PENDAHULUAN
dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat. Keterampilan bercerita tidak datang
dengan sendiri, tetapi harus dipelajari dan dilatih secara sungguh-sungguh dan terus-
menerus. Peningkatan keterampilan ini tidak hanya diperoleh dari sekolah saja, tetapi
dapat juga diperoleh dari lingkungan masyarakat. Bercerita merupakan salah satu
Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin
bercerita tentang pengelaman pribadi. Ini adalah salah satu kompetensi dasar dalam
aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa kelas VIII MTs Swasta
Darusalam Maumbawa Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2021-
2022 ini.
umum. Untuk mempersiapkan peserta didik yang kompeten dalam bercerita, guru
harus memiliki strategi untuk mengubah metode, media,dan teknik yang digunakan
sebelumnya. Dengan adanya perubahan metode, media, dan teknik yang diterapkan
oleh guru dalam proses belajar mengajar diharapkan adanya perubahan kemampuan
1
bercerita pada peserta didik. Salah satu teknik yang digunakan adalah dengan
bercerita pada kelas VIII MTs Swasta Darusalam Maumbawa tahun pelajaran 2021-
2022, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa kurang terampil bercerita.
Masalah masalah yang timbul dan teridentifikasi, yaitu ;(1) siswa kurang berani
bercerita di depan umum, (2) siswa merasa malu dan kurang percaya diri bila
ditunjuk untuk bercerita di depan kelas, (3) siswa tidak menguasai bahan cerita.
peningkatan kemampuan bercerita pengelaman pribadi siswa kelas VIII MTs Swasta
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian (PTK) ini adalah
Maumbawa
a. Bagi siswa : Dari hasil penelitian ini siswa diharapkan memiliki kemampuan
bercerita dengan baik dan terampil di depan kelas maupun di depan umum.
bercerita pada siswa di masa yang akan datang, dapat membantu guru untuk
2
c. Bagi sekolah : Sekolah adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
“Kemampuan siswa dalam bercerita tentang pengalam pribadi dapat meningkat, jika
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengelaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah suatu yang pernah kita alami atau yang pernah kita
rasakan Kosasih, 2002: 53. Menurut Hasnun 2006: 191 pengalaman pribadi adalah
apa yang kita alami, dirasakan, dikerjakan dalam berbagai kegiatan atau aktivitas
dimana saja kita berada. Sedangkan menurut KBBI 1998: 22 pengalaman adalah
sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya. Dalam
Setiap pengalaman yang dialami seseorang pasti berbeda satu sama lain. Ada pun
orang lain. Dengan demikian, orang lain pun dapat merasakan atau ikut terbawa
langkah-langkah-menulis-pengalaman-pribadi.html)
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami, dijalani maupun
dirasakan, baik sudah lama maupun yang baru saja terjadi (Saparwati, 2012).
Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang
menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu
dan tempat tertantu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Saparwati, 2012).
4
Pengalaman merupakan peristiwa yang tertangkap oleh panca indera dan
peristiwa baru saja terjadi maupun sudah lama berlangsung. Pengalaman yang
terjadi dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman
https://eprints.umm.ac.id/53919/3/BAB%202.pdf
yang pernah dialami, dijalani maupun dirasakan yang kemudian disimpan dalam
memori. (https://eprints.umm.ac.id/53919/3/BAB%202.pdf)
2. Bercerita
yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Bercerita adalah suatu kegiatan
yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat tentang apa
yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau hanya sebuah dongeng
yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan rasa
menyenangkan. ( https://www.kajianpustaka.com/2019/05/metode-bercerita.html,
5
Sedangkan menurut M.Nur Mustakim (2005: 20), bercerita adalah upaya untuk
bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Dengan kata lain
bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu
berbahasa.(http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-
Definisi bercerita menurut para ahli yang penulis rangkum dari beberapa sumber
sebagai berikut;
dua unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita yaitu linguistik dan
unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan
6
Menyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu ketarmpilan berbicara yang
karena berbicara termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat pengertian-
apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan keinginan
Bercerita ialah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada
orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam
bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan
rasa menyenangkan oleh karena itu orang yang menyajikkan cerita tersebut
7
3. Metode Cerita Berantai
Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang menerima informasi
dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan
teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi.
Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu: siswa yang mana
yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang salah menerima
informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada orang lain.
Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu benar tetapi
mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu, diperlukan
pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita
berantai ini.
Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu
teknik dalam pengajaran berbicara yang menceritakan suatu cerita kepada siswa
pertama, kemudian siswa pertama menceritakan kepada siswa kedua, dan seterusnya
kemudian cerita tersebut diceritakan kembali lagi kepada siswa yang pertama.
Teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajaran berbicara yang
8
menceritakan kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut
diceritakan kembali lagi kepada siswa yang pertama,” demikian kata Tarigan (1990)
(https://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/penerapan-teknik-cerita-berantai-untuk-
Teknik atau metode cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang
menerima informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu
kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada
teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan dievaluasi,
yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang
salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada
orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu benar
tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan
Secara lebih detail dan sistematis, metode cerita berantai yang dikembangkan
berikut:
9
3) Siswa pertama menceritakan cerita tersebut, tanpa melihat teks, kepada
siswa kedua.
langkah-langkah berikut:
1) Guru menyiapkan sehelai kertas yang bertuliskan cerita atau pesan (kurang
lebih satu atau tiga kalimat) yang akan disampaikan kepada siswa.
cukup menarik dan berarti bagi siswa. Misalnya: cara meningkatkan hasil
3) Siswa yang duduk di depan menerima pesan dari guru dan meneruskannya
lain. Kegiatan ini dilakukan sampai pada tiga orang siswa saja. Kemudian
5) Guru dan siswa membandingkan isi cerita siswa pertama dan ketiga.
10
(http://tarmizi.wordpress.com) ternyata memberikan beberapa manfaat dalam
3) Terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa dan antara siswa
dengan guru.
seperti:
3) Kalimat yang panjang lebih dari tiga kalimat masih sulit untuk disimak.
dari persentase ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 63,8% meningkat pada
belajar siswa yaitu aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I yaitu dari
11
kategori cukup aktif meningkat menjadi kategori sangat aktif dan aktivitas
mengajar guru meningkat dari kategori baik menjadi kategori sangat baik. Hasil
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan
bercerita siswa akan meningkat jika menerapkan Teknik cerita berantai seperti
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Timur dan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni dari bulan September 2021
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Swasta Darusalam Maumbawa
C. Prosedur Penelitian
adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan
13
komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan.
Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1)
serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut
berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu
berikut;
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.
Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam
sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan
14
karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan
guru. Penelitian ini direncanakan dua siklus, dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:
Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
pembelajaran berupa contoh teks pengalaman pribadi, bacaan yang diambil dari
berbagai sumber, instrumen penilaian tes dan non tes serta lembar observasi
b. Tahap pelaksanaan
Pertemuan Ke-1
bercerita
bercerita
15
6) Evaluasi hasil kerja siswa
c. Tahap pengamatan
d. Tahap refleksi
kolaborator.
Siklus 2
a. Pelaksanaan
Pertemuan Ke-1
pertemuan sebelumnya
bercerita
16
4) Mengevaluasi kemampuan tiap siswa dengan menulis pengalam pribadi
b. Pengamatan
c. Refleksi
kolaborator.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini antara lain: lembar pengamatan, hasil kerja siswa,
hasil kerja siswa berupa teks naskah cerita pengalaman pribadi . Hasil kerja
siswa dikoreksi dan diberi skor sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
17
G. Indikator Keberhasilan
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Kondisi Awal
Kelas kelas VIII MTs Swasta Darusalam Maumbawa semester I tahun pelajaran
18
siswa banyak yang diragukan, artinya siswa yang penting tampil dan menyampaikan
pengalaman pribadinya. Hal inilah yang kemudian mendorong penulis untuk mencari
b. Siklus Pertama
peneliti pada siswa kelas VIII MTs Swasta Darusalam Maumbawa dilaksanakan
pada hari Kamis, tanggal 9 September 2021, di ruang kelas VIII. Observer dalam
pembelajaran ini adalah Kepala MTs yakni Mashur Saudin Jani,S.Pd.T. Pelaksanan
pembelajaran ini berpedoman pada RPP siklus pertama yang telah disusun pada fase
L SIKLUS 1
NO NAMA / KEBERANIAN KESESUAIAN RATA-
P TAMPIL CERITA RATA
1 Siswa 1 L 65 70 68
2 Siswa 2 P 70 70 70
3 Siswa 3 P 70 70 70
4 Siswa 4 L 70 75 73
5 Siswa 5 L 60 60 60
6 Siswa 6 P 80 80 80
7 Siswa 7 P 65 65 65
8 Siswa 8 P 65 65 65
9 Siswa 9 P 70 70 70
10 Siswa 10 L 60 70 65
11 Siswa 11 L 50 70 60
12 Siswa 12 P 60 70 65
13 Siswa 13 P 60 65 63
19
14 Siswa 14 L 60 65 63
15 Siswa 15 L 65 65 65
16 Siswa 16 P 60 60 60
17 Siswa 17 L 70 75 73
JUMLAH 1100 1165 1133
RATA-RATA 64,7 68,5 66,6
cerita tersebut dibawa kedalam kelompok. Setiap kelompok pada akhir pembelajaran
melaporkan hasil kerja setiap anggota kelompok. Pada tahapan ini peneliti masih
Kedua, Dari kelompok akan dipilih satu cerita yang dianggap paling baik untuk
ditampilkan dalam bentuk cerita berantai. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat
20
Masalah pertama yang harus dicarikan solusinya adalah Hasil kerja mandiri
siwa masih diragukan, karena siswa masih memungkinkan untuk membuat naskah
penulisan naskah cerita pengalaman pribadi tersebut dalam kelas dan bukan
pekerjaan rumah.
Masalah kedua yang harus dicarikan solusinya adalah dari kelompok akan
dipilih satu cerita pengalaman pribadi yang dianggap paling baik untuk ditampilkan
dalam bentuk cerita berantai. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat subyektifitas
masing-masing kelompok.
c) Kesimpulan
pemilihan naskah cerita pengalaman pribadi, sehingga tidak terjadi pemilihan naskah
yang subyektif.
21
c. Siklus Kedua
pribadi dengan menerapkan metode cerita berantai siswa kelas VIII semester 1 MTs
Swasta Darusalam Maumbawa dan siklus kedua dilaksanakan pada hari Jumad
tanggal 15 Oktober 2021. Observer dalam pembelajaran ini tetap Kepala Sekolah,
a) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan peneliti berkata, “Anak-anak pada hari ini kalian
akan mempelajari Kompetensi Dasar yang sama dengan minggu yang lalu, yaitu
menggunakan metode cerita berantai. Ibu mengulangi pembelajaran ini, karena Ibu
masih belum puas terhadap hasil belajar yang kalian peroleh”.“Karena itu, Ibu minta
agar kalian lebih serius dan teliti dalam mengerjakan tugas yang telah disediakan
menjawab “Siap”!.
pada pertemua tersebut, setelah itu siswa mulai berlatih dalam kelompok.
b) Kegiatan Inti
Kemudian tiap kelompok mulai memilih cerita yang akan ditampilkan secara
22
berantai ke depan kelas. Setelah memilih cerita, setiap anggota kelompok mulai
berlatih membaca isi dari cerita tersebut sekaligus mendalami inti dari cerita
Ternyata pada proses kegiatan ini siswa dalam kelompok sangat siap untuk
mengikuti dan berlatih menggunakan metode ini. Hal ini terbukti semua siswa yang
dibagi dalam empat kelompok masing-masing kelompok empat orang siswa tiga
kelompok dan lima orang siswa satu kelompok tidak banyak bertanya, tetapi
Setelah lima belas menit berjalan, peneliti mulai memanggil kelompok pertama
kita mulai melakukan tes, silakan kelompok pertama maju ke depan untuk
melaksanakan”. Tidak berapa lama kelompok satu yang beranggotakan 4 anak maju
ke depan. Setelah menyatakan siap, peneliti menentukan siapa yang akan bercerita
Dengan mengawali cerita pengalaman pribadi yang begitu lancar dan ekpresi
wajah yang baik Siswa ke-3 dapat mengawali cerita yang dipilih kelompok satu.
anggota yang lain untuk melanjutkan cerita tersebut dengan menunjuk secara acak.
Pilihan jatuh kepada Siswa ke- 4. Dengan lancar pula dia melanjutkan cerita tersebut,
hingga akhirnya semua anggota kelompok satu dapat menyelesaikan dengan baik.
kelompok ini maju kedepan. Setelah itu langsung peneliti pilih secara acak nama
23
Proses ini terus berlangsung dengan suasana yang begitu menyenangkan, karena
siswa selalu penasaran dengan cerita pengalaman pribadi yang ditampilkan masing-
ternyata salah satu anggotanya yaitu Siswa 17, tidak dapat melanjutkan untuk
mengikuti kegiatan ini disebabkan mulai jam pertama kondisinya sakit. Sehingga
pada akhir kegiatan hanya satu siswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut
sampai berakhir.
L SIKLUS 2
NO NAMA / KEBERANIAN KESESUAIAN RATA-
P TAMPIL CERITA RATA
1 Siswa 1 L 75 75 75
2 Siswa 2 P 75 80 78
3 Siswa 3 P 75 75 75
4 Siswa 4 L 75 75 75
5 Siswa 5 L 75 75 75
6 Siswa 6 P 80 80 80
7 Siswa 7 P 75 80 78
8 Siswa 8 P 75 75 75
9 Siswa 9 P 75 75 75
10 Siswa 10 L 75 75 75
11 Siswa 11 L 70 75 73
12 Siswa 12 P 70 80 75
13 Siswa 13 P 75 75 75
14 Siswa 14 L 75 75 75
15 Siswa 15 L 82 85 84
16 Siswa 16 P 75 75 75
17 Siswa 17 L 75 75 75
JUMLAH 1277 1305 1291
RATA-RATA 75,1 76,8 75,9
c) Kegiatan Penutup
24
Dalam kegiatan penutup peneliti meminta masukan dari setiap siswa tentang
belajar dengan cara ini, oleh karena itu untuk selanjutnya saya berharap setiap belajar
dengan cara seperti ini”. Ini adalah pernyataan Siswa ke-14 sambil mengangkat
tangannya.
Peneliti menjawab, “Ibu akan menggunakan cara belajar seperti ini untuk materi-
materi yang memungkinkan. Ada yang mau usul atau bertanya? Setelah ditunggu
beberapa waktu tidak ada yang bertanya lalu peneliti menutup pembelajaran dengan
secara individu
pengalaman pribadi adalah data dari hasil tes pada siklus pertama dan siklus kedua.
Karena data tersebut berupa angka, maka teknik pengolahan data yang digunakan
seluruh tes dari setiap siswa pada siklus ke satu dan siklus ke dua.
25
Berikut ini peneliti mengemukakan perbandingan prosentase ketercapaian tes
SIKLUS 1 SIKLUS 2
NO NAMA L / P KEBERANIAN KESESUAIAN KEBERANIAN KESESUAIAN
TAMPIL CERITA TAMPIL CERITA
1 Siswa 1 L 65 70 75 73
2 Siswa 2 P 70 70 80 75
3 Siswa 3 P 70 70 75 73
4 Siswa 4 L 70 75 75 75
5 Siswa 5 L 60 60 75 68
6 Siswa 6 P 80 80 80 80
7 Siswa 7 P 65 65 80 73
8 Siswa 8 P 65 65 75 70
9 Siswa 9 P 70 70 75 73
10 Siswa 10 L 60 70 75 73
11 Siswa 11 L 50 70 75 73
12 Siswa 12 P 60 70 80 75
13 Siswa 13 P 60 65 75 70
14 Siswa 14 L 60 65 75 70
15 Siswa 15 L 65 65 85 75
16 Siswa 16 P 60 60 75 68
17 Siswa 17 L 70 75 75 75
JUMLAH 1100 1165 1305 1235
RATA-RATA 64,7 68,5 76,8 72,6
RERATA/SIKLUS 66,6 75,9
pada siklus I dan II terdapat selisih yang diasumsikan sebagai hasil peningkatan
cerita dalam teks yang dibuat dengan yang ditampilkan adalah 64,70 sedangkan pada
26
Untuk Keberanian tampil terdapat selisih yang diasumsikan terdapat peningkatan
kemampuan individu dalam bercerita. Pada siklus I rata-rata jumlah nilai siswa
78 76.8 76.8
75.9
76
74
72
70 68.5
68 66.6
66 64.7
64
62
60
58
Keberanian Tampil Kesesuaian Cerita Rata rata per siklus
Siklus 1 Siklus 2
pribadi pada siklus 2 sudah melebihi dari indikator keberhasilan dari penelitian ini
27
BAB V
A. Kesimpulan
berikut :
bacaaan siklus I dan siklus II diperoleh selisih yang diasumsikan sebagai hasil
penampilan pada siklus I dan II diperoleh selisih yang diasumsikan sebagai hasil
pengalaman pribadi pada siklus kesatu dan siklus kedua adalah 66,60 : 75,90
28
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti
B. Saran-saran
penelitian ini sebagai pedoman penelitian atau penulisan laporan yang akan
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN-LAMPIRAN
31
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Tujuan Pembelajaran :
B. Materi Pembelajaran
Pengertian menceritakan pengalaman pribadi adalah: Mengungkapkan segala
sesuatu yang pernah dialami terutama hal yang mengesankan dalam bentuk
cerita. Dalam bercerita yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Disampaikan dengan bahasa yang singkat, jelas, dan mudah dipahami.
2. Cerita yang disampaikan lengkap.
3. Disampaikan secara runtut.
32
Pagi tadi, aku bangun terlambat. Bayangkan, aku baru bangun jam tujuh kurang
lima. Itu karena malamnya aku nonton siaran langsung sepak bola. Aku mandi
terburu-buru. Berpakaian terburu-buru. Semua dikejar waktu. Akhirnya, aku
terlambat tiba di sekolah. Aku terlambat sepuluh menit. Aduh jam pertama
pelajaran bahasa Indonesia.
Gurunya sangat disiplin. Tok…..tok…, kuketuk pintu kelas, Alhamdulillah aku
boleh mengikuti pelajaran. “Silahkan kumpulkan tugas kalian!” kata Pak Guru.
Ya ampun, aku lupa membawa tugas kliping Koran. Padahal aku telah
membuatnya. Nasib……nasib.
Metode Pembelajaran
1. Inkuiri
2. Diskusi
3. Tanya jawab
2. Kegiatan Inti
a. Siswa membaca sebuah cerita pengalaman pribadi
b. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi
pengalamn pribadi
c. Siswa secara mandiri menulis cerita pengalaman pribadi.
d. Siswa dalam kelompok saling menukarkan hasil pekerjaannya untuk
dipilih dan ditampilkan kedepan kelas
e. Siswa mempelajari cerita terbaik dalam kelompok baik urutan maupun isi
cerita
f. Setiap kelompok tampil dengan satu cerita yang telah dipahaminya,
kemudian guru secara acak menunjuk siapa yang memulai cerita dan
siapa yang melanjutkannya.
2. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Awal
a. Siswa bertanya jawab tentang kegiatan pada pertemuan yang lalu
2. Kegiatan Inti
a. Siswa kembali membuka naskah cerita terbaik dalam kelompok
b. Siswa mengidentifikasi butir-butir peristiwa
c. Siswa menentukan pokok-pokok peristiwa yang ada dalam cerita
d. Secara bergantian, masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya
e. Siswa lain menanggapi presentasi
f. Siswa dan guru menyimpulkan bersama
33
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi
B. Sumber Belajar
“LKS
C. Penilaian
1. Teknik : Tes lisan
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Soal instrumen :
1) Tulislah teks cerita pengalaman pribadimu yang mengesankan !
2) Secara berkelompok pilihlah salah satu cerita pribadi yang paling baik
untuk ditampilkan ke depan kelas
3) Ceritakan kembali kedepan kelas, cerita yang telah kamu pilih dengan
ditunjuk secara acak oleh bapak/ibu guru yang akan memulai cerita
Pedoman penskoran
Skor
NO ASPEK YANG DINILAI
BS B K
1 Keberanian tampil
2 Kesesuaian cerita dengan teks yang ditulis
Keterangan
76 – 100 = Baik Sekali
51 – 75 = Baik
0 - 50 = Kurang
34
Penampilan kelompok 1 dalam menceritakan pengalaman pribadi
35
Penampilan kelompok 2 dalam menceritakan pengalaman pribadi
36
Penampilan kelompok 3 dalam menceritakan pengalaman pribadi
37
Penampilan kelompok 4 dalam menceritakan pengalaman pribadi
38
FOTO KEGIATAN SEMINAR
39