Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

FORENSIK DAN REHABILITASI STRUKTUR


REVIEW PERKUATAN STRUKTUR
Dosen : Ridwan Abdul Rahman, Ph.D.

Oleh :
ANNISA ARIFANDITA MIFSHELLA
NIM : 2110247647

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
REVIEW PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
METODE PERKUATAN DINDING PASANGAN BATU BATA MERAH
DENGAN MENGGUNAKAN JALA ROTAN PIPIH SINTESIS

Penggunaan dinding batu bata merah pada sangat banyak digunakan pada struktur
bangunan gedung khususnya rumah tinggal. Batu bata merah berasal dari tanah liat dengan
atau tanpa campuran bahan-bahan lain yang kemudian dibakar pada suhu tinggi hingga tidak
dapat hancur lagi apabila direndam pada air (Handayani, 2010).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil kuat tekan batu bata merah jenis
gunung sarik tidak memenuhi standar SNI 15-2094-2000. Standar nilai kuat tekan rata-rata
minimum dari 30 buah batu bata yang diuji adalah 50 kg/cm 2, sedangkan nilai kuat tekan
rata-rata batu bata merah jenis gunung sarik hanya 6,30 kg/cm2 (Karnefi, 2008). Oleh karena
itu dibutuhkan sebuah metode yang dapat memperkuat pasangan dinding dari segi kuat tekan,
kuat geser dan kuat lentur.
Pada tugas kali ini penulis me-review metode perkuatan struktur berupa perkuatan
dinding dengan menggunakan jala dari material rotan pipih sintesis yang telah diteliti oleh
(Tita Lianti, Prima Yane Putri, 2022). Perkuatan dinding dengan metode jala telah banyak
digunakan, salah satunya menggunakan bahan berupa rotan pipih sintesis. Rotan pipih
sintesis memiliki kelenturan yang baik untuk menahan dinding sehingga dapat menunda
keruntuhan struktur.
Pembuatan benda uji dinding batu bata merah dilakukan dengan klasifikasi sebagai
berikut:
Tabel 1. Jumlah benda uji

Jumlah Dinding
No
Uji Kontrol
. Perkuatan Cadangan
(tanpa perkuatan)
1. Uji Kuat Tekan 3 1 1
2. Uji Kuat Geser 3 1 1
3. Uji Kuat Lentur 3 1 1

Pengujian kuat tekan dinding batu bata dilakukan dengan metode SNI 03-4164-1996
seperti pada Gambar 1. Kemudian meletakkan jala yang terbuat dari rotan sintesis sesuai pada
Gambar 2. Sedangkan untuk kuat geser dinding, pengujian akan dilakukan sesuai pada
Gambar 3. Pengujian kuat lentur dinding akan dilakukan seperti Gambar 4.
Gambar 1. Metode pengujian kuat tekan dinding batu bata sesuai SNI 03-4164-1996

Gambar 2. Metode pembuatan benda uji tekan dinding bata merah dengan perkuatan
jala rotan pipih sintesis

Gambar 3. Sketsa pengujian uji kuat geser dinding


Gambar 4. Sketsa pengujian kuat lentur dinding

Pengujian kuat tekan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa beban maksimum
yang dapat dipikul oleh dinding control yaitu 69,48 KN, sedangkan rata-rata beban
maksimum dari dinding perkuatan adalah 72,75 KN. Nilai kekakuan dinding perkuatan yaitu
8,69 KN/mm lebih rendah dibandingkan dinding control yaitu sebesar 11,35 KNmm. Hal ini
menunjukan bahwa dinding batu bata merah yang telah diperkuat dengan jala mampu
menahan beban maksimum dibandingkan dinding yang tidak diberikan perkuatan. Dari
Gambar 5 dapat terlihat bahwa dinding batu bata merah yang mengalami perkuatan tidak
menyebabkan keruntuhan.

Gambar 5. Pengujian kuat tekan pada dinding batu bata biasa (kanan) dan dinding batu
bata merah dengan perkuatan jala rotan pipih sintesis (kiri)
Pengujian kuat geser yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa beban maksimum
yang dapat dipikul oleh dinding control adalah 16,3 KN, sedangkan rata-rata beban
maksimum dari dinding batu bata merah yang diberi perkuatan adalah 14,21 KN. Hal ini
terlihat pada saat pengujian, dinding perkuatan mengalami keretakan lebih awal dibanding
dinding control. Hal ini disebabkan oleh adanya lubang instalasi rotan pipih sintesis pada
dinding perkuatan.
Sedangkan nilai daktalitas (kekakuan) pada dinding kontrol adalah 1,22 sedangkan nilai
daktalitas (kekakuan) pada dinding perkuatan adalah 11,43 KN. Hal ini dapat terlihat pada
Gambar 6, walaupun dinding perkuatan mengalami keretakan terlebih dahulu, namun karena
adanya perkuatan dari rotan pipih sintesis maka dinding tersebut tidak hancur dan roboh. Hal
ini terjadi karena jala rotan pipih sistesis mengalami tegangan Tarik elastis yang dapat
mehanan deformasi yang besar.

Gambar 6. Pengujian kuat geser pada dinding batu bata biasa (kanan) dan dinding batu
bata merah dengan perkuatan jala rotan pipih sintesis (kiri)
Pada hasil pengujian kuat lentur dinding diperoleh hasil yaitu beban maksimum yang
dapat dipikul oleh dinding kontrol adalah 6,86 KN, sedangkan rata-rata beban maksimum
dari dinding perkuatan adalah 7,29 KN. Hal ini disebabkan oleh kemampuan jala rotan pipih
sintesis mampu memberikan kekuatan pada dinding pasangan batu bata merah dalam
memikul beban maksimum.
Nilai kuat lentur dinding kontrol adalah 1,55 MPa sedangkan nilai kuat lentur dinding
perkuatan adalah 1,64 MPa. Hal ini membuktikan bahwa perkuatan dinding pasangan batu
bata merah menggunakan jala rotan pipih sintesis mampu menahan gaya lentur lebih besar
daripada dinding batu bata merah biasa. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Pengujian kuat lentur pada dinding batu bata biasa (atas) dan dinding batu
bata merah dengan perkuatan jala rotan pipih sintesis (bawah)

Dari pengujian yang telah dilakukan oleh (Tita Lianti, Prima Yane Putri, 2022) dapat
disimpulan bahwa dinding batu bata merah dengan jala rotan pipih sintesis lebih menahan
beban maksimum dan beban deformasi yang terjadi akibat gempa.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, S. (2010). Kualitas Batu Bata Merah Dengan Penambahan Serbuk Gergaji.
Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan No. 1 Volume 12, 41-50.
Tita Lianti, Prima Yane Putri. (2022). Metode Perkuatan Dinding Pasangan Batu Bata Merah
Menggunakan Jala Rotan Pipih Sintesis. Applied Science In Civil Engineering, 76-86.
Karnefi, V. S. (2008). Analisis Kelayakan dan Rekayasa Batu Bata Tahan Gempa
Menggunakan Teknologi No Firing. Jurnal Gradien Vol. 4 No. 1, 291-295.

Anda mungkin juga menyukai