Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN

PELAYANAN
GAWAT DARURAT

UPTD PUSKESMAS WERU


DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Weru Kabupaten Sukoharjo pada
Tahun 2022 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Weru Kabupaten Sukoharjo sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang
pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Weru Kabupaten Sukoharjo maka diperlukan pedoman
pelayanan di Puskesmas Weru.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat bagi
Puskesmas Weru, sehingga akreditasi di Puskesmas Weru Kabupaten Sukoharjo berjalan
lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala Upt Puskesmas Weru

dr. Dewi Kartikasari


NIP 19740407 200604 2 020
BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas Weru adalah salah satu dari UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. UPTD
Puskesmas Weru menyelanggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang,
dan terpadu. Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan. Untuk mencapai tujuan tersebut UPTD Puskesmas Weru
didukung dengan layanan kesehatan di 5 Pustu dan 11 PKD.
Puskesmas Weru menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, salah
satunya adalah Penanganan kegawat daruratan. Dalam menyelenggarakan upaya
penanganan kegawat daruratan kepada masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang
dengan adanya pelayanan Ugd yang bermutu.
Penanganan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan yang dibutuhkan oleh
penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya.Dalam
melaksanakan pelayanan Unit gawat darurat di Puskesmas, agar dapat berjalan
dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas Weru
menyusun PEDOMAN PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT
PUSKESMAS WERU.

B. TUJUAN PEDOMAN

1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan gawat darurat yang bermutu di Puskesmas. Mencegah kematian
dan kecacatan pada penderita gawat darurat.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan gawat

darurat di Puskesmas Weru.


C. SASARAN PEDOMAN

Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu
Tenaga Pelaksana di Puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan Unit gawat darurat di Puskesmas Weru secara garis besar meliputi
dua kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat kuratif dan rehabilitative,dimana
pelayanan Unit gawat darurat termasuk ke dalam upaya Promotif, Preventiv, kuratif
dan rehabilitatif.

E. Batasan Operasional

1. Unit Gawat Darurat


Adalah pelayanan di puskesmas yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triase
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya

trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahanya.


3. Prioritas
Adalah penentuan nama yang harus di dahulukan mengenai penanganan

dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.


4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang

mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survey primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan ancaman jiwa
bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba- tiba berada dalam keadaan darurat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat

misalnya kanker stadium lanjut.

8. Pasien Darurat Tidak Gawat


Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam

nyawa dan anggota badanya, misalnya luka sayat dangkal.


9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit , dan sebagainya.
10. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak
dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat di klasifikasikan menurut :
1.Tempat kejadian :
• Kecelakaan lalu lintas
• Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
• Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
• Kecelakaan di sekolah
• Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelaanjaan, di area olah raga, dan lain- lain.
2. Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik, oleh benda asing, tersengat, terbakar,
baik efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3.Waktu kejadian :
a.Waktu perjalanan ( travelling / transport time)
b.Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang di dapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa ata rangkaian yang disebabkan oleh alam dan atau menusia yang mengakibatkan
korban dan penderitaan manusia. Kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan
sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan umum.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system / organ di bawah ini :
1.Susunan syaraf pusat
2.Pernafasan
3.Kadiovaskuler
4.Hati
5.Ginjal
6.Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) system / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1.Trauma / cedera
2.Infeksi
3.Keracunan ( poisoning)
4. Degenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit)
7. Dan lain – lain
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan, dan hipoglikemia dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4-6 ), sedangkan kegagalan sistim / organ
yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama. Dengan demikian
keberhasilan Penanggulangann Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah
kematian dan kecacatan ditentukan oleh :
1.Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2.Kecepatan meminta pertolongan
3.Kecepatan dan kualitas pertolongan yang di berikan :
a.Di tempat kejadian
b.Dalam perjalanan ke rumah sakit
c.Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit.
F. LANDASAN HUKUM

1.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ).
2.Undang- undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3.Undang- undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4.Undang – undang No.8 taahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
5.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktek
Klinik Dokter Fasyankes
6.Buku BTCLS edisi 2 tahun 2018.
BAB II. STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan Unit
gawat darurat di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi
baik jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh
Puskesmas. Adapun tenaga di Unit gawat darurat Puskesmas sebagai berikut :
No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JML KET
1 PENANGGUNG DOKTER UMUM 7 Bersertifikat
ACLS /
JAWAB
STR
2 KOORDINATOR S1 KEPERAWATAN 1 Bersertifikat
UGD BLS / BTCLS /

PPGD / STR
3 TENAGA D3 KEPERAWATAN 10 Bersertifikat
PARAMEDIS BLS/BTCLS/
PPGD / STR
4 TENAGA SMA 2

ADMINISTRASI

Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang


sesuai kompetensinya.
1. Penanggung jawab Ugd di Puskesmas mempunyai tugas:

a. Pelaksana pengobatan dan pelayanan medis di Ugd.

b. Tenaga pelaksana pelayanan di Ugd yang diberi kewenangan sebagai


tenaga medis untuk memberikan pengobatan pada pasien rawat jalan dan
rawat inap.

c. Bertanggung jawab terhadap pelayanan medis di Ugd sesuai dengan


peraturan yang berlaku serta menjaga kelancaraan pelayanan medis gawat
darurat di Puskesmas

d. Mempersiapkan dan melaksanakan pelayanan medis.

e. Melaksanakaan pemeriksaan dan pengobatan medis.

f. Melaksanakan Penulisan resep obat – obat tertentu di Ugd

g. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan langsung terkait tugas pokok.

h. Bertanggung jawab terhadap pelayanan medis di Ugd sesuai dengan


peraturan yang berlaku serta menjaga kelancaraan pelayanan medis gawat
darurat di Puskesmas
i. Mempersiapkan dan melaksanakan pelayanan medis

j. Melaksanakaan pemeriksaan dan pengobatan medis

k. Melaksanakan Penulisan resep obat – obat tertentu di Ugd

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan


dengan tugas pokok organisasi.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tenaga Medis bertugas di Ugd dan ditempat pelayanan lain bila ditugaskan oleh kepala
puskesmas.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


PELAYANAN UGD

││PUSKESMAS
KEPALA

PENANGGUNG JAWAB UKP


KOORDINATOR UGD


PELAKSANA PELAYANAN UGD
C. JADWAL KEGIATAN

Buka pelayanan 24 Jam. Untuk tenaga setiap saat ada, pembagian jadwal
disesuaikan dengan Kegiatan yang lain.
a. PENGATURAN JAGA
Pengaturan Jaga PerawatUGD
 Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan dipertanggug jawabkan
oleh Koordinator Ruangan UGD dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
 Jadwal dinas yang dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat
pelaksana UGD setiap satu bulan
 Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas. Permintaan akan
desesuaikan dengan keputusan tenaga yang ada ( apabila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui ).
 Setiap tugas jaga / shift harus bertanggung jawab dengan pelayanan di UGD,

serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan


 Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi , dinas sore , dan dinas malam, lepas

malam, libur dan cuti.


 Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah di tetapkan ( terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Koordinator UGD. Sebelum memberi tahu
Koordinator UGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari
perawat pengganti. Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan
perawat pengganti maka Karu UGD akan mencari tenaga perawat pengganti
yaitu perawat yang hari itu libur atau perawat UGD yang tinggal di dekat
puskesmas.
 Apabila tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
di tetapkan ( tidak terencana ), maka Koordinator UGD akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan,
maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikannya. Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan
tenaga Medis maka Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai
berikut:
b. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama untuk
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
c. Tenaga medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam menyusun program
pengembangan staf.
d. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi wewenang dan
Tanggung jawabnya.
e. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan

bagi Tenaga medis dan para medis.


f. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan Terkait.
g. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang
dan Penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.
BAB III STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan
yang Secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya
mendukung Pelayanan klinik puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai.
DENAH RUANGAN UGD

KAMAR MANDI
RUANG STERILISASI KAMAR MANDI PERAWAT
PASIEN

WASTAFEL

NURSE CENTER

OBSERVASI

TINDAKAN

ALKES

RESUSITASI P
I
N
T RAK OBAT & RAK INSTRUMEN
O2 EKG SUCTION
U

BRANKAT TEMPAT DUDUK TUNGGU


KURSI RODA PASIEN

RUANG PENDAFTARAN
UGD & RAWAT INAP

Kondisi Di Dalam Ruangan UGD :


a. Luas ruangan 8 x 6 m²
b. Ruangan ber AC
c. Ruangan kering dan tidak lembab
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
B. STANDAR FASILITAS
Tempat tidur ada 3 buah, 4 set regulator, 10 selang oksigen, 1 senter sorot, 2
tabung kecil oksigen, 5 tabung besar oksigen, 2 tromol kasa kecil, 1 tromol besar, 10
masker oksigen.
I. Fasilitas dan sarana
UGD Puskesmas Weru berlokasi di gedung bagian tengah gedung utama
yang terdiri dari ruangan Triase, ruang jaga dokter dan ruang jaga perawat. Ruangan
terdiri dari 3 ( tiga) tempat tidur, tindakan gawat darurat terdiri dari 1( satu ) tempat
tidur, tindakan bedah terdiri dari 1( satu ) tempat tidur, tindakan non bedah terdiri dari
1 ( satu ) tempat tidur.
a) Perlengkapan
 Meja Resepsionis
 Rak obat
 Meja komputer
 Meja dokter
 Brankart pasien
 Tempat duduk tunggu pasien
 Sterilisator
 Wastafel
 Rak alat medis
 Meja isntrumen
 Oksigen
 Tempat sampah 3
 Tensimeter
 Stetoskop
 Komputer
 AC
 Tabung oksigen
II. PERALATAN
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu pada Buku Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat Departemen Kesehatan RI untuk menunjang kegiatan pelayanan
terhadap pasien Gawat Darurat.Alat yang tersedia adalah bersifat life saving untuk
kasus kegawatan gagal nafas, seperti selang O2 dan tabung oksigen.
NO JENIS ALAT JUMLAH
1 Setirilisator 1
2 Tempat tidur tindakan 3
3 Meja instrument 3
4 Emergency kit 1 set
5 Oksigen 1
6 Tensi meter digital 1
7 Tensi meter anak digital 1
8 Hetting set 3 set
9 Medikasi set 2 set
10 Tht set 1 set
11 Bak injeksi 2
12 Stetoskop 2
13 Troley injeksi 1
14 Bengkok 4
15 Lampu tindakan 2
16 EKG 1
17 Tromol kassa besar 1
18 Tromol kassa kecil 2
19 Tempat tidur tindakan 3
20 Nebulizer 1
21 Standard infus ugd 3
22 Kursi roda 2
23 Tangga pasien 2
24 Thermometer 1
25 Tourniquet 1
26 Kaca mata pelindung 1
27 Penlight 1
28 Timbangan injak 1
29 Gunting biasa 1
30 Lampu emergency 1
31 Apar 1
33 Lemari kaca 2
34 Spatula lidah 4
35 Tempat tidur pasien 8
36 Betsite cabinet 4
37 Lampu kepala 1
38 Regulator 02 4
39 Brancard dorong pasien 1
40 Genset 1
41 Kulkas 1
42 Kereta 02 2
43 Lemari obat 1
44 Computer 1
45 Meja computer 1
46 Wastafel 1
47 AC 2
48 Meja pendaftaran 1set
49 Meja dokter 1set
50 Lemari almunium 1
51 Printer 1
52 Pesawat telp 1
53 Thermometer ruangan 1
54 Almari kaca 2

a. Alat – alat untuk resusitasi


1. Oksigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
2. Spuit semua ukuran ( masing – masing 10 buah)
3. Infus set (10 buah)
4. Brancard
5. Gunting besar ( 1 set )
6. alat – alat untuk melakukan resusitasi ( 1 set)
7. Papan resusitasi ( 1 set )
8. Ambu bag ( 1 set )
9. Stetoskop ( 1 set )
10. Tensi meter ( 1 set )
11. Thermometer ( 1 set )
12. Tiang infus ( 3 set )
b. Alat – alat untuk tindakan bedah
1. Bidai
2. Verban
3. Heating set ( 2 set )
4. Medikasi set ( 2 set )
5. Benang – benang/ jarum segala ukuran
6. Lampu sorot ( 1 set )
7. Kassa ( 1 tromel )
8. Cirkumsisi set ( 1 set )
9. Stomach tube / NGT
10. Tht set ( 1 set )
11. Spuid sesuai kebutuhan
12. Infus set ( 1 buah )

13. Dower catheter segala ukuran


14. Emergency lamp ( 1 buah )
15. Stetoskop ( 1 buah )
16. Tensimeter ( 1 buah )
17. Thermometer ( 1 buah )
18. Elastis verban
19. Tiang infus ( 3 buah )
c. Alat – alat untuk tindakan non bedah
1. Stomach tube / NGT
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Nebulizer ( 1 buah )
4. Infus set ( 1 buah )
5. IV cateter semua nomer ( 1 buah )
6. Spuit
7. Tensimeter ( 1 buah )
8. Stetoscope ( 1 buah )
9. Thermometer ( 1 buah )
10. Tiang infus ( 1 buah )
d. Alat – alat untuk observasi
1. Tensimeter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standart infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV cateter segala ukuran ( 1 buah )
8. Spuid
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Weru saat ini
memiliki 3 (tiga) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi
UGD dan bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
a. Perlengkapan Ambulance pasien
1. Sirine
2. Lampu rotari
3. Sabuk pengaman

4. Sumber listrik / stop kontak


5. Lampu ruangan
6. Brankar
BAB IV PENGORGANISASIAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh pemerintah
maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah selama
ini mengacu pada pendekatan level of care (kebijakan WHO) yaitu tindakan Promotif,
Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk
memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada.
B. METODE

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Tata laksana pelayanan
A. Tata laksana pendaftaran pasien
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
- Petugas Administrasi
II. Perangkat Kerja
- Status Medis
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh pasien /
keluarga dibagian loket pendaftaran.
2. Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan pengantar atau polisi
untuk mencari identitas pasien.
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian loket Akan
memberikan status untuk diisi oleh dokter UGD yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung
diberikan pertolongan di UGD, sementara keluarga / penanggung
jawab melakukan pendaftaran di bagian loket pendaftaran.
IV. Alur kegiatan pemeriksaan

TTV DAN
PEMERIKSAAN
ANAMNESA DIAGNOSA
FISIK
PASIEN Tindakan
medis

RUJUK RS
RESEP OBAT
Konsultasi Dokter

Administrasi Berangkat
PULANG Merujuk

Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran diterima oleh petugas ugd
2. Petugas melakukan pendaftaran
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas pemeriksaan TTV dan melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas konsultasi dokter bila diperlukan
6. Petugas langsung melaksanakan terapi, berupa tindakan medis atau
pengobatan, atau bila diperlukan rujuk Rumah Sakit harus dari
persetujuan dokter.
7. Sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit harus menyelesaikan

administrasi terlebih dahulu di kasir ugd.


8. Setelah tindakan medis atau pengobatan selesai, pasien membayar
dikasir bila jam pelayanan dan bila diluar pelayanan membayar dikasir
ugd sesuai dengan tarif perbub yang berlaku.
9. Bila tidak ada tindakan dan hanya pengobatan, petugas menuliskan

resep
10. Setelah menerima resep pasien mengambil obat di ugd
11. Pasien kemudian diijinkan pulang atau rujuk bila diperlukan rawat

inap.
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI
I. Petugas Penanggung Jawab
- perawat UGD
II. Perangkat Kerja
- Telepon ruangan
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara UGD dengan unit lain dalam Puskesmas Weru dengan

nomor telepon
2. Antara UGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang
terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan
telepon langsung dari UGD.
3. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan

menggunakan menggunakan telepon langsung dari UGD.


4. Dari luar Puskesmas Weru dapat langsung dari telepon puskesmas.

C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE


I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
- Stethoscope
- Tensimeter
- Status medis
III. Tata Laksana Pelayanan Triase UGD

1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian loket pendaftaran

2. Perawat jaga UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara


lengkap bila perlu dikonsultasikan dengan dokter via telepon untuk
menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama (pita merah ) yaitu mengancam jiwa /

mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang gawat darurat.


4. Prioritas kedua (pita kuning ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi
vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan
pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang resutasi.
5. Prioritas ketiga (pita hijau) yaitu memerlukan
pelayanan biasa tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang resutasi.
D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
II. Perangkat kerja
- Formulir Persetujuan Tindakan
III. Tata Laksana Informed Consent
1. perawat UGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari
pengisian informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan
oleh perawat dan keluarga pasien.
2. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan

oleh perawat.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN


I. Petugas Penanggung Jawab
- Perwat UGD
- Sopir Ambulan
II. Perangkat Kerja
- Ambulan
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan Puskesmas
Weru sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi
UGD rumah sakit yang dituju.
2. Perawat UGD menuliskan data -data / penggunaan ambulan (nama

pasien, ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan).


3. Perawat UGD menghubungi sopir ambulan untuk menyiapkan

kendaraan.
4. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
I. Petugas Penanggung Jawab

- Perawat UGD
- Dokter Puskesmas
II. Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar di bagian loket pendaftaran.
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien.
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga UGD.
4. Dokter puskesmas menjelaskan kondisi pasien pada keluarga /

penanggung jawab.
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian pendaftaran.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung

pulang. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter.
G. TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
I. Petugas Penanggung Jawab
- Petugas Rekam Medis
- Perawat jaga UGD
II. Perangkat Kerja
- Formulir Visum Et Repertum UGD
III. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum dari

pihak kepolisian.
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian TU.
3. Petugas menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga

yang menangani pasien terkait.


4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medic maka

lembar yang asli diberikan pada pihak kepolisian

H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL (DOA)


I. Petugas Penanggung Jawab
- Dokter jaga UGD
- Perawat Jaga
II. Perangkat Kerja
- Senter
- Stetoscope
- Surat Kematian
III. Tata Laksana Death On Arrival UGD (DOA)
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD.
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan

jenazah.
3. Dokter puskesmas membuat surat keterangan meninggal.
4. Perawat UGD menghubungi supir ambulance.
5. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di kepada keluarga.
6. Jenazah di bawa kerumah duka dengan menggunakan ambulance.

h. TATA LAKSANA SISTEM INFORMASI PELAYANAN PRA RUJUK RS


I. Petugas penanggung jawab
- Perawat UGD

II. Perangkat Kerja


- Ambulance dan telephone
III. Tata laksana Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
1. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai
kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat UGD RS yang
akan dituju.
2. Isi informasi mencakup :
- Keadaan umum (kesadaran dan tanda – tanda vital)
- Peralatan yang diperlukan di UGD
- Kemungkinan untuk di rawat di unit intensive care
- Perawat UGD melaporkan pada dokter jaga UGD serta menyiapkan hal-hal
yang diperlukan sesuai dengan laporan yang di terima dari petugas
ambulan
.
i. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN

I. Petugas Penanggung Jawab

- Dokter Puskesmas
- Perawat UGD

II. Perangkat Kerja

- Ambulance
- Formulir persetujuan tindakan
- Formulir rujukan

III. Tata Laksana Sistem Rujukan

Bila perlu dilakukan rawat inap maka pasien bisa dirujuk intern
ke rawat inap puskesmas dengan kasus tertentu dan Jika UGD
Puskesmas tidak mampu melakukan tindakan medis, maka pasien
dikirim ke rumah sakit (di rujuk).
1. Alih Rawat
- Perawat UGD menghubungi rumah sakit rujukan.
- Dokter jaga UGD memberikan informasi pada dokter jaga
rumah sakit rujukan mengenai keadaan umum. Bila tempat
telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD
menghubungi petugas ambulan Puskesmas Weru.
2. Pemeriksaan Diagnostik
- Pasien / keluarga pasien di jelaskan oleh dokter jaga mengenai
tujuan pemeriksaan diagnostic, bila setuju maka keluarga
pasien harus mengisi informed consent.
- Perawat UGD menghubungi rumah sakit rujukan
- Perawat UGD menghubungi petugas ambulan Puskesmas

Weru.

j. KEMAMPUAN PELAYANAN
1. KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan ugd Puskesmas Weru meliputi :
a. Promotif , berupa penyuluhan sederhana individu saat berobat.
b. Preventif,seperti rawat luka, pasang kateter dll
c. Kuratif, pengobatan, tindakan medis dll
d. Rehabilitative, pemeriksaan pasca patah tulang dll
BAB V LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan ugd Puskesmas Weru


direncanakan dalam renstra, POA, permintaan obat dan bahan habis pakai dan
lokmin bulanan. Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Untuk yang
pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan logistik yang
dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK.
A. Standar Obat UGD
1. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi

NO NAMA OBAT SATUAN JMLH JENIS OBAT


1. Aminopihilin Ampul 5 Anti asmatic
2. Atropine sulfat Ampul 5 Anti spasmodies
3. Diazepam Ampul 2 Minor transquillizer
4. Ephinephrin Ampul 2 Anastetic local& general
5. Lidocain Ampul 20 Asnastetic local
6. Ranitidine Ampul 5 Antacid
7. ATS 1500 u Ampul 2 Anti tetanus

b. Tablet
NO NAMA OBAT SATUAN JML JENIS OBAT
1. Captopril Tablet 10 Anti Hipertensi
2. ISDN Tablet 10 Vasodilator

c. Cairan infus
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Asering kolf 5
2. Dextrose 5% 500 ml kolf 10
4. Dextrose 40% 100 ml kolf 6
5. Nacl 0,9% 500 ml kolf 3
6. Ringer laktat kolf 10

2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Amoxicillin Flakon 10 Antibiotic
2. Aminophilin Ampul 10 Bronchodilator
3. Dexamethason Ampul 10 Kortikosteroid
4. Metamizol ampul 10 Analgetik
5. Neurobion Ampul 5 Vitamin
6. Metoklorperamid Ampuk 10 Anti Emetik
7. Ranitidin Ampul 10 Antihistamin
8. Piracetam Ampul 2 Neuroprotektor

b. Obat tablet
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Amoxicillin Tablet 10 Antipiretik & analgesic
2. Antasida Tablet 10 Antasida
3. Ambroxol Tablet 10 Analgesic
4. Anti diare Tablet 10 Anti mencret
5. Antalgin Tablet 10 Analgesik
6. Asam Mefenamat Tablet 10 Anti inflamasi non steroid
7. Asam Traneksamat Tablet 10 Koagulan
8. Betahistin Tablet 10 Antihistamin
9. Captopril Tablet 10 Anti Hipertensi
10. Cetirizin Tablet 10 Antihistamine
11. Deksametason Tablet 10 Kortikosteroid
12. Dimenhidrinate Tablet 10 Antihistamine
13. Natrium Diklofenak Tablet 10 Anti inflamasi non steroid
14. Kalk Tablet 10 Mineral kalsium
15. Furosemid Tablet 10 Diuretik
16. Glibenklamide Tablet 10 Anti Diabetik
17. HCT Tablet 10 Diuretik
18. ISDN Tablet 10 Vasodilator
19. Klorpeneramin meleat Tablet 10 Antihistamine
20. Metformin Tablet 10 Anti Diabetik
21. Metronidazole Tablet 10 Anti Amoeba
22. Metylprednisolon Tablet 10 Kortikosteroid
23. Nifedipin Tablet 10 Anti Hipertensi
24. Omeprazle Tablet 10 Protonpump Inhibtor
25. Paracetamol Tablet 10 Antipiretik
26. Piracetam Tablet 10 Neuroprotektor
27. Salbutamol Tablet 10 Bronkodilator
28. Sefadroxil Tablet 10 Antibiotik
29. Thiamfenikol Tablet 10 Antibiotik
30. Oralit Sachet 5 Mineral
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui instalasi farmasi.
Kebutuhan obat dihitung dengan penyediaan stok setiap hari, alat medis dan bahan habis
pakai dihitung tiap dua minggu berdasarkan analisis kebutuhan alat medis dan bahan habis
pakai dua minggu yang lalu dengan cadangan 10% , diajukan kepada panitia pengadaan obat
untuk mendapat persetujuan. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh panitia
pengadaan setelah mendapat persetujuan dari kepala puskesmas.

Daftar logistik ugd di Puskesmas Weru

No NAMA
Plester, hypafix, kasa gulung, kasa
1. steril

2 Handrub, kateter

3 nacl, gel, bayclin

4 Masker dan sarung tangan disposibel

5 Kapas, jarum, alcohol, kloretil

6 Kresek untuk sampah


BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

A. KENDALI MUTU
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di ugd perlu
diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya
kesalahan pengobatan / medikasi (medication error), yang bertujuan
untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,

ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.


b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon

dan tingkat pendidikan masyarakat.


Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan
antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung
untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.
Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan
proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan

Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan
evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui
metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data. Berdasarkan waktu
pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan

kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu
Cara pengambilan data :
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh
: survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan

menggunakan ceklist atau perekaman.


Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan
dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan
dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan
alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan klinis secara
sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis,
meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber
daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan
dengan pengobatan berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh
tenaga medis dan paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang
disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu
b. Review (pengkajian)

Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan

pelayanan klinis tanpa dibandingkan dengan standar.

Contoh : kajian penggunaan antibiotika.


B. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFELY)
Adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asemen resiko.
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien.
 Pelaporan dan analisis insiden.
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan.
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
a. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit.
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3) Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas.
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan kejadian tidak diharapkan (KTD).
b. STANDAR KESELAMATAN PASIEN

1) Hak pasien
2) Mendidik pasien dan keluarga
3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4) Penggunaan metoda-metoda peningkatan kerja untuk melakukan evaluasi

dan program peningkatan keselamatan pasien


5) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6) Peran memimpin dalam meningkatkan keselamatan pasien
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
C. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN
(KTD) ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakitdasarnya atau kondisi
pasien.Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan
medis karena tidak dapat dicegah.
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir.
D. KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)

Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)


atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi tidak cedera serius tidak terjadi :
 Karena “keberuntungan”
 Karena “pencegahan”
 Karena “peringanan”

E. KESALAHAN MEDIS

Medical Errors :

Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
F. KEJADIAN SENTINEL

Sentinel Event :

Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang terjadi
seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencairan fakta terhadap
kejadian ini mengungklapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
G. TATALAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada

pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “pelaporan insiden
keselamatan”.
BAB VIII KESELAMATAN KERJA

A. PENDAHULUAN
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap
ribuan anak berusia 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 sampai 49 tahun
terinfeksi HIV dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di negara-negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi
akibat masuknya kasus secara langsung masyarakat cukup tinggi (misalnya :
melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum
aman karena belum ditetapkan kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit hepatitis B dan C yang keduanya potensial untuk menular
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa
menurut data PMI angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan
WHO adalah 2.10% kedua penyakit ini sering dapat dikenali secara
klinis karena tidak memeberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran
infeksi dikenal melalui kewaspadaan umum atau “Universal Precaution” yaitu
dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi
ancaman bagi “petugas kesehatan”
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus
tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi. Oleh sebab itu tenaga kesehatan
wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya, dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas
medis dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah
tertularnya penyakit dimana di puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular
misal; TBC ,Kusta ,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan
virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan
memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian alat perlindungan diri (APD)
menggunakan masker ,sarung tangan ,dan clemek plastic,jas oprasi bila
diperlukan. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melaksanakan
kegiatan atau pelayanan
B. TUJUAN
Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.Petugas
kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya. Untuk menghindari
paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
C. TINDAKAN YANG BERESIKO TERPAJAN
1. Cuci tangan yang kurang benar
2. Penggunaan sarung tangan yanag kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. PRINSIP KESELAMATAN KERJA
Prinsip utama prosedur universal precaution dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan.Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna

kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain


3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengolaan limbah dan sanitasi ruangan
E. STERILISASI ALAT:
1. Mencuci alat dengan sabun yg mengandung anti septic
2. Penyemprotan/ oles alcohol pada alat yg akan digunakan
3. Ada alat alat tertentu disemprot dengan perhidrol
4. Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/ metal yg
sudah di sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai dipakai berikutnya.

BAB IX PENUTUP

Pedoman Pelayanan ugd Puskesmas Weru ini digunakan sebagai acuan


pelaksanaan pelayanan ugd di Puskesmas Weru. Untuk keberhasilan pelaksanaan
Pedoman Pelayanan ugd Puskesmas Weru diperlukan komitmen
dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan ugd di Puskesmas Weru semakin
optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat ( PUSKESMAS ).
2.Undang- undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3.Undang- undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4.Undang – undang No.8 taahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
5.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktek Klinik Dokter
Fasyankes
6.BukuBTCLSedisi2tahun2018.

Anda mungkin juga menyukai