Anda di halaman 1dari 5

1.

Komponen-komponen Generator

 Main Stator
- Gulungan 3 Phase.
- Menghasilkan Tegangan AC.
- Gulungan Keluaran dari Generator.

 Main Rotor
- Gulungan 1 Phase.
- Menerima arus DC dari penyearah.
- Fungsinya menghasilkan medan magnet utama yang selanjutnya
menginduksikan GGL ke stator.

 Exciter Stator
- Gulungan 1 Phase.
- Menerima arus DC dari AVR untuk membangkitkan medan magnet dan
selanjutnya menginduksikan GGL ke dalam gulungan exciter rotor.

 Exciter Rotor
- Gulaiungan 3 Phase.
- Menerima tegangan induksi AC dari exciter stator dan kemudian
diteruskan ke guliungan main rotor melalui penyearah (rectifier diode set).

 Penyearah
- Merupakan jembatan penyearah 3 phase gelombang penuh.
- Terdiri dari 6 diode. 3 forward 3 reverse ditambah 1 buah surge
suppressor/varistor.
- Fungsi diode set yaitu menyearahkan arus AC dari exciter rotor menjadi
arus DC dan dialirkan ke main rotor.
- Fungsi surge suppressor /varistor yaitu untuk melindungi diode set dari
sentakkan/surge yang diakibatkan oleh perubahan arus yang besar pada
main stator. Seperti: petir, beban besar yang hilang secara mendadak,
gangguan pada saat parallel dan lain-lain.

 AVR(Automatic Voltage Regulator)


- Komponen elektronik terpadu untuk mengontrol tegangan keluaran
generator.
- Menerima daya AC dari gulungan main stator atau gulungan sumber
tegangan tambahan(PMG atau Auxiliary Winding) dan tegangan sensing
dari gulungan main stator, mengolah dan akhirnya arus DC ke gulungan
exciter stator.

 PMG Stator
- Gulungan 3 phase terhubung(delta/star).
- Mengeluarkan tegangan AC untuk supply AVR.

 PMG Rotor
- Merupakan magnet permanen.
- Menginduksikan medan magnet ke dalam gulungan PMG stator.
2. Blok Diagram Generator dengan penguatan terpisah
3. Rangkaian Ekivalen Generator
Stator merupakan group belitan jangkar yang terbuat dari tembaga. Belitan- belitan ini diletakkan
pada alur-alur (slot), dimana suatu belitan konduktor akan mengandung tahanan (R) dan
induktansi (L), maka belitan stator akan mengandung tahanan stator (R a) dan iduktansi sendiri

(Lf). Akibat adanya pengaruh reaktansi reaksi jangkar Xa dan reaktansi bocor jangkar X maka
rangkaian ekivalen suatu generator sinkron dapat dibuat seperti gambar 2.9 berikut:

Gambar 2.9 Rangkaian ekivalen generator sinkron

Dengan melihat Gambar 2.9 maka dapat ditulis persamaan tegangan generator
sinkron sebagai berikut :
Ea = Vt + jXaIa + jXIa + RaIa ..................................... (2.4)

Dan persamaan terminal generator sinkron dapat ditulis

Vt = Ea – jXaIa – jXIa – RaIa ..................................... (2.5)

Dengan menyatakan reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks bocor


sebagai reaktansi sinkron, atau Xs = Xa + X dapat dilihat pada Gambar 2.8 maka
persamaan menjadi:
Vt = Ea – jXsIa – RaIa [Volt] ...................................... (2.6)
Dimana :

Vf = Tegangan Eksitasi (Volt)


Rf = Tahanan Belitan Medan (Ohm)
Lf = Induktansi Belitan Medan (Henry)
Radj= Tahanan Varibel (Ohm)
Ea = Ggl yang dibangkitkan generator sinkron (Volt)
Vt = Tegangan terminal generator sinkron (Volt).

Xa = Reaktansi armatur (Ohm)


X = Reaktansi Bocor (Ohm)

Xs = Reaktansi sinkron (Ohm)

Ia = Arus Jangkar (Ampere)

4. Starting atau Prinsip Kerja Generator

Air bertekenan yang membentur turbin sehingga turbin akan berputar.


Pada saat turbin berputar maka rotor generator dan PMG rotor ikut berputar
karena dikopel dengan turbin. Lalu PMG rotor akan menginduksikan medan
magnet ke PMG stator sehingga timbul outputan tegangan AC. Outputan
tersebut akan menuju AVR sebagai supplynya. Tegangan AC disearahkan menjadi
tegangan DC oleh AVR kemudian tegangan DC tersebut akan disalurkan ke
exciter stator sehingga timbul medan magnet yang diinduksikan ke exciter rotor.
Tegangan AC keluaran dari exciter rotor menuju rotating rectifier untuk
disearahkan menjadi tegangan DC lalu disalurkan ke main rotor dan timbul
medan magnet. Sehingga menghasilkan tegangan AC di main stator sebagai
outputnya. Generator dapat dibebani pada saat sebelum terjadinya sinkronisasi
dengan sistem jaringan transmisi. Pada saat terjadi lonjakan beban maka
governor akan mengatur besar bukaan guide vane sehingga air yang masuk ke
turbin juga akan semakin besar dan terjadi keseimbangan dengan beban, Begitu
juga pada saat terjadi penurunan beban maka governor akan mengatur kecil
bukaan guide vane sehingga air yang masuk ke turbin juga sedikit dan terjadi
keseimbangan dengan beban.

5. Membebani Unit Pembangkit


unit pembangkit dapat dikatakan telah siap untuk dibebani sehingga pada saat itu
Master Controller dapat diputar ke posisi Load. Jika beban unit pembangkit telah
mencapai 1,5 MW maka lampu indikator “ Load” akan menyala.

Operasi pembebanan digunakan sistem pembebanan dengan frekuensi konstanta


50 Hz , sehingga apabila keluaran generator telah mencapai harga maksimumnya maka
Relay kontrol daya akan bekerja untuk membatasi, yang mana hal ini ditandai dengan
menyalanya lampu indikator Power Limit.

1. Pengaturan Pembangkitan
Pengaturan pembangkitan adalah pengaturan jumlah daya yang dibangkitkan oleh
PLTA selama suatu periode waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan beban.
Pengaturan pembangkitan pada prinsipnya dilakukan oleh Region IV PLN yang
terletak di Waru Surabaya Jawa Timur, dengan demikian PLTA dapat dikatakan
hanya berfungsi untuk menyediakan daya sesuai dengan permintaan dari gangguan
sehingga unit pembangkit di PLTA yang harus dihentikan atau apabila ketinggian
elevasi bendungan tidak sesuai dengan rencana pola operasi normal, maka PLTA
dapat menurunkan atau menaikan jumlah dayanya. Untuk mengkompensasikan
kekurangan atau kelebihan daya tersebut, maka operator harus melaporkan keadaan
tersebut kepada piket Region IV Waru Surabaya.

2. Pemindahan Beban
Pemindahan beban dari unit pembangkit yang satu ke unit pembangkit yang lain,
dilaksanakan untuk memenuhi jadwal pemeliharaan dari masing – masing unit
pembangkit agar keandalan dan umur ekonomisnya dapat dijaga dan diperpanjang.

Proses pemindahan beban yaitu dengan mengoperasikan unit pembangkit ketiga


untuk memikul beban dari salah satu unit pembangkit yang akan dihentikan. Unit
pembangkit pengganti akan beroperasi dari beban nol sampai dengan besar beban
yang sedang dipikul oleh unit pembangkit yang akan digantikan. Sedangkan unit
pembangkit yang akan digantikan beroperasi dari beban yang sedang dipikulnya
sampai dengan beban nol.

Anda mungkin juga menyukai