Anda di halaman 1dari 12

BAB I

DEFINISI

Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan
bersama ibunya dalam satu ruangan.Rawat gabung dimaksudkan agar bayi mudah diamati dan
dijangkau oleh ibunya setiap saat sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai
dengan kebutuhannya.

1.1 Tujuan Rawat Gabung


A. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
B. Tujuan Khusus
1. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap saat.
2. Bayi segera memperoleh colostrum dan Air Susu Ibu.
3. Bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.
4. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat.
5. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan menyusui yang benar.
6. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.

1.2 Persyaratan Rawat Gabung


A. Kondisi Bayi
1. Semua bayi sehat.
2. Kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk
menyusu pada ibu.
B. Ibu
Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
C. Ruangan Rawat Gabung
1. Untuk bayi
a. Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat dengan tempat tidur ibu.
b. Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, diletakkan di tempat tidur di samping ibu
( bedding in ).
c. Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, sebaiknya diberi penghalang ( side guard ).

1
d. Tersedianya pakaian bayi.
2. Untuk Ibu
a. Tempat tidur ibu, diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik-turun. Bila
perlu ada tangga injakan untuk naik ke tempat tidur.
b. Tersedianya perlengkapan perawatan nifas.
3. Ruangan
a. Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28 C
̊
b. Ruangan unit ibu/ bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus dekat
dengan ruang petugas ( di RS/ RB )

1.3 Jenis Rawat Gabung di Rumah Sakit Prikasih


A. Rawat Gabung Penuh
Cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruang secara terus menerus
selama 24 jam.
B. Rawat Gabung Parsial
Cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada waktu-waktu tertentu ( misalnya pada
malam hari dan waktu kunjungan bayi dipisahkan dari ibunya, untuk bayi yang
mengalami asfiksia maka rawat gabung dilaksanakan setelah tindakan resusitasi
selesai, untuk ibu pasca operasi Caesar rawat gabung dilaksanakan setelah ibu bisa
mobilisasi.

1.4 Manfaat Rawat Gabung


A. Manfaat bagi ibu
1. Ditinjau dari segi psikologis ibu
a. Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi melalui sentuhan fisik, yang
terjadi segera setelah kelahiran dan pada waktu menyusui.
b. Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayi baru lahir.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat
bayinya.
d. Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar mengenai tangisan yang
disebabkan oleh rasa sakit, lapar, dan ingin dimanja sehingga mengurangi
kegelisahan ibu.
e. Ibu dapat segera merespon bayi, hal ini membantu bonding attachment.

2
f. Memberikan kesempatan bagi ibu untuk lebih sering menyusui dan tidak
dijadwal/ dibatasi.

2. Ditinjau dari segi fisik ibu


a. Mempercepat uterus menjadi normal sehingga perdarahan post partum dapat
dikurangi.
b. Menstimulasi mobilisasi ibu, karena aktivitas ibu merawat sendiri bayinya.
c. Mempercepat produksi ASI.
d. Ibu menyusui lebih lama, sehingga menghindari pembengkakan payudara.
B. Manfaat bagi bayi
1. Ditinjau dari segi psikologis bayi
a. Menstimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang bayi khususnya
dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang.
b. Ritme tidur bayi lebih terpelihara.
2. Ditinjau dari segi fisik bayi
a. Melindungi bayi dari bahaya infeksi, karena ASI terutama kolostrum ( susu
jolong ) mengandung zat-zat antibody ( kekebalan ).
b. Bayi mendapatkan makanan sesuai dengan kebutuhan.
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial.
d. Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh pemberian susu formula
e. Mencegah kemungkinan terjadinya maloklusi gigi ( pertumbuhan/ penutupan
gigi yang kurang baik ).
f. Melatih bayi untuk menghisap putting dan aerola dengan benar.
g. Memperlancar pengeluaran meconium.
h. Pertambahan berat badan bayi lebih cepat karena bayi disusui lebih lama.
C. Manfaat bagi keluarga
1. Ditinjau dari segi psikologis keluarga
a. Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan dorongan
pada ibu dalam menyusui bayinya.
b. Memberi kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman
cara merawat bayinya segera setelah lahir.
2. Ditinjau dari segi ekonomi keluarga
a. Mengurangi beban anggaran belanja untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.

3
b. Kesehatan ibu cepat pulih, sehingga biaya perawatan lebih sedikit.
c. Bayi jarang sakit sehingga biaya pengobatan berkurang.

D. Manfaat bagi petugas kesehatan


1. Petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi dengan ibu dan
keluarga.
2. Petugas akan merasa tenang dan dapat melakukan pekerjaan lain yang
bermanfaat, karena ibu/ bayi merasa nyaman.
E. Manfaat bagi institusi Pelayanan Kesehatan
1. Kebutuhan tenaga perawatan ibu dan bayi berkurang.
2. Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan.
3. Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi.

1.5 Peran Dalam Menciptakan Rawat Gabung


A. Peran Institusi
1. Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung.
2. Mensosialisasikan kebijakan pada unsur terkait.
3. Menyiapkan sarana prasarana yang mendukung.
4. Menyiapkan SDM yang terampil.
5. Melakukan monev ( monitoring dan evaluasi )
6. Memberikan reward dan punishment secara internal.
B. Peran Tenaga Kesehatan
1. Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung.
2. Melaksanakan perawatan ibu dan anak.
3. Merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada ibu dan
keluarganya.
4. Memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi,
perawatan nifas.
5. Mengatasi masalah laktasi.
6. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang
timbul.
7. Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan.
C. Peran Ibu

4
1. Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan,misalnya : tentang
merawat payudara, kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi.
2. Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada
petugas.
D. Peran suami dan keluarga
1. Memberikan dukungan kepada ibu.
2. Membantu merawat ibu dan bayi.
3. Membantu mempersiapkan alat kebutuhan ibu dan bayi.
4. Mengambil keputusan yang mendukung.

1.6 Hambatan Dalam Melaksanakan Rawat Gabung


A. Dari segi Ibu
1. Ibu lelah setelah melahirkan.
2. Ibu ingin bayinya dirawat di kamar bayi.
B. Dari segi bayi
Tindakan pada bayi, seperti : memandikan, menimbang, mengukur panjang badan, dan
lain-lain.
C. Dari segi petugas
1. Petugas menganggap bahwa bayi perlu di observasi.
2. Tenaga kesehatan kurang terampil dalam membantu ibu merawat bayinya.
D. Dari segi institusi
Ruangan sempit tidak cukup tempat untuk bayi.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Rawat Gabung di Rumah Sakit Prikasih menerapkan sistem rawat gabung penuh
dan parsial. Untuk ruang perawatan kelas dua dan tiga di kenanga, kami menerapkan
sistem rawat gabung parsial, dimana setiap malam bayi akan dipindahkan ke ruang
bayi, untuk mencegah kehilangan bayi.
Untuk kelas satu dan VIP diterapkan rawat gabung penuh, kecuali ada
permintaan ibu atau keluarga untuk dilakukan rawat gabung parsial.

6
BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Pelaksanaan Rawat Gabung Pada Bayi Baru Lahir


A. Di Kamar Bersalin
Bayi yang memenuhi syarat rawat gabung dilakukan perawatan bayi seperti biasa.
Adapun kriteria yang diambil sebagai syarat untuk dapat dirawat bersama ibunya,
yaitu :
1. Nilai APGAR lebih dari 7.
2. Berat badan bayi lebih dari 2500 gram dan kurang dari 4000 gram.
3. Masa kehamilan lebih dari 36 minggu dan kurang dari 42 minggu.
4. Lahir spontan presentasi kepala tanpa infeksi intrapartum dan ibu sehat.

Dalam jam pertama setelah lahir, bayi segera disusukan kepada ibunya untuk
pengeluaran ASI. Memberikan penyuluhan mengenai ASI dan rawat gabung terutama
bagi yang belum mendapatkan penyuluhan di poliklinik, mengisi formulir edukasi
pasien secara lengkap dan benar. Catat pada lembar intake output jam berapa bayi
baru lahir dan jam berapa bayi disusukan kepada ibunya, persiapan agar ibu dan
bayinya dapat bersama-sama ke ruangan.

B. Di Ruang Perawatan
Bayi diletakkan di dalam tempat tidur yang ditempatkan di samping ibunya. Pada
waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya dipindahkan ke ruangan lain. Perawatan
harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat mengenali keadaan-keadaan
yang tidak normal serta kemudian melaporkan kepada dokter jaga. Bayi boleh
menyusu sewaktu ia menginginkan. Ibu harus selalu dibantu untuk menyusukan
bayinya dengan baik dan benar serta untuk merawat payudaranya. Keadaan bayi
sehari-hari dicatat, bila bayi sakit atau perlu observasi diobservasi lebih teliti. Bayi
dipindahkan ke ruang perawatan bayi baru lahir, bila ibu dan bayi boleh pulang
sekali lagi beri penjelasan tentang cara-cara merawat bayi dan pemberian ASI serta
perawatan payudara dan makanan untuk ibu menyusui. Berikan ibu leaflet mengenai
hal tersebut dan dipesan untuk memeriksa bayinya 1 minggu kemudian.

7
3.2 Pelaksanaan Rawat Gabung Ibu dan Bayi serta Kegiatan Penunjangnya
1. Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan kehamilan
( ANC ).
2. Diawali dengan Inisiasi Menyusui Dini pada masa persalinan di kamar bersalin.
3. Dilanjutkan rawat gabung di ruang nifas, sebagai berikut :
a. Menyusui on cue ( melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui )
b. Menyusui eksklusif.
c. Asuhan bayi baru lahir, antara lain :
i. Mencegah hipotermi
ii. Pemeriksaan klinis bayi
iii. Perawatan umum ( merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan bayi,
menjaga hygiene bayi )
iv. Deteksi dini bayi baru lahir
d. Asuhan ibu nifas, antara lain :
i. Puerpurium
ii. Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
iii. Pendampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui yang
benar, mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah puas dalam
menyusu
iv. Mengenali hambatan pada nifas
v. Asuhan ibu nifas pasca tindakan
vi. Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui ( kelainan putting,
pembengkakan mamae, engorgement, dan lain-lain )
vii. Senam nifas
e. Komunikasi Informasi Edukasi ( KIE )
Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi. Untuk mendukung
keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan informasi tentang berbagai
hal sebagai berikut :
i. Nutrisi menyusui
ii. Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif
iii. Kerugian bila bayi tidak mendapat ASI
iv. Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala-kendala dalam menyusui
bayi
v. Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi

8
vi. Perawatan payudara
vii. Cara memerah, menyimpan, dan memberikan ASI dengan sendok
viii. KB terutama Metode Amenorhoe laktasi

9
BAB IV

DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada
ibu dan bayi. Pelaksanaan rawat gabung didokumentasikan dalam:

1. asuhan keperawatan
2. lembar edukasi catatan rekam medis
3. catatan sensus rawat gabung

Jakarta,

dr. Putri Nadia, MARS

Direktur RS Prikasih

10
PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI SEHAT

RS PRIKASIH

RUMAH SAKIT PRIKASIH

JAKARTA SELATAN
11
2019

DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………………..………………………………. i

BAB I DEFINISI………………………………………………………………………….........………………… ……. 1

1.1 Tujuan Rawat Gabung…………………………………………………………………………… 1


1.2 Persyaratan Rawat Gabung…………………………………………………………………… 2
1.3 Jenis Rawat Gabung di Rumah Sakit…………………………………………………… 2
1.4 Manfaat Rawat Gabung………………………………………………………………………… 2
1.5 Peran Dalam Menciptakan Rawat Gabung…………………………………………… 4
1.6 Hambatan Dalam Melaksanakan Rawat Gabung…………………………………. 5

BAB II RUANG LINGKUP………………………………………………………………………………………………. 6

BAB III TATA LAKSANA………………………………………………………………………………………………… 7

3.1 Pelaksanaan Rawat Gabung Pada Bayi Baru Lahir…………………………………… 7

BAB IV DOKUMENTASI…………………………………………………………………………………………………. 10

12

Anda mungkin juga menyukai