Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada
wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan
dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo &
Putrono, 2016).

Menurut Depkes RI (2010), Pengertian antenatal care adalah perawatan kehamilan.


Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah
ditetapkan.

2. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)

Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah :

a. Tujuan Umum

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus ANC adalah

- Menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif, serta berkualitas,


memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI

- Meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan


antenatal terpadu, komprehensif.dan berkualitas

- Mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil
- Dapat melakukan intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini
mungkin pada ibu hamil

- Dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan


sistem rujukan yang sudah ada.

Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai
ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan
persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008 dalam Novita, 2011)

3. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)


Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan antenatal juga
memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
a. Bagi Ibu
- Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengurangi
penyulit masa antepartum
- Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu hamil dalam
menghadapi proses persalinan
- Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat memberikan
ASI
- Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
b. Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah.

4. Etiologi dan Faktor Resiko


Perubahan fisiologis maternal pada trimester pertama sebagian besar merupakan
respons terhadap hormon kehamilan progesteron, estrogen, human gonadotropin (hCG), dan
human placental lactogen. Perubahan tersebut berhubungan langsung dengan ketidak
nyamanan umum pada kehamilan yang paling sering terjadi. Tidak ada etiologi karena
kehamilan adalah kondisi fisiologis normal, bukan sakit. Konsep faktor resiko juga kurang
tepat, kecuali pada kasus kehamilan resiko tinggi.
5. Patofisiologi Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi)
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencair kan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan( konsepsi = febrilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambutgetar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel
makanan bai mudligah dan janin, diperlukam uri ( plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa
untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa ( sel sperma), pembuahan
(Konsepsi= fertilisasi), nidasi dan plasenta, (Henderson 2006).

6. Tanda dan Gejala


a. Tanda-tanda presumtif
- Amenore (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) sepaya dapat
ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan.
- Mual dan muntah
Mual dan muntah biasa terjadi mulai kehamilan 2-8 minggu. Penyebab mual muntah
ini masih belum diketahui tetapi mungkin karena perubahan hormonal HCG,
perubahan emosi ambivalen, penolakan kehamilan (Salmah, 2006: 71).   
- Mengidam (ingin makanan khusus)
Terjadi peningkatan hormone esterogen dalam tubuh ibu sehingga terjadi proliferasi
jaringan ikat dan vaskularisasi.
- Tidak tahan suatu bau-bauan
- Pingsan
Hal ini terjadi karena adanya gangguan vasomotor/ hormonal. Bila tejadi pada
sebelum kehamilan mungkin akibat bendungan vena pada tungkai.
- Lelah (fatigue)
- Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesterone yang merangsang
duktuli dan alveoli di mammae. Glandula Montgomeri tampak lebih jelas
(Wiknjosastro, 2005: 126).
-  Sering miksi
Hal ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester ke II pada umumnya keluhan ini
mulai menghilang karena uterus yang mulai membesar keluar dari rongga panggul.
Pada akhir trimester gejala bias timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul
dan menekan kembali kandung kemih (Wiknjosastro, 2005: 126).
- Konstipasi/obstipasi.
Ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormone
steroid (Wiknjosastro, 2005: 126).
- Pigmentasi kulit
- Epulish
Karena suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada bulan pertama
(Wiknjosastro, 2005: 126).
- Pemekaran vena-vena (varises)
Selain karena herediter, juga karena dinding otot polos vana melebar, akibat
hormonal. Pembesaran uterus dan akibat travitasi bumi sehingga menekan vena-vena
(Salmah, 2006: 73).
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
- Tanda Hegar
Terjadi karena SBR (Segmen Bawah Rahim) melunak sehingga seolah olah serviks
terpisah dari rahim (Manuaba, 2000: 99).
- Tanda Chadwick
Vulva dan vagina akibat hormone esterogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva menjadi tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide) (Wiknjosastro, 2005: 95).
- Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
tersebut (Wiknjosastro, 2005: 126).
- Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa
hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya
pada mioma uteri, tanda Braxton Hicks tidak ditemukan (Wiknjosastro, 2005: 127).
- Teraba Ballotment

c. Tanda pasti hamil (tanda positif)


- Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa/ diraba, juga bagian-bagian janin
Umumnya dapat dirasakan oleh ibu pada saat usia kehamilan 18 minggu pada
primigravida, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu
(Wiknjosastro, 2005: 129).
- Denyut jantung janin:
 Didengar dengan stetoskop-mooral Laennec (pada usia kehamilan 18-20 minggu)
Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
- Dilihat pada USG

7. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi
yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut:
a. Komplikasi Obstrik langsung :
- Pendarahan
- Pre-eklamsia/eklampsia
- Kelainan letak (Letak lintang / Letak sungsang)
- Hidromnion
- Ketuban pecah dini
b. Komplikasi Obstrik tidak langsung:
- Penyakit jantung
- Tuberculosis
- Anemia
- Malaria
Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstrik komplikasi akibat kecelakaan
(kendaraan, keracunan, kebakaran)(Dewi,2009)

8. Perubahan Fisiologis dalam Masa Kehamilan


Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang
kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita
hamil, diantaranya:
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Vagina dan Vulva
Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi atau penumpukan
pembuluh darah dan pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan warna kebiruan
pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick.
2) Uterus/ Rahim
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang untuk
menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh. Ukuran uterus sebelum hamil sekitar 8 x
5 x 3 cm dengan berat 50 gram (Sunarti, 2013: 43). Uterus bertambah berat sekitar 70-
1.100 gram selama kehamilan dengan ukuran uterus saat umur kehamilan aterm
adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas >400cc.

Dinding – dinding rahim yang dapat melunak dan elastis menyebabkan fundus
uteri dapat didefleksikan yang disebut dengan Mc.Donald, serta bertambahnya lunak
korpus uteri dan serviks di minggu kedelapan usia kehamilan yang dikenal dengan
tanda Hegar. Perhitungan lain berdasarkan perubahan tinggi fundus menurut
Kusumawati (2008) dalam Sartika, Nita. (2016: 9) dengan jalan mengukur tinggi
fundus uteri dari simfisis maka diperoleh, usia kehamilan 22-28 minggu : 24-26 cm,
28 minggu : 26,7 cm, 30 minggu : 29-30 cm, 32 minggu : 29,5-30 cm, 34 minggu :
30cm, 36 minggu : 32 cm, 38 minggu : 33 cm, 40 minggu : 37,7 cm.
3) Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan kandungan air meningkat
sehingga serviks mengalami penigkatan vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya
suplai darah dan terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks
menjadi lunak
4) Ovarium
Manuaba mengemukakan dengan adanya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Sinta, Janing. 2012.).
5) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon yang mempengaruhi warna kulit.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap
mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mama, papilla mamae, , pipi (cloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang.
6) Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya
persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk
bayi baru lahir.
b. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah.
Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada kehamilan tunggal, dan 50%
pada kehamilan kembar, peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang
disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen.
c. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)
Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita hamil sering
mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus tertekan ke arah
diafragma akibat dorongan rahim yang membesar.
d. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah yang volumenya
meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan kandung
kemih menyebabkan sering berkemih (Sunarti. 2013: 48).
e. Perubahan Sistem Endokrin
Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan hormon HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) hormon utama yang akan menstimulasi pembentukan esterogen
dan progesteron yang di sekresi oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya ovulasi
dan membantu mempertahankan ketebalan uterus. .
f. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari faktor hormonal
selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh
yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.

9. Perubahan Psikologis dalam Masa Kehamilan


a. Trimester I
Kehamilan mengakibatkan banyak perubahan dan adaptasi pada ibu hamil dan
pasangan. Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian, penyesuaian
seorang ibu hamil terhadap kenyataan bahwa dia sedang hamil. Fase ini sebagian ibu
hamil merasa sedih dan ambivalen. Ibu hamil mengalami kekecewaan,
penolakan,kecemasan, dan depresi teruma hal itu serign kali terjadi pada ibu hamil
dengan kehamilan yang tidak direncanakan. Namun, berbeda dengan ibu hamil yang
hamil dengan direncanakan dia akan merasa senang dengan kehamilannya. Masalah
hasrat seksual ditrimester pertama setiap wanita memiliki hasrat yang berbeda-beda,
karena banyak ibu hamil merasa kebutuhan kasih sayang besar dan cinta tanpa seks.
b. Trimester II\
Menurut Ramadani & Sudarmiati (2013), Trimester kedua sering dikenal dengan
periode kesehatan yang baik, yakni ketika ibu hamil merasa nyaman dan bebas dari
segala ketidaknyamanan.
c. Trimester III
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai menyadari kehadiran bayi sebagai
mahluk yang terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi.
Ibu hamil kembali merasakan ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung, merasa
dirinya tidak menarik lagi. Sehingga dukungan dari pasangan sangat dibutuhkan.
Peningkatan hasrat seksual yang pada trimester kedua menjadi menurun karena
abdomen yang semakin membesar menjadi halangan dalam berhubungan (Rustikayanti,
2016: 63).

10. Penatalaksanaan medis

a. Diet dan pengawasan Berat badan

Bahan makanan tidak perlu mahal akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani
maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat.
Kenaikan Berat badan wanita hamil rata-rat 6,5 kg sampai 16 kg ( Wikjosastro 2002)

b. Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perlu, terutam pada Trimester I dan III kehamilan.
Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan teratogenik pada jani,
misalnya thalidomide ( Wikjosastro 2002)

c. Imunisasi

Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorum sekarang
ini dianjurkan untuk diberikan vaksin Toxoid tetanus pada ibu hamil (Wikjosastro
2002).

d. Perawatan payudara

Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuj mencegah


penyumbatan, Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting
susu dan aerola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air
sabun dan biocream atau alkoho. Bila puting susu masuk kedalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan menarik-narik keluar ( Mochtar 2008).

Anda mungkin juga menyukai