat dibuat untuk
mengoptimasikan kinerja dengan memilili pilihan pengelolaan surnberdaya air
yang berbeda, menyesuaikan target kebutuhan yang mungkin teralu optimistik;
atau /dan rnerubah rencana tata ruang;
Sistem lokal yang umumnya berisi sub sitem pengelolaan air seperti irigasi,
air minum, dan pengolahan air.
Prasarana wilayah sungai : dalam tingkat ini terdapat kepentingan tertentu
tentang konservasi dan penggunaan sumberdaya; hubungan antara
kegiatan dibeberapa tempat di wilayah sungai yang memerlukan perhatian
khusus.
Pada tingkat yang berbeda memerlukan jenis analisa teknis yang berbeda
dan mempunyai dampak yang berbeda, kelembagaan untuk
pelaksanaan dan pembiayaan.
32
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Beberapa upaya dibedakan antara satu dan lainnya, tiap upaya mempengaruhi
dan cara yang berbeda.
3.3.1. Skenario
Skenario didefinisikan sebagai suatu faktor/aspek input pada analisa yang sebaglan
besar berada diluar cakupan pengaruh dari upaya yang diambil pada analisa. Input
tersebut penting dalam pengambilan keputusan dan umumnya akan mewakili tingkat
ketidakpastian pada pilihan yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
33
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
34
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Budidaya pertanian saat ini dalam banyak hal didominasi oleh tanaman padi. Tujuan
upaya produksi non paddi yang sebagian akan mengganti tanaman padi, akan dapat
meningkatkan intensitas tanam, dan dapat dicapai malalui pertimbangan atas
pengembangan kependudukan dan strategi pengembangan pertanian di wilayah itu.
Untuk mencapai produksi non padi tersebut, pola tanam yang baru perlu dibuat
dengan menyesuaikan dengan sistern irigasi yang ada sekarang. Dalam jangka
panjang rencana tata ruang harus menggunakan penggunaan air yang ada secara
maksimum dan pilihan yang efektif untuk meningkatkan ketersediaan air. Dari pola
produksi pertanian dengan penggunaan daerah irigasi non padi, sejumlah besar pola
produksi pertanian dapat direncanakan dan perluasan tanaman beririgasi
berdasarkan atas pilihan untuk meningkatkan ketersediaan air dapat meningkatkan
produksi pertanian secara optimum. Umpan balik akan melengkapi siklus interaksi
yang diperlukan dalam mengoptimumkan produkasi pertanian dalam wilayah sungai.
Kebutuhan air untuk RKI, irigasi dan kualitas air akan berpengaruh secara langsung
oleh skenario diatas. Sektor lain seperti pengendalian banjir dan drainasi, tambak,
dan pengelolaan daerah tangkapan air akan memberikan pilihan untuk investasi.
Investasi tersebut akan menguntungkan tetapi pelaksanaannya akan tergantung
pada dana yang ada. Dana ini akan tergantung pada keadaan perekonomian negara.
35
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Secara tidak langsung pengembangan pada sektor itu akan dipengaruhi oleh
skenario pada pengembangan perekonomian negara.
3.3.2. Strategi
Untuk studi jangka panjang suatu pengembangan wilayah sungai pandangan yang
luas diperlukan dan ditampilkan dalam upaya-upaya tertentu. Untuk maksud itu
strategi tersebut kemudian dirumuskan dan dianalisa untuk rnendapatkan informasi
tambahan pada pengembangan sehubungan dengan peluang pengembangan,
tujuan politis dan kendala pelaksanaan. Tujuan pokok dalam mempertimbangkan
suatu strategi adalah untuk mendapatkan informasi yang cukup guna pengambilan
keputusan. Strategi dapat dibedakan antara yang ditentukan untuk mencari arah
pengembangan di wilayah sungai, dan strategi yang dirumuskan untuk mempelajari
keefektifan tujuan pengembangan tertentu, dan strategi yang ditujukan untuk
memberikan informasi dalam pelaksanaan. Hal itu diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut:
Ekplorasi:
Analisa permasalahan dan pilihan untuk wilayah sungai akan menghasilkan deretan
pilihan yang berkaitan dengan pengembangan pertanian, pasokan air untuk RKI,
pengendalian banjir, pengelolaan daerah tangkapan air, kualitas air dan sebagainya.
Paket yang dipilih biasanya terdiri dari campuran dari pilihan-pilihan tersebut. Untuk
mengembangkan kemungkinan pengernbangan wilayah sungai adalah sangat
berguna untuk mempertimbangkan pilihan tersebut sendiri-sendiri dan kemudian
membandingkan dengan hasil analisa ekonomi dan dampak lain terhadap wilayah
sungai.
Efektivitas:
Tujuan utama untuk menentukan strategi adaiah untuk menyelidiki efektifitas dari
beberapa pendekatan untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya adalah membuat
strategi terbaik untuk merangsang perkembangan pertanian yang dalam banyak hal
dibatasi oleh ketersediaan air. Optimisasi atas pasokan air dan pengelolaan
kebutuhan air (penggunaan air) dengan pertimbangan besarnya investasi dan
pentingnya meningkatkan produksi pertanian. Tiga cara utama (dan kornbinasinya)
untuk meningkatkann pasokan air yaitu:
36
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Analisa kombinasi dari pilihan tersebut diatas akan memberikan informasi penting
untuk para pengambil keputusan dan komunikasi serta kerjasarna dengan sektor
pertanian.
Pelaksanaan
Aspek ini dapat digambarkan dengan jelas melalui contoh seperti pada rencana
wilayah sungai Citarum (Jawa Barat), dimana isu pokok pada wilayah sungai Citarum
adalah kualitas air pada tiga waduk, kebutuban air RKI wilayah Jabotabek saat ini
dan yang akan datang. Ini menjadi pertimbangan utama untuk keberlanjutan
pengembangan sumberdaya air jangka panjang dan memerlukan investasi besar
untuk menyelesaikan masalah itu. Pilihan dimana dua strategi pelaksanaan
dipertimbangkan yaitu strategi investasi minimum tanpa program sanitasi dan strategi
yang berkelanjutan termasuk investasi yang diperlukan. Setiap wilayah sungai akan
mempunyai kombinasi skenario yang berbeda yang harus dipilih untuk dapat
mewakili informasi tentang pilihan yang terbaik bagi wilayah sungai itu.
Bab terdahulu memfokuskan pada aspek teknis dari persiapan rencana wilayah
sungai, mengenali komponen dan hubungan antara evaluasi teknis dan ekonomi.
Dimensi lain dari rencana wilayah sungai adalah bahwa rencana tersebut harus
merupakan kebijakan di sektor air. Uraian singkat tentang tahap perumusan
kebijakan tersebut diuraikan dibawah ini.
37
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Perencanaan yang baik perlu melihat kedepan dalam waktu tertentu untuk dapat
memperkirakan pengembangan, dampaknya, mengidentifikasi kendala dan
mempersiapkan seperangkat tindakan untuk mengatasi masalah dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara optimal. Proyeksi harus dibuat untuk seperangkat
tahapan dimasa yang akan datang, yang harus rnencakup waktu yang culcup untuk
mengidentifikasikan batas dari sumberdaya atau tingkat kritis dari dampaknya.
Pengkajian pada waktu yang berbeda di masa yang akan datang harus
mempertimbangkan berapa ketidakpastian yang dapat dirumuskan sebagai skenario.
Tahapan waktu 5, 10 dan 25 tahun kedepan adalah batas yang biasa digunakan
dalam mengevaluasi pengembangan. Kondisi dalam tahapan 25 tahun kedepan
mungkin akan berubah secara drastis karena dapat dikatakan sebagai spekulasi
akibat dari campuran atas kegiatan produksi dan penggunaan sumberdaya untuk
wilayah tertentu. Juga diperkirakan perubahan teknologi dalam waktu yang lama.
Ditambah lagi, dapat diharapkan bahwa pola penggunaan air juga akan berubah
secara drastis. Tujuan pokok dari studi untuk jangka waktu yang lama tersebut
adalah untuk mengantisipasi pengembangan di masa yang akan datang yang masih
mungkin dan mengidentifikasi beberapa alternatif skenario lain dan akibatnya
terhadap wilayah itu.
Informasi yang diperoleh pada tahapan yang berbeda dimasa yang akan datang
harus memungkinkan penelusuran pengembangan alternatif dan mengidentifikasikan
pilihan yang tepat untuk jangka pendek dan menengah dimasa yang akan datang.
Proses ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap
Dalam analisa wilayah sungai, beberapa pilihan dalam pengembangan akan muncul
dengan cepat. Sangat penting untuk memilih pilihan yang dapat menjelaskan 'ruang
keputusan' dimana forum pengambilan keputusan akan membuat pilihan terakhir
atas tindakan untuk pelaksanaan. Setiap pilihan menggambarkan peluang untuk
pengembangan, dan pada waktu yang bersamaan juga menunjukkan kendala,
tergantung dari para analis untuk mengidentifikasikan peluang dan kendala itu
secara lebih jelas
38
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Keluaran dari perencanaan wilayah sungai yang lengkap adalah usulan atau
sekelompok usulan untuk pengembangan wilayah sungai. Usulan ini mungkin berisi
upaya-upaya struktural maupun non struktural. Langkah awal yang penting dalam
rencana adalah jadwal pelaksanaan yang realistik dengan beberapa informasi yang
diperlukan yang cocok dengan kebijakan total pengembangan wilayah. Dalam
perencanaan sumberdaya air, dua aspek ditinjau yaitu:
39
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
40
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Neraca Air
Neraca air dan hubungannya dengan berbagai proses fisik dan pilihan kegiatan di
wilayah sungai merupakan kunci keterpaduan dalam penyusunan rencana wilayah
sungai. Persiapan dan analisa keseimbangan air berkaitan dengan penggunaan dan
kesediaan air serta kemungkinan pengembangan prasarana dan pengelolaannya
dimasa yang akan datang.
Limbah
Pembuangan limbah yang dihasilkan dari suatu pernanfaatan dan aktivitas produksi
serta distribusi dipandang sebagai suatu keseimbangan massa (mass balance) dan
berkaitan dengan proses transformasi. Nilai ekonominya akan meningkat sejalan
dengan pengernbangan ekonomi. Kemampuan lingkungan menerima dan
menyerapnya sebagai suatu sumberdaya alam yang penting akan mempunyai nilai
yang semakin meningkat. Berbagai variasi penilaian dan pendekatan dilaksanakan
untuk menangani limbah.
Tataguna Lahan
Target dari kebutuhan air dan kondisi lingkungan pada berbagai tingkat di masa yang
akan datang merupakan masukan yang utama untuk perencanaan. Target
kebutuhan didasarkan pada proyeksi penduduk dan aktivitasnya. Variasi penilaian,
berkisar dari pembangunan prasarana sampai kepada perubahan kebiasaan
pengguna dapat dipergunakan untuk sampai pada target tersebut. Pembedaan
41
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
target dapat disusun pula (termasuk proses penilaian yang terkait) seperti
pendekatan pasokan dan kebutuhan. Penyusunan rangkaian kegiatan yang
mempengaruhi tingkat atau pola distribusi dari kebutuhan (ruang dan waktu) dan
rencana prasarana yang harus dipersiapkan dapat didefinisikan sebagai pengelolaan
kebutuhan.
Jenis dari target dalam analisa suatu wilayah sungai dapat digambarkan dengan baik
melalui contoh, yaitu target dalam perencanaan wilayah sungai Citarum :
Target tersebut lebih lanjut dijabarkan kedalam target yang lebih rinci sebagai
berikut:
o Penggunaan rumah tangga: berkisar antara 140-155 1iter per orang per
hari tergantung pada tingkat urbanisasi dan pendapatan,
o Penggunaan komersial: 40% dari kebutuhan rumah tangga
o Penggunaan industri : 500 1iter/hari/pekerja 1 0F
Mencapai kemantapan pasokan air baku pada pengolahan air bersih dengan
tingkat kegagalan 1 hari dalam 10 tahun
Untuk irigasi:
1
Sumber data : Pedoman Penunjang Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air untuk RKI(Buku 3), data
diambil dari Jabotabek Water Resources management Project (JWRMS), 1994.
42
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Beberapa target tersebut termasuk upaya untuk menurunkan kehilangan air yang
merupakan upaya pengelolaan kebutuhan. Pengelolaan kebutuhan di wilayah sungai
Citarum adalah untuk mengurangi atau memberikan pasokan yang lebih efektif
kepada pengguna dengan jumlah yang tepat atau pasokan yang efisien dengan
perbaikan operasional pengelolaannya.
4.1. Pendahuluan
Pada langkah pertama analisa kebutuhan dan pasokan air adalah menentukan lokasi
dari kegiatan yang kemudian diterjemahkan dalam kebutuhan air.
Gambar 4.2. memberikan ilustrasi kerangka konseptual sistem pasokan air dari
wilayah Jabotabek. Berbagai variasi skema dapat disusun berdasarkan alternatif-
alternatif yang berbeda.
Gambar 4.4. menyajikan sketsa pertama dari sistem pasokan dan kebutuhan air DAS
Ciujung yang digunakan untuk menggali dan menyajikan beberapa kemungkinan.
Penyiapan sketsa tersebut dari awal, meskipun belum lengkap cukup penting untuk
mengetahui lebih jauh kondisi wilayah sungai dan pengembangannya. Adapun
sistem konsepnya adalah:
Kemungkinan perluasan pabrik kertas mengambil air dari hilir S. Ciujung perlu
dipertimbangkan,
Kebutuhan air irigasi di hilir sungai seluas 21.000 ha sebagai pengguna air
utama melalui bendung Pamarayan,
Waduk untuk menyimpan air untuk meningkatkan aliran mantap dapat
dibangun di bagian hulu sungai. Pengaliran air dari Ciujung ke Jabotabek
yang telah diidentifikasikan pada studi terdahulu perlu diperhatikan dalam
perencanaan wilayah sungai.
Pada langkah berikutnya sistem ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan
mengumpulkan data, perkiraan kebutuhan air, neraca air, dan evaluasi ekonomi.
44
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 4.2 Kerangka konsepsual pasokan dan kebutuhan air untuk Wilayah
Jabotabek
45
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 4.3. Proyeksi ketersediaan dan kebutuhan air baku RKI untuk wilayah
sungai Jratunseluna (Jawa Tengah)
46
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 4.4. Sketsa awal sistem pasokan dan kebutuhan air S. Ciujung , Jawa barat
47
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
pola tanam sangat penting untuk memanfaatkan secara maksimum ketersediaan air
yang dapat dipakai, dimana ketersediaan air juga sangat bervariasi sepanjang tahun.
Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh daerah irigasi/pertanaman, kondisi tanah, pola
tanam dan praktek pertanian dan irigasi. Pedoman irigasi yang ada termasuk pula
dari FAO, publikasi nomer 24 memberikan metode perkiraan kebutuhan air
berdasarkan parameter meteorologi dan karakterisitik daerah irigasi. Konsep dari
pedoman-pedoman tersebut juga diambil untuk perhitungan kebutuhan air dalam
perencanaan SDA sekarang. Data daerah pertanian dan pola tanam dapat diperoleh
dari berbagai sumber; data tersebut mungkin berbeda untuk daerah irigasi yang
sama karena perbedaan interpretasi. Data tersebut berpengaruh terhadap perkiraan
kebutuhan air di wilayah sungai dan kalibrasi neraca air yang ada sekarang.
Dapat diperkirakan bahwa pada jangka panjang pola tanam akan berubah karena
kombinasi berbagai pengaruh. Dengan adanya tekanan yang besar terhadap neraca
air maka perlu diperkirakan pengaruh terhadap potensi perubahan. Dibawah ini
contoh perhitungan untuk menentukan pola tanam yang akan datang di daerah
irigasi Pamarayan di DAS Ciujung, Jawa Barat.
Perhitungan pola tanam yang akan datang seperti tersebut di atas hanya salah satu
contoh saja dari berbagai kemungkinan. Untuk wilayah sungai yang lain maka
perkiraan kebutuhan air irigasi yang lebih akurat perlu dilakukan untuk menentukan
48
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
berapa air yang tersisa untuk kebutuhan non pertanian dan upaya apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan air. Air akan semakin langka dan mahal,
sehingga penentuan kebutuhan air dengan pola pertanaman yang mewakili sangat
diperlukan. Perkiraan kebutuhan yang lebih besar akan meningkatkan upaya
pembangunan yang harus dilakukan sehingga akan lebih mahal, atau kesempatan
lain yang hilang. Disamping itu, sumber daya yang cukup harus dipersiapkan untuk
mendukung pengembangan pertanian yang masih akan menjadi tulang punggung
perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.
Selain itu, agar dibedakan antara kebutuhan dasar dengan neraca pasokan dan
kebutuhan serta penentuan kapasitas rencana dari prasarana. Hal tersebut penting
untuk kebutuhan air irigasi yang sangat bervariasi.
Gambar 4.5. Perbandingan total kebutuhan air untuk sitem irigasi saat ini dan yang
akan datang
49
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
50
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 4.7. Pola tanam dan kebutuhan air masa yang akan datang
Pasokan air yang cukup diperlukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akibat
pertambahan penduduk dan kegiatan ekonomi. Proyeksi pertambahan penduduk
dan kegiatannya dan perkiraan kebutuhan airnya merupakan langkah dasar dari
suatu perencanaan sumberdaya air wilayah sungai. Skenario pertumbuhan ekonomi
dan demografi wilayah serta pengaturan tata ruang menjadi dasar dalam
memperhitungkan proyeksi dari kegiatan mendatang. Aliran air dan kehilangan
operasional dari sumber sampai titik pengambilan digambarkan pada sketsa diagram
Gambar 4.8. Air tanah merupakan salah satu sumber penggunaan air yang sangat
efektif, dan tingkat pengembangan dicirikan dengan tingkat penggunaan air yang
tinggi dan pelayanan air pipa yang tinggi pula untuk mengurangi penggunaan
51
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
sumber setempat yang berlebihan. Dari sudut pandang alokasi sumber yang efektif
dan konservasi air tanah, tingkat pelayanan minimum perlu ditetapkan. Tingkat
layanan yang dapat dicapai adalah hasil dari berbagai aspek yang mempengaruhi,
termasuk ketetersediaan air perpipaan, peraturan dan kemauan untuk meminta
sambungan atas dasar kualitas, biaya dan kehandalan penyampaian. Pencapaian
tingkat layanan tertentu merupakan target yang penting dalam pengembangan
sumberdaya air.
Metoda proyeksi yang biasa dilaksanakan untuk memperkirakan kebutuhan air RKI
dapat dilihat pada skerna diagram Gambar 4.9. Metoda ini mempergunakan
proyeksi penduduk sebagai parameter masukan utama dan mengasumsikan suatu
keseimbangan antara penduduk dan kegiatan ekonomi yang dinyatakan dengan
koefisien. Penentuan kebutuhan air permukaan dilakukan dengan menetapkan
kebutuhan yang dipenuhi dari air tanah dan dari air permukaan, sedangkan koefisien
dipergunakan untuk menentukan kehilangan air pada waktu pengangkutan maupun
proses penjernihan, dan ditetapkan pula perubahan dari air baku ke air minum.
Koefisien tersebut tergantung dari teknologi yang dipergunakan, pemeliharaan dan
pengelolaan. Pengurangan kehilangan merupakan target untuk perbaikan dalam
rangka pengelolaan kebutuhan.
Metoda untuk memperkirakan kebutuhan air industri yang ditunjukkan pada Gambar
4.8. masih agak umum dan tidak membedakan jenis-jenis industri yang berbeda
(biasanya untuk jangka panjang informasi tersebut tidak tersedia). Jika informasi
jenis industri dan lokasinya tersedia maka informasi yang spesifik tersebut harus
dipakai.
52
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
5.1 Pendahuluan
53
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Analisa model untuk sistem pasokan air dilaksanakan untuk membentuk hubungan
antara hidrologi, prasarana, dan kondisi sosio ekonomi. Inti dari simulasi antara lain
adalah suatu simulasi kondisi pasokan air dengan mempergunakan suatu seri waktu
masukan hidrologi. Scri waktu mewakili variasi stokastik dari masukan hidrologi yang
mempengaruhi keadaan kering dan basah. Selanjutnya, beberapa titik masukan
perlu diperhatikan untuk mewakili total masukan dari wilayah sungai yang
memungkinkan evaluasi ketersediaan air pada berbagai titik yang relevan. Kunci dari
model simulasi dari analisa keseluruhan dapat diringkaskan dalam konsep sistem
seperti pada Gambar 5.1.
Model simulasi meliputi kornponen dalam Gambar 5.1. dan digunakan untuk
menentukan kinerja dari wilayah sungai untuk tingkat kebutuhan tertentu dan
prasarana tertentu. Ujicoba diulang dengan model simulasi dan prasarana yang
dibangun untuk optimasi kinerja dan atau untuk memenuhi standar. Analisa
54
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
dilaksanakan untuk referensi jika tidak berbuat apa-apa (do nothing option) dan
untuk tahun proyeksi sesuai dengan kerangka perencanaan. Gambar 5-2.
menunjukkan pembedaan yang harus dibuat antara pilihan tingkat kebutuhan
tertentu dan pilihan dari suatu periode baik aliran yang dipantau atau aliran yang
dihitung.
Standar pasokan air sangat penting dalam memperkirakan keseimbangan air wilayah
sungai. Perkiraan yang mantap sangat diperlukan jika jumlah maupun jenis
pengguna cukup banyak, sehingga saling bersaing untuk mendapatkan air.
Pengguna yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda dalam menggunakan air
dan mengalami dampak yang berbeda dari keterbatasan air dari pasokan yang ada.
Standar pasokan dan prioritas pemberian air yang berbeda perlu diterapkan pada
saat kekurangan pasokan air. MisaInya untuk irigasi, biasanya tersedia cadangan
kelembaban (soil moisture storage) sebagai penyangga atau dengan peningkatan
efisiensi penggunaan air dan kehilangan produksi pertanian dapat diganti atau
dikompensasi melalui upaya-upaya khusus. Sebaliknya kebutuhan air untuk
rumahtangga, perkotaan dan industri (RKI) merupakan kebutuhan dasar dan
umumnya tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan air, apabila terjadi
kekurangan air akan menyebabkan permasalahan sosial-ekonomi atau kerugian
yang besar; sehingga prioritas yang lebih tinggi dengan kriteria yang lebih kuat
biasanya diterapkan untuk penyediaan airnya.
55
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Dalam konteks alokasi sumber daya air nasional, penentuan standar melibatkan pula
pelestarian sumberdaya air untuk kegiatan tertentu dan jaminan pemerintah dalam
menyediakan air yang cukup. Demikian pula, kesediaan piliak swasta menerima jika
ada kerugian akibat kemungkinan kegagalan. Untuk kelompok pengguna yang
berbeda, di samping standar maka prioritas pemberian harus ditentukan jika terjadi
kekuirangan air. Hal ini menyangkut optimasi dengan alokasi secara terbatas pada
pengguna yang mempunyai kerugian yang terkecil. Standar dan prioritas secara
bersama-sama menentukan kinerja sistern pasokan air.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan spesifikasi dari standar harus didasarkan
pada optimasi penggunaan sumberdaya air, hal ini akan menjadi lebih penting
dengan semakin meningkatnya kornpetisi kebutuhan air.
56
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Untuk sistem sumber daya air yang sederhana dimana hanya terdapat pengguna
tunggal, maka evaluasi ketersediaan air hanya dengan melihat apakah standar
kebutuhannya dapat dipenuhi dari sumber tersebut. Dengan mengetahui
ketidaktentuan pasokan air, memenuhi kebutuhan standar berarti kemantapan
penyediaan untuk memenuhi standar tersebut. Gambar 5.3. memberikan ilustrasi
konsep alokasi air untuk irigasi: rencana pemberian air harus selalu di bawah air
yang tersedia yang dapat diberikan dengan tingkat keandalan tertentu (analisa
statistik).
Di Suatu wilayah sungai ketersediaan air di suatu titik dipengaruhi oleh kebutuhan air
di hulu dan potensi aliran kembalinya, kombinasi berbagai sumber (aliran dari sub
wilayah sungai lainnya) dan operasionalisasi pengelolaan air dititik kontrol.
Pendekatan dengan hanya mempergunakan data yang dikumpulkan tidak
mencukupi lagi dan simulasi pola aliran yang mewakili seluruh aspek tersebut perlu
57
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
disusun untuk menghasilkan data berdasarkan seri waktu pada lokasi tertentu.
Dalam model simulasi prioritas alokasi air dapat diberikan (model RIBASIM).
58
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
setiap sub wilayah sungai diperhitungkan dengan menyatukan daerah irigasi dalam
satu ”water district”. Kesatuan daerah irigasi tersebut mempunyai luas areal yang
sama dengan jumlah masing-masing daerah irigasi kecil dan diperinci lebih lanjut
dengan pola tanam dan intensitas tanamnya.
59
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 5.6. menggambarkan skematisasi distrik air untuk S. Ciujung, Jawa Barat
dimana ditunjukkan skematisasi distrik air dan jaringan penyaluran air di wilayah
sungai.
Untuk setiap “water distric”, neraca air tetap dipisahkan dan diilustrasikan pada
Gambar 5.7. Pengguna air yang berbeda (termasuk kecil) yang mendapatkan air dari
run-off setempat atau yang mendapatkan air dari jaringan local diperhitungkan di
dalam distrik air. Evaluasi ketersediaan air dan penyesuaian dengan kebutuhan
terjadi dalam dua tahap:
- Pada tingkat lokal, penggunaan sumber setempat (air tanah, mata air,
penyaluran dari sungai kecil) diperhitungkan, sedangkan kebutuhan yang
tidak dapat dipenuhi dari surnber setempat dapat dimintakan
pemenuhannya dari jaringan wilayah (memerlukan saluran).
60
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
61
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
62
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Perkiraan ketersediaan air di tingkat wilayah sungai terpaut sangat erat dengan
skematisasi wilayah sungai: secara mendasar perkiraan dibuat untuk tingkat “water
distric” sebagai unit ruang yang terkeeil. “Water district” merupakan unit dasar pada
analisa ketersediaan air permukaan. Perhitungan keseimbangan “Water district”
didasarkan pada model curah hujan - limpasan air permukaan (run off) Curah hujan
diukur lebih sering dan lebih lama daripada limpasan air permukaan, dan pendekatan
curah hujan - limpasan air permukaan didasarkan pada kalibrasi yang cocok pada
deret limpasan air permukaan (debit sungai) pada tempat yang berbeda. Kalibrasi
parameter model curah hujan - limpasan air permukaan dapat digunakan untuk
memberikan tingkat kepercayaan perhitungan pada limpasan air permukaan.
Dalarn perkiraan tersebut perlu dibedakan antara air permukaan dan air tanah
karena perbedaan yang jelas antara proses fisik dan sebaran relatifnya. Untuk
kondisi wilayah sungai di Indonesia, penggunaan aliran air permukaan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan aliran air tanah. Pengguna air utama seperti irigasi
maupun sistem perpipaan untuk kota besar umumnya dipenuhi dari air permukaan.
Sedangkan air tanah sangat penting untuk pengguna kecil setempat. Berdasarkan
pengalaman terdahulu menunjukkan bahwa proses aliran run-off (aliran di
permukaan) lebih dipertimbangkan karena memungkinkan dilakukan perhitungan
aliran permukaan berdasarkan model curah hujan - run-off. Curah hujan lebih mudah
di monitor dan sebarannya meliputi sebagian besar wilayah sungai.
Untuk situasi pada wilayah sungai, aliran air tanah relatif sangat kecil sehingga
penggunaan air tanah biasanya merupakan faktor yang diabaikan pada
keseimbangan air daerah total. Karena proporsinya yang kecil maka dapat
dipertimbangkan penggunaan air tanah untuk keperluan air minum karena dapat
digunakan secara efektif dan air tanah mempunyai aliran balik yang tinggi (80-90%).
Dimasa yang akan datang penggunaan air tanah merupakan kasus kecil saja karena
peluang yang terbatas untuk mengeksploitasi air tanah. Air tanah lebih bervariasi
pada peristiwa dan karateristik eksploibilitas, Ini sangat tergantung pada kondisi
geologi. Kondisi geologi pada umumnya tersedia dari peta geologi tetapi
ketersediaan air aktual tergantung pada kondisi lokal seperti iklim, celah (patahan
geologi) dan lain-lain. Pada umumnya, air tanah dapat tersedia pada cekungan relatif
kecil dengan karateristik individual. Hanya beberapa situasi (misalnya di daerah DKI
Jakarta, Bandung, dan Semarang) cekungan air tanah dengan digunakan dengan
ekstensif dengan konsekwensi yang buruk dari penggunaan berlebilian. Untuk situasi
ini akan berguna untuk dibuat model terpisah pada cekungan untuk menduga
abstraksi air tanah dan pembatasan pengisian.
63
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Perkiraan ketersediaan air tanah hanya diperlukan pada situasi apabila penggunaan
air tanah relatif besar. Pada studi JWRMS dibuat perkiraan ketersediaan air tanah
untuk DKI Jakarta. Perencanaan pendayagunaan air tanah yang berwawasan
lingkungan didasarkan pada tahapan yang mencakup inventarisasi potensi air tanah,
perencanaan pemanfaatan air tanah dan pengawasan serta pengendalian air tanah.
Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-atas hidrogeologi
dimana semua kejadian hidrogeologi seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan
pelepasan air tanah berlangsung. Pengkajian geometri cekungan air tanah
dimaksudkan untuk mengetahui geometri dan dimensi cekungan, yang merupakan
ruang (space) yakni suatu tempat di mana di dalamnya seluruh peristiwa
hidrogeologi terjadi. Artinya, batas-batas cekungan air tanah ditentukan berdasarkan
pertimbangan hidraulika air tanah yang membentuk ruang tersebut. Informasi yang
diperoleh dapat dibedakan antara konfigurasi sistern akuifer dan parameter akuifer.
Pengkajian konfigurasi sistem akuifer dimaksudkan untuk mengetahui sebaran baik
lateral maupun vertikal serta dimensi sistem akuifer dan nonakuifer yang merupakan
suatu wadah atau media di mana air tanah tersimpan dan mengalir
Penentuan daerah imbuh (recharge area) dan daerah luah atau lepasan (discharge
area) sangat penting artinya dalam rangka perencanaan pengelolaan sumber daya
air tanah di suatu cekungan. Di daerah imbuh utama, proses pembentukan air tanah
berlangsung kemudian air tanah mengalir menuju daerah luahnya. Oleh karena itu,
infrastruktur pengelolaan di daerah imbuh merupakan bagian tak terpisahkan dari
infrastruktur pengelolaan air tanah dalam suatu cekungan. Penentuan daerah imbuh
dan daerah luah bukanlah hal yang mudah mengingat ketersediaan data di suatu
cekungan berbeda-beda, terutama ketersediaan data muka preatik dan muka
pisometrik yang dipakai dasar untuk penentuan batas kedua daerah tersebut.
Keterdapatan jumlah dan mutu ketersediaan air tanah.
64
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
cekungan (intra basin) maupun antar cekungan (inter basin) dalam batasan waktu
tertentu (neraca air).
Mutu air tanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia, maupun
kandungan bakteriologi yang terkandung di dalamnya. Data yang digunakan untuk
menentukan mutu air tanah bersumber dari hasil pengamatan dan pengukuran
lapangan dan analisis laboratorium dari beberapa contoh air yang mewakili.
Berkaitan dengan pengkajian potensi sumber daya air tanah, pengkajian mutu
dimaksudkan untuk. mengetahui kandungan kimia dan bakteriologi di dalarn air
tanah, dan kelayakan penggunaannya untuk keperluan tertentu.
Dengan pembatasan debit pengambilan air tanah maka penurunan muka air akan
dapat dibatasi pada kedudukan yang aman. Aman disini dalam arti mencegah
terjadinya kondisi air tanah menjadi rawan, kritis dan rusak, sehingga pengambilan
air tanah harus disesuaikan dengan cadangan air tanah yang tersedia. Patut diingat,
bahwa kondisi hidrogeologi suatu daerah, sangat menentukan cadangan dan mutu
air tanah, sehingga batas aman dari jumlah pengambilan air tanah, sangat berbeda
dari suatu daerah ke daerah yang lain, tergantung dari kondisi hidrogeologinya.
Namun secara kasar dapat dikatakan, jumlah pengambilan air tanah hendaknya
tidak melebihi jumlah imbuhan air tanah. Berdasarkan perhitungan matematis,
dengan rnemperhatikan batas-batas hidrogeologis yang ada, penentuan jumlah debit
pengambilan yang paling aman dapat dilakukan dengan bantuan model air tanah
(groundwater modelling).
65
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Kebutuhan akan air untuk suatu peruntukan tertentu harus sudah diketahui pada
saat perencanaan. Ketersediaan pasokan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan
akan air merupakan faktor penting dalam infrastruktur mencapai keberhasilan
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. klarena potensi
ketersediaan sumber daya air tanah terbatas, maka agar dalam pengembangannya
nanti agar tidak sampai menimbulkan dampak negatif berupa degradasi jumlah,
mutu, serta lingkungan keberadaannya, maka perlu dilakukan suatu perencanaan
yang menyeluruh dengan mempertimbangkan seluruh faktor yang dapat
mempengaruhinya. Melalui perencanaan ini diharapkan sumber air yang terbatas ini
dapat digunakan seefisien dan seefektif mungkin serta dapat memberikan
kemanfaatan bagi masyarakat banyak. Perencanaa.n kebutuhan air dari
pemanfaatan air tanah harus tetap berasaskan pada asas kemanfaatan,
keseimbangan, dan kelestarian. Perencanaan yang baik paling tidak mencakup
tindakan-tindakan berikut
66
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Dua aspek dapat diuraikan dengan menyesuaikan ketersediaan dan kebutuhan air di
suatu wilayah sungai, yaitu :
67
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 6.1 mengilustrasikan probabilitas 20% (1 kali dalam 5 tahun) aliran kering
dan 10% (1 kali dalam 10 tahun) aliran rendah minimum. Dua jenis kebutuhan
dengan dimasukkannya kriteria persediaan yang berbeda, membutuhkan beberapa
langkah untuk menentukan ketersediaan air. Kedua prioritas pada alokasi air dan
kriteria persediaan akan dipertimbangkan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut :
Untuk kasus yang diilustrasikan pada Gambar 6.1 kebutuhan RKI akan diatur
kemungkinan maksimum sesuai dengan standar (1 kali dalam 10 tahun), yang
mengasumsikan bahwa kebutuhan air RKI akan tumbuh ke maksimum. Dapat
dipertimbangkan untuk situasi ini permintaan kebutuhan air irigasi hanya di bawah
standar (1 kali dalam 5 tahun). Grafik kedua pada Gambar 6.1 mengilustrasikan
pemeriksaan untuk pola tanam irigasi yang diperbaiki dengan kebutuhan lebih tinggi.
Dapat dicatat bahwa kebutuhan air irigasi puncak terjadi pada periode paling sedikit
ketersediaan air.
Pemeriksaan kriteria ketersediaan air tersebut di atas akan dilakukan pada semua
titik yang relevan pada sungai. Deret aliran yang digunakan pada analisa dapat
dipertimbangkan dari simulasi aliran air pada wilayah sungai.
68
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
69
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Neraca air pada wilayah sungai menggabungkan beberapa komponen dan interaksi
yang meliputi variabel hidrologi, ketidakpastian alam pada hidrologi, estimasi
permintaan, manajemen alokasi air, efisiensi dan kehilangan. Kalibrasi pada sistem
ini secara statistik berbeda karena kerumitan sistem itu sendiri dikombinasikan
dengan jarangnya data yang cocok. Kebutuhan yang besar seperti data yang relatif
panjang menjelaskan komponen yang stokhastik. Distribusi air dan situasi
penggunaan biasanya juga tidak tetap.
Sebagai contoh di wilayah sungai Citarum, Jawa Barat, bahwa untuk analisa
perencanaan sungai Citarum (Gambar 6.2) proses penjadwalan pengembangan
memberikan kapasitas persediaan yang cocok untuk menentukan kebutuhan RKI
yang diproyeksikan. Bagian yang penting pada analisa ini adalah analisa simulasi
untuk tingkat kebutuhan yang berbeda untuk menguji kontribusi infrastruktur yang
berbeda untuk kapasitas persediaan dengan mengevaluasi kinerja. Disajikan pada.
Gambar 6.2 efek proyeksi kebutuhan air yang berbeda pada perencanaan kapasitas
ini. Infrastruktur manajemen kebutuhan mempunyai pengaruh yang kuat pada.
proyeksi kebutuhan dan konsekuensinya pada. perencanaan kapasitas dan
penjadwalan proyek. Jika pengembangan efisiensi yang ditargetkan tidak dapat
70
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
direalisasikan pada langkah yang lebih cepat untuk pelaksanaan proyek maka
dibutuhkan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan air tersebut.
6.6.1. Umum
Di dalain analisa kebutuhan dan pasokan air pendekatan keseimbangan masa (mass
balance) diambil untuk menganalisa distribusi air di wilayah sungai. Diasumsikan
pula bahwa prasarana untuk mendukung pembagian tersebut telah tersedia dan air
yang dibutuhkan dapat disalurkan. Dalam sistem ini tidak perlu analisa hidrolika pada
skala wilayah.
71
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pengendalian air banjir dan drainase untuk wilayah sungai merupakan bagian yang
penting pada perencanaan pengembangan sumber daya air. Bahaya yang terjadi
dari banjir selalu berasal dari kejadian-kejadian yang ekstrem dan tujuan umum
pengendalian banjir adalah untuk mengurangi bahaya.
Drainase dapat dibedakan antara drainase internal dan eksternal. Drainase eksternal
berkaitan dengan pergerakan air pada daerah yang disebabkan oleh air hujan yang
berlebihan dan menyebabkan banjir didaerah-daerah yang penting. Perbedaan yang
jelas tidak selalu memungkinkan sebab banjir dapat disebabkan oleh kombinasi
72
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Tidak ada metoda tunggal dalam pengendalian banjir. Variasi infrastruktur struktural
dan nonstruktural mempunyai pengaruh berbeda pada proses banjir dan bahaya
yang terjadi. Setiap situasi banjir akan membutuhkan sekumpulan analisa dan solusi.
Komponen-komponen khas berikut ini dapat diuraikan untuk analisa pengendalian
banjir :
73
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
dan pekerjaan pengendalian banjir yang relatif luas biasanya akan dibuat
analisa ekonomi penuh.
Saat ini studi rinci untuk menentukan kelayakan pekerjaan pengendalian banjir atau
proyek drainase sebagai bagian dari perencanaan wilayah sungai belum diadakan
pada PSAWS. Studi pengendalian banjir membutuhkan banyak masukan dalam
ruang lingkup perencanaan wilayah sungai saat ini. Pengendalian banjir sebagai
analisa dan yang pernah diusulkan pada proyek-proyek sebelumnya akan diperiksa
dan diadopsi sebagai bagian dari perencanaan investasi untuk wilayah sungai. Ini
akan dipertimbangkan jika kelayakan yang detail pada jenis analisa banjir sebagai
bagian analisa rutin akan dilakukan oleh Unit Perencanaan wilayah sungai atau
konsultan.
Penggunaan lahan dan pengelolaan yang tidak pada tempatnya akan meningkatkan
erosi tanah. Masalah utama yang akan ditimbulkan adalah pengurangan
produktivitas lahan. Masalah lain yang berpengaruh terhadap wilayah sungai adalah
peningkatan bahan sedimen di dalam sungai dan berpengaruh pada kondisi
hidromorfologi. Permasalahan fisik yang mendasari sangat kompleks: erosi berkaitan
dengan topografi, jenis tanah, dan sifat hujan. Hal tersebut sangat bervariasi pada
berbagai tempat di wilayah sungai. Terjadinya erosi sendiri lebih banyak dipengaruhi
oleh penanaman dan pengolahan lahan. Proses pengangkutan sedimen di sungai
dan akibat pengendapan sedimen membutuhan kajian yang lebih lanjut dengan
dukungan data yang memadai untuk dapat memperkirakannya. Proses untuk
mengetahui asal erosi dan dampaknya hanya berdasarkan hubungan empiris.
Inventarisasi hubungan sistem sumber daya air biasanya berdasarkan atas
pengamatan sedimen terangkut (indikasi kondisi daerah hulu), peta jenis dan kondisi
tanah, kondisi daerah hulu (jika tersedia studi mengenai daerah tangkapan), dan
inventarisasi dampak terhadap prasarana di hilir seperti peningkatan biaya
pemeliharaan jaringan irigasi dan drainasi, dan sedimentasi di waduk.
Manajemen daerah tangkapan air bertujuan agar erosi secara umum dapat
diidentifikasikan untuk meyakinkan bahwa pengembangan sumber daya air di
wilayah sungai berlangsung berkesinambungan. Pelaksanaan program manajemen
daerah hulu biasanya akan dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan dengan
bantuan Departemen terkait dan pemerintah daerah.
Kejadian crosi dan transportasi pengendapan atau deposisi dan efek yang terjadi
pada daerah tangkapan air secara langsung disebabkan oleh erosi akibat aliran air
ke bawah dan menyebabkan tersumbatnya sistem irigasi dan saluran drainase. Hal
tersebut mempengaruhi kehidupan air pada mulut sungai dan menciptakan masalah
yang rumit. Ini hanya dapat diuraikan dengan hubungan empiris, Didasarkan pada
sejumlah pengalaman, manajemen daerah tangkapan air yang berupa pengurangan
74
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
pengendapan dan rehabilitasi lahan yang tererosi akan berdampak pada kondisi
yang lebih baik. Evaluasi program manajemen daerah tangkapan air menjadi rumit
akibat dari kondisi alam, infrastruktur dan dampak. Biasanya efek tidak langsung
akan lebih besar daripada efek yang langsung, Kebutuhan manajemen dapat
ditetapkan dan rasio di antara keuntungan dan biaya. Ini biasanya memerlukan
waktu yang lama untuk menentukan kondisi daerah tangkapan air dari titik problem
erosi dan program manajemen daerah tangkapan air dengan mengukur besarnya
pengendapan yang diangkut pada sungai disebelah hilir.
Jika tidak ada perencanaan jangka panjang untuk manajemen daerah tangkapan air
kemudian dipersiapkan ketersediaan data persiapan program. Langkah-langkah
berikut ini dapat diikuti untuk membuat penggunaan yang baik dari informasi yang
tersedia dan untuk mengestimasi perluasan areal pada program manajemen daerah
tangkapan air yang dibutuhkan :
- Estimasi lokasi dan perluasan areal pada lahan yang diakibatkan erosi
dengan pemetaan daerah erosi.
- Estimasi rata-rata unit biaya (biaya per ha) yang didasarkan pada program
percontohan dalam wilayah sungai atau percontohan yang lainnya dengan
kondisi sama dengan kemungkinan kondisi wilayah sungai.
Komponen-komponen khas pada program daerah tangkapan air antara lain
adalah penghijauan kembali.
- Inventarisasi dampak yang berhubungan dengan program manajemen daerah
tangkapan air sangat diperlukan yang berhubungan dengan :
7. KUALITAS AIR
Proses kualitas air meliputi pergerakan dan sifat bahan pencemar di dalam air yang
secara alamiah berkaitan erat dengan jaringan distribusi air. Hubungan yang erat
antara kualitas air dengan kuantitas juga ditunjukkan dalam Gambar 7. 1. Komponen
kondisi kualitas air adalah sebagai berikut:
75
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Komponen kualitas air termasuk kalibrasi yang dibutuhkan untuk menyusun diskripsi
dari keseluruhan sistem dan monitoring data kualitas air. Tidak termasuk dalam
komponen ini adalah proses kualitas air yang spesifik (kimiawi dan biologi) karena
informasi tentang hal tersebut tidak tersedia di dalam wilayah sungai. Dengan model
yang ada saat ini dimungkinkan untuk menelusuri komposisi air pada berbagai titik di
dalam wilayah sungai dan menarik kesimpulan tentang kondisi kualitas air.
Interpretasi dari keseluruhan proses dan kemungkinan penanganan (mengurangi
beban di sumbernya, atau mengubah sistem distribusinya) adalah penting dalam
komponen kualitas air. Kepentingan dasar pada manajemen lingkungan dapat
diuraikan oleh keseimbangan material seperti yang diuraikan pada Gambar 7.1.
Infrastruktur yang memadai akan mencegah sirkulasi internal dan akhir dari
perlakuan limbah akan di tetapkan untuk digabungkan dengan variasi aktivitas
(ekstraksi/penambangan, prosesing, konsumsi akhir). Keterpautan dasar residual
(sisa) dibawah kapasitas lingkungan, akan menjamin sistem yang berkelanjutan.
Pengetahuan pada angkutan dan kondisi manajemen untuk keseimbangan ini
membentuk dasar dalam formulasi pengukuran.
Untuk perencanaan diagram alir secara konseptual di atas akan diterjemahkan pada
sekumpulan aktivitas perencanaan. Gambar 7.1. menjelaskan komponen analisa
perencanaan lingkungan pada konteks perencanaan sumber daya air. Langkah
utama yang masuk dalam manajemen kualitas air adalah :
Aliran dalam sungai berhubungan dengan infrastruktur sumber daya air (pembilasan,
sistem seleksi sumberdaya dan saluran/drainase) dan aliran diluar sungai ke
pengurangan limbah pada sumberdaya melalui infrastruktur regulator/finansial.
Pemisahan dapat digunakan untuk mengindikasikan peranan instansi pemerintah
76
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
yang berbeda. Manajemen Kualitas Air (MKA) dilaksanakan melalui usaha bersama
oleh beberapa instansi pemerintah. Perencanaan wilayah sungai memberikan
kontribusi ke MKA dari pandangan wilayah sungai dan bantuan untuk
mengintegrasikan dengan manajemen kualitas air. Fokus perencanaan wilayah
sungai terletak pada permasalahan strategi jangka panjang, tanda adanya masalah
dan mengidentifikasi jenis solusi yang dapat dibutuhkan. Persiapan perencanaan
sanitasi kualitas air yang diuraikan secara penuh termasuk dalam ruang lingkup
analisa perencanaan wilayah sungai saat ini.
Profil analisa MKA pada perencanaan wilayah sungai dalam batas sumber daya
proyek adalah sebagai berikut:
- Survey yang dibatasi pada wilayah sungai terhadap informasi dini kondisi
kualitas air saat ini
- Proyeksi beban limbah yang didasarkan pada proyeksi aktivitas digunakan
pada analisa kebutuhan, dan aplikasi unit beban limbah untuk substansi yang
berbeda;
- Distribusi limbah melalui wilayah sungai: asal air pada titik yang relevan di
wilayah sungai: menyediakan informasi yang dapat dinilai pada kontribusi
berbagai sumberdaya dan dampak potensial infrastruktur;
- Perkiraan beban limbah dan pola distribusi yang berhubungan dengan fungsi
yang dipertimbangkan di wilayah sungai; memperhatikan identifikasi yang
77
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
relatif besar pada permasalahan kualitas air untuk area yang berbeda dan
jangka panjang
Gambar 7.2 mengilustrasikan hasil analisa beban Iimbah untuk wilayah sungai
Citarum Hulu, Jawa Barat. Gambar tersebut memfokuskan pada aliran limbah ke
dalam waduk Saguling, yang ketersediaan airnya diperlukan untuk tujuan kebutuhan
air perkotaan dan industri (RKI). Beban biological oxygen demand (BOD) yang
diproyeksikan pada sistem sungai Citarum, diilustrasikan untuk dua strategi
pengembangan masa depan (2025) yang berbeda. Pengaruh limbah lokal sangat
dominan.
Gambar 7.3 mengilustrasikan keruntuhan sistem pasokan air akibat dari rendahnya
kualitas air. Kualitas air jangka panjang pada sumberdaya ini akan menurun secara
serius kalau tidak dilakukan upaya untuk menangani masalah pencemaran. Tiga
waduk di sungai Citarum (Saguling, Cirata dan Jatiluhur) merupakan jantung dari
sistern penyediaan air wilayah sungai Citarum. Waduk-waduk ini mempunyai
kapasitas pembersihan secara alamiah yang besar. Dalam keadaan itu, dan jika
tidak ada perbaikan infrastruktur, akan memperburuk kualitas air sebelum waktunya
dan tidak dapat digunakan untuk kebutuhan air RKI.
Kegagalan mekanisme adalah kompleks dari berhubungan dengan kondisi fisik pada
waduk, pola aliran dan proses kimia-biologi. Keburukan lebih lanjut pada kualitas air
dapat diharapkan selama tidak dicapainya sistem biologi, yang menyajikan
penyangga yang lebih baik. Ini akan memperburuk kualitas air dan kehilangan
sumberdaya. Penyembuhannya akan sangat lambat dan dapat memakan beberapa
dasawarsa. Untuk jangka waktu yang panjang terjadi akumulasi pengendapan polusi
pada waduk. Pada kondisi hidro-meteorologi tertutup, substansi polusi ini dapat
dikeluarkan ke sungai. Jika perlakuan hulu yang cocok tidak dapat dicapai pada
masa yang akan datang, bahan kotor itu akan berada pada waduk.
Sebagai yang diindikasikan di atas tidak hanya volume total beban limbah tetapi juga
aspek distribusi yang disajikan dengan mengikuti asal air pada titik yang penting.
Gambar 7.5 mengilustrasikan analisa: pada Sungai Cisadane di Serpong, Jawa
Barat, komposisi aliran asal air selarna tahun kritis. Ini menunjukkan bahwa pada
78
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
musim kering kritis dengan aliran yang diproyeksikan dan pola polusi pada 2015,
sekitar 80% aliran akan berisi aliran kembali dari variasi penggunaan air dihulu.
Gambar 7.3 : Sketsa tingkah laku jangka panjang yang diperkirakan atas kualitas air
disistem waduk Citarum dalam hal polusi di hulu terus berlanjut
79
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Gambar 7.5: Komposisi aliran pada titik tertentu (Sungai Cisadane di Serpong,
Jawa Barat )
80
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
8. EVALUASI EKONOMI
8.1. Umum
Analisa keuntungan dan biaya (benefit - cost analysis) adalah pendekatan sistematis
untuk identifikasi dan pengukuran biaya dan keuntungan ekonomi proyek atau grup
proyek (seperti perencanaan sumberdaya air wilayah sungai). Keuntungan adalah
kenaikan manfaat/produksi dan pelayanan yang i-nungkin oich proyek. Biaya adalah
kenaikan penggunaan sumberdaya oleh proyek. Untuk dimasukkan dalam analisa
biaya-keuntungan, biaya dan keuntungan harus dihitung dan dinilai dengan merujuk
pada nilai pada waktu vang sama. Penilaian komponen keuntungan biasanya lebih
rumit atau sulit karena adanya keuntungan yang tak terukur (intangible benefit).
Analisa biaya yang paling sedikit (least cost analysis) merupakan alternatif analisa
biaya/keuntungan (karena keuntungan adalah sulit untuk dihitung) dan
kadang-kadang juga ditujukan sebagai analisa keefektifan biaya. Pada analisa ini
biaya proyek alternatif yang akan menghasilkan keuntungan yang sama (seperti
menyajikan sejumlah air minum yang sama) dibandingkan dan alternatif biaya yang
paling kecil dipilih sebagai alternatif yang lebih disukai.
81
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pada perencanaan sumberdaya air skala luas, keduanya dapat dikerjakan, dan
estimasi "tanpa proyek" lebih rumit dan dapat diuraikan sebagai "skenario kasus
dasar". Estimasi skenario kasus dasar memerlukan sejumlah asumsi tentang masa
depan. Hal ini cukup sulit untuk mengasumsikan bahwa sesuatu akan tetap sama.
Salah satu asumsi adalah bahwa infrastruktur yang ada dipelihara dan tidak ada
investasi baru. Estimasi pertumbuhan penduduk digunakan dalam skenario
kebutuhan, tetapi estimasi pertumbuhan pendapatan lebih rumit dengan kenyataan
bahwa apabila investasi dibuat maka pendapatan akan naik. Masalah yang sejenis
pada estimasi muncul untuk estimasi hasil pertanian yang akan datang atau tanaman
lainnya yang digunakan pada perbandingan. Penetapan skenario kasus dasar untuk
proyek dengan waktu layan yang lama dan dampak yang dapat diperhitungkan agar
dilakukan dengan hati-hati.
82
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
atas pada estimasi biaya investasi, pola investasi total dapat disusun dengan tingkat
harga yang benar. Ini akan berisi pengeluaran biaya dan keuntungan diatas horizon
waktu perencanaan yang dipilih. Perlu disusun database ekonomi untuk wilayah
sungai yang berisi pola investasi untuk setiap infrastruktur yang dipertimbangkan
untuk perencanaan. Program investasi berisi komposisi beberapa infrastruktur
termasuk waktu kapan dilaksanakan untuk setiap infrastruktur tersebut. Dengan
menggunakan database ekonomi program dapat disusun dari pola biaya/keuntungan
individual, yang diikuti dengan perhitungan indikator ekonomi.
83
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
84
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
8.7. Prioritasisasi
8.7.1. Pendahuluan
Prioritasisasi merupakan proses penetapan satu atau urutan yang lebih disukai pada
proyek-proyek yang akan dilaksanakan. Dalam perhitungan kriteria untuk evaluasi,
karakteristik yang berbeda pada proyek rnerupakan hambatan pada pelaksanaan.
Pendekatan praktis untuk prioritasisasi dapat menggunakan langkah-langkah berikut
ini
Ketetapan kebutuhan dasar, efisiensi ekonomi dan distribusi yang wajar pada
keuntungan investasi diperhatikan ketika komponen investasi untuk perencanaan
wilayah sungai dipertimbangkan. Kebijaksanaan nasional dan propinsi akan
85
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Anggaran yang tersedia akan menentukan paket investasi yang dapat dilaksanakan.
Prioritasisasi menjadi lebih penting untuk anggaran yang lebih kecil. Anggaran
propinsi untuk pengembangan infrastruktur pada sektor air biasanya paling besar
setelah anggaran untuk persediaan enerji. Hanya potensi investasi untuk wilayah
sungai biasanya lebih besar daripada anggaran yang tersedia, ketika horizon waktu
pada 25 tahun dipertimbangkan. Anggaran propinsi yang tersedia untuk sektor air
dapat diestimasi dengan mengalokasikan anggaran yang ada untuk penduduk pada
wilayah sungai. Disamping itu anggaran yang akan datang akan tergantung secara
kuat pada kondisi ekonomi nasional maupun regional. Penetapan prioritas dan
wawasan pada waktu yang potensial pada investasi akan berguna untuk menyiapkan
jadwal investasi untuk anggaran yang tersedia, apakah anggaran seperti anggaran
saat ini atau anggaran yang besarnya dua kali daripada anggaran saat ini. Persiapan
jadwal investasi untuk dua kasus mengindikasikan margin yang tidak pasti pada
pelaksanaan yang akan datang.
Jika seleksi harus dibuat di antara alternatif yang berbeda dengan sifat yang berbeda
untuk mencapai sasaran kemudian analisa multi-criteria (MCA) dapat dipergunakan
dengan bobot pengambilan keputusan pada sifat yang berbeda pada alternatif.
Konsep ini secara teoretis menarik tetapi dapat rnengurangi prioritasisasi untuk
perencanaan wilayah sungai. Pada proses seleksi yang digabungkan dengan
prioritasisasi untuk perencanaan wilayah sungai, seleksi harus dibuat di antara
proyek yang menyumbangkan beberapa sasaran pada sektor yang berbeda. Pada
kasus praktis yang memungkinkan untuk menetapkan sekumpulan bobot untuk
mengaplikasikan MCA yang mernasukkan observasi praktis pada hambatan dan
prioritas/pilihan (yang didukung dengan beberapa analisa sensitivitas) daripada
mengandalkan pada teknik matematika. Aplikasi langsung pada kebutuhan, pilihan
dan hambatan, pada situasi seperti di Indonesia dimana beberapa kebutuhan dasar
dan modal relatif dibatasi, biasanya lebih cocok untuk membuat prioritasisasi.
86
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Kebutuhan anggaran total kombinasi (khas) investasi untuk air RKI, irigasi,
manajemen wilayah sungai dan manajemen kualitas air jauh melebihi kemungkinan
tingkat anggaran saat ini. Ini dapat ditunjukkan bahwa realisasi pengembangan
dapat secara drastis dilaksanakan jika dasar kontribusi keuangan umum-swasta
(seperti pola 50/50) dapat direalisasikan dan irigasi akan ditransfer secara
menyeluruh ke petani. Realisasi MCA untuk area yang paling penting membutuhkan
dua kali anggaran. Menaikkan anggaran dengan membebankan ongkos pemakai
sebesar sekitar 3% dari pendapatan tahunan dapat dipertimbangkan secara masuk
akal. Kombinasi informasi jadwal pelaksanaan anggaran "rendah" dan "tinggi"
(menyatakan kisaran yang tidak pasti pada anggaran pemerintah masa depan), dan
jadwal sumber keuangan dari sumberdaya swasta mengindikasikan pentingnya
pihak swasta untuk ikut menyediakan anggaran yang cocok dan fleksibel untuk
merealisasikan paket pengembangan yang diinginkan.
9. INFRASTRUKTUR
87
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Penjelasan yang lebih rinci dapat dibuat di antara 2 jenis infrastruktur. Infrastruktur
tersebut berbeda pada pendekatan dan proses pelaksanaan, proses inventarisasi
dan formulasi infrastruktur membutuhkan pendekatan yang sistematis dipandang dari
kepentingannya.
Infrastruktur dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu yang berorientasikan pada
pasokan ini termasuk infrastruktur tradisional untuk mengembangkan secara efektif
dan mengeksploitasi yang ada dan sumberdaya baru :
88
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Permintaan untuk infrastruktur sumberdaya air berasal dari jumlah penduduk yang
diproyeksikan dimasa depan dan aktivitas yang dilaksanakan oleh penduduk itu.
Didasarkan pada aktivitas ini (industri, aktivitas komersial, irigasi, konsumsi
domestik) permintaan aktual dapat ditentukan dengan menentukan kebutuhan atau
tingkat unit yang diinginkan untuk aktivitas tersebut, dan menerapkan efisierisi
penggunaan air yarig diberikan ke pemakai akhir. Kebutuhan akan disesuaikan
dengan kapasitas yang ada atau infrastruktur yang diusulkan di wilayah sungai. Pada
kinerja umum ini akan dimasukkan dampak indikator ekonomi, biaya infrastruktur
baru, pola dan tingkat pertumbuhan penduduk, kualitas kehidupan, cakupan
pelayanan yang disarankan, dan aspek lingkungan. Didasarkan pada evaluasi
pengaturan kinerja infrastruktur dapat diformulasikan untuk mengembangkan kinerja.
9.3.1. Inventarisasi
89
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Infrastruktur yang berbeda akan dipersiapkan pada tingkat detail yang berbeda, yang
mempunyai acuan waktu yang berbeda. Asumsi berbeda dapat digunakan dan biaya
pengeluaran yang detail dapat dipersiapkan terhadap aplikasi hubungan ukuran
umum-biaya. Untuk alasan homogenisasi ini diperlukan data untuk memberikan
perbandingan antar-proyek. Dimasukkan sekumpulan potensi proyek yang akan
memperlibatkan kelayakan infrastruktur individual yang cocok yang diperlihatkan oleh
perhitungan Economic Internal Rate of Return (EIRR) dan/atau rasio antara
keuntungan dengan biaya (benefit cost ratio). Sekumpulan infrastruktur yang
diidentifikasi pertama-tama akan disaring atas dasar proyek secara individual dengan
menggunakan kriteria yang pasti. Jika data yang tersedia cocok untuk mencirikan
bahwa infrastruktur tersebut tidak layak, maka kemudian akan ditahan dan tidak
dimasukkan pada sekumpulan infrastruktur potensial lainnya. Jika secara ekonomi
tidak layak (EIRR kecil) atau secara sosial tidak layak (seperti adanya perpindahan
penduduk yang sangat besar) kemudian akan dikeluarkan dari saringan terakhir.
90
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Dokumentasi status yang cocok pada infrastruktur dan perkiraan pertama pada
peranan pengembangan memberikan identifikasi kebutuhan untuk informasi
selanjutnya (studi, survey). Aktivitas selanjutnya adalah memperbaiki informasi yang
tersedia dan akan memasukkan serangkaian tindakan dalam perencanaan wilayah
sungai. Infrastruktur harus diusulkan untuk menyajikan perlunya penyediaan air
untuk pemakai air yang berbeda. Infrastruktur ini dapat dibagi ke dalarn kategori
berikut ini
Infrastruktur yang berbeda mempunyai dampak yang bervariasi pada sistem air
secara keseluruhan investasi yang besar dan kebutuhan O&P. Terdapat perbedaan
yang penting diantara infrastruktur yang berorientasi kepada "persediaan" dan
"kebutuhan". Infrastruktur struktural berorientasi kepada persediaan. Gambar 9.2
rnengilustrasikan peranan yang berbeda pada infrastruktur tersebut pada
perencanaan. Dua strategi alternatif yang berbeda diflustrasikan, yaitu strategi A
yang menggabungkan manajemen kebutuhan, dan strategi B yang memasukkan
kombinasi infrastruktur manajemen persediaan dan kebutuhan. Dampak khas dari
strategi diindikasikan, keputusan seseorang atau yang lainnya tergantung dari
sejumlah besar aspek institusional/organisasi pada pelaksanaan.
91
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pemeriksaan
Data
Penyaringan Proyek-
proyek (layak, tidak
layak, atau tidak cukup
teridentifikasi)
Target Pengembangan
Wilayah Sungai
Evaluasi Dampak
Strategi
Penyiapan Rencana Aksi
(Action Plan)
92
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
DAFTAR ISTILAH/PENGERTIAN
AGWAT adalalah singkatan dari Agricultural Water Use Model yaitu salah satu model
dalam program DSS untuk perhitungan berbagai kebutuhan air untuk keperluan
irigasi pertanian berdasarkan atas proyeksi kegiatan sosial ekonomi di wilayah
sungai.
Air Baku adalah air yang berasal dari sumber air yang tersedia untuk berbagai
keperluan pemanfaatan air.
Balai PSDA adalah singkatan dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air yang
merupakan unit kerja struktural yang mempunyai fungsi membantu Dinas PU
Pengairan Kabupaten/Propinsi. Balai PSDA bertugas pokok melaksanakan
sebagian fungsi Dinas dibidang pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai.
Database adalah suatu kumpulan data yang terstruktur, sistematis dan saling
berhubungan sehingga mudah diedit dan di akses untuk berbagai keperluan.
DAS adalah singkatan dari Daerah Aliran Sungai. Suatu kesatuan wilayah tata air
yang terbentuk secara alamiah dimana air meresap dan/atau mengalir melalui sungai
dan anak-anak sungai yang bersangkutan (PP no.22/1982 tentang Tata Pengaturan
Air). Daerah pengaliran sungai ini ada yang berada pada satu Kabupaten, ada pula
yang berada lebih dari satu Kabupaten.
DMI adalah singkatan dari domestic, municipal, & industrial water yaitu kebutuhan air
untuk keperluan rumah tangga, perkotaan dan industri (RKI)
DSR/P adalah singkatan dari Dry Season RicelPaddy yaitu Padi Musim Gadu
DSS adalah singkatan dari Decision Support System yaitu suatu program komputer
yang merupakan kombinasi dari model-model aplikasi penyiapan rencana
pengembangan sumberdaya air di wilayah sungai dan termasuk graphical user
interface. Terdapat tiga sub sistim yaitu sistim data base, model aplikasi dan alat
analisa.
93
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
yang memberikan informasi secara geografis yang dapat dihubungkan dengan data
tertentu sehingga dapat memberikan gambaran karakteristik suatu daerah guna
memudahkan pengambilan keputusan untuk tujuan tertentu.
EIRR adalah singkatan dari Economic Internal Rate of Return yaitu laju
pengembalian modal (dalarn %) dimana nilai ekonomi biaya sama dengan nilai
ekonomi manfaatnya.
Jabotabek adalah singkatan dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang
menunjukkan wilayah ibukota dan daerah-daerah penyangganya.
JIIWMRP adalall sinakatan dari Java Irrigation Imvrovement & Water Resources
Management Project. Kadang-kadang dipakai singkatan JIWMP yaitu proyek
pinjaman Bank Dunia untuk perbaikan irigasi di Pulau Jawa & pengelolaan
sumberdaya air.
Limbah adalah sisa dari suatu usaha, proses industri dan/atau kegiatan manusia baik
berupa zat padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak rnemiliki nilai
ekonomis sehingga dibuang.
Mapinfo adalah salah satu program aplikasi penyajian informasi dalam format GIS.
NPV adalah singkatan dari Net Present Value yaitu nilai uang dalam waktu sekarang
0 & M adalah singkatan dari Operation & Maintenance atau Operasi & Pemeliharaan
(OP) yaitu semua kegiatan untuk pengoperasian dan pemeliharaan suatu
bangunan/prasarana
Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat dan
energi atau komponen lainnya kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
Pengairan adalah suatu bidang pembinaan atas air, sumber-sumber air termasuk
kekayaan alam bukan hewani yang terkandung didalamnya baik yang alamiah
rnaupun yang telah diusahakan oleh manusia (UU no 11/1974 tentang Pengairan).
94
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
PIK adalah singkatan dari Penyerahan Irigasi Keeil yaitu penyerahan pengelolaan
daerah irigasi dari pernerintah kepada Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A)
PL20 adalah istilah untuk menunjukkan masa udang setelah larva dengan ukuran
masa hidup 20 hari
PTPA adalah singkatan dari Panitia Tata Pengaturan Air yaitu suatu forum koordinasi
dalam menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya air di tingkat provinsi yang
bertanggung jawab kepada Gubernur. PTPA diketuai oleh Gubernur atau wakil yang
ditunjuk dengan anggota dari berbagai instansi terkait dan para pengguna air utama
(bulk water user).
PPTPA adalah singkatan dari Panitia Pelaksana Tata Pengaturan Air, yaitu suatu
forum koordinasi dalam melaksanakan, kebijakan pengelolaan sumberdaya air
ditingkat wilayah sungai. PPTPA melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
PTPA dan memberikan masukan teknis tentang wilayah sungai yang bersangkutan.
Masukan tersebut disiapkan oleh Balai PSDA.
PWS adalah singkatan dari Public Water Supply yaitu pasokan air untuk masyarakat
umum (publik) yang biasanya diartikan sebagai air untuk keperluan minum,
rumahtangga, dan perkotaan
PIPWS adalah singkatan dari Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai, yaitu
suatu proyek dibawah Direktorat Jenderal Sumberdaya Air untuk pengoperasian dan
pembangunan proyek-proyek di wilayah sungai tertentu.
PSDAWS adalah singkatan dari Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
RIBASIM adalah singkatan dari River Basin Simulation yaitu salah satu model
aplikasi dalam DSS. RIBASIM merupakan model generik untuk mensimulasi karakter
sungai berdasarkan keadaan hidrologi yang berbeda disuatu daerah dan dapat
mengevaluasi bermacam-macam langkah yang berkaitan dengan prasarana dan
pengelolaan operasional. RIBASIM merupakan paket program komputer buatan Delf
Hydraulics, negeri Belanda.
Salinitas adalah tingkat kandungan larutan garam dalam air yang dihitung dalam unit
kg/m
Simulasi adalah kegiatan untuk meniru (model) sebagian dari realitas atau sistem
(model konsep, model fisik, model komputer), misalnya RIBASIM
95
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011
Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Pedoman Utama : Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
SWS adalah singkatan dari Satuan Wilayah Sungai (River Basin) atau
kadang-kadang disebut Wilayah Sungai (WS) yaitu kesatuan wilayah tata pengairan
sebagai hasil pengembangan satu atau lebih DAS, dimana penetapannya
didasarkan atas pendekatan hidrologis, administrasi pemerintahan dan perencanaan.
Indonesia dibagi menjadi 90 Wilayah Sungai (Permen PU no.39/1989)
Tambak adalah istilah untuk kolam budidaya perikanan di daerah pantai dimana
airnya merupakan air payau yaitu campuran antara air tawar (dari irigasi atau sungai)
dan air laut.
TSP adalah singkatan untuk Triple Super Phosphate yaitu salah satu jenis pupuk
untuk usaha pertanian yang berisi unsur fosfat.
WSR/P adalah singkatan dari Wet Season Rice/Paddy, atau padi rendeng
Water District adalah istilah untuk menunjukkan unit wilayah hidrologi terkecil yang
ditetapkan berdasarkan atas neraca antara kebutuhan dan pasokan air.
Kadang-kadang diterjemahkan menjadi Distrik Air yaitu wilayah tata pengairan yang
mempunyai persamaan sifat dan tingkah laku terhadap adanya hujan dan akhirnya
menjadi aliran air di sungai. Water district ini adalah dasar dari skematisasi yang
digunakan dalam simulasi model RIBASIM.
96
WIRATMAN & Associates
MULTIDISCIPLINARY CONSULTANTS
CERTIFICATE No QID00011