Anda di halaman 1dari 2

1.

Cash inflow merupakan aliran kas yang diakibatkan dari kegiatan transaksi yang menciptakan
keuntungan kas. Cash inflow dapat terdiri dari:
a. Hasil penjualan dari produk maupun jasa perusahaan
a. Hasil dari penagihan piutang pada penjualan kredit
b. Hasil penjualan aktiva tetap yang telah ditentukan
c. Hasil penerimaan investasi dari pemilik maupun saham apabila perseroan terbatas
d. Hasil pinjaman atau hutang dari pihak lain
e. Hasil penerimaan pendapatan lain dan sewa
Misalnya: misalnya laba usaha, piutang, dividen investasi, dan sebagainya.
2. Model ini berasumsi bahwa deviden yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami
pertumbuhan (tetap dari waktu ke waktu); deviden akan dipertahankan pada tingkatnya yang
sekarang untuk seterusnya.
Contoh:
Sebuah saham diperkirakan membayarkan dividen tiap tahun sebesar Rp 500,00, tingkat
pengembalian yang disyaratkan adalah 20%. Hitung nilai intrinsik saham tersebut!

Dari rumus diatas apabila ada perumpaan deviden itu null, maka hasilnya adalah 0, dikarenakan
nilai yang dibagi mengahsilkan 0
3. Metode Perhitungan Nilai Saham lainnya : Metode Angka Pengganda (Market Multiple). Nilai
dari suatu perusahaan dihitung dengan menggunakan angka pengganda untuk industry yang
digeluti perusahaan dengan laba perusahaan tersebut.
Masalah dalam menggunakan metode angka pengganda :
 sulit menemukan perusahaan-perusahaan sejenis yang dapat dibandingkan.
 Rasio rerata dari contoh perusahaan-perusahaan yang dibandingkan dapat sangat
bervariasi. Misal : PER rata-rata dari perusahaan sejenis 20 namun range nya bisa dari 10
sampai 50.
Contoh:
PER (Price-to-earnings) ratio = Market Price to EPS ratio = Market Price / EPS
Market price = harga pasar saham
EPS = earning per share = laba per saham
Contoh : beradasarkan perusahaan-perusahaan sejenis yang dapat dibandingkan, perkirakan
PER yang sesuai. Kalikan PER dengan laba yang diharapkan untuk mendapatkan nilai saham.
Misalkan : PER untuk industry retail (eceran) = 10x, bila laba per saham = Rp 1.000 maka harga
saham perusahaan tersebut adalah sbb :
PER = Market Price / EPS
10 x = Harga Pasar / Rp 1.000
Harga Pasar = 10 x Rp 1.000 = Rp 10.000
4. RAHMAWATI DAN SURYANI, 2005. OVER REAKSI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
a. Variabel yang digunakan : periode saham dari bursa efek Jakarta 2000 sampai 2002,
average abnormal return positive, portofolio winner, portofolio losser
b. Alasan peneliti memilih penelitian ini dikarenakan informasi yang tak terduga yang
bersifat dramatik mempengaruhi reaksi para pelaku pasar secara berlebihan. Sehingga
peneliti melakukan penelitian terhadap masalah “Apakah ada over berlebihan
(overreaction) terhadap harga-harga saham perusahaan manufaktur yang ada di Bursa
Efek Jakarta, yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner?”

SALNAZARYAN DAN ARAMYAN (2017). EVOLVING IMPORTANCE OF SECURITIES MARKET TO


ENSURE ECONOMIC GROWTH: EVIDENCE FROM ARMENIA.

a. Variabel yang digunakan : Max value, Min Value, mode, median, standart devisiasi,
kurtosis, Jarque-Bera
b. Alasan peneliti memilih penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mendapatkan hasil dari
pencapaian Armenia dari perkiraan dampak berbagai segmen pasar keuangan terhadap
Gross Domestic Product (GDP). Estimasi dilakukan dengan menggunakan metode dan
model kuantitatif yang efisiensinya dibuktikan dengan pengalaman asing. Secara khusus,
korelasi dan teknik Ordinary Least Squares (OLS) telah digunakan untuk memperkirakan
secara empiris hubungan antara segmen pasar keuangan dan pertumbuhan ekonomi di
Armenia.

Anda mungkin juga menyukai