AKUNTAN PUBLIK
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.
ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X
ii
Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan
PENGANTAR
SA 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan” telah
disetujui oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021 dan
berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2022.
SA 700 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International
Federation of Accountants (IFAC).
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan” dan
berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2022.
Penetapan dan pengesahan SA 700 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada
persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.
DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup............................................................................................... 1-4
Tanggal Efektif ............................................................................................... 5
Tujuan .......................................................................................................... 6
Definisi ........................................................................................................ 7-9
Ketentuan
Perumusan Suatu Opini atas Laporan Keuangan ......................................... 10-15
Bentuk Opini ................................................................................................. 16-19
Laporan Auditor ............................................................................................ 20-52
Informasi Tambahan yang Disajikan Bersamaan dengan Laporan Keuangan 53-54
Ketentuan Penerapan .................................................................................... 55
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Aspek Kualitatif Praktik Akuntansi Entitas ..................................................... A1-A3
Kebijakan Akuntansi yang Diungkapkan dengan Tepat dalam Laporan
Keuangan .............................................................................................. A4
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Keuangan adalah Relevan, Dapat
Diandalkan, Dapat Diperbandingkan, dan Dapat Dipahami.................... A5
Pengungkapan atas Pengaruh Transaksi dan Peristiwa Material terhadap
Informasi yang Disampaikan dalam Laporan Keuangan ........................ A6
Mengevaluasi Apakah Laporan Keuangan Mencapai Penyajian Wajar .......... A7-A9
Uraian Kerangka Pelaporan Keuangan yang Berlaku .................................... A10-A15
Bentuk Opini .................................................................................................. A16-A17
Laporan Auditor ............................................................................................. A18-A77
Informasi Tambahan yang Disajikan Bersamaan dengan Laporan Keuangan A78-A84
Lampiran: Ilustrasi Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan
Standar Audit (SA) 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan
Keuangan”, harus dibaca bersamaan dengan SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan
Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit”.
(Sengaja Dikosongkan)
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor dalam merumuskan
6 suatu opini atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur bentuk dan isi laporan
7 auditor yang diterbitkan sebagai hasil suatu audit atas laporan keuangan.
8
9 2. SA 701 (2021)1 mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk mengomunikasikan
10 hal audit utama dalam laporan auditor. SA 7052 (Revisi 2021) dan SA 706 (Revisi
11 2021)3 mengatur bagaimana bentuk dan isi laporan auditor dipengaruhi ketika auditor
12 menyatakan suatu opini modifikasian atau mencantumkan suatu paragraf
13 Penekanan Suatu Hal atau paragraf Hal Lain dalam laporan auditor. SA lain juga
14 berisi ketentuan pelaporan yang berlaku ketika menerbitkan laporan auditor.
15
16 3. SA ini berlaku untuk audit atas satu set lengkap laporan keuangan bertujuan umum
17 dan ditulis dalam konteks tersebut. SA 800 (Revisi 2021)4 mengatur pertimbangan-
18 pertimbangan khusus ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka
19 bertujuan khusus. SA 805 (Revisi 2021)5 mengatur pertimbangan-pertimbangan
20 khusus yang relevan dengan suatu audit atas laporan keuangan tunggal atau suatu
21 unsur, akun, atau pos tertentu dalam laporan keuangan. SA ini juga berlaku untuk
22 audit yang menerapkan SA 800 (Revisi 2021) atau SA 805 (Revisi 2021).
23
24 4. Ketentuan dalam SA ini ditujukan untuk membuat keseimbangan yang tepat antara
25 kebutuhan atas konsistensi dan keterbandingan dalam pelaporan auditor secara
26 global serta kebutuhan untuk meningkatkan nilai pelaporan auditor dengan membuat
27 informasi yang disediakan dalam laporan auditor lebih relevan bagi pengguna. SA ini
28 mendorong konsistensi dalam laporan auditor. Konsistensi dalam laporan auditor,
29 ketika audit telah dilaksanakan berdasarkan SA, mendukung kredibilitas dalam pasar
30 global dengan membuat audit tersebut (yang telah dilaksanakan berdasarkan
31 standar yang diakui secara global) lebih siap dapat teridentifikasi. SA ini juga
32 membantu peningkatan pemahaman pengguna laporan keuangan dan
33 pengidentifikasian kondisi-kondisi yang tidak biasa ketika terjadi.
34
35 Tanggal Efektif
36
37 5. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
38 pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
1 SA 701 (2021), “Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen”.
2 SA 705 (Revisi 2021), “Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen”.
3 SA 706 (Revisi 2021), “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan
Auditor Independen”.
4 SA 800 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun
Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus”.
5 SA 805 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Tunggal dan
Suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan Keuangan”.
1 Tujuan
2
3 6. Tujuan auditor adalah:
4 (a) Untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu
5 evaluasi atas kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh; dan
6 (b) Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis.
7
8 Definisi
9
10 7. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
11 (a) Laporan keuangan bertujuan umum: Laporan keuangan yang disusun sesuai
12 dengan suatu kerangka bertujuan umum.
13 (b) Kerangka bertujuan umum: Suatu kerangka pelaporan keuangan yang
14 didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan umum dari banyak
15 pengguna laporan keuangan. Kerangka pelaporan keuangan dapat berupa
16 suatu kerangka penyajian wajar atau suatu kerangka kepatuhan.
17
18 Istilah “kerangka penyajian wajar” digunakan untuk mengacu pada suatu
19 kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap
20 ketentuan dalam kerangka tersebut dan:
21 (i) Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai penyajian
22 wajar laporan keuangan, manajemen mungkin perlu menyediakan
23 pengungkapan yang melampaui pengungkapan yang secara spesifik
24 diharuskan oleh kerangka tersebut; atau
25 (ii) Mengakui secara eksplisit bahwa manajemen mungkin perlu untuk
26 menyimpang dari suatu ketentuan kerangka tersebut untuk mencapai
27 penyajian wajar laporan keuangan. Penyimpangan tersebut hanya terjadi
28 dalam kondisi yang sangat jarang.
29
30 Istilah “kerangka kepatuhan” digunakan untuk mengacu pada suatu kerangka
31 pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan
32 dalam kerangka tersebut, namun tidak memuat pengakuan dalam butir (i) atau
33 (ii) tersebut di atas.6
34 (c) Opini tanpa modifikasian: Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor
35 menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang
36 material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.7
37
38 8. Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “satu set lengkap laporan
39 keuangan bertujuan umum”.8 Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
40 menentukan penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan, serta apa saja yang
41 merupakan satu set lengkap laporan keuangan.
6 SA 200 (Revisi 2021), Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit”, paragraf 13(a).
7 Paragraf 25-26 berkaitan dengan frasa yang digunakan untuk menyatakan opini dalam konteks
suatu kerangka penyajian wajar dan suatu kerangka kepatuhan.
8 SA 200 (Revisi 2021), paragraf 13(f) mengatur isi dari laporan keuangan.
1 (d) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat
2 diandalkan, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami. Dalam membuat
3 evaluasi ini, auditor harus mempertimbangkan apakah:
4 • Informasi yang seharusnya tercakup telah dicantumkan, dan apakah
5 informasi tersebut telah diklasifikasikan, diagregasikan atau tidak
6 diagregasikan, dan dikarakteristikkan secara tepat.
7 • Penyajian laporan keuangan secara keseluruhan terdistorsi dengan
8 dicantumkannya informasi yang tidak relevan atau yang mengaburkan
9 pemahaman yang tepat tentang hal-hal yang diungkapkan. (Ref: Para.
10 A5)
11 (e) Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk
12 memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh
13 transaksi dan peristiwa material terhadap informasi yang disampaikan dalam
14 laporan keuangan; dan (Ref: Para. A6)
15 (f) Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap
16 laporan keuangan, sudah tepat.
17
18 14. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar,
19 pengevaluasian yang diharuskan dalam paragraf 12-13 juga harus mencakup
20 apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Pengevaluasian auditor
21 tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar harus mencakup
22 pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: (Ref: Para. A7-A9)
23 (a) Penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan secara keseluruhan; dan
24 (b) Apakah laporan keuangan mencerminkan transaksi dan peristiwa yang
25 mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar.
26
27 15. Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan mengacu secara memadai
28 pada, atau menjelaskan, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para.
29 A10-A15)
30
31 Bentuk Opini
32
33 16. Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian ketika auditor menyimpulkan
34 bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
35 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
36
37 17. Ketika auditor:
38 (a) Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan
39 keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material;
40 atau
41 (b) Tidak dapat memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan
42 bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
43 material,
44
45 auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan
46 SA 705 (Revisi 2021).
1 18. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka
2 penyajian wajar tidak mencapai penyajian wajar, auditor harus mendiskusikan hal
3 tersebut dengan manajemen dan, tergantung dari ketentuan kerangka pelaporan
4 keuangan yang berlaku dan bagaimana hal tersebut diselesaikan, harus menentukan
5 apakah perlu untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan
6 SA 705 (Revisi 2021). (Ref: Para. A16)
7
8 19. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka kepatuhan, auditor tidak
9 diharuskan untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan mencapai penyajian
10 wajar. Namun, jika dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, auditor menyimpulkan
11 bahwa laporan keuangan tersebut menyesatkan, maka auditor harus mendiskusikan
12 hal tersebut dengan manajemen dan, tergantung dari bagaimana hal tersebut
13 diselesaikan, harus menentukan apakah, dan bagaimana, mengomunikasikan hal
14 tersebut dalam laporan auditor. (Ref: Para. A17)
15
16 Laporan Auditor
17
18 20. Laporan auditor harus dalam bentuk tertulis. (Ref: Para. A18-A19)
19
20 Laporan Auditor atas Audit yang Dilaksanakan Berdasarkan Standar Audit
21
22 Judul
23
24 21. Laporan auditor harus memiliki suatu judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa
25 laporan tersebut adalah laporan auditor independen. (Ref: Para. A20)
26
27 Pihak yang Dituju
28
29 22. Laporan auditor harus ditujukan, kepada pihak yang tepat, berdasarkan kondisi
30 perikatan. (Ref: Para. A21)
31
32 Opini Auditor
33
34 23. Paragraf pertama dari laporan auditor harus memuat opini auditor, dan harus
35 memiliki paragraf dengan judul “Opini”.
36
37 24. Paragraf Opini dalam laporan auditor harus juga:
38 (a) Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya telah diaudit;
39 (b) Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit;
40 (c) Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan
41 keuangan;
42 (d) Mengacu pada catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar kebijakan
43 akuntansi signifikan; dan
44 (e) Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang
45 menjadi bagian dari laporan keuangan. (Ref: Para. A22-A23)
1 25. Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang
2 disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, opini auditor harus (kecuali jika
3 diharuskan lain oleh peraturan perundang-undangan) menggunakan frasa di bawah
4 ini:
5 Menurut opini kami, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua
6 hal yang material, ….. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
7 (Ref: Para. A24-A31)
8
9 26. Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang
10 disusun sesuai dengan kerangka kepatuhan, opini auditor harus menyatakan bahwa
11 laporan keuangan terlampir disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
12 Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. (Ref: Para. A26-A31)
13
14 27. Ketika pengacuan pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini
15 auditor bukan pada Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia atau Standar
16 Akuntansi Pemerintahan, opini auditor harus mengidentifikasi yurisdiksi asal
17 kerangka tersebut.
18
19 Basis Opini
20
21 28. Laporan auditor harus mencakup suatu paragraf yang dicantumkan segera setelah
22 paragraf Opini, dengan judul "Basis Opini", yang: (Ref: Para. A32)
23 (a) Menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang
24 ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia; (Ref: Para. A33)
25 (b) Mengacu pada paragraf dalam laporan auditor yang menjelaskan tanggung
26 jawab auditor berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan
27 Publik Indonesia;
28 (c) Mencantumkan suatu pernyataan bahwa auditor independen terhadap entitas
29 berdasarkan ketentuan etika yang relevan terkait dengan audit, dan telah
30 memenuhi tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut; dan
31 (d) Menyatakan apakah auditor yakin bahwa bukti audit yang telah diperoleh
32 adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini auditor.
33
34 Kelangsungan Usaha
35
36 29. Jika relevan, auditor harus melaporkan berdasarkan ketentuan dalam SA 570 (Revisi
37 2021).13
38
39 Hal Audit Utama
40
41 30. Untuk audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten bertujuan umum, auditor
42 harus mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor berdasarkan
43 SA 701 (2021).
1 38. Paragraf dalam laporan auditor ini harus: (Ref: Para. A50)
2 (a) Menyatakan bahwa tujuan auditor adalah:
3 (i) Memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
4 secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
5 disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan; dan
6 (ii) Menerbitkan laporan auditor yang mencakup opini auditor. (Ref: Para.
7 A51)
8 (b) Menyatakan bahwa keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan
9 tinggi, namun bukan merupakan suatu jaminan bahwa audit yang dilaksanakan
10 berdasarkan Standar Audit akan selalu mendeteksi kesalahan penyajian
11 material ketika hal tersebut ada; dan
12 (c) Menyatakan bahwa kesalahan penyajian dapat disebabkan oleh kecurangan
13 maupun kesalahan, dan
14 (i) Menguraikan bahwa kesalahan penyajian dianggap material jika, baik
15 secara individual maupun secara agregat, dapat diekspektasikan secara
16 wajar akan memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh
17 pengguna berdasarkan laporan keuangan tersebut;16 atau
18 (ii) Memberikan definisi atau uraian materialitas sesuai dengan kerangka
19 pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A53)
20
21 39. Paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada
22 laporan auditor harus: (Ref: Para. A50)
23 (a) Menyatakan bahwa, sebagai bagian dari suatu audit berdasarkan Standar
24 Audit, auditor menerapkan pertimbangan profesional dan mempertahankan
25 skeptisisme profesional selama audit; dan
26 (b) Menguraikan suatu audit dengan menyatakan bahwa tanggung jawab auditor
27 adalah:
28 (i) Untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material
29 atas laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
30 kesalahan; untuk mendesain dan melaksanakan prosedur audit yang
31 responsif terhadap risiko tersebut; serta untuk memeroleh bukti audit
32 yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi opini auditor. Risiko
33 tidak terdeteksinya kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh
34 kecurangan lebih tinggi dari yang disebabkan oleh kesalahan, karena
35 kecurangan dapat melibatkan kolusi, pemalsuan, penghilangan secara
36 sengaja, pernyataan salah, atau pengabaian pengendalian internal.
37 (ii) Untuk memeroleh suatu pemahaman tentang pengendalian internal yang
38 relevan dengan audit untuk mendesain prosedur audit yang tepat sesuai
39 dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
40 keefektivitasan pengendalian internal entitas. Dalam kondisi ketika
41 auditor juga memiliki tanggung jawab untuk menyatakan opini atas
42 keefektivitasan pengendalian internal dalam hubungannya dengan audit
43 atas laporan keuangan, auditor harus menghilangkan frasa bahwa
44 pertimbangan auditor atas pengendalian internal bukan untuk tujuan
45 menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas.
16 SA 320 (Revisi 2021), “Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit”, paragraf
2.
17 SA 600 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk
Pekerjaan Auditor Komponen)”.
1 (a) Tidak terdapat konflik antara ketentuan dalam standar audit dari suatu
2 yurisdiksi tertentu tersebut dengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
3 Akuntan Publik Indonesia yang dapat menyebabkan auditor untuk: (i)
4 merumuskan opini yang berbeda, atau (ii) tidak mencantumkan paragraf
5 Penekanan suatu Hal atau paragraf Hal Lain yang, dalam kondisi tertentu,
6 diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
7 Indonesia; dan
8 (b) Laporan auditor mencakup, sekurang-kurangnya, setiap unsur yang
9 disebutkan dalam paragraf 50(a)-(m) ketika auditor menggunakan susunan
10 atau kata-kata yang ditetapkan dalam standar audit dari suatu yurisdiksi
11 tertentu tersebut. Namun, pengacuan pada peraturan perundang-undangan
12 dalam paragraf 50(k) harus dibaca sebagai pengacuan pada standar audit dari
13 suatu yurisdiksi tertentu tersebut. Oleh karena itu, laporan auditor harus
14 mengidentifikasi standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut.
15
16 52. Ketika laporan auditor mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
17 Akuntan Publik Indonesia dan standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu secara
18 bersamaan, laporan auditor harus mengidentifikasi yurisdiksi asal standar audit dari
19 suatu yurisdiksi tertentu tersebut.
20
21 Informasi Tambahan yang Disajikan Bersamaan dengan Laporan Keuangan (Ref: Para.
22 A78-A84)
23
24 53. Ketika informasi tambahan yang tidak diharuskan oleh kerangka pelaporan
25 keuangan yang berlaku disajikan dalam laporan keuangan auditan, auditor harus
26 mengevaluasi apakah, menurut pertimbangan profesional auditor, informasi
27 tambahan tetap merupakan bagian integral dari laporan keuangan karena sifat atau
28 bagaimana hal tersebut disajikan. Ketika informasi tambahan tersebut merupakan
29 bagian integral dari laporan keuangan, informasi tambahan harus dicakup oleh opini
30 auditor.
31
32 54. Ketika informasi tambahan yang tidak diharuskan oleh kerangka pelaporan
33 keuangan yang berlaku tidak dianggap sebagai bagian integral dari laporan
34 keuangan yang diaudit, auditor harus mengevaluasi apakah informasi tambahan
35 tersebut disajikan dengan cara yang cukup dan jelas membedakannya dari laporan
36 keuangan yang diaudit. Jika hal ini tidak terjadi, maka auditor harus meminta
37 manajemen untuk mengubah bagaimana penyajian informasi tambahan yang tidak
38 diaudit tersebut. Jika manajemen menolak untuk melaksanakannya, maka auditor
39 harus mengidentifikasi informasi tambahan yang tidak diaudit dan menjelaskan
40 dalam laporan auditor bahwa informasi tambahan tersebut tidak diaudit.
41
42 Ketentuan Penerapan
43
44 55. Sebagaimana diatur tersendiri dalam SA 710 (Revisi 2021), kecuali untuk laporan
45 auditor yang diterbitkan untuk tujuan penawaran umum efek atau transaksi pasar
46 modal sejenis yang tunduk pada ketentuan otoritas pasar modal (selanjutnya disebut
47 sebagai “Transaksi Aksi Korporasi”), seluruh laporan auditor atas laporan keuangan
48 diterbitkan dengan menggunakan pendekatan koresponding, dengan bentuk dan isi
1 yang mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
2 Indonesia. Seluruh laporan auditor atas laporan keuangan yang diterbitkan untuk
3 tujuan Transaksi Aksi Korporasi diterbitkan dengan menggunakan pendekatan
4 komparatif (comparative approach).
5
6 ***
7
8 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
9
10 Aspek Kualitatif Praktik Akuntansi Entitas (Ref: Para. 12)
11
12 A1. Manajemen membuat sejumlah pertimbangan tentang angka-angka dan
13 pengungkapan dalam laporan keuangan.
14
15 A2. SA 260 (Revisi 2021) berisi suatu pembahasan tentang aspek kualitatif praktik
16 akuntansi.19 Dalam mempertimbangkan aspek kualitatif praktik akuntansi entitas,
17 auditor mungkin menyadari adanya kemungkinan pertimbangan manajemen yang
18 bias. Auditor dapat menyimpulkan bahwa pengaruh kumulatif dari suatu
19 kekurangnetralitasan, bersama dengan pengaruh kesalahan penyajian yang tidak
20 dikoreksi, menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan
21 keuangan secara keseluruhan. Indikator terdapatnya suatu kekurangnetralitasan
22 yang dapat memengaruhi pengevaluasian auditor tentang apakah terdapat
23 kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan secara keseluruhan
24 mencakup hal-hal di bawah ini:
25 • Koreksi selektif atas kesalahan penyajian yang disampaikan kepada
26 manajemen selama audit (sebagai contoh: mengoreksi kesalahan penyajian
27 yang berdampak pada terjadinya peningkatan pada laba yang dilaporkan,
28 tetapi tidak mengoreksi kesalahan penyajian yang berdampak pada terjadinya
29 penurunan pada laba yang dilaporkan).
30 • Kemungkinan adanya pertimbangan manajemen yang bias dalam membuat
31 estimasi akuntansi.
32
33 A3. SA 540 (Revisi 2021) mengatur kemungkinan adanya pertimbangan manajemen
34 yang bias dalam membuat estimasi akuntansi.20 Indikator terdapatnya pertimbangan
35 manajemen yang bias bukan merupakan kesalahan penyajian untuk tujuan
36 penarikan kesimpulan tentang kewajaran estimasi akuntansi individual. Namun,
37 pertimbangan manajemen yang bias dapat memengaruhi pengevaluasian auditor
38 tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
39 penyajian material.
19 SA 260 (Revisi 2021), “Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola”.
Lampiran 2.
20 SA 540 (Revisi 2021), “Audit atas Estimasi Akuntansi dan Pengungkapan Terkait”, paragraf 21.
1 Kebijakan Akuntansi yang Diungkapkan dengan Tepat dalam Laporan Keuangan (Ref:
2 Para. 13(a))
3
4 A4. Dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan secara tepat mengungkapkan
5 kebijakan akuntansi penting yang dipilih dan diterapkan, pertimbangan auditor
6 mencakup hal-hal seperti:
7 • Apakah semua pengungkapan yang terkait dengan kebijakan akuntansi
8 signifikan yang diharuskan untuk dicantumkan dalam kerangka pelaporan
9 keuangan yang berlaku telah diungkapkan;
10 • Apakah informasi tentang kebijakan akuntansi signifikan yang telah
11 diungkapkan adalah relevan dan karena itu mencerminkan bagaimana
12 pengakuan, pengukuran, dan kriteria penyajian dalam kerangka pelaporan
13 keuangan yang berlaku telah diterapkan pada golongan transaksi, saldo akun,
14 dan pengungkapan pada laporan keuangan dalam kondisi tertentu dari
15 operasional entitas dan lingkungannya; dan
16 • Kejelasan dengan kebijakan akuntansi yang signifikan telah disajikan.
17
18 Informasi yang Disajikan dalam Laporan Keuangan adalah Relevan, Dapat Diandalkan,
19 Dapat Diperbandingkan, dan Dapat Dipahami (Ref: Para. 13(d))
20
21 A5. Mengevaluasi pemahaman laporan keuangan termasuk mempertimbangkan hal-hal
22 seperti apakah:
23 • Informasi dalam laporan keuangan disajikan secara jelas dan ringkas.
24 • Penempatan pengungkapan yang signifikan memberi kejelasan yang tepat
25 terhadap pengungkapan tersebut (sebagai contoh: ketika terdapat suatu nilai
26 yang dirasakan dari informasi spesifik entitas untuk pengguna), dan apakah
27 pengungkapan tersebut secara tepat direferensikan dengan cara yang tidak
28 akan memunculkan tantangan signifikan bagi pengguna dalam
29 mengidentifikasi informasi yang diperlukan.
30
31 Pengungkapan atas Pengaruh Transaksi dan Peristiwa Material terhadap Informasi
32 yang Disampaikan dalam Laporan Keuangan (Ref: Para. 13(e))
33
34 A6. Penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dalam suatu laporan
35 keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan bertujuan
36 umum merupakan hal yang umum. Mengevaluasi apakah, dari sudut pandang
37 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, laporan keuangan menyediakan
38 pengungkapan yang memadai untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan
39 yang dituju memahami pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap posisi
40 keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas termasuk pertimbangan hal-hal
41 seperti:
42 • Sejauh mana informasi dalam laporan keuangan relevan dan spesifik dengan
43 kondisi entitas; dan
44 • Apakah pengungkapan memadai guna membantu pengguna yang dituju untuk
45 memahami:
46 o Sifat dan tingkat potensi aset dan liabilitas entitas yang muncul dari
47 transaksi atau peristiwa yang tidak memenuhi kriteria pengakuan (atau
21 Sebagai contoh, Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia menjelaskan bahwa penyajian wajar
mengharuskan representasi tepat atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan atas aset, liabilitas, penghasilan, dan beban.
22 Lihat SA 200 (Revisi 2021), paragraf 13(a).
23 Sebagai contoh, Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan entitas untuk
menyediakan pengungkapan tambahan jika kepatuhan dengan persyaratan spesifik dalam
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan
dan kinerja keuangan entitas (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1, Penyajian Laporan
Keuangan, paragraf 17(c)).
1 keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang lain tersebut. Hal ini
2 karena laporan keuangan tidak mencantumkan seluruh informasi dengan cara yang
3 diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang lain tersebut.
4
5 A15. Namun, laporan keuangan dapat disusun sesuai dengan kerangka pelaporan
6 keuangan yang berlaku dan, selain itu, menguraikan dalam catatan atas laporan
7 keuangan terkait luas kepatuhan laporan keuangan tersebut terhadap kerangka
8 pelaporan keuangan yang lain. Uraian tersebut merupakan informasi keuangan
9 tambahan dan, sebagaimana yang dibahas dalam paragraf 54, dan tercakup dalam
10 opini auditor jika tidak dapat dibedakan dengan jelas laporan keuangannya.
11
12 Bentuk Opini
13
14 A16. Meskipun laporan keuangan telah disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka
15 penyajian wajar, kemungkinan laporan keuangan tidak mencapai suatu penyajian
16 wajar. Jika hal tersebut terjadi, kemungkinan manajemen perlu mencantumkan
17 pengungkapan tambahan dalam laporan keuangan melampaui pengungkapan yang
18 diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan atau, dalam kondisi yang sangat
19 jarang, terjadi penyimpangan dari suatu ketentuan dalam kerangka pelaporan
20 keuangan untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan. (Ref: Para. 18)
21
22 A17. Merupakan suatu hal yang sangat jarang bagi auditor untuk menyimpulkan bahwa
23 laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka kepatuhan adalah
24 menyesatkan jika, berdasarkan SA 210 (Revisi 2021), auditor menentukan bahwa
25 kerangka tersebut dapat diterima.25 (Ref: Para. 19)
26
27 Laporan Auditor (Ref: Para. 20)
28
29 A18. Suatu laporan tertulis mencakup laporan-laporan yang diterbitkan dalam format
30 kertas dan elektronik.
31
32 A19. Lampiran SA ini memberikan ilustrasi laporan auditor atas laporan keuangan, yang
33 memasukkan unsur-unsur yang disebut dalam paragraf 21-49. Dengan pengecualian
34 paragraf Opini dan Basis Opini, SA ini tidak menetapkan ketentuan untuk menyusun
35 unsur-unsur laporan auditor. Namun, SA ini mengharuskan penggunaan judul
36 spesifik, yang ditujukan untuk membantu dalam membuat laporan auditor yang
37 mengacu pada audit yang telah dilaksanakan berdasarkan Standar Audit menjadi
38 lebih dapat dikenali, terutama dalam situasi ketika unsur-unsur laporan auditor
39 disajikan dalam suatu urutan yang berbeda dari ilustrasi laporan auditor dalam
40 lampiran SA ini.
25 SA 210 (Revisi 2021), “Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit”, paragraf 6(a).
1 pada" dalam kaitannya dengan opini, karena menunjukkan opini bersyarat atau
2 melemahkan atau opini modifikasian.
3
4 Uraian tentang laporan keuangan dan hal-hal yang disajikan
5
6 A26. Opini auditor mencakup satu set lengkap laporan keuangan sebagaimana
7 didefinisikan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Sebagai contoh,
8 dalam beberapa kerangka pelaporan bertujuan umum, laporan keuangan dapat
9 mencakup: laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan
10 komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas
11 laporan keuangan, yang biasanya terdiri dari ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan
12 dan informasi penjelasan lainnya. Dalam beberapa yurisdiksi, informasi tambahan
13 dapat juga dipertimbangkan sebagai suatu bagian integral dari laporan keuangan.
14
15 A27. Dalam hal laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, opini
16 auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
17 semua hal yang material, hal-hal dari laporan keuangan yang didesain untuk
18 disajikan. Sebagai contoh, dalam hal laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
19 Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, hal-hal ini adalah posisi keuangan entitas
20 pada akhir periode pelaporan, serta kinerja keuangan dan arus kas entitas untuk
21 periode pelaporan. Akibatnya, [...] dalam paragraf 25 dan selain dalam SA ini
22 dimaksudkan untuk diganti dengan kata-kata dalam huruf miring dalam kalimat
23 sebelumnya ketika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku adalah Standar
24 Akuntansi Keuangan di Indonesia atau, dalam hal kerangka pelaporan keuangan
25 lainnya yang berlaku, diganti dengan kata-kata yang menggambarkan hal-hal yang
26 didesain untuk menyajikan laporan keuangan.
27
28 Uraian tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana kerangka
29 pelaporan keuangan tersebut memengaruhi opini auditor
30
31 A28. Pengidentifikasian kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini auditor
32 dimaksudkan untuk memberitahu pengguna laporan auditor tentang konteks
33 pernyataan opini auditor; dan tidak dimaksudkan untuk membatasi pengevaluasian
34 yang diharuskan dalam paragraf 14. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
35 diidentifikasi dengan frasa seperti sebagai berikut: “…sesuai dengan Standar
36 Akuntansi Keuangan di Indonesia” atau “…sesuai dengan prinsip akuntansi yang
37 berlaku umum di yurisdiksi X”.
38
39 A29. Dikosongkan.26
40
41 A30. Sebagaimana yang diindikasikan dalam paragraf A13, laporan keuangan dapat
42 disusun sesuai dengan dua kerangka pelaporan keuangan, yang oleh karena itu,
43 keduanya merupakan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Oleh karena itu,
44 setiap kerangka pelaporan keuangan dipertimbangkan secara terpisah ketika
45 merumuskan opini auditor atas laporan keuangan, dan opini auditor berdasarkan
46 paragraf 25-27 mengacu pada kedua kerangka pelaporan keuangan sebagai berikut:
26 Dikosongkan.
1 tertentu. SA 200 (Revisi 2021) menjelaskan bahwa ketentuan etika yang relevan
2 terkait dengan audit atas laporan keuangan bersama dengan ketentuan etika lain
3 yang lebih ketat.27
4
5 A35. Dikosongkan.
6
7 A36. Peraturan perundang-undangan, standar audit, atau ketentuan perikatan audit
8 mengharuskan auditor untuk mencantumkan dalam laporan auditor informasi yang
9 lebih spesifik tentang sumber ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan
10 independensi, yang telah diterapkan dalam audit atas laporan keuangan.
11
12 A37. Dalam menentukan sejumlah informasi yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan
13 auditor ketika terdapat berbagai sumber ketentuan etika yang relevan terkait audit
14 atas laporan keuangan, pertimbangan penting adalah menyeimbangkan transparansi
15 terhadap risiko pengaburan informasi yang berguna lainnya dalam laporan auditor.
16
17 Pertimbangan spesifik atas audit grup
18
19 A38. Dalam audit grup ketika terdapat beberapa sumber ketentuan etika yang relevan,
20 termasuk yang berkaitan dengan independensi, pengacuan dalam laporan auditor ke
21 yurisdiksi biasanya berhubungan dengan ketentuan etika yang relevan yang berlaku
22 untuk tim perikatan grup. Hal ini karena, dalam audit grup, auditor komponen juga
23 bergantung pada ketentuan etika yang relevan dengan audit grup.28
24
25 A39. SA tidak menetapkan independensi atau ketentuan etika spesifik bagi auditor,
26 termasuk auditor komponen, dan dengan demikian tidak mengacu, atau sebaliknya
27 mengganti, ketentuan independensi dari Kode Etik atau ketentuan etika lainnya yang
28 menjadi tujuan tim perikatan grup, SA juga tidak mengharuskan auditor komponen
29 dalam semua kondisi untuk bergantung pada ketentuan independensi spesifik yang
30 berlaku untuk tim perikatan grup. Sebagai hasilnya, ketentuan etika yang relevan,
31 termasuk ketentuan independensi, dalam situasi suatu audit grup dapat kompleks.
32 SA 600 (Revisi 2021)29 memberikan panduan bagi auditor dalam melaksanakan
33 pekerjaan pada informasi keuangan komponen untuk audit grup, termasuk situasi
34 ketika auditor komponen tidak memenuhi ketentuan independensi yang relevan
35 dengan audit grup.
36
37 Hal Audit Utama (Ref: Para. 31)
38
39 A40. Peraturan perundang-undangan dapat mengharuskan pengomunikasian hal audit
40 utama untuk audit entitas selain emiten, sebagai contoh, entitas yang diatur dalam
41 peraturan perundang-undangan sebagai entitas dengan kepentingan publik.
42
43 A41. Auditor juga dapat memutuskan untuk mengomunikasikan hal audit utama untuk
44 entitas lain, termasuk yang terdapat kepentingan publik signifikan, sebagai contoh,
1 karena entitas memiliki jumlah yang besar dan banyaknya berbagai pemangku
2 kepentingan dan mempertimbangkan sifat dan ukuran bisnis. Sebagai contoh, entitas
3 tersebut dapat mencakup institusi keuangan (seperti bank, perusahaan asuransi, dan
4 dana pensiun), serta entitas lain seperti badan amal.
5
6 A42. SA 210 (Revisi 2021) mengharuskan auditor untuk menyetujui ketentuan perikatan
7 audit dengan manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
8 sebagaimana mestinya, dan menjelaskan bahwa peran manajemen dan pihak yang
9 bertanggung jawab atas tata kelola dalam menyetujui ketentuan perikatan audit
10 untuk entitas bergantung pada pengaturan tata kelola entitas dan peraturan
11 perundang-undangan yang relevan.30 SA 210 (Revisi 2021) juga mengharuskan
12 surat perikatan audit atau bentuk perjanjian tertulis lain yang sesuai untuk
13 mencantumkan pengacuan pada formulir dan isi yang diekspektasikan dari setiap
14 laporan yang akan diterbitkan oleh auditor.31 Ketika auditor tidak diharuskan untuk
15 mengomunikasikan hal audit utama, SA 210 (Revisi 2021)32 menjelaskan bahwa
16 mungkin bermanfaat bagi auditor untuk membuat pengacuan dalam hal perikatan
17 audit terhadap kemungkinan mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan
18 auditor.
19
20 Pertimbangan spesifik atas entitas sektor publik
21
22 A43. Emiten pada umumnya tidak dalam sektor publik. Namun, entitas sektor publik dapat
23 signifikan karena ukuran, kompleksitas, atau aspek kepentingan publik. Dalam
24 kondisi tersebut, auditor entitas sektor publik diharuskan oleh peraturan perundang-
25 undangan atau sebaliknya dapat memutuskan untuk mengomunikasikan hal audit
26 utama dalam laporan auditor.
27
28 Tanggung Jawab terhadap Laporan Keuangan (Ref: Para. 33-34)
29
30 A44. SA 200 (Revisi 2021) menjelaskan premis, berkaitan dengan tanggung jawab
31 manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, yang
32 melandasi pelaksanaan suatu audit berdasarkan Standar Audit.33 Manajemen dan,
33 jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, menerima tanggung
34 jawab untuk menyusun laporan keuangan menurut kerangka pelaporan keuangan
35 yang berlaku, termasuk jika relevan, penyajian wajar kerangka pelaporan keuangan
36 tersebut. Manajemen juga menerima tanggung jawab atas pengendalian internal
37 yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan
38 keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
39 kecurangan maupun kesalahan. Uraian tentang tanggung jawab manajemen dalam
40 laporan auditor mencakup suatu pengacuan pada kedua tanggung jawab tersebut,
41 karena hal ini membantu untuk menjelaskan kepada pengguna yang dituju premis
42 yang melandasi pelaksanaan suatu audit. SA 260 (Revisi 2021) menggunakan istilah
43 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk menggambarkan personel atau
36 SPM 1, “Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans
(Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans”, paragraf 32.
1 SA 560 (Revisi 2021).37 Tanggal laporan auditor adalah tanggal ketika prosedur audit
2 telah secara substansial selesai dilaksanakan dan kesimpulan berdasarkan bukti
3 audit yang cukup dan tepat telah ditarik.
4
5 A67. Oleh karena opini auditor disediakan atas laporan keuangan dan laporan keuangan
6 adalah tanggung jawab manajemen, maka auditor tidak berada dalam suatu posisi
7 untuk menyimpulkan bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh hingga
8 didapatnya bukti bahwa seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan,
9 termasuk catatan atas laporan keuangan, telah disusun dan manajemen telah
10 menerima tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
11
12 A68. Sebagai bukti bahwa manajemen telah menerima tanggung jawab atas penyusunan
13 laporan keuangan, sebelum auditor menerbitkan laporannya, auditor harus
14 menerima surat pernyataan direksi dari entitas yang diauditnya tentang tanggung
15 jawab manajemen (atau pihak setara lainnya yang bertanggung jawab atas
16 penyusunan laporan keuangan) tersebut di atas, yang menyatakan bahwa seluruh
17 laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan
18 keuangan, telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
19 (sebagai contoh: Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia). Surat pernyataan
20 direksi tersebut juga memuat persetujuan atas diterbitkannya laporan keuangan.
21
22 A69. Tanggal surat pernyataan direksi tersebut di atas sama dengan tanggal laporan
23 auditor.
24
25 Laporan Auditor yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para. 50)
26
27 A70. SA 200 (Revisi 2021) menjelaskan bahwa auditor dapat diharuskan untuk mematuhi
28 ketentuan peraturan perundang-undangan, selain mematuhi ketentuan dalam SA.38
29 Ketika perbedaan antara ketentuan menurut peraturan perundang-undangan dengan
30 SA hanya terkait dengan susunan dan kata-kata dalam laporan auditor, ketentuan
31 dalam paragraf 50(a)-(m) menetapkan sekurang-kurangnya setiap unsur tercakup
32 dalam laporan auditor dapat mengacu pada SA. Dalam kondisi tersebut, ketentuan
33 dalam paragraf 21-49 yang tidak termasuk dalam paragraf 50(a)-(m) tidak perlu
34 diterapkan termasuk, sebagai contoh, urutan yang ditentukan untuk paragraf Opini
35 dan Basis Opini.
36
37 A71. Ketika ketentuan spesifik dalam peraturan perundang-undangan tidak bertentangan
38 dengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia,
39 penerapan susunan dan kata-kata dalam paragraf 21-49 yang digunakan dalam SA
40 ini membantu pengguna laporan auditor untuk lebih mudah mengenali laporan
41 auditor sebagai suatu laporan atas audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar
42 Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
1 A79. Paragraf 53 SA ini menjelaskan bahwa opini auditor mencakup informasi tambahan
2 yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan karena sifat atau cara
3 penyajiannya. Evaluasi tersebut adalah hal pertimbangan profesional. Sebagai
4 contoh:
5 • Ketika catatan atas laporan keuangan mencantumkan suatu penjelasan atau
6 rekonsiliasi tentang luas kepatuhan suatu laporan keuangan terhadap
7 kerangka pelaporan keuangan lain, auditor dapat menganggap hal tersebut
8 sebagai informasi tambahan yang tidak dapat dibedakan secara jelas dari
9 laporan keuangan. Opini auditor juga akan mencakup informasi tambahan
10 tersebut yang mengacu pada bagian dari laporan keuangan yang memuat
11 informasi tambahan tersebut.
12 • Ketika suatu akun laporan laba dan rugi tambahan yang mengungkapkan
13 informasi keuangan atau nonkeuangan spesifik diungkapkan sebagai daftar
14 terpisah yang dicantumkan sebagai lampiran laporan keuangan, auditor dapat
15 menganggap hal tersebut sebagai informasi tambahan yang dapat dibedakan
16 secara jelas dari laporan keuangan.
17
18 A80. Informasi tambahan yang dicakup oleh opini auditor tidak perlu secara spesifik diacu
19 dalam paragraf pendahuluan dari laporan auditor ketika informasi tambahan tersebut
20 telah secara jelas disebut dalam paragraf pendahuluan dari laporan auditor yang
21 mencantumkan nama-nama laporan yang membentuk laporan keuangan.
22
23 A81. Peraturan perundang-undangan belum tentu mengharuskan informasi tambahan
24 untuk diaudit, dan manajemen dapat memutuskan untuk tidak meminta auditor untuk
25 mencantumkan informasi tambahan dalam ruang lingkup audit atas laporan
26 keuangan.
27
28 A82. Pengevaluasian auditor tentang apakah informasi tambahan yang tidak diaudit
29 disajikan dengan suatu cara yang dapat ditafsirkan sebagai informasi yang seolah-
30 olah dicakup oleh opini auditor meliputi, sebagai contoh, ketika informasi tersebut
31 disajikan dalam kaitannya dengan laporan keuangan dan setiap informasi tambahan
32 auditan, dan apakah informasi tambahan tersebut secara jelas diberi label sebagai
33 “tidak diaudit”.
34
35 A83. Manajemen dapat mengubah penyajian informasi tambahan yang tidak diaudit
36 sehingga dapat ditafsirkan sebagai tercakup dalam opini auditor, sebagai contoh,
37 dengan:
38 • Menghilangkan pengacuan pada laporan keuangan ke daftar tambahan yang
39 tidak diaudit atau catatan tidak diaudit sedemikan rupa sehingga batas antara
40 informasi auditan dan tidak diaudit cukup jelas.
41 • Menempatkan informasi tambahan tidak diaudit di luar laporan keuangan atau,
42 jika hal ini tidak mungkin dalam kondisi tersebut, sekurang-kurangnya
43 menempatkan catatan atas laporan keuangan tidak diaudit di akhir catatan atas
44 laporan keuangan yang diharuskan dan mencantumkan label tidak diaudit pada
45 informasi tersebut. Catatan atas laporan keuangan tidak diaudit, yang
46 bercampur dengan catatan atas laporan keuangan auditan dapat
47 disalahtafsirkan sebagai yang telah diaudit.
1 A84. Fakta bahwa informasi tambahan adalah tidak diaudit tidak melepaskan auditor dari
2 tanggung jawab yang dijelaskan dalam SA 720 (Revisi 2021).
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
1 Lampiran
2 (Ref. Para. A19)
3
4 Ilustrasi Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan
5
6 Ilustrasi 1: Suatu laporan auditor atas laporan keuangan emiten yang disusun sesuai dengan
7 kerangka penyajian wajar.
8
9 Ilustrasi 2: Suatu laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian emiten yang disusun
10 sesuai dengan kerangka penyajian wajar.
11
12 Ilustrasi 3: Dikosongkan.
13
14 Ilustrasi 4: Dikosongkan.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1 Ilustrasi 1: Suatu Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Emiten yang Disusun
2 Sesuai dengan Kerangka Penyajian Wajar
3
4 Untuk tujuan ilustrasi laporan auditor ini, asumsi sebagai berikut digunakan:
5 Audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten menggunakan kerangka
6 penyajian wajar. Audit bukan merupakan audit grup (SA 600 (Revisi 2021) tidak
7 berlaku).
8 Laporan keuangan disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi
9 Keuangan di Indonesia (suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum).
10 Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan
11 keuangan berdasarkan SA 210 (Revisi 2021).
12 Auditor telah menyimpulkan bahwa suatu opini tanpa modifikasian sudah tepat
13 berdasarkan bukti audit yang diperoleh.
14 Ketentuan etika yang relevan dalam audit adalah yang berlaku di Indonesia.
15 Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor telah menyimpulkan bahwa tidak
16 terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang
17 dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
18 mempertahankan kelangsungan usahanya berdasarkan SA 570 (Revisi 2021).
19 Hal audit utama telah dikomunikasikan berdasarkan SA 701 (2021).
20 Auditor telah memeroleh semua informasi lain sebelum tanggal laporan auditor dan
21 tidak mengidentifikasi adanya suatu kesalahan penyajian material dalam informasi lain.
22 Pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap laporan keuangan berbeda
23 dari pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
24 Selain audit atas laporan keuangan, auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain
25 yang diharuskan menurut peraturan perundang-undangan.
26 Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding.
27 Laporan keuangan periode lalu (periode koresponding) diaudit oleh Kantor Akuntan
28 Publik (KAP) yang sama dengan yang mengaudit periode kini.
29 Ketentuan rotasi diabaikan.
30 Ilustrasi 1a dan ilustrasi 1b memuat laporan auditor tersebut di atas masing-masing
31 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1 Ilustrasi 1a
2
3 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
4
5 Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi
6 [atau pihak yang dituju lainnya]
7 PT ABC
8
9 Laporan Audit atas Laporan Keuangan1
10
11 Opini
12 Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (“Perusahaan”), yang terdiri dari laporan
13 posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba rugi dan penghasilan
14 komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang
15 berakhir pada tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar
16 kebijakan akuntansi signifikan.
17
18 Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal
19 yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja
20 keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan
21 Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
22
23 Basis Opini
24 Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
25 Akuntan Publik Indonesia. Tanggung jawab kami menurut standar tersebut diuraikan lebih
26 lanjut dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada
27 laporan kami. Kami independen terhadap Perusahaan berdasarkan ketentuan etika yang
28 relevan dalam audit kami atas laporan keuangan di Indonesia, dan kami telah memenuhi
29 tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Kami yakin bahwa bukti audit
30 yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
31 audit kami.
32
33 Hal Audit Utama
34 Hal audit utama adalah hal-hal yang, menurut pertimbangan profesional kami, merupakan hal
35 yang paling signifikan dalam audit kami atas laporan keuangan periode kini. Hal-hal tersebut
36 disampaikan dalam konteks audit kami atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan
37 dalam merumuskan opini kami atas laporan keuangan terkait, kami tidak menyatakan suatu
38 opini terpisah atas hal audit utama tersebut.
39
40 [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)].
41
42 Informasi Lain [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan
43 dan Laporan Auditor Terkait”]
44 [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720
45 (Revisi 2021)].
1
Subjudul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan" tidak diperlukan dalam kondisi ketika subjudul
kedua "Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain" tidak berlaku.
1 Tanggung Jawab Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
2 terhadap Laporan Keuangan2
3 Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan
4 tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian
5 internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan
6 keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
7 kecurangan maupun kesalahan.
8
9 Dalam penyusunan laporan keuangan, manajemen bertanggung jawab untuk menilai
10 kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya,
11 mengungkapkan, sesuai dengan kondisinya, hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan
12 usaha, dan menggunakan basis akuntansi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki
13 intensi untuk melikuidasi Perusahaan atau menghentikan operasi, atau tidak memiliki
14 alternatif yang realistis selain melaksanakannya.
15
16 Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bertanggung jawab untuk mengawasi proses
17 pelaporan keuangan Perusahaan.
18
19 Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan
20 Tujuan kami adalah untuk memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
21 secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
22 kecurangan maupun kesalahan, dan untuk menerbitkan laporan auditor yang mencakup opini
23 kami. Keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi, namun bukan
24 merupakan suatu jaminan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit akan
25 selalu mendeteksi kesalahan penyajian material ketika hal tersebut ada. Kesalahan penyajian
26 dapat disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan dan dianggap material jika, baik
27 secara individual maupun secara agregat, dapat diekspektasikan secara wajar akan
28 memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna berdasarkan laporan
29 keuangan tersebut.
30
31 Sebagai bagian dari suatu audit berdasarkan Standar Audit, kami menerapkan pertimbangan
32 profesional dan mempertahankan skeptisisme profesional selama audit. Kami juga:
33 Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan
34 keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, mendesain dan
35 melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko tersebut, serta memeroleh
36 bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi opini kami. Risiko tidak
37 terdeteksinya kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh kecurangan lebih
38 tinggi dari yang disebabkan oleh kesalahan, karena kecurangan dapat melibatkan
39 kolusi, pemalsuan, penghilangan secara sengaja, pernyataan salah, atau pengabaian
40 pengendalian internal.
41 Memeroleh suatu pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan dengan
42 audit untuk mendesain prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi
2
Di seluruh ilustrasi laporan auditor ini, istilah manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola dapat diganti dengan istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum yang
berlaku di Indonesia.
3
Kalimat ini dapat dimodifikasi, jika relevan, dalam kondisi ketika auditor juga memiliki tanggung
jawab untuk menerbitkan opini atas keefektivitasan pengendalian internal sehubungan dengan
audit atas laporan keuangan.
1 diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
2 sebagai bagian dari Laporan Audit atas Laporan Keuangan. Pelaporan atas tanggung jawab
3 pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang diharuskan dalam Standar Audit yang
4 ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dapat dikombinasikan (yaitu, mencakup
5 dalam paragraf Laporan Audit atas Laporan Keuangan dengan menggunakan subjudul yang
6 tepat) dengan ketentuan bahwa kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan
7 tanggung jawab pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang
8 ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ketika terdapat perbedaan tersebut].
9
10 [Nama Kantor Akuntan Publik]
11 [Tanda tangan Akuntan Publik]
12 [Nama Akuntan Publik]
13 [Nomor registrasi Akuntan Publik]
14 [Nama rekan perikatan]
15 [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
16 [Tanggal laporan]
17 [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
1 Ilustrasi 1b
2
3 INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT
4
5 To the Shareholders, Board of Commissioners and Director
6 [atau pihak yang dituju lainnya]
7 PT ABC
8
9 Report on the Audit of the Financial Statements
10
11 Opinion
12 We have audited the financial statements of PT ABC (“the Company”), which comprise the
13 statement of financial position as at December 31, 20X1, and the statement of profit or loss
14 and other comprehensive income, statement of changes in equity and statement of cash flows
15 for the year then ended, and notes to the financial statements, including a summary of
16 significant accounting policies.
17
18 In our opinion, the accompanying financial statements present fairly, in all material respects,
19 the financial position of the Company as at December 31, 20X1, and its financial performance
20 and its cash flows for the year then ended, in accordance with Indonesian Financial
21 Accounting Standards.
22
23 Basis for Opinion
24 We conducted our audit in accordance with Standards on Auditing established by the
25 Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Our responsibilities under those
26 standards are further described in the Auditor’s Responsibilities for the Audit of the Financial
27 Statements paragraph of our report. We are independent of the Company in accordance with
28 the ethical requirements that are relevant to our audit of the financial statements in Indonesia,
29 and we have fulfilled our other ethical responsibilities in accordance with these requirements.
30 We believe that the audit evidence we have obtained is sufficient and appropriate to provide
31 a basis for our opinion.
32
33 Key Audit Matters
34 Key audit matters are those matters that, in our professional judgment, were of most
35 significance in our audit of the financial statements of the current period. These matters were
36 addressed in the context of our audit of the financial statements as a whole, and in forming
37 our opinion thereon, and we do not provide a separate opinion on these matters.
38
39 [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)].
40
41 Other Information [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan
42 Keuangan dan Laporan Auditor Terkait”]
43 [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720
44 (Revisi 2021)].
45
46
47
48
1 Responsibilities of Management and Those Charged with Governance for the Financial
2 Statements
3 Management is responsible for the preparation and fair presentation of the financial
4 statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, and for such
5 internal control as management determines is necessary to enable the preparation of financial
6 statements that are free from material misstatement, whether due to fraud or error.
7
8 In preparing the financial statements, management is responsible for assessing the
9 Company’s ability to continue as a going concern, disclosing, as applicable, matters related to
10 going concern and using the going concern basis of accounting unless management either
11 intends to liquidate the Company or to cease operations, or has no realistic alternative but to
12 do so.
13
14 Those charged with governance are responsible for overseeing the Company’s financial
15 reporting process.
16
17 Auditor’s Responsibilities for the Audit of the Financial Statements
18 Our objectives are to obtain reasonable assurance about whether the financial statements as
19 a whole are free from material misstatement, whether due to fraud or error, and to issue an
20 auditor’s report that includes our opinion. Reasonable assurance is a high level of assurance,
21 but is not a guarantee that an audit conducted in accordance with Standards on Auditing will
22 always detect a material misstatement when it exists. Misstatements can arise from fraud or
23 error and are considered material if, individually or in the aggregate, they could reasonably be
24 expected to influence the economic decisions of users taken on the basis of these financial
25 statements.
26
27 As part of an audit in accordance with Standards on Auditing, we exercise professional
28 judgment and maintain professional skepticism throughout the audit. We also:
29 Identify and assess the risks of material misstatement of the financial statements,
30 whether due to fraud or error, design and perform audit procedures responsive to those
31 risks, and obtain audit evidence that is sufficient and appropriate to provide a basis for
32 our opinion. The risk of not detecting a material misstatement resulting from fraud is
33 higher than for one resulting from error, as fraud may involve collusion, forgery,
34 intentional omissions, misrepresentations, or the override of internal control.
35 Obtain an understanding of internal control relevant to the audit in order to design audit
36 procedures that are appropriate in the circumstances, but not for the purpose of
37 expressing an opinion on the effectiveness of the Company’s internal control.
38 Evaluate the appropriateness of accounting policies used and the reasonableness of
39 accounting estimates and related disclosures made by management.
40 Conclude on the appropriateness of management's use of the going concern basis of
41 accounting and, based on the audit evidence obtained, whether a material uncertainty
42 exists related to events or conditions that may cast significant doubt on the Company's
43 ability to continue as a going concern. If we conclude that a material uncertainty exists,
44 we are required to draw attention in our auditor's report to the related disclosures in the
45 financial statements or, if such disclosures are inadequate, to modify our opinion. Our
46 conclusions are based on the audit evidence obtained up to the date of our auditor's
1 report. However, future events or conditions may cause the Company to cease to
2 continue as a going concern.
3 Evaluate the overall presentation, structure and content of the financial statements,
4 including the disclosures, and whether the financial statements represent the underlying
5 transactions and events in a manner that achieves fair presentation.
6
7 We communicate with those charged with governance regarding, among other matters, the
8 planned scope and timing of the audit and significant audit findings, including any significant
9 deficiencies in internal control that we identify during our audit.
10
11 We also provide those charged with governance with a statement that we have complied with
12 relevant ethical requirements regarding independence, and to communicate with them all
13 relationships and other matters that may reasonably be thought to bear on our independence,
14 and where applicable, related safeguards.
15
16 From the matters communicated with those charged with governance, we determine those
17 matters that were of most significance in the audit of the financial statements of the current
18 period and are therefore the key audit matters. We describe these matters in our auditor’s
19 report unless law or regulation precludes public disclosure about the matter or when, in
20 extremely rare circumstances, we determine that a matter should not be communicated in our
21 report because the adverse consequences of doing so would reasonably be expected to
22 outweigh the public interest benefits of such communication.
23
24 Report on Other Legal and Regulatory Requirements
25 [Bentuk dan isi dari paragraf ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat tanggung
26 jawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal
27 yang diatur oleh peraturan perundang-undangan lain (mengacu pada "tanggung jawab
28 pelaporan lain") akan diuraikan dalam paragraf ini, kecuali tanggung jawab pelaporan lain
29 membahas topik yang sama seperti yang disajikan di bawah tanggung jawab pelaporan yang
30 diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
31 sebagai bagian dari Laporan Audit atas Laporan Keuangan. Pelaporan atas tanggung jawab
32 pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang diharuskan dalam Standar Audit yang
33 ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dapat dikombinasikan (yaitu, mencakup
34 dalam paragraf Laporan Audit atas Laporan Keuangan dengan menggunakan subjudul yang
35 tepat) dengan ketentuan bahwa kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan
36 tanggung jawab pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang
37 ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ketika terdapat perbedaan tersebut].
38
39 [Nama Kantor Akuntan Publik]
40 [Tanda tangan Akuntan Publik]
41 [Nama Akuntan Publik]
42 [Nomor registrasi Akuntan Publik]
43 [Nama rekan perikatan]
44 [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
45 [Tanggal laporan]
46 [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
47
48
1 Ilustrasi 2: Suatu Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Konsolidasian Emiten yang
2 Disusun Sesuai Dengan Kerangka Penyajian Wajar
3
4 Untuk tujuan ilustrasi laporan auditor ini, asumsi sebagai berikut digunakan:
5 Audit atas satu set lengkap laporan keuangan konsolidasian emiten menggunakan
6 kerangka penyajian wajar. Audit merupakan audit grup suatu entitas dengan entitas
7 anak terlampir (SA 600 (Revisi 2021) berlaku).
8
Laporan keuangan konsolidasian disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan
9 Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (suatu kerangka pelaporan keuangan
10 bertujuan umum).
11
Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan
12
keuangan konsolidasian berdasarkan SA 210 (Revisi 2021).
13
Auditor telah menyimpulkan bahwa suatu opini tanpa modifikasian sudah tepat
14
berdasarkan bukti audit yang diperoleh.
15
Ketentuan etika yang relevan dalam audit adalah yang berlaku di Indonesia.
16
Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor telah menyimpulkan bahwa tidak
17
terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang
18
dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk
19
mempertahankan kelangsungan usahanya berdasarkan SA 570 (Revisi 2021).
20
21 Hal audit utama telah dikomunikasikan berdasarkan SA 701 (2021).
22 Auditor telah memeroleh semua informasi lain sebelum tanggal laporan auditor dan
23 tidak mengidentifikasi adanya suatu kesalahan penyajian material dalam informasi lain.
24 Pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap laporan keuangan
25 konsolidasian berbeda dari pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan
26 keuangan konsolidasian.
27 Selain audit atas laporan keuangan konsolidasian, auditor memiliki tanggung jawab
28 pelaporan lain yang diharuskan menurut peraturan perundang-undangan.
29 Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding.
30 Laporan keuangan konsolidasian periode lalu (periode koresponding) diaudit oleh
31 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sama dengan yang mengaudit periode kini.
32 Ketentuan rotasi diabaikan.
33 Ilustrasi 2a dan Ilustrasi 2b memuat laporan auditor tersebut di atas masing-masing
34 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
1 Ilustrasi 2a
2
3 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
4
5 Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi
6 [atau pihak yang dituju lainnya]
7 PT ABC
8
9 Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian4
10
11 Opini
12 Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT ABC dan Entitas Anaknya (“Grup”),
13 yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 20X1, serta
14 laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, laporan perubahan
15 ekuitas konsolidasian, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
16 tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan konsolidasian, termasuk ikhtisar
17 kebijakan akuntansi signifikan.
18
19 Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar,
20 dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember
21 20X1, serta kinerja keuangan konsolidasian dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang
22 berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
23
24 Basis Opini
25 Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
26 Akuntan Publik Indonesia. Tanggung jawab kami menurut standar tersebut diuraikan lebih
27 lanjut dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan
28 Konsolidasian pada laporan kami. Kami independen terhadap Grup berdasarkan ketentuan
29 etika yang relevan dalam audit kami atas laporan keuangan konsolidasian di Indonesia, dan
30 kami telah memenuhi tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Kami
31 yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan
32 suatu basis bagi opini audit kami.
33
34 Hal Audit Utama
35 Hal audit utama adalah hal-hal yang, menurut pertimbangan profesional kami, merupakan hal
36 yang paling signifikan dalam audit kami atas laporan keuangan konsolidasian periode kini.
37 Hal-hal tersebut disampaikan dalam konteks audit kami atas laporan keuangan konsolidasian
38 secara keseluruhan, dan dalam merumuskan opini kami atas laporan keuangan konsolidasian
39 terkait, kami tidak menyatakan suatu opini terpisah atas hal audit utama tersebut.
40
41 [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)].
42
43
44
4
Subjudul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian" tidak diperlukan dalam kondisi
ketika subjudul kedua "Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain" tidak
berlaku.
1 Informasi Lain [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan
2 dan Laporan Auditor Terkait”]
3 [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720
4 (Revisi 2021)].
5
6 Tanggung Jawab Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
7 terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian5
8 Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan
9 konsolidasian tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas
10 pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan
11 penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material,
12 baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
13
14 Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, manajemen bertanggung jawab untuk
15 menilai kemampuan Grup dalam mempertahankan kelangsungan usahanya,
16 mengungkapkan, sesuai dengan kondisinya, hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan
17 usaha, dan menggunakan basis akuntansi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki
18 intensi untuk melikuidasi Grup atau menghentikan operasi, atau tidak memiliki alternatif yang
19 realistis selain melaksanakannya.
20
21 Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bertanggung jawab untuk mengawasi proses
22 pelaporan keuangan Grup.
23
24 Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian
25 Tujuan kami adalah untuk memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
26 konsolidasian secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
27 disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan untuk menerbitkan laporan auditor yang
28 mencakup opini kami. Keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi, namun
29 bukan merupakan suatu jaminan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit
30 akan selalu mendeteksi kesalahan penyajian material ketika hal tersebut ada. Kesalahan
31 penyajian dapat disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan dan dianggap material jika,
32 baik secara individual maupun secara agregat, dapat diekspektasikan secara wajar akan
33 memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna berdasarkan laporan
34 keuangan konsolidasian tersebut.
35
36 Sebagai bagian dari suatu audit berdasarkan Standar Audit, kami menerapkan pertimbangan
37 profesional dan mempertahankan skeptisisme profesional selama audit. Kami juga:
38 Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan
39 keuangan konsolidasian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan,
40 mendesain dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko tersebut,
41 serta memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi opini
42 kami. Risiko tidak terdeteksinya kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh
43 kecurangan lebih tinggi dari yang disebabkan oleh kesalahan, karena kecurangan dapat
44 melibatkan kolusi, pemalsuan, penghilangan secara sengaja, pernyataan salah, atau
45 pengabaian pengendalian internal.
46
5
Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum yang berlaku di Indonesia.
6
Kalimat ini dapat dimodifikasi, jika relevan, dalam kondisi ketika auditor juga memiliki tanggung
jawab untuk menerbitkan opini atas keefektivitasan pengendalian internal sehubungan dengan
audit atas laporan keuangan.
1 Ilustrasi 2b
2
3 INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT
4
5 To the Shareholders, Board of Commissioners and Director
6 [atau pihak yang dituju lainnya]
7 PT ABC
8
9 Report on the Audit of the Consolidated Financial Statements
10
11 Opinion
12 We have audited the consolidated financial statements of PT ABC and its subsidiaries (“the
13 Group”), which comprise the consolidated statement of financial position as at December 31,
14 20X1, and the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income,
15 consolidated statement of changes in equity and consolidated statement of cash flows for the
16 year then ended, and notes to the consolidated financial statements, including a summary of
17 significant accounting policies.
18
19 In our opinion, the accompanying consolidated financial statements present fairly, in all
20 material respects, the consolidated financial position of the Group as at December 31, 20X1,
21 and its consolidated financial performance and its consolidated cash flows for the year then
22 ended in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards.
23
24 Basis for Opinion
25 We conducted our audit in accordance with Standards on Auditing established by the
26 Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Our responsibilities under those
27 standards are further described in the Auditor’s Responsibilities for the Audit of the
28 Consolidated Financial Statements paragraph of our report. We are independent of the Group
29 in accordance with the ethical requirements that are relevant to our audit of the consolidated
30 financial statements in Indonesia, and we have fulfilled our other ethical responsibilities in
31 accordance with these requirements. We believe that the audit evidence we have obtained is
32 sufficient and appropriate to provide a basis for our opinion.
33
34 Key Audit Matters
35 Key audit matters are those matters that, in our professional judgment, were of most
36 significance in our audit of the consolidated financial statements of the current period. These
37 matters were addressed in the context of our audit of the consolidated financial statements as
38 a whole, and in forming our opinion thereon, and we do not provide a separate opinion on
39 these matters.
40
41 [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)].
42
43 Other Information [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan
44 Keuangan dan Laporan Auditor Terkait”]
45 [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720
46 (Revisi 2021)].
47
48
1 auditor's report. However, future events or conditions may cause the Group to cease to
2 continue as a going concern.
3 Evaluate the overall presentation, structure and content of the consolidated financial
4 statements, including the disclosures, and whether the consolidated financial statements
5 represent the underlying transactions and events in a manner that achieves fair presentation.
6 Obtain sufficient appropriate audit evidence regarding the financial information of the entities
7 or business activities within the Group to express an opinion on the consolidated financial
8 statements. We are responsible for the direction, supervision and performance of the group
9 audit. We remain solely responsible for our audit opinion.
10
11 We communicate with those charged with governance regarding, among other matters, the
12 planned scope and timing of the audit and significant audit findings, including any significant
13 deficiencies in internal control that we identify during our audit.
14
15 We also provide those charged with governance with a statement that we have complied with
16 relevant ethical requirements regarding independence, and to communicate with them all
17 relationships and other matters that may reasonably be thought to bear on our independence, and
18 where applicable, related safeguards.
19
20 From the matters communicated with those charged with governance, we determine those matters
21 that were of most significance in the audit of the consolidated financial statements of the current
22 period and are therefore the key audit matters. We describe these matters in our auditor’s report
23 unless law or regulation precludes public disclosure about the matter or when, in extremely rare
24 circumstances, we determine that a matter should not be communicated in our report because the
25 adverse consequences of doing so would reasonably be expected to outweigh the public interest
26 benefits of such communication.
27
28 Report on Other Legal and Regulatory Requirements
29 [Bentuk dan isi dari paragraf ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat tanggung
30 jawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang
31 diatur oleh peraturan perundang-undangan lain (mengacu pada "tanggung jawab pelaporan lain")
32 akan diuraikan dalam paragraf ini, kecuali tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang
33 sama seperti yang disajikan di bawah tanggung jawab pelaporan yang diharuskan dalam Standar
34 Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai bagian dari Laporan Audit
35 atas Laporan Keuangan Konsolidasian. Pelaporan atas tanggung jawab pelaporan lain membahas
36 topik yang sama seperti yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
37 Akuntan Publik Indonesia dapat dikombinasikan (yaitu, mencakup dalam paragraf Laporan Audit
38 atas Laporan Keuangan Konsolidasian dengan menggunakan subjudul yang tepat) dengan
39 ketentuan bahwa kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan tanggung jawab
40 pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
41 Akuntan Publik Indonesia ketika terdapat perbedaan tersebut].
42
43 [Nama Kantor Akuntan Publik]
44 [Tanda tangan Akuntan Publik]
45 [Nama Akuntan Publik]
46 [Nomor registrasi Akuntan Publik]
47 [Nama rekan perikatan]
48 [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
49 [Tanggal laporan]
50 [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)]
1 Ilustrasi 3: Dikosongkan.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
1 Ilustrasi 4: Dikosongkan.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 (Sengaja Dikosongkan)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48