Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MAGANG

MANAJEMEN DATA MORBIDITAS PASIEN RAWAT JALAN


DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH

Disusun oleh :
Khanifa Rizky Wardhani
201811075

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES YAYASAN RS Dr. SOETOMO
SURABAYA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa laporan Kegiatan Magang Mahasiswa Prodi


D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo
dengan judul MANAJEMEN DATA MORBIDITAS PASIEN RAWAT
JALAN DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH, yang disusun oleh:

Nama : Khanifa Rizky Wardhani


NIM : 201811075
telah disetujui dan disahkan pada tanggal : 1 Juni 2021
Surabaya, 1 Juni 2021

Pembimbing Lapangan, Pendidik Akademik,

Pany Wuri Lindawati, A.Md.PK Titin Wahyuni, SKG., M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan Titin Wahyuni, SKG., M.Kes

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................
iii DAFTAR TABEL
................................................................................................. v DAFTAR
GAMBAR............................................................................................ vi DAFTAR
LAMPIRAN ....................................................................................... vii BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1 1.2
Tujuan ................................................................................................ 2 1.2.1
Tujuan Umum........................................................................... 2 1.2.2 Tujuan
Khusus.......................................................................... 2 1.3
Manfaat .............................................................................................. 2 1.3.1 Bagi
Rumah Sakit..................................................................... 2 1.3.2 Bagi STIKES
Yayasan RS Dr. Soetomo.................................. 2 1.3.3 Bagi
Mahasiswa ....................................................................... 3 BAB II TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................... 4 2.1 Rekam
Medis..................................................................................... 4 2.2
Morbiditas.......................................................................................... 5 2.3 Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS).............................................. 6 2.4 Sumber Data
SIRS............................................................................. 7 2.5 Jenis Laporan
SIRS............................................................................ 7 2.6 Laporan Morbiditas
Rawat Jalan ....................................................... 8 2.7 Laporan 10 Besar Penyakit
Rawat Jalan............................................ 9 BAB III PELAKSANAAN
KEGIATAN........................................................... 10 3.1 Lokasi
Kegiatan ............................................................................... 10 3.2 Waktu
Kegiatan ............................................................................... 10 BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN ............................................................ 11 4.1 Analisis
Situasi Umum .................................................................... 11

iii
4.2 Hasil................................................................................................. 18 4.3
Pembahasan ..................................................................................... 21 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 24 5.1
Kesimpulan ...................................................................................... 24 5.2
Saran ................................................................................................ 25 DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 26
LAMPIRAN......................................................................................................... 27
iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 3.1 Rancangan Waktu Kegiatan

Magang.............................................................. 10 4. 1 Kelas Perawatan di Rumah

Sakit William Booth .......................................... 14 4. 2 Perkembanga Rumah

Sakit William Booth ................................................... 14

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 4. 1 Struktur Organisasi RS William


Booth....................................................... 18

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Identitas Peserta Magang .................................................................................. 27


2 Daftar Kegiatan Harian Peserta Magang di Lapangan....................................... 28
3 Lembar Konsultasi dan Bimbingan Laporan (Pembimbing Lapangan) ............
29 4 Lembar Konsultasi dan Bimbingan Laporan (Pembimbing Akademik) ...........
30 5 Modul SIMRS William Booth
Surabaya ........................................................... 31 6 Modul Regristrasi
Pasien ................................................................................... 32 7 Modul Rekam
Medis.......................................................................................... 33 8 Contoh
Laporan Internal Rawat Jalan................................................................ 34 9
Halaman Login SIRS ......................................................................................... 35
10 Tamplate Pelaporan RS.................................................................................... 36
11 Dashbord SIRS................................................................................................. 37
12 Contoh Laporan SIRS RL 1.3 ..........................................................................
38

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan tempat rujukan masyarakat untuk menerima
pelayanan kesehatan yang berupa pemeriksaan, pengobatan dan pemulihan dari
kondisi sakit (Rustiyanto 2009). Fungsi utama dari rumah sakit ialah memberikan
perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat inap,
rawat jalan maupun pasien gawat darurat. Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
harus selalu memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat
agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal (DepKes RI 2006).
Rumah sakit memiliki karakteristik khusus bagi masyarakat dengan
dipengaruhi kemajuan ilmu teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan
dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Derajat kesehatan agar terwujud
setinggi-tingginya maka rumah sakit harus mampu meningkatkan pelayanan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan kesehatan harus didukung
dengan menyelenggarakan rekam medis disetiap rumah sakit.
Rekam medis menurut (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 2008) “Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.” Salah satu
kegunaan rekam medis yaitu mengandung nilai administrasi yang dapat
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
Sumber data dari pembuatan pelaporan rumah sakit adalah rekam medis.
Salah satu laporan yang diambil dari data rekam medis adalah laporan morbiditas.
Laporan morbiditas memuat data komplikasi penyakit pasien rawat jalan yang
dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar untuk masing-masing kelompok
penyakit. Data jumlah kasus baru untuk setiap jenis penyakit terperinci menurut
golongan umur dan jenis kelamin.

1
2

Berdasarkan data yang didapat dari kegiatan magang, dapat disimpulkan


bahwa laporan morbiditas di RS William Booth mengalami perubahan sesuai
dengan jenis penyakit dan kondisi pasien di rawat jalan. Dimana angka kunjungan
tertinggi pada bulan tahun 2019 adalah penyakit bronkitis,emfisema dan penyakit
paru obstruktif kronik lainnya sebanyak 2190 kunjungan dan kunjungan terrendah
adalah penyakit asma sebanyak 273 kunjungan.
Laporan morbiditas dapat menghasilkan laporan 10 besar penyakit pasien
rawat jalan. Laporan 10 besar penyakit tersebut dapat dijadikan sebagai laporan
bulanan kepada pihak internal maupun ekternal rumah sakit. Informasi yang
dihasilkan dari laporan digunakan untuk melihat penyakit yang paling banyak
muncul, pengambilan kuputusan, membuat kebijakan serta penilaian atau
evaluasi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menganalisis data morbiditas pasien rawat jalan di Rumah Sakit William
Booth tahun 2019.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifiasi sumber data morbiditas pasien rawat jalan
2. Mengidentifikasi pengolahan data morbiditas pasien rawat jalan
3. Mengidentifikasi pelaporan morbiditas pasien rawat jalan
4. Mengidentifikasi pemanfaat data morbiditas pasien rawat jalan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta penilaian
selanjutnya bagi rumah sakit terkait analisis data morbiditas 10 besar penyakit
pasien rawat jalan.
1.3.2 Bagi STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo
Sebagai bahan refrensi atau kajian pustaka untuk membandingkan teori
yang ada dengan praktik lapangan, sekaligus bahan bacaan bagi para mahasiswa
demi meningkatkan kualitas mutu pembelajaran.
3

1.3.3 Bagi Mahasiswa


Manfaat yang telah diambil mahasiswa dalam kegiatan magang ini adalah
menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan secara langsung dari pihak
rumah sakit terutama mengenai analisis data morbiditas 10 besar penyakit pasien
rawat jalan di RS William Booth.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis


2.2.1 Pengertian Rekam Medis
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis “Rekam medis adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
2.2.2 Tujuan Rekam Medis
Pelaksanaan rekam medis memiliki tujuan menurut Pendoman
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia (DepKes
RI 2006) menyatakan bahwa “Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelola rekam medis yang baik dan benar,
tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan.
Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di
dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2.2.3 Kegunaan Rekam Medis
Berdasarkan Pendoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit di Indonesia (DepKes RI 2006) menyatakan bahwa: Kegunaan
Rekam Medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
1. Aspek Administrasi
Berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan 2. Aspek medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang
diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahamkan serta

4
5

meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen resiko


klinis serta keamanan/keselamatan pasien dan kendali biaya.
3. Aspek Hukum
Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti
untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai asek keuangan. Kaitannya rekam
medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi
serta tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama menjalani
perawatan di rumah sakit tersebut.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat
digunakan sebagai bahan/refrensi pengajaran dibidang profesi pendidikan
kesehatan.
6. Aspek Penelitian
Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut
data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
2.2 Morbiditas
Morbiditas merupakan kondisi seseorang dikatakan sakit apabila keluhan
kesehatan yang dirasakan mengganggu aktivitas bekerja, mengurus rumah tangga
dan kegiatan lainnya secara normal sebagaimana biasanya. Morbiditas dapat
6

digunakan sebagai indikator untuk mengukur derajat kesehatan penduduk.


Semakin rendah morbiditas, menunjukkan derajat kesehatan penduduk semakin
baik. Sebaliknya semakin tinggi morbiditas, menunjukkan derajat kesehatan
semakin buruk. (Hanum and Purhadi 2013)
2.3 Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
2.3.1 Pengertian SIRS
Sistem informasi rumah sakit atau yang biasa kita kenal dengan sebuatan
SIRS merupakan tahapan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah
sakit. SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementrian
Kesehatan (KEMENKES RI 2011) .Informasi kesehatan untuk pelaporan ke
Kementrian Kesehatan merujuk pada format baku yang telah ditetapkan,
sedangkan informasi kesehatan untuk kebutuhan internal dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masing – masing.
2.3.2 Fungsi SIRS
Adapun fungsi SIRS menurut Gavinov dan Soemantri, yaitu :
1. Meningkatakan kinerja rumah sakit menjadi lebih efektif dan efisien
2. Membantu mewujudkan misi dan vidi rumah sakit
3. Meningkatkan nilai jual RS dimasyarakat sebagai RS yang mengedepanan
pelayanan
4. Membangun dan mengembangkan infrastruktur teknologi informasi 5.
Mensosialisasikan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia RS
mengoprasikan teknologi infromasi
6. Mengurangi kesalahan – kesalahan faktor manusia
7. Menghilangkan permasalahan redudansi data
8. Pemetaan desain sistem informasi sesuai dengan kebutuhan informasi pada saat
ini dan masa yang akan datang
9. Manajemen pengelolaan data menjadi informasi yang cepat dan tepat guna bagi
kepentingan user, manajemen ataupun pemerintah
10. Meningkatkan mutu dan mempercepat proses pelayanan RS 11. Mengikatkan
loyalitas dan kebanggan karyawan terhadap RS tempat mereka mengabdi
12. Menghilangkan ketidak konsistenan data
7

2.3.3 Jenis SIRS


1. Sistem informasi klinis
Dalam menunjang kegiatan langsung kepada pasein sistem informasi klinis
dirancang dengan menyediakan informasi klinis yag aksesibilitas, akurat, terkini,
lengkao dan relevan. Contoh aplikasi sistem informasi klinis diantaranya : sistem
informasi pemantauan pasien ICU, sistem informasi pemantauan operasi, sistem
informasi pemeriksaan laboratorium serta sistem informasi untuk menentukan
kebutuhan perawatan pasien.
2. Sistem informasi administrasi
Sistem informas administrasi digunakan untuk membantu pelaksanaan
administrasi di rumah sakit. Contoh aplikasi sistem informasi administrasi yaitu :
sistem informasi pendaftaran pasien, sistem informasi pembayaran dan tagihan,
sistem informasi penggajian dan sistem informasi farmasi
3. Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen diantaranya yaitu : sistem informasi fasilitas,
sistem informasi sumber daya manusia, sistem informasi keuangan, sistem
informasi pemasaran dan sistem informasi manajemen pelayanan. 2.4 Sumber
Data SIRS
Berdasarkan sumbernya data dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Data primer
adalah data langsung yang diperoleh dari proses pengumpulan yang dilakukan
sendiri langsung dari subjek yang diteliti. Contoh data diambil dari rekam medis
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari institusi yang telah
mengumpulkan datanya, tidak langsung dikumpulkan dari sumber datanya.
Contoh data diambil dari indeks pasien, indeks penyakit dan berbagai indeks
lainnya (Maryati and Hosizah 2018)
2.5 Jenis Laporan SIRS
Sesuai dengan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/MENKES/PER/V/2011) tentang sistem informasi rumah sakit, laporan SIRS
adalah laporan yang dibuat oleh rumah sakit kemudian dilaporkan ke kementrian
kesehatan. Adapun jenis laporannya sebagai berikut:
8

1. RL 1 Data dasar RS
2. RL 2 Data ketenaga RS
3. RL 3 Data kegiatan RS yang terdiri dari :
a. RL 3.1 Pelayanan RANAP
b. RL 3.2 Pelayanan gawat darurat
c. RL 3.3 Kegiatan kesehatan gigi dan mulut
d. RL 3.4 Kegiatan kebidanan
e. RL 3.5 Kegiatan perinatologi
f. RL 3.6 Kegiatan pembedahan
g. RL 3.7 Kegiatan perinatologi
h. RL 3.8 Kegiatan laboratorium
i. RL 3.9 Pelayanan rehabilitasi medis
j. RL 3.10 Kegiatan pelayanan khusus
k. RL 3.11 Kegiatan kesehatan jiwa
l. RL 3.12 Kegiatan keluarga berencana
m.RL 3.13 Kegiatan obat, penulisan dan pelayanan resep
n. RL 3.14 Kegiatan rujukan
o. RL 3.15 Cara pembayaran
4. RL 4a Data morbiditas pasien RANAP
RL 4b Data morbiditas pasien RAJAL
5. RL 5 Data bulanan
a. RL 5.1 Pengunjung RS
b. RL 5.2 Kunjungan RAJAL
c. RL 5.3 Data 10 besar penyakit RANAP
d. RL 5.4 Data 10 besar penyakit RAJAL
2.6 Laporan Morbiditas Rawat Jalan
Untuk melaporkan data morbiditas petugas rekam medis harus mengisi
formulir data keadaan morbiditas pasien rawat jalan RL 4b. Formulir RL 4b
adalah formulir standar untuk data keadaan morbiditas pasien rawat jalan yang
merupakan formulir rekapitulasi dari jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan
yang terdapat pada unit rawat jalan RS untuk tahunan. Data dibuatkan reapitulasi
9

kemudian dilaporkan dengan mengisi formulir RL 4b dan dikumpulkan dari


tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. (KEMENKES RI
2011)
2.7 Laporan 10 Besar Penyakit Rawat Jalan
Untuk melaporkan data morbiditas petugas rekam medis harus mengisi
formulir daftar 10 besar penyakit RAJAL. Formulir RL 5.4 adalah formulir untuk
data 10 besar penyakit rawat jalan rekapitulasi dari jumlah banyaknya kasus baru
pada unit rawat jalan untuk satu tahun. Data dikumpulkan dari tanggal 1 Januari
sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. (KEMENKES RI 2011)
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Lokasi Kegiatan


Kegiatan magang ini dilaksanakan di Rumah Sakit William Booth
3.2 Waktu Kegiatan
Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 16 Maret – 05 April 2021
Tabel 3.1 Rancangan Waktu Kegiatan Magang Di Rumah Sakit William Booth
tahun 2021
No Uraian Kegiatan Tanggal

1. Menjelaskan mengenai profil rumah sakit dan materi 16 Maret 2021


komunikasi efektif

2. Materi cara menghitung indikator pelayanan RANAP 17 Maret 2021

3. Materi alur pelaporan eksternal (SIMRS) 18 Maret 2021

4. Materi pengkodean penyakit 19 Maret 2021

5. Presentasi hasil pengkodean penyakit 20 Maret


2021

6. Materi analisa data surveilands 23 Maret


2021

7. Materi desain formulir manual 25 Maret


2021
8. Materi perhitungan beban kerja di instalasi RM 26 Maret
2021

9. Materi analisa data pelayanan RAJAL dan RANAP 30 Maret


2021
10. Materi analisa mutu RM

11. Konsultasi 1 01 April 2021

12. Konsultasi 2 05 April 2021

Sumber data : Jadwal pelaksanaan magang di RSWB tahun 2021

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Situasi Umum


4.1.1 Profil dan Sejarah Rumah Sakit
RS William Booth a adalah salah satu Rumah Sakit di Surabaya yang berdiri
sejak 1924 dan merupakan salah satu Rumah Sakit di lingkungan Gereja Bala
Keselamatan Indonesia. RS William Booth pada awalnya adalah Rumah Sakit
Misi Pelayanan, tapi dengan berjalannya waktu, maka RS William Booth harus
mampu pula bersaing dengan rumah sakit lain dan mampu pula menghadapi
Tantangan Era Globalisasi.
Pada era globalisasi Rumah Sakit diharapkan dapat mengikuti
Perkembangan diantara perkembangan teknologi dan meningkatkan pelayanan
terhadap customer (pasien) dengan lebih memperhatikan nilai kepuasan.
Dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan prosedur karena pada era
globalisasi ini, semua tindakan dapat menimbulkan tuntutan Malpraktek. Oleh
karena itu RS William Booth harus memiliki tanggung jawab kepada shareholder
maupun stakeholder harus jeli dalam melihat perubahan-perubahan yang
disebabkan oleh kemajuan tentang teknologi kedokteran, pengaruh globalisai,
tingkat persaingan yang makin tinggi dan perilaku pasien yang semakin kritis
dalam memilih pelayanan kesehatan.
VISI
Menjadi penyelenggara layanan kesehatan yang bermutu, terbaik dan terpercaya
dalam meningkatkan kualitas hiduo manusia secara hoslistik.
Misi
1. Memberikan pelayanan yang profesional, manusiawi, tepat waktu dan tepat
guna yang berfokus kepada kaidah keselamatan pasien sesuai dengan standar
pelayanan.

11
12

2. Membangun dan mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian


yang menunjang pelayanan kesehatan kepada pelanggan secara
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK) dan pelayanan perumah sakitan.
3. Mengelola sumber daya manusia yang berintegritas tinggi dalam
memberikan pelayanan dengan memperhatikan nilai-nilai etik, moral,
sosial dan spiritual.
Motto
“Melayani Dengan Kasih”
Nilai – Nilai Dasar
K : Keperdulian menjadi dasar dan semangat pelayanan. A : Adil tanpa
diskriminasi dalam memberikan pelayanan. S : Sejahtera merupakan cita
cita yang ingin diraih seluruh karyawan. I : Integritas tinggi dalam segala
aspek pelayanan. H : Harmonis dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama.
4.1.2 Kondisi Rumah Sakit William Booth
Pekerjaan perluasan bangunan RS William Booth secara bertahap
dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dana yang tersedia.Sejalan dengan
perubahan waktu, maka RS William Booth terus mengalami perkembangan
dan pertumbuhan dalam fasilitas dan kelengkapan pelayanan. Saat ini
jumlah tempat tidur RS William Booth 120 dengan standar pelayanan
minimal rumah sakit type C.
Beberapa data-data dan pengembangan bangunan dapat disampaikan
sebagai berikut:
1. Nomor Kode RS : 3578031
2. Nama Rumah Sakit : RS WILLIAM BOOTH
3. Jenis Rumah Sakit : RS. Umum
4. Kelas Rumah Sakit : TIPE C
5. Nama Direktur : dr. TB. Rijanto, DFM
6. Penyelenggara : Yayasan Pelayanan Kesehatan
Bala Keselamatan
7. Alamat / Lokasi RS : Jl. Diponegoro No.34 Surabaya
13

7.1 Kab/Kota : Surabaya


7.2 Kode Pos : 60241
7.3 Telp : (031) 5678917-18
7.4 Fax : (031) 5624868
7.5 Email : rs.williamboothsurabaya@yahoo.co.id No Humas
RS : (031) 5678917-18 ext 4010
8. Luas Rumah Sakit
8.1 Tanah : 14.540 M2
8.2 Bangunan : 7.800 M2
9. Surat izin / penetapan
9.1 Nomor : 503.445/34/P/IO.RS/436.6.3/XI/2015 9.2 Tanggal :
22 November 2015
9.3 Oleh : Dinas Kesehatan Kota
9.4 Sifat : Perpanjangan
9.5 Masa berlaku s/d thn : 20 November 2020
10. Penyelanggara Rumah Sakit
10.1 Nama : Yayasan Pelayanana Kesehatan
Bala Keselamatan
10.2 Status : Swasta
11. Akreditasi Rumah Sakit
11.2 Penetapan : 5 Pelayanan
11.3 Status : Penuh Tingkat Dasar
11.4 Tanggal Akreditasi : 31 Agustus 1999
12. Akreditasi Rumah Sakit Versi SNARS
12.1 Penetapan : 15 Pelayanan
12.2 Status : Lulus PARIPURNA
12.3 Tanggal Akreditasi : 04 Oktober 2019
4.1.3 Data Umum RS William Booth
Jumlah tempat tidur pasien yang tersedia saat ini di RS William Booth adalah
120 tempat tidur. Komposisi total jumlah tempat tidur pasien berdasarkan kelas
pearwatan, bidang spesialisasi dan ruangan perawatan, dapat dijabarkan pada tabel
dibawah ini :
14

Tabel 4. 1 Kelas Perawatan di Rumah Sakit William Booth tahun 2021


Kelas Jumlah %
Tempat Tidur

VVIP 1 1%

VIP 12 10%

KLS 1 25 21%

KLS 2 27 23%

KLS 3 24 20%

RPK 9 8%

ISOLASI 13 11%

NEONATUS 2 2%

ICU 4 3%

NICU 3 3%

TOTAL 120 100%

Sumber data : PPT Profil Rumah Sakit William Booth yang dipaparkan pada saat
pelaksanaan magang tanggal 16 Maret 2021

Adapun data perkembanga RS William Booth dari waktu ke waktu. Yang


akan dijabarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. 2 Perkembanga Rumah Sakit William Booth


Tahun Pencapaian

1939 Perluasan bangunan untuk ruangan pembedahan,


perawatan anak dan asrama perawat

1971 Bangunan untuk perawatan penyakit paru-paru


diresmikan

1974 Kamar Operasi, Laboratorium, Poliklinik dan bangunan


Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) diresmikan

1982 Bangunan rontgen dan peralatannya diresmikan


penggunaannya

1984 Asrama siswa SPK berlantai tiga didirikan, saat ini


penggunaannya difungsikan sebagai Sekolah Akademi
Keperawatan (AKPER)

1985 Bangunan laboratorium baru diresmikan penggunaannya

1988 Bangunan Insentive Care Unit (ICU) diresmikan


penggunaannya

15
Tahun Pencapaian

1997 Bangunan unit hemodialisis diresmikan penggunaannya

2011 RS William Booth ditetapkan sebagai salah satu cagar


budaya dengan durat keputusan Walikota Surabaya
Nomor : 188.45/29/436.1.2/2011

Januari 2014 Implementasi SIM RS yang terintegrasi

November 2014 - RS William Booth menjadi provider Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Kantor Cabang Unit (KCU) Surabaya
- Pengembangan pelayanan unit hemodialisis dari
kapasitas 4 unit menjadi 6 unit

Juli 2015 - Peresmian penggunaan Ruangan Recovery Room


dengan 3 tempat tidur
- Pengembangan pelayanan unit hemodialisis dari
kapasitas 6 unit menjadi 14 unit

November 2015 Diperoleh Surat Izin Operasional RS yang baru, dan


berlaku sampai 20 November 2020, dengan Nomor :
503.445/34/P/IO.RS/436.6.3/XI/2015

Juli 2016 Dalam rangka akreditasi dilakukan revitalisasi daya dan


teganggan listrik dari 110 volt menjadi 220 volt

September 2016 Dalam rangka akreditasi dilakukan pipanisasi ulang


Instalasi Air Bersih

Oktober 2016 Dalam rangka akreditasi dilakukan renovasi dan


pengembangan Instalasi Gizi dan Instalasi Bedah

November 2016 Akreditasi versi 2012 Nomor : KARS-


SERT/402/XI/2016 lulus tingkat paripurna

Desember 2016 Renovasi ruang tunggu laboratorium

Maret 2017 Pengembangan Unit Fisioterapi dari kapasitas 6 unit


menjadi 12 unit tempat tidur

Agustus 2017 Direalisasikan Ruangan Back Up Server

Maret 2018 Ruangan serbaguna, pelebaran ruangan serba guna dan


pemasangan finil serta pemasangan partisi sorepa

16
Tahun Pencapaian

Juli 2018 Diresmikan Operasional ruang FRONT OFFICE - TPP

Agustus 2018 - Diresmikan ruang Operasional Casemix


- Dilakukan penambahan CCTV dengan kapasitas 16
titik menjadi 72 titik

April 2019 RS ditetapkan menjadi pelanggan premium PLN dan


peningkatan daya listrik menjadi 407.000 VA

Mei 2019 - Telah memiliki izin TPS limbah B3


- Dilakukan commissioning sentralisasi 3 unit genset
(100KVA, 125KVA, 220KVA)

Agustus 2019 - Melauncingkan mesin Anjungan Daftar Mandiri


(ADM) untuk mempermudah pendaftaran pasien
secara mandiri
- Diresmikan ruangan Laminar Air Flow (LAF) dan
ruangan pencampuran obat rawat jalan dan rawat inap -
Diresmikan fasilitas umum di area rawat jalan
dibelakang IGD

Sumber data : PPT Profil Rumah Sakit William Booth yang dipaparkan pada saat
pelaksanaan magang tanggal 16 Maret 2021

4.1.4 Jenis Pelayanan Kesehatan


a. Instalansi Gawat Darurat (IGD)
Instansi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit dalam rumah sakit
yang menyediakan penanganan awal pasien, sesuai dengan tingkat
kegawatannya. IGD buka selama 24 Jam. Seorang petugas skrining akan
memilah pasien dalam kelompok triase. Adapun kelompok triase tersebut
terdiri dari :
1. Triase merah : triase merah diberlakukan bagi pasien yang
membutuhkan penanganan segera, karena kondisi sakit yang
mengancam nyawa atau menimbulkan kecacatan.
2. Triase kuning : triase kuning diperuntukan bagi pasien dengan tanda
tanda vitasl stabil, tapi membutuhkan pengawasan ketat, walau
demikian penanganannya bisa ditunda untuk sementara.
17

3. Triase hijau : triase hijau diperuntukkan pasien dengan kondisi stabil


dan tidak memerlukan penanganan segera.
4. Triase hitam : triase hitam diperuntukan bagi pasien yang datang ke
IGD dalam kondisi meninggal dunia.
b. Instansi Rawat Inap
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perangkapan
pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana
pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah
ruang tempat pasien dirawat. Pada Rumah Sakit Willian Booth Surabaya
terdapat 5 ruangan dan ruang perawatan serta 10 kelas dengan total 120
tempat tidur.
c. Instansi Rawat Jalan
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan
lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Poli yang
terdapat pada Rumah Sakit William Booth Surabaya terdiri dari :
a. Poli Spesialis
1) Penyakit Dalam
2) Penyakit Syaraf
3) Penyakit Paru dan Saluran Napas
4) Penyakit THT
5) Penyakit Mata
6) Penyakit Jantung
7) Penyakit Kulit dan Kelamin
8) Penyakit Jiwa
9) Penyakit Kebidanan dan Kehamilan
10) Penyakit Anak
11) Bedah Orthopedi dan Traumatologi
12) Bedah Thorax Kardio Vaskuler
13) Bedah Urologi
14) Bedah Umum
15) Bedah Plastik
18

16) Bedah Kepala dan Leher


8. Poli Gigi
9. Poli Umum
4.1.5 Struktur Organisasi RS William Booth

Sumber data : PPT Profil Rumah Sakit William Booth yang dipaparkan pada saat
pelaksanaan magang tanggal 16 Maret 2021
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi RS William Booth
4.2 Hasil
4.2.1 Sumber Data dan Alur Perolehan Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan
di Rumah Sakit William Booth
Data morbiditas pasien rawat jalan di RS William Booth berasal dari sensus
harian rawat jalan dan berkas rekam medis pasien. Adapun alur perolehan data
meliputu :
a. Data dari berkas rekam medis pasien rawat jalan dicek kelengkapannya oleh
petugas assembling
b. Diagnosa dikode menggunakan ICD-10 oleh petugas koding yang di input
kedalam microsoft excel
c. Data dinput kedalam kartu indek penyakit dan disortir bedasarkan diagnosa
pasien oleh petugas indeksing
d. Petugas pelaporan merekap laporan morbiditas penyakit rawat jalan dan
melaporkan kepada pihak internal dan eksternal
19

e. Data morbiditas penyakit pasien rawat jalan dimanfaatkan oleh RS


4.2.2 Prosedur Pelaporan Rumah Sakit William Booth
Prosedur pelaporan di RS William Booth mengenai pelaporan yaitu : a. Data dari
unit perawatan, penunjang medis dan keuangan dikirimkan ke bagian rekam
medis dijadikan satu
b. Data tersebut dievaluasi (pengecekan ulang) oleh Wakil Direktur (WADIR)
pelayanan.
c. Data di upload ke SIRS oleh petugas yang bersangkutan
d. Data yang sudah berhasil di upload dilaporkan ke direktur RS 4.2.3
Pengolahan dan Pelaporan Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di Rumah
Sakit William Booth Surabaya
Proses pengolahan data morbiditas pasien rawat jalan di RS William Booth
menggunakan sumber data dari sensus harian rawat jalan dan berkas rekam medis.
Dari sensus harian tersebut dilakukan rekapitulasi kedalam formulir tabel indeks
data morbiditas RS William Booth perbulan. Pada tabel tersebut dikelompokkan
berdasarkan jenis penyakit, jenis kelamin dan umur pasien.
Adapun alur pengolahan data tersebut sebagai berikut :
a. Input
Input data morbiditas pasien rawat jalan merupakan data yang telah
diperoleh dari sensus harian rawat jalan dan berkas rekam medis. berkas
rekam medis pasien rawat jalan diperiksa terlebih dahulu kelengkapannya
oleh petugas assembling selanjutnya dikode penyakitnya dengan
menggunakaan ICD-10 dan kode tindakan menggunakan ICD 9CM oleh
petugas koding.
b. Proses
Proses pengolahan data morbiditas dilakukan dengan cara membuat
rekapitulasi dari sensus harian rawat jalan dan berkas rekam medis kedalam
formulir tabel indeks data morbiditas RS William Booth Surabaya melalui
microsoft excel.
c. Output
Data yang telah di input kedalam formulir tabel indeks data morbiditas
RS William Booth melalui microsoft excel, dapat menghasilkan rekapitulasi
20

pasien rawat jalan, rekapan indeks penyakit rawat jalan, rekap data keadaan
morbiditas penyakit rawat jalan, dan data 10 besar penyakit.

Gambar 4 1 Data 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan di RS William Booth


tahun 2019

2.500
2.000
1.500
Sumber data : Data
Morbiditas RS William Booth
tahun 2019

1.000 500
0
2.190 2.095
1.652
991 831 694 509
550 512 273

Dari grafik 4.1 menjelaskan bahwa dari 10.297 dengan 10 diagnosa.


Diagnosa bronkitis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya
menduduki peringkat tertinggi pada tahun 2019 dengan jumlah penderita 2190
kasus dan peringkat terrendah pada tahun 2012 adalah asma dengan jumlah
penderita sebanyak 273 kasus.
Pelaporan data morbiditas rawat jalan di RS William Booth dilaporkan
setiap bulannya kepada :
a. Pihak internal
1) Direktur RS
2) Wakil direktur RS
3) Unit pelayanan terkait
Pelaporan kepada pihak internal menggunakan format yang telah ditetapkan
manajemen RS yang akan dilaporkan kepada pihak yang berwenang sesuai
dengan kebutuhan yang diminta.
b. Eksternal
1) Dinas kesehatan provinsi
21

2) Dinas kesehatan kota


3) Yayasan RS
Pelaporan kepada pihak eksternal menggunakan format yang telah
ditetapkan Dirjen Yanmed.
4.2.4 Pemanfaat Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
William Booth
Data morbiditas pasien rawat jalan di RS William Booth digunakan sebagai
trend penyakit setiap bulannya dengan menggunakan data 10 besar penyakit di
rawat jalan, sebagai bahan pertimbangan penyedia obat. Selain itu laporan dari
data morbiditas dapat dimanfaatkan untuk mengetahui penyakit tersebut termasuk
kasus luar biasa atau tidak serta sebagai pengambilan keputusan untuk membuat
program rencana pembangunan kesehatan.
Bedasarkan laporan 10 besar penyakit dapat digunakan sebagai program
untuk menanggulangi ataupun mengurangi penyakit-penyakit yang sering muncul
di RS William Booth. Misalnya membuat program sosialisasi mengenai selalu
mencuci tangan setiap usai beraktivitas untuk mengurangi resiko terkena bronkitis
dan pemberian suplementasi vitamin D pada ibu hamil untuk mencegah asma
pada bayi.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Sumber Data dan Alur Perolehan Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan
di Rumah Sakit William Booth
Data morbiditas pasien rawat jalan di RS William Booth berasal dari sensus
harian rawat jalan dan berkas rekam medis. Alur perolehan data berasal dari
berkas rekam medis pasien rawat jalan yang diperiksa terlebih dahulu
kelengkapannya oleh petugas assembling selanjutnya dikode dan diindeks
penyakitnya oleh petugas koding/indeksing. Pelaporan data morbiditas 10 besar
penyakit diperoleh dari indeks penyakit pasien rawat jalan. Hal ini sejalan dengan
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/MENKES/PER/V/2011, n.d.) tentang SIRS bahwa sumber data morbiditas
rawat jalan maupun rawat inap diperoleh dari indeks penyakit pasien.
Laporan dikirimkan ke pihak internal dan eksternal kemudian data
dimanfaatkan oleh pihak terkait. alur perolehan data sudah jelas sehingga petugas
tidak mengalami kesulitan
22

4.3.2 Prosedur Pelaporan Rumah Sakit William Booth


Data yang akan dilaporkan berasal dari unit perawatan, penunjang medis
dan keuangan. Setiap unit mengirimkan data tersebut kebagian rekam medis
dengan waktu yang telah ditentukan. Petugas rekam medis selalu mengingatkan
kepada setiap unit untuk mengumpulkan data tepat waktu melalui morning report
pada grup whatsapp. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan dalam
proses pelaporan.
Petugas pelaporan menyusun laporan sesuai dengan ketentuan yang ada,
apabila laporan telah usai dikerjakan laporan akan dikirimkan ke WADIR
pelayanan. Tugas dari WADIR pelayanan adalah mengecek ulang laporan serta
mengevaluasinya. Jika terdapat laporan yang tidak sesuai maka laporan akan
dikembalikan ke unit yang bersangkutan. Laporan yang sesuai akan dimasukkan
kedalam formulir RL4 kemudian dikirimkan ke DINKES Kota Surabaya secara
online melalui SIRS. Apabila sudah berhasil mengirimkan melalui SIRS petugas
yang bersangkutan melaporkan ke direktur RS.
4.3.3 Pengolahan dan Pelaporan Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di
Rumah Sakit William Booth Surabaya
Pengolahan data morbiditas dilakukan dengan cara mengkode penyakit dan
tindakan pasien menggunakan ICD. Untuk berkas rekam medis pasien diberi kode
penyakit pasien dengan melihat buku ICD 10 volume 3. Kemudian untuk kode
tindakan dikode dengan melihat ICD 9CM.
Proses pengolahan data morbiditas pasien rawat jalan di RS William Booth
menggunakan sumber data dari sensus harian rawat jalan dan berkas rekam medis.
Dari sensus harian tersebut dilakukan rekapitulasi kedalam formulir tabel indeks
data morbiditas RS William Booth perbulan. Pada tabel tersebut dikelompokkan
berdasarkan jenis penyakit, jenis kelamin dan umur pasien dengan format
dikelompokkan kedalam 8 format umur pasien yaitu kelompok umur 0 – 28 hari,
28 hari - <1 tahun, 1-4 tahun, 5-14 tahun, 15-24 tahun, 25-44 tahun, 45-64 tahun
dan 65 tahun keatas. Dari data tersebut menghasilkan rekapitulasi pasien rawat
jalan, rekapan indeks penyakit rawat jalan, rekap data keadaan morbiditas
penyakit rawat jalan, data 10 besar penyakit.
23

Data dientry kedalam komputer hasilnya akan dilaporkan ke pihak internal


dan eksternal. Pelaporan kepada pihak internal menggunakan format yang telah
ditetapkan manajemen RS yang akan dilaporkan kepada pihak yang berwenang
sesuai dengan kebutuhan yang diminta. Sedangkan untuk pelaporan kepada pihak
eksternal menggunakan format yang telah ditetapkan Dirjen Yanmed. Laporan
morbiditas dikirimkan ke SIRS secara online dengan format microsoft excel.
Pengiriman dilakukan 1 tahun sekali untuk laporan morbiditas dan 1 bulan sekali
untuk laporan 10 besar penyakit. Hal ini telah sesuai dengan PERMENKES
1171/PER/MENKES/VI/2011 tentang SIRS bahwa pelaporan data morbiditas
dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan laporan 10 besar penyakit dilaporkan
setiap sebulan sekali.
Berdasarkan laporan morbiditas menghasilkan 10 besar penyakit, penyakit
yang tertinggi pada tahun 2019 di RS William Booth adalah penyakit bronkitis,
emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya dengan 2190 kasus.
Sedangkan asma menduduki peringkat terrendah dari 10 besar diagnosis penyakit
pasien rawat jalan dengan 273 kasus.
4.3.4 Pemanfaat Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
William Booth Surabaya
Laporan morbiditas dilaporkan kepada pihak eksternal yaitu kepada
DINKES Provinsi, DINKES Kota, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
pemasok obat dan alat kesehatan. Laporan morbiditas dimanfaatkan oleh bagian
internal yaitu direktur RS, WADIR RS, kepala bidang, kepala instalansi, kepala
sub bidang. Dapat dimanfaatkan sebagai pengambilan keputusan, pengambilan
kebijakan, pendoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, program kesehatan.
(Rustiyanto, 2010)
Laporan morbiditas pasien rawat jalan di RS William Booth dimafaatkan
oleh pihak internal sebagai trend penyakit setiap bulannya dengan menggunakan
data 10 besar penyakit di rawat jalan, sebagai bahan pertimbangan penyedia obat.
Selain itu laporan dari data morbiditas dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
penyakit tersebut termasuk kasus luar biasa atau tidak serta sebagai pengambilan
keputusan untuk membuat program rencana pembangunan kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Sumber data morbiditas pasien rawat jalan di RS William Booth berasal dari
sensus harian rawat jalan dan berkas rekam medis.
2. Prosedur pelaporan telah ditetapkan. Petugas pelaporan mengerjakan
kemudian diserahkan kepada WADIR untuk dievaluasi, laporan yang sesuai
dikirimkan ke DINKES Kota Surabaya melalui SIRS kemudian petugas
melaporkan ke Direktur RS.
3. Pengolahan dan pelaporan telah terlaksana sesuai dengan prosedur tetap RS
William Booth. Data morbiditas diolah terlebih dahulu sebelum dilaporkan
dengan cara memberi kode pada setiap diagnosa pasien. Kode dapat dicari
pada ICD 10 dan ICD 9 CM, kemudian di entry kedalam SIRS oleh petugas
koding. Petugas pelaporan bertugas merekap dan melaporkan kepada pihak
internal dan eksternal. Laporan kepada pihak eksternal dikirimkan melalui
SIRS DINKES secara online.
4. Data morbiditas dimanfaatkan oleh pihak internal RS William Booth sebagai
bahan pertimbangan penyedia obat, mengetahui penyakit tersebut termasuk
kasus luar biasa atau tidak, sebagai pengambilan keputusan untuk membuat
program rencana pembangunan kesehatan serta untuk mengetahui trend
penyakit setiap bulannya dengan menggunakan data 10 besar penyakit di
rawat jalan.
5. Data morbiditas menghasilkan 10 besar penyakit, dimana angka kunjungan
tertinggi pada tahun 2019 adalah diagnosa penyakit bronkitis, emfisema dan
penyakit paru obstruktif kronik lainnya dengan 2190 kasus. Sedangkan asma
peringkat terrendah dari 10 besar diagnosis penyakit pasien rawat jalan
dengan 273 kasus

24
25

5.2 Saran
Proses pelaporan di RS William Booth sudah berjalan dengan cukup baik.
Saran yang dapat penulis berikan adalah diharapkan RS William Booth tetap
menjaga, mempertahankan kondisi alur pelaporan, prosedur pelaporan,
pemanfaatan pelaporan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. 2006. Pendoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis


Rumah Sakit Di Indonesia Revisi II. Jakarta: Bakti Husada.

Hanum, Dinarta, and Purhadi. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Morbiditas Penduduk Jawa Timur Dengan Multivariate Geographically
Weighted Regression (MGWR).”

KEMENKES RI. 2011. Juknis SIRS 2011.

Maryati, Yati, and Hosizah. 2018. Sistem Infomasi Kesehatan II Statistik


Pelayanan Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1171/MENKES/PER/V/2011. n.d. “Sistem Informasi Rumah Sakit.”

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


269/MENKES/PER/III/2008. 2008. “Rekam Medis.” Jakarta.

Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

26
LAMPIRAN
Lampiran 1 Identitas Peserta Magang
Identitas Mahasiswa Peserta Magang
Peserta Magang
Nama : Khanifa Rizky Wardhani NIM / Semester :
201811075 / VI
Jumlah SKS yang telah ditempuh : 103
Alamat Rumah : Jl. Bhaskara 1 no 30 Surabaya Nomor HP :
089675934146
Email : khanifanifa21@gmail.com Pembimbing Akademik Magang
: Titin Wahyuni, SKG., M.Kes Institusi Magang
Nama Institusi : RS William Booth Surabaya Unit Kerja : Rekam
Medis
Alamat Institusi : Jl. Diponegoro No.34 Surabaya Telp. : (031)
5678917-18
Fax : (031) 5624868
Website : https://www.rswilliamboothsby.com/ Email :
rs.williamboothsurabaya@yahoo.co.id Pembimbing Lapangan : Pany Wuri
Lindawati, A.Md.PK

Surabaya,13 April 2021

Khanifa Rizky Wardhani


201811075

27
Lampiran 2 Daftar Kegiatan Harian Peserta Magang di Lapangan

DAFTAR KEGIATAN HARIAN PESERTA MAGANG

Nama : Khanifa Rizky Wardhani


Judul Proposal : Manajemen Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di RS William
Booth
Lokasi Magang : RS William Booth
Pembimbing Lapangan : Pany Wuri Lindawati, A.Md.PK
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan

1. 16 Maret 2021 Materi Komunikasi Efektif

2. 17 Maret 2021 Materi Cara Menghitung Indikator


Pelayanan RANAP

3. 18 Maret 2021 Materi Alur Pelaporan Eksternal


(SIMRS)

4. 19 Maret 2021 Materi Pengkodean Penyakit

5. 20 Maret 2021 Presentasi Hasil Pengkodean


Penyakit

6. 23 Maret 2021 Materi Analisa Data Surveilands

7. 25 Maret 2021 Materi Desain Formulir Manual

8. 26 Maret 2021 Materi Perhitungan Beban Kerja di


Instalasi RM

9. 30 Maret 2021 Materi Analisa Data Pelayanan


RAJAL dan RANAP

10. 30 Maret 2021 Materi Analisa Mutu RM

Surabaya, 1 Juli 2021


Pembimbing Lapangan

Pany Wuri Lindawati, A.Md.PK

28
Lampiran 3 Lembar Konsultasi dan Bimbingan Laporan Magang
(Pembimbing Lapangan)

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Khanifa Rizky Wardhani


NIM : 201811075
Judul Proposal : Manajemen Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di RS William
Booth
Semester : VI
Lokasi Magang : RS William Booth
Pembimbing Lapangan : Pany Wuri Lindawati, A.Md.PK
No Tanggal Kegiatan Paraf Dosen

1. 01 April 2021 Koordinasi data yang


akan digunakan untuk
laporan

2. 05 April 2021 Konfirmasi hasil analisa

3. 15 April 2021 Konsul BAB 4

4. 19 April 2021 Konsul laporan final

5. 20 April 2021 Revisi laporan final

Pembimbing Lapangan

Pany Wuri Lindawati, A.Md.PK

29
Lampiran 4 Lembar Konsultasi dan Bimbingan Laporan Magang (Pembimbing
Akademik Magang)

LEMBAR KONSULTASI
Nama : Khanifa Rizky Wardhani
NIM : 201811075
Judul Proposal : Manajemen Data Morbiditas Pasien Rawat Jalan di RS William Booth
Semester : VI
Lokasi Magang : RS William Booth
Pembimbing Akademik : Titin Wahyuni, SKG., M.Kes

30
Lampiran 5 Modul SIMRS William Booth Surabaya
31
Lampiran 6 Modul Regristrasi Pasien

32
Lampiran 7 Modul Rekam Medis
33
Lampiran 8 Contoh Laporan Internal Rawat Jalan
DATA PELAYANAN RUMAH SAKIT

TAHUN 2020

A. INSTALASI RAWAT JALAN

NO KETERANGAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AUG SEP OKT NOV DES TOT 1 Umum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 2 Gigi 387 521 252 0 0 0 0 0 21 23 21 4 1.229 3 KIA ( Ibu Hamil & Anak Sehat ) 101 77 56 36 106 67 45 36

46 39 35 29 673 4 KB ( Keluarga Berencana ) 9 6 8 6 2 12 7 7 7 0 10 9 83

5 Spesialis Peny. Dalam 2.873 2.778 2.286 1471 976 1.118 1.271 1.384 1.467 1.520 1.618 1.619 20.381 6

Spesialis Anak 426 362 433 188 108 122 106 96 114 118 108 114 2.295 7 Spesialis Obgyn 583 595 532 414

9
367 341 287 258 223 258 262 252 4.372 8 Spesialis Mata 373 239 210 35 40 53 55 54 96 68 90 113 1.426

Spesialis Bedah Umum


765 673 562 306 254 339 283 278 298 400 358 336 4.852 10 Spesialis Bedah OT

1.335 1.279 1.137 633 373 564 645 640 802 813 910 864 9.995 11 Spesialis THT 396 290 414 0 0 90 150

152 168 190 175 192 2.217 12 Spesialis Kulit & Kelamin 260 286 198 111 73 93 93 122 102 165 173 179

1.855 13 Spesialis Saraf 1.864 1.718 1.460 948 884 1084 1198 1122 1091 1.223 1.156 1.337 15.085 14

Spesialis Paru 880 625 766 533 473 529 463 542 494 543 545 504 6.897 15 Spesialis Jantung 2.153 1.961

1.682 1340 1.006 1.225 1.265 1.350 1.301 1.290 1.421 1.391 17.385 16 Spesialis Neprologi 229 224 205
148 113 138 113 172 192 178 201 156 2.069 17 Spesialis Bedah Vaskular 55 110 61 26 11 38 30 39 18 38

45 44 515 18 Spesialis Urologi 686 551 638 486 424 502 377 414 391 396 546 387 5.798 19 Spesialis Bedah

Kepala Leher 127 106 84 52 9 26 57 40 39 23 69 5 637

20 Spesialis Bedah Plastik 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 21 Spesialis Jiwa 249 171 149 162 141 185 213 212 208

229 232 229 2.380 22 Spesialis Rehabilitasi Medis 763 636 601 288 261 291 56 367 360 426 453 406 4.908

23 Spesialis Bedah Syaraf 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5 24 Geriatri 3 3 2 4 1 1 1 0 1 1 3 2 22 25 TB DOT'S 137 92

114 87 42 51 87 89 62 34 32 26 853 26 Poli Nyeri 1

Jumlah Per Bulan Jumlah Per Hari 7.975 8.463 8.198 105.934 586 532 474 291 227 275 272

14.657 13.304 11.850 7.274 5.664 6.870 6.803 7.374 7.502 295 300 319 339 328 353

34
Lampiran 9 Halaman Login SIRS

http://sirs.dinkes.jatimprov.
go.id/index.php/login

35

Lampiran 10 Tamplate Pelaporan RS


36
Lampiran 11 Dashbord SIRS

37
Lampiran 12 Contoh Laporan SIRS RL 1.3
38

Anda mungkin juga menyukai