Anda di halaman 1dari 7

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, saling membutuhkan untuk


memenuhi keperluan dan meningkatkan taraf hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh
islam. Lebih lagi terhadap sesama muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk
menjalin tali persaudaraan dengan muslim lainnya. Dimana persaudaraan itu merupakan
pertalian persahabatan yang serupa dengan hubungan kekeluargaan. Bahkan islam
mengibaratkan persaudaraan dan tali persaudaraan ibarat sebuah bangunan. Rasul banyak
memberikan tuntunan bagaimana seharusnya umat menjaga persaudaraan. Umat islam tidak
boleh saling menyakiti.

Sesama umat islam hendaknya saling tolong-menolong, tidak ada kedengkian dan
hasad buruk sehingga menjadikan persaudaraan muslim menjadi jauh karenanya. Dalam Al-
Qur‟an dan Hadits telah banyak disebutkan tentang hak dan kewajiban antara sesama
muslim. Dan darinya dapat dirasakan nikmatnya iman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu persaudaraan muslim?

2. Bagaimana memelihara silaturahmi?

3. Bagaimana larangan memutuskan silaturahmi?

1.1 Tujuan dan Manfaat


1.1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui persaudara muslim
2. Untuk mengetahui memelihara silaturahmi
3. Untuk mengetahui larangan memutuskan silaturahmi
1.1.2 Manfaat
1. Agar mengetahui persaudaraan muslim
2. Agar mengetahui memelihara silaturahmi
3. Untuk mengetahui larangan memutuskan silaturahmi

Tafsir Hadist Tarbawi | Persaudaraan 1


BAB II
Pembahasan

2.1 Persaudaraan Muslim

Ukhuwah islamiyah biasanya diartikan sebagai persaudaraan. Kata islamiyah yang


dirangkaikan dengan kata ukhwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiv, sehingga ukhuwah
islamiyah berarti persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan umat Islam.

ِ ‫َع ِن الُّنُ ْع َما ِن ب ِْن بِ ِشي ٍْر َر‬


‫ َرى‬0َ‫ ت‬:‫لم‬00‫ه وس‬00‫لى هللا علي‬00‫وْ ُل هللاِ ص‬0‫ا َل َر ُس‬00َ‫ ق‬:‫ض َى هللاُ َع ْنهُ َما قَا َل‬
‫ف تَ َرا ُح ِم ِه ْم َوت ََوا ِّد ِه ْم َوتَ َعا طُفِ ِه ْم َك َمثَ ِل ْال َج َس ِد اِ َذاا ْشتَ َكى عُضْ ُو تَدَا عَى َسا ِئ ُر َج َس ِد ِه‬
ِ َ‫ْالُ ُمْؤ ِمنِ ْين‬
)‫ با ب رحمة الناس والبهائم‬-٢٧:‫ كتا ب االد ب‬٧٨ :‫ (اجرجه البخرى‬.‫بِا ل َّسهَ ِر َو ْا ل ُح َّمى‬
Artinya:
"An-Nu'man bin Basyir berkata: Nabi SAW bersabda: Anda akan melihat kaum
mukminin dalam kasih sayang dan cinta-mencintai, pergaulan mereka bagaikan satu badan,
jika satu anggotanya sakit, maka menjalarlah kepada lain-lain anggota lainnya sehingga
badannya terasa panas dan tidak dapat tidur." (Dikeluarkan oleh Bukhari: (78) kitab
"Tatakrama," (27) bab: "Kasih Sayang kepada Manusia dan Binatang.")
Hadis di atas menggambarkan hakikat hubungan antara sesama kaum muslimin yang
begitu eratnya menurut Islam. Hubungan antara mereka dalam hal kasih sayang, cinta, dan
pergaulan diibaratkan hubugan antara anggota badan, yang satu sama lain saling
membutuhkan, merasakan, dan tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu anggota badan tersebut
sakit, anggota badan lainnya ikut merasakan sakit.
Sifat egois atau mementingkan diri sendiri sangat ditentang oleh Islam. Sebaliknya
umat Islam memerintahkan umatnya untu bersatu dan saling membantu karena persaudaraan
seiman lebih erat daripada persaudaraan sedarah. Itulah yang akan menjadi pangkal kekuatan
kaum muslimin, setiap muslim merasakan penderitaan saudaranya dan mengulurkan
tangannya untuk membantu sebelum diminta, yang bukan didasarkan atas "take and give",
tetapi berdasarkan lillah. Keadaan seperti itu telah dicontohkan oleh kaum mukminin pada
masa kepemimpinan Rasulullah Saw. di Madinah ketikan beliau SAW dengan para sahabat
hijrah ke Madinah.
Persatuan dan kesatuan merupakan nikmat yang sangat besar, yang harus disyukuri
oleh umat Islam dengan cara mempertahankannya. Persaudaraan dan persatuan akan
membawa kepada kesuksesan atau kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.

Tafsir Hadist Tarbawi | Persaudaraan 2


Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali Imran: 103 yang artinya "Ingatlah karunia
Tuhan kamu, ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, lalu dipersatukan-Nya hati kamu,
sehingga dengan karunia Tuhan itu kamu menjadi bersaudara, dahulu kamu berada di tepi
jurang yang curam (neraka), maka Tuhan melepaskan kamu darinya."
Salah satu landasan utama yang mampu menjadikan umat bersatu atau bersaudara
ialah persamaan kepercayaan atau akidah. Akan tetapi, persaudaraan akidah yang dimaksud
di sini adalah dalam arti sebenarnya, lahir-batin bukan hanya label atau pengakuan saja.
Namun demikian, tidak berarti bahwa umat Islam dilarang untuk berhubungan dan bersahabat
dengan umat selain Islam. Umat Islam pun dianjurkan untuk berhubungan dengan mereka
karena pada dasarnya semua manusia itu berasal dari bapak yang sama, yakni Adam.
Menurut M. Quraisy Shihab, berdasarkan ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur'an,
setidaknya ada empat macam bentuk persaudaraan:
1. Ukhuwah 'ubudiyyah,atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada Allah;
2. Ukhuwah Insaniyyah atau (basyariyyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah
bersaudara karena berasal dari seorang ayah dan ibu.
3. Ukhuwah Wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan
kebangsaan.
4. Ukhuwah fi ad-din al-Islam persaudaraan antarsesama muslim.
2.2 Memelihara Silaturahmi

‫ َم ْن‬:ُ‫وْ ل‬00ُ‫لم يَق‬00‫ه وس‬00‫ُول هللاُ صلى هللا علي‬ َ َ‫ض َى هللاُ َع ْنهُ ق‬
ُ ‫ َس ِمع‬:‫ال‬
َ ‫ْت َرس‬ ٍ ِ‫َس ب ُْن َما ل‬
ِ ‫ك َر‬ ‫َح ِدي ُ َّأ‬
ِ ‫ْث ن‬
ِ َ‫َس َّرهُ َأ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ ِر ْزقُهُ َأوْ يُ ْن َسَأ لَهُ فِى َأثَ ِر ِه فَ ْلي‬
‫ – كتاب‬٣٤ :‫ (أخرجه البخا ري فى‬.ُ‫صلْ َر ِح َمه‬
)‫ باب من أحب البسط فى الرزق‬-٣١ ‫البيوع‬
Artinya:
"Anas bin Malik r.a berkata, "Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dilanjutkan umurnya, hendaklah menyambung
hubungan famili (kerabat)."
(Dikeluarkan oleh Bukhari: Kitab "Jual Beli" bab: Siapa yang Menyukai Dilapangkan
Rezeki)
Silaturahmi artinya menyambungkan tali persaudaraan. Hadist tersebut
menggambarkan betapa pentingnya silaturahmi dalam kehidupan umat Islam. Orang yang
selalu bersilatrahmi tentunya akan memiliki banyak teman dan relasi, sedangkan relasi
merupakan salah satu faktor yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha
atau berbisnis. Selain itu, dengan banyak teman akan memperbanyak saudara dan berarti pula
Tafsir Hadist Tarbawi | Persaudaraan 3
telah berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Hal ini karena ia telah melaksanakan
salah satu perintah-Nya, yakni menghubungkan silatirahmi. Bagi mereka yang bertakwa,
Allah SWT akan memberikan rezeki dan jalan keluar dalam setiap urusannya. Allah SWT.
berfirman yang artinya:
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka..." (Q.S. Ath-
Thalaq: 2-3)
Rezeki yang diberikan Allah SWT. mungkin tidaklah banyak menurut pandangan
manusia, tetapi rezeki tersebut penuh berkah. Rezeki yang sedikit tetapi berkah lebih
bermanfaat daripada banyak, tetapi tidak mengandung berkah.
Selain itu, orang yang selalu memperbanyak silaturahmi akan memberikan banyak
peluang dalam berusaha sehingga akan terbuka pintu rezeki baginya. Begitu pula pernyataan
bahwa bagi mereka yang suka silaturahmi akan diperpanjang usianya. Memang benar, umur
manusia itu sudah dibatasi dan tidak ada seorang pun yang mampu mengubah kehendak
Allah tersebut.
Akan tetapi, dengan banyaknya silatirahmi, ia akan banyak berbuat kebaikan dengan
sesama manusia, yang berarti pula akan semakin banyak mendapatkan pahala. Selain itu
orang yang banyak silaturahmi walaupun sudah meninggal, ia banyak diingat dan
dibicarakan, seakan-akan dia hidup terus.
Menurut Al-Faqih Abu Laits Samarqandhi, keuntungan silaturahmi ada sepuluh,
yaitu:
1. Memperoleh rida Allah SWT., karena Dia memerintahkannya;
2. Membuat gembira orang lain;
3. Menyebabkan pelakunya menjadi disukai para malaikat;
4. Mendatangkan pujian kaum muslimin kepadanya;
5. Membuat marah iblis;
6. Memanjangkan usia;
7. Menambah barakah (cukup) rezekinya;
8. Membuat senang kaum kerabat yang telah meninggal;
9. Memupuk rasa kasih sayang di antara keluarga;
10. Menambah pahala sesudah pelakunya meninggal.

Tafsir Hadist Tarbawi | Persaudaraan 4


2.3 Larangan Memutuskan Silaturahmi

‫ َر‬0‫ ٍل َأ ْن يَ ْه ُج‬0‫ لُّ لِ َر ٌج‬0‫ اَل يَ ِح‬:‫ا َل‬00َ‫اريِّ َأ ْن َرسُوْ َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ق‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ب اَْأَل ْن‬
َ ْ‫ْث َأبِى َأيُّو‬
ُ ‫َح ِدي‬
‫ (اخرجه‬.‫ْرضُ هَ َذا َو َخ ْي ُر هُ َما الَّ ِذيْ يَ ْب َدُأ بِال َّساَل ِم‬
ِ ‫ْرضُ هَ َذا َويُع‬ ِ َ‫ يَ ْلتَقِي‬.‫ال‬
ِ ‫ان فَيُع‬ ٍ َ‫ث لَي‬ ِ ‫ق ثَاَل‬َ ْ‫َأخَاهُ فَو‬
‫ل‬0‫ اليح‬:‫لم‬0‫ه وس‬0‫ول هللا علي‬0‫ول رس‬0‫رة وق‬0‫اب الهج‬0‫ – ب‬٦٢ :‫اب األد ب‬0‫ كت‬٧٨ :‫االبخارى فى‬
)‫لرجل أن يهجرأخاه فوق ثالث‬
Artinya:
"Abu Ayyub Al-Anshari r.a. berkata, bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Tidak
dihalalkan bagi seorang muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga hari sehingga jika
bertemu saling berpaling muka, dan sebaik-baik keduanya ialah yang mendahului memberi
salam."
Dikeluarkan oleh Bukhari; Kitab "Tata Krama" bab: "Hijrah dan ucapan Rasulullah SAW.,
tidak halal bagi seorang laki-laki menghindari saudaranya lebih dari tiga hari")
Sudah menjadi sunnatullah bahwa hubungan sesama manusia tidaklah selamanya
baik; tidak ada problem dan pertentangan. Hidup adalah perjuangan, tantangan, pengorbanan,
dan sekaligus perlombaan antarsesama manusia. Tidak heran kalau terjadi gesekan
antarsesama dan tidak mungkin dapat dihindarkan.
Namun demikian, gesekan atau permusuhan tersebut jangan sampai diperpanjang
hingga melebihi tiga hari, yang ditandai dengan tidak saling menegur sapa dan saling
menjauhi. Hal ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.
Menurut Imam Nawawi, persengketaan harus diakhiri pada hari ketiga, tidak boleh
lebih. Menurut sebagian ulama, di antara sebab Islam memperbolehkan adanya persengketaan
selama tiga hari karena dalam jiwa manusia terdapat amarah dan akhlak jelek yang tidak
dapat dikuasainya ketika bertengkar atau dalam keadaan marah. Waktu tiga hari diharapkan
akan menghilangkan perasaan tersebut.
Diantara cara efektif untuk membuka kembali hubungan yang telah terputus adalah
dengan mengucapkan salam sebagai tanda dibukanya kembali hubungan kekerabatan. Ini
bukan bahwa orang yang memulai salam itu berarti telah kalah, tetapi ia telah melakukan
perbuatan sangat mulia dan terpuji di sisi Allah SWT.

Tafsir Hadist Tarbawi | Persaudaraan 5


BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
ukhuwah islamiyah berarti persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan
umat Islam. Hubungan antara mereka dalam hal kasih sayang, cinta, dan pergaulan
diibaratkan hubugan antara anggota badan, yang satu sama lain saling membutuhkan,
merasakan, dan tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu anggota badan tersebut sakit, anggota
badan lainnya ikut merasakan sakit. Salah satu landasan utama yang mampu menjadikan
umat bersatu atau bersaudara ialah persamaan kepercayaan atau akidah.
Silaturahmi artinya menyambungkan tali persaudaraan. Orang yang selalu
bersilatrahmi tentunya akan memiliki banyak teman dan relasi, sedangkan relasi merupakan
salah satu faktor yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha atau berbisnis.
Diantara cara efektif untuk membuka kembali hubungan yang telah terputus adalah
dengan mengucapkan salam sebagai tanda dibukanya kembali hubungan kekerabatan. Ini
bukan bahwa orang yang memulai salam itu berarti telah kalah, tetapi ia telah melakukan
perbuatan sangat mulia dan terpuji di sisi Allah SWT.
3.2 Saran

Dengan mempelajari persaudaraan kita sebagai umat muslim hendaknya dapat


menjaga ukhuwah islamiyah dan silaturahmi , sehingga tidak terputusnya hubungan
silaturahmi di antara sesama umat Islam.

Tafsir Hadist Tarbawi | Persaudaraan 6


DAFTAR PUSTAKA

Syafe'i, Rachmat. 2000. Al-Hadis (Aqidah, Akhlaq, Sosial, dan Hukum). Bandung:
CV Pustaka Setia.

Tafsir Hadist Tarbawi | Persaudaraan 7

Anda mungkin juga menyukai