Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HETEROGENITAS DAN KONFLIK SOSIAL

N
Oleh:
Kelompok
4

Ali Umar Siregar 2030400019

Dosen Pengampu:
Nur Fitriani M. Siregar., S.Sos.I., M.Kom.I

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH
ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANG SIDEMPUAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kemudahan kepada saya dalam menyelesaikan Tugas
pembuatan Makalah yang berjudul “Heterogenitas dan Konflik Sosial” dalam
Proses Belajar Mengajar di Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad
Addary Padang Sidempuan tahun ajaran 2022 / 2023. Dan tidak lupa pula
sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua
pedoman bagi kita yaitu Al-Quran dan Hadits.
Banyak hambatan yang saya alami dalam menyelesaikan makalah ini,
namun dengan semangat dan rasa ingin maju serta kegigihan yang kuat dalam
belajar kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini
kami ingin mengucapakan terimakasih kepada :
1. Ibu Pengampu Mata Kuliah Manajemen Konflik, Nur Fitriani M. Siregar.,
S.Sos.I., M.Kom.I
2. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan.
Saya memahami dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu saya berharap kepada pembaca dapat memberikan kritik
ataupun saran dalam pembuatan makalah ini untuk memperbaiki kesalahan dan
membangun kita bersama.
Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para Dosen
ataupun Mahasiswa dimanapun berada dan dapat digunakan dalam melaksanakan
kegiatan perkuliahan khususnya di Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan
Ahmad Addary Padang Sidempuan.

Padang Sidempuan, 11 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
2. Rumusan Masalah................................................................................. 2
3. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
B. PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
1. Pengertian Heterogenitas ...................................................................... 2
2. Pengertian Konflik Sosial ..................................................................... 4
3. Bentuk-Bentuk Konflik Sosial ............................................................. 5
4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial ......................... 6
5. Dampak Konflik Sosial ........................................................................ 8
6. Bentuk-Bentuk Pengendalian Konflik Sosial ..................................... 9
C. PENUTUP ................................................................................................... 10
1. Kesimpulan ............................................................................................ 10
2. Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
HETEROGENITAS DAN KONFLIK SOSIAL

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Heterogenitas merupakan salah satu tantangan utama dalam abad
ke-21 bagi Indonesia. Indonesia yang memiliki lebih dari 13.000 pulau
dengan 6.000 pulau dihuni oleh manusia memberikan implikasi tingkat
Heterogenitas yang tinggi. Perbedaan budaya, bahasa, kemampuan
ekonomi, maupun tingkat pendidikan yang beragam menjadi tantangan
besar bagi bangsa Indonesia untuk dapat menemukan cara pengelolaan
keberagaman yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal
bagi kemajuan Indonesia. Pengelolaan keberagaman ini tentu
membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Dengan banyaknya keberagaman yang ada di negara Indonesia
maka tidak jarang pula kita dapat banyak timbul konflik-konflik ataupun
permasalah yang terjadi, baik itu terjadi kerana perbedaan suku, agama,
ras, etnis, jabatan, organisasi, kelompok dan lain sebagainya.
Pada dasarnya yang perlu untuk kita pahami bahwasanya,
keberagaman yang ada di indonesia ini bukanlah sebuah kebetulan,
melainkan keberagaman ini menjadi nikmat yang sangat luar bisa yang
telah Allah SWT berikan kepada kita semua, karena dengan keberagaman
ini kita dapat memahami setiap perbedaan yang ada pada masing-masing
kita, dan dengan kebragaman ini pula kita dapaat melengkapi kekurangan
ataupun menutupi kekurangan satu sama lain, sehingga keberagaman ini
ada sebagai penyempurna atas perbedaan yang telah kita miliki.
Maka dari penjelasan diatas penulis tertarik untuk membahas
mengenai Heterogenitas dari pengertian dan jenisnya dan membahas
konflik sosial dalam masyarakat mengenai pengerian, bentuk konflik,
faktor penyebab, dampak, dan pengendaliannya.

1
2. Rumusan Masalah
a. Bagaiamana Yang Dimaksud Dengan Heterogenitas?
b. Bagaimana Yang Dimaksud Dengan Konflik Sosial?
c. Bagaimana Bentuk-Bentuk Konflik Sosial?
d. Bagaimana Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial?
e. Bagaimana Dampak Terjadinya Konflik Sosial?
f. Bagaimana Bentuk-Bentuk Pengendalian Konflik Sosial?

3. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui Yang Dimaksud Dengan Heterogenita;
b. Untuk Mengetahui Yang Dimaksud Dengan Konflik Sosial;
c. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Konflik Sosial;
d. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial;
e. Untuk Mengetahui Dampak Terjadinya Konflik Sosial;
f. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Pengendalian Konflik Sosial.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Heterogenitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Heterogenitas berarti
keanekaragaman.1 Keberagaman masyarakat atau Heterogenitas sosial
adalah kumpulan atau kelompok dalam masyarakat yang dibedakan
berdasarkan peran dan fungsi yang dimiliki setiap individu maupun
kelompok. Perbedaan yang termasuk dalam Heterogenitas sosial yaitu
suku, budaya, agama, ras dan lain-lain.
Istilah heterogen memiliki arti yang berlawanan dengan homogen,
dimana satu keadaan dikatakan homogen ketika memiliki keseragaman
dan komposisi atau karakter yang sama (sejenis), dan heterogen jelas tidak
seragam dalam hal kualitas komposisi maupun karakternya (berbeda
jenis). Heterogenitas sosial dapat dibayangkan sebagai kumpulan manusia

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.587

2
di suatu wilayah tertentu dengan rentang umur, jenis kelamin, bahasa, latar
belakang budaya, agama, dan ras yang berbeda-beda.
Dalam kamus Mariam Webster, Heterogenitas memiliki arti kualitas
atau keadaan dari keberadaan heterogen. Sementara heterogen memiliki
arti yang terbentuk dari bagian-bagian yang berbeda, atau terdiri dari yang
tidak sama baik bahan maupun jumlah yang berbeda.
Heterogenitas sosial atau keberagaman masyarakat merupakan
pengelompokan di masyarakat yang didasarkan pada perbedaan peran
yang dimiliki individu maupun kelompok. Perbedaan tersebut meliputi
suku bangsa, ras, agama, dan antargolongan. Di Indonesia misalnya,
keberagaman itu ada berkat banyaknya suku, bahasa, juga agama yang
dianut warga negaranya. Hal yang sama bisa kita temukan di negara
seperti Australia. Dimana kita bisa menemukan orang kulit putih, orang
kulit hitam, orang Asia, dan lainnya, dengan berbagai macam agama,
seperti Kristen, Islam, bahkan Atheis.
Heterogen dibagi menjadi dua jenis yaitu Heterogenitas masyarakat
berdasarkan profesi dan Heterogenitas berdasarkan jenis kelamin.
a. Heterogenitas Profesi
Heterogenitas profesi merupakan Heterogenitas masyarakat
berdasarkan profesi di masyarakat. Keberagaman yang ada di
Indonesia berdasarakan penduduk dan letak geografis memunculkan
berbagai macam profesi dan pekerjaan, setiap profesi tersebut
memiliki fungsi masing-masing di dalam masyarakat yang menjadikan
erbedaan perilaku setiap individu atau masyarakat.
Misalnya, individu yang memiliki pekerjaan sebagai tentara, polisi,
akan memiliki pekerjaan yang berbeda dengan dokter, guru dan lain
sebagainya.
b. Heterogenitas Jenis Kelamin
Heterogenitas jenis kelamin adalah keberagaman masyarakat
berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
Heterogenitas jenis kelamin menekankan pada peran di masyarakat.

3
Dimana laki-laki dan perempuan memiliki perannya masing-masing
dan mempunyai kedudukan yang sama di dalam masyarakat.2

2. Pengertian Konflik Sosial


Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con”
yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan.3
Pada umumnya istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian
fenomena pertentangan dan pertikaian antar pribadi melalui dari konflik
kelas sampai pada pertentangan dan peperangan internasional.
Coser mendefinisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan
terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian
kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir atau
dilangsungkan atau dieliminir saingannya.4
Konflik artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan.
Sedangkan konflik sosial yaitu pertentangan antar anggota atau
masyarakat yang bersifat menyeluruh dikehidupan. Konflik yaitu proses
pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan, tanpa
memperhatikan norma dan nilai yang berlaku.5 Dalam pengertian lain,
konflik adalah merupakan suatu proses sosial yang berlangsung dengan
melibatkan orang-orang atau kelompokkelompok yang saling menantang
dengan ancaman kekerasan.6
Konflik diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal
yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dansebagainya dimana tujuan
mereka berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga
untuk menundukkan pesaingnya.

2
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/heterogenitas-sosial-dalam-kehidupan-di-
masyarakat-12350/ di Akses pada 23 juni 2021
3
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), h 345.
4
Irving M. Zeitlin, Memahami Kembali Sosiologi, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1998),h.156
5
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h.99.
6
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), h 68.

4
Konflik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan
antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam proses perebutan
sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial dan budaya)
yang relatif terbatas.7
Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan yang terjadi
antar anggota atau masyarakat dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan dengan cara saling menantang dengan ancaman kekerasan.
Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu
pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya
sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik
sosial sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau
lebih yang mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap hal yang
sifatnya terbatas Dalam bentuknya yang ekstrem, konflik itu
dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan
eksistensi, akan tetapi juga bertujuan sampai ketaraf pembinasaan
eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau
saingannya.

3. Bentuk-Bentuk Konflik Sosial


Secara garis besar dalam Heterogenitas saat ini, konflik sosial dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini :
a. Berdasarkan Sifatnya
1) Konflik Destruktif
Merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan
tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun
kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-
bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta

7
Robert lawang, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, (Jakarta:universitas terbuka
1994).h.53

5
benda seperti konflik Poso, Ambon, Kupang, Sambas, dan lain
sebagainya.
2) Konflik Konstruktif
Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini
muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-
kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan
menghasilkan suatu konsensus dari berbagai pendapat tersebut dan
menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya perbedaan pendapat
dalam sebuah organisasi.8
b. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
1) Konflik Vertikal
Merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam
satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya, konflik yang
terjadi antara atasan dengan bawahan dalam sebuah kantor.
2) Konflik Horizontal
Merupakan konflik yang terjadi antara individu atau
kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya
konflik yang terjadi antar organisasi massa.
3) Konflik Diagonal
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya
ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contohnya konflik yang
terjadi di Aceh.9

4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial


Para sosiolog berpendapat bahwa akar dari timbulnya konflik yaitu
adanya hubungan sosial, ekonomi, politik yang akarnya adalah perebutan
atas sumber-sumber kepemilikan, status sosial dan kekuasaan yang jumlah

8
Dr. Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2001), h.98
9
Kusnadi, Masalah Kerja Sama, Konflik dan Kinerja, (Malang : Taroda, 2002), h. 67

6
ketersediaanya sangat terbatas dengan pembagian yang tidak merata di
masyarakat.10
Ketidakmerataan pembagian aset-aset sosial di dalam masyarakat
tersebut dianggap sebagai bentuk ketimpangan. Ketimpangan pembagian
ini menimbulkan pihak-pihak tertentu berjuang untuk mendapatkannya
atau menambahinya bagi yang perolehan asset sosial relatif sedikit atau
kecil. Sementara pihak yang telah mendapatkan pembagian asset sosial
tersebut berusaha untuk mempertahankan dan bisa juga menambahinya.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik-
konflik, diantaranya yaitu :
a. Perbedaan Pendirian
Dalam konflik-konflik seperti ini terjadilah bentrokan-bentrokan
pendirian, dan masingmasing pihak pun berusaha membinasakan
lawannya. Membinasakan disini tidak selalu diartikan sebagai
pembinasaan fisik, tetapi bisa pula diartikan dalam bentuk pemusnahan
simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui.
Di dalam realitas sosial tidak ada satu pun individu yang memiliki
karakter yang sama sehingga perbedaan pendapat, tujuan, keinginan
tersebutlah yang mempengaruhi timbulnya konflik sosial.
b. Perbedaan Kebudayaan.
Perbedaan kebudayaan tidak hanya akan menimbulkan konflik
antar individu, akan tetapi bisa juga antar kelompok. Pola-pola
kebudayaan yang berbeda akan menimbulkan pola-pola kepribadian
dan pola-pola prilaku yang berbeda pula dikalangan khalayak
kelompok yang luas. Selain itu, perbedaan kebudayaan akan
mengakibatkan adanya sikap etnosentrisme yaitu sikap yang
ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya adalah yang
paling baik. Jika masingmasing kelompok yang ada di dalam

10
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), h 361.

7
kehidupan sosial sama-samamemiliki sikap demikian, maka sikap ini
akan memicu timbulnya konflik antar penganut kebudayaan.
c. Perbedaan Kepentingan.
Mengejar tujuan kepentingan masing-masing yang berbeda-beda,
kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk
memperebutkan kesempatan dan sarana.11

5. Dampak Konflik Sosial


a. Dampak Positif Dari Adanya Konflik
1) Bertambahnya Solidaritas Intern Dan Rasa In-Group Suatu
Kelompok.
Apabila terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok,
solidaritas antar anggota di dalam masing-masing kelompok itu
akan meningkat sekali. Solidaritas di dalam suatu kelompok, yang
pada situasi normal sulit dikembangkan, akan langsung meningkat
pesat saat terjadinya konflik dengan pihak-pihak luar.
2) Konflik di dalam masyarakat biasanya akan menggugah warga
masyarakat yang semula pasif menjadi aktif dalam memainkan
peranan tertentu di dalam masyarakat.
b. Dampak Negatif Dari Adanya Konflik
1) Hancurnya Kesatuan Kelompok
Jika konflik yang tidak berhasil diselesaikan menimbulkan
kekerasan atau perang, maka kesatuan kelompok tersebut akan
mengalami kehancuran.
2) Adanya Perubahan Kepribadian Individu
Dalam suatu kelompok yang mengalami konflik seseorang
atau sekelompok orang yang semula memiliki kepribadian
pendiam, penyabar menjadi beringas, agresif dan mudah marah,
lebih-lebih jika konflik tersebut berujung pada kekerasan.

11
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h 68.

8
3) Hancurnya Nilai-Nilai Dan Norma Sosial Yang Ada
Antara nilai-nilai dan norma sosial dengan konflik terdapat
hubungan yang bersifat korelasional. Maksudnya dikeranakan
konflik yang terjadi masyarakat menajdi bebas dan tidak mengikuti
aturan serta nilai dan norma yang berlaku.12

6. Bentuk-Bentuk Pengendalian Konflik Sosial


a. Konsiliasi (Mempertemukan Keinginan Pihak Yang Berselisih Untuk
Mencapai Persetujuan Dan Penyelesaian)
Pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga-lembaga
tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan
pengambilan keputusan-keputusan diantara pihak-pihak yang
berlawanan mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan.
b. Mediasi (Perundingan)
Bentuk pengendalian ini dilakukan bila kedua belah pihak yang
bersengketa bersama-sama sepakat untk memberikan nasihat-
nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan
pertentangan mereka.
c. Arbitrasi (Pengadilan)
Arbiter sebagai pengambil keputusan. Arbitrasi berbeda dengan
konsiliasi dan mediasi. Seorang arbiter memberi keputusan yang
mengikat kedua belah pihak yang bersengketa, artinya keputusan
seorang hakim harus ditaati. Apabila salah satu pihak tidak menerima
keputusan itu, ia dapat naik banding kepada pengadilan yang lebih
tinggi sampai instansi pengadilan nasional yang tertinggi. 13

12
Ibid., h.70
13
Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.25

9
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Heterogeniats adalah keanekakragaman sekelompok manusia
dalam suaru tempat yang memiliki perbedaan-perbedaan. Konflik sosial
merupakan suatu permasalah yang terjadi antara satu kelompok dengan
kelompok yang lainnya.
Adapun Bentuk-Bentuk Konflik Sosial, Yaitu :
a. Berdasarkan Sifatnya
1) Konflik Destruktif;
2) Konflik Konstruktif.
b. Berdasarkan Posisi Pelaku Yang Berkonflik
1) Konflik Vertikal;
2) Konflik Horizontal;
3) Konflik Diagonal.
Adapun Fakotr-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial, Yaitu :
a. Perbedaan Pendirian;
b. Perbedaan Kebudayaan;
c. Perbedaan Kepentingan.
Adapun Dampak Konflik Sosial, Yaitu :
a. Dampak Positif
1) Solidaritas Kelompok Semakin Kuat;
2) Anggota Semakin Aktif.
b. Dampak Negatif
1) Hancurnya kesatuan kelompok;
2) Adanya Perubahan Kepribadian Individu;
3) Hancurnya Nilai-Nilai Dan Norma Sosial Yang Ada.
Adapun Bentuk-Bentuk Pengendalian Konflik Sosial, Yaitu
:
a. Konsiliasi;
b. Mediasi;
c. Arbitasri.

1
2. Saran
Penulisan makalah ini telah dibuat sesuai dengan pengetahuan
penulis sendiri, maka tentu masih banyak terdapat kesalah dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu, penulis berharap kepada para pembac untuk
memberikan kritik dan saran yang dapat membuat penulis lebih baik lagi
kedepannya untuk menuliskan makalah.

1
DAFTAR PUSTAKA

BUKU :
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Kusnadi, Masalah Kerja Sama, Konflik dan Kinerja, Malang : Taroda, 2002.
Lauer, Robert H. Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2001.
lawang, Robert. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, Jakarta:universitas
terbuka 1994.
Narwoko, J. Dwi. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2005.
Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Setiadi, Elly M. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Soekanto, Soerjono. Kamus Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.
Zeitlin, Irving M. Memahami Kembali Sosiologi, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1998.

LINK :
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/heterogenitas-sosial-dalam-kehidupan-
di-masyarakat-12350/ di Akses pada 23 juni 2021

Anda mungkin juga menyukai