TUGAS AKHIR
PAULUS BORO
PAULUS BORO
PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN Sulawesi Tenggara merupakan salah satu
perusahaan milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pertambangan, yang
dalam kegiatannya melakukan panambangan nikel di Kecamatan Pomalaa,
Kabupaten Kolaka, Propinsi Sulawesi Tenggara.
Sistem penambangan yang diterapkan PT. Aneka Tambang adalah sistem
tambang terbuka dengan metode open cut dengan cara selective mining. Dengan cara
selective mining ini maka akan mengakibatkan lokasi kerja yang tidak teratur dan
bentuk topografi yang bergelombang. Sehingga pada saat hujan sangat berpotensi
menjadi tempat berkumpulnya air. Jika terjadi genangan air yang membanjiri front
penambangan maka akan berakibat gangguan pada kegiatan penambangan.
Untuk mengatasi dan mengurangi air limpasan, maka perlu adanya sistem
penyaliran pada lokasi penambangan dengan cara membuat saluran terbuka berbentuk
trapesium dan pembuatan dump sebagai kolam pengendapannya dengan penentuan
daerah tangkapan hujan dan luasannya.
Dari hasil perhitungan diperoleh luasan Cacthment Area A yaitu: 9.629,019 m2
dengan debit air 305,172 m3/jam. Dimensi saluran yaitu lebar atas 0,694m, lebar
bawah 0,42 m, kedalaman 1,14 m dengan panjang saluran 114,741 m, sedangkan
dimensi dump berbentuk setengah bola dengan jari-jari 7 m. Cacthment Area B
dengan luasan 4.525,1742 m2 dengan debit air 143,424 m3/jam. Dimensi saluran yaitu
lebar atas 0,95 m, lebar bawah 0,35 m, kedalaman 1,3 m dengan panjang saluran
83,456 m, sedangkan dimensi dump dengan jari-jari 5 m.
Kata Kunci : Selective Mining, Air limpasan, Cacthment Area, Dimensi Saluran,
Dimensi Dump
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui,
Pembimbing I
Diketahui,
Puji dan syukur penulis penjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Kuasa Karena
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan, judul yang
dipilih dalam penelitian yang di laksanakan sejak bulan Januari 2011 ini ialah
Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang di Bukit TLF Tambang Tengah PT. Aneka
Tambang Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara.
Penyusunan tugas akhir ini dimaksudkan agar dapat memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik Universitas Negeri Papua.
Dengan selesainya Tugas akhir ini, Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Indra Birawaputra,ST sebagai pembimbing I dan bapak Hendri
Prananta P.ST.MT, sebagai pembimbing II, dan dosen program studi teknik
pertambangan. Disamping itu juga penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Budi Purwana, ST selaku Manager Tambang PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN
Sulawesi Tenggara, Bapak Rory Basriyan Putra, ST selaku pembimbing teknis
dilapangan, Bapak Yunus Dingin selaku Kepala Garasi Wilayah Tambang Utara Dan
Tambang Tengah PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN Sultra. Ungkapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Ibu, serta seluruh keluarga, sahabat atas segala doa
dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan ,maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang teknik
pertambangan.
Paulus Boro
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ……………………………………………………….... i
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..…. ii
DAFTAR TABEL ……………………………………………..…….. iii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... iv
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN.………………………….. v
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………... 1
1.2 Tujuan Penelitian ………………………….…………………... 2
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ………………………… 2
1.4 Metode Penelitian ……………………………………………... 3
1.5 Sistematika Penulisan …………………………………………. 5
II TINJAUAN UMUM…...……………….…………………………. 6
2.1 Sejarah Singkat PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN Sultra.…….. 6
2.2 Lokasi Kesampaian Daerah……………………………………. 8
2.3 Topografi………………………………………………………. 9
2.4 Morfologi………………………………………………………. 10
2.5 Keadaan Vegetasi………………………………….................... 10
2.6 Keadaan Geologi Daerah Penelitian………………………….... 12
III TINJAUAN PUSTAKA……….……………………………….. .... 16
3.1 Sistem Penyaliran Tambang ……………………………........... 16
3.2 Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang…...……………..…... 21
IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………... 32
4.1 Hasil…….. ………………………………………….…............. 32
4.2 Pembahasan…………….………………………..……………... 46
V PENUTUP………..……………………………..…………………... 50
5.1 Kesimpulan……………………………..………………………. 50
5.2 Saran………………………………...…………………………... 51
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 52
LAMPIRAN………………………………………………………….... 53
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Diagram Alir Penelitian…………………………………………...…. 5
2.1 Peta Kesampaian Daerah Lokasi Penelitian…………………………. 8
2.2 Peta Daerah Pertambangan PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN
Sulawesi Tenggara.............................................................................. 9
2.3 Keadaan Morfologi Daerah Penambangan………………………….. 10
2.4 Gambaran umum vegetasi daerah penambangan................................. 11
2.5 Peta Geologi daerah Pomalaa………………………………………... 13
3.1 Sistem adit………………………………………………………………... 17
3.2 Penyaliran dengan cara sumuran ( sump )………………………….. 17
3.3 Metode Siemens……………………………………………………... 18
3.4 Metode Deep well pump……………………………………………. 19
3.5 Metode electro osmosis……………………………………………… 19
3.6 Metode Small Pipe With Vacuum Pump……………………………. 20
3.7 Penampang Segitiga............................................................................ 28
3.8 Penampang Segi Empat........................................................................ 29
3.9 Penampang Trapesium.......................................................................... 30
4.1 Dimensi Saluran Trapesium………………………………………….. 37
4.2 Peta DTH dan Perencanaan Sistem Penyaliran Bukit TLF..………… 45
4.3 Dimensi Saluran dan Ukurannya……………………………………. 47
4.4 Dimensi Dump...................................................................................... 48
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Data Curah Hujan Rata-rata Pertahun ……………………………….. 14
3.1 Beberapa Harga Koefisien Limpasan....................………………… 22
3.2 Beberapa Harga n……………………………….…………………. 23
4.1 Panjang Aliran Darat……………………………………………….. 32
4.2 Standar Deviasi…………………………………………………….. 33
4.3 Koreksi Variansi……………………………………………………. 34
4.4 Koreksi Variansi rata-rata ( Yn), dan Koreksi Deviasi ( Sn )……… 35
4.5 Perbandingan dasar saluran dengan kedalaman air menurut
Manning…………………………………………………………… 38
4.6 Luas Daerah Tangkapan Hujan dan Debit Air ……………………. 46
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Data Curah Hujan Tahunan…………………………………………… 53
2 Data Curah Hujan Maksimum Bulanan dan Data Hari Hujan ………. 63
3 Dokumentasi lapangan………………………………………………… 64
iv
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
v
I PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penambangan adalah masalah
penanganan air, atau lebih umum disebut dengan istilah penirisan tambang. Dengan
adanya perbedaan antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah, maka cara
penirisan tambangnya juga berbeda. Sebagai contoh pada tambang terbuka yang
membedakannya dengan tambang bawah tanah adalah pengaruh iklim, pada kegiatan
penambangan. Elemen-elemen iklim seperti hujan, panas/temperatur, dan lain-lain
dapat mempengaruhi kondisi tempat kerja, unjuk kerja alat, dan kondisi kerja, yang
selanjutnya dapat mempengaruhi produktivitas alat penambangan. Demikian juga
dengan tambang bawah tanah, masalah air tanah akan lebih dominan dibandingkan
dengan air permukaan.
Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
Mine Drainage yang merupakan upaya untuk mencegah masuk mengalirnya air
ketempat pengaliran. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah
dan air yang berasal dari sumber air permukaan ( sungai, danau, dan lain-lain ).
Mine Dewatering yang merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah
masuk ke dalam penggalian terutama untuk penanganan air hujan.
( Rudy Sayoga Gautama,1995 )
Jika terjadi genangan air yang membanjiri front penambangan maka akan
berakibat pada kegiatan penambangan seperti terhambatnya pekerjaan yang secara
otomatis juga menghambat produksi dan juga berakibat pada kondisi alat mekanis
atau terjadi kerusakan.
2
1.4 Metode penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk memberikan gambaran dengan teliti ciri-ciri sesuatu.
3. Studi pustaka, bacaan dari berbagai sumber (buku/referensi) yang dipakai untuk
melengkapi dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.
3
1.4.3 Tahapan Penelitan
Adapun tahapan penelitian sebagai berikut :
Studi pustaka
Orientasi Lapangan
DATA SEKUNDER
DATA PRIMER
- SEJARAH
PERUSAHAAN Pengumpulan Data - PETA
- KEADAAN UMUM Lapangan TOPOGRAFI
DAERAH
- KEADAAN
GEOLOGI DAERAH
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Tugas Akhir
4
1.5 Sistematika Penulisan
1.5.2 Pendahuluan
Bab ini memuat tentang latar belakang mengapa penelitian dilakukan, tujuan
penelitian, ruang lingkup dan batasan masalah, metode penelitian, waktu dan tempat
penelitian.
1.5.6 Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran hasil penelitian. Kesimpulan memuat
ringkasan yang berupa poin-poin dalam paragraf dengan rangkaian kalimat yang
memuat uraian dan mudah dipahami. Saran berisi pendapat atau argumen untuk
penelitian ini kedepannya dapat di perbaiki.
5
II TINJAUAN UMUM
Bijih Nikel Hidrosilikat di daerah Pomalaa pertama kali ditemukan oleh E.C
Abendanon sekitar tahun 1909. Kegiatan Eksplorasi pertama kali di daerah ini oleh
Oose Borneo Maaschappij yang berhasil menemukan endapan bijih Nikel yang cukup
kaya disekitar Tanjung Pakar pada tahun 1934 dengan kadar rata-rata 3.00 – 3.50 %
dan mulai diproduksi sekitar tahun 1938.
Sekitar tahun 1939 sampai 1942 penambangan dilakukan oleh Oose Borneo
Maaschappij (OBM) sebanyak 150.000 ton dan diekspor ke Jepang. Pada tahun 1942
– 1945 penambangan bijih Nikel dilanjutkan oleh Sumitomo Metal Mining Co
(SMM) dan berhasil membangun sebuah pabrik pengolahan yang menghasilkan
Nikel Matte. Dari jumlah tersebut 30 ton berhasil dikapalkan dan sisanya
ditinggalkan di Pomalaa. Hal ini terjadi karena pengolahan Nikel di Pomalaa hancur
oleh serangan sekutu, sehingga seluruh instalasi yang ada pada saat itu hancur.
Pada tahun 1957 usaha pertambangan dimulai oleh NV.PERTO. mula-mula
dikerjakan hanya dengan mengekspor ke jepang, yaitu stok bijih Nikel yang
ditinggalkan dari jaman Jepang.
Kemudian berdasarkan PP No.22 tahun 1968, PT. Pertambangan Nikel
Indonesia bersama BPU Pertambun beserta PT/PN dan proyek di jajarannya
disatukan menjadi PN. Aneka Tambang di Pomalaa selaku unit produksi dengan
nama Unit Pertambangan Nikel Pomalaa. Pada tanggal 30 Desember 1974, status PN
berubah menjadi PT. Aneka Tambang (Persero).
Untuk memperpanjang jangka waktu penambangan Nikel di Pomalaa, serta
mengingat cadangan bijih Nikel Laterit kadar rendah (<1.82 %) yang dapat
dimanfaatkan cukup besar. Sedangkan bijih Nikel Laterit yang berkadar tinggi
(>2.30% Ni) semakin menipis jumlah cadangannya. Agar bijih Nikel kadar rendah
tersebut dapat bernilai, kemudian didirikan pabrik peleburan bijih Nikel menjadi
produk logam Fe-Ni.
Pelaksanaan pembangunan pabrik unit 1 dimulai pada tanggal 12 Desember
1973 dan selesai dua tahun kemudian. Pada tanggal 14 Agustus 1976 dapur listrik
unit 1 dengan daya 20 MVA (18 MW) mulai berproduksi secara komersial dan
selanjutnya pabrik Fe – Ni diresmikan pada tanggal 23 Oktober 1976 oleh wakil
presiden RI Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sampai saat ini PT. Aneka Tambang
Tbk. UBPN Pomalaa telah berhasil membangun 3 unit pabrik Fe-Ni. Pabrik unit II
dibangun pada tanggal 2 November 1992 dan sekitar bulan Februari 1995 sudah
mulai berproduksi. Pabrik Fe-Ni II diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada
tanggal 11 Maret 1996. Sedangkan pabrik Fe-Ni III mulai dibangun pada buulan
Oktober 2003 dengan kepala proyek pembangunan pabrik Feronikel III adalah Ir.
Martinur Rongre dan selesai dibangun pada bulan februari 2006, tapi FeNi III resmi
beroperasi pada 29 Januari 2007. Rentang waktu sekian lama yang dibutuhkan dari
perbaikan tanur itu bukan karena perbaikannya yang makan waktu, melainkan karena
proses pengiriman material bata tahan api. “Perbaikan cuma perlu waktu dua minggu.
Tapi material yang dipesan dari Austria itu tidak ready stock, jadi menunggu
dipabrikasi dulu selama tiga bulan, plus waktu pengiriman satu bulan,” ujar
Marthinus. Dengan beroperasinya pabrik FeNi III, Antam bisa meningkatkan
kapasitas produksi feronikel, hingga 24.000 ton per tahun dan selangkah lagi lebih
maju. Dan untuk mendapatkan pasokan listrik yang lebih handal bagi FeNi I, II, dan
III, Antam merangkul PT.Wartsila Indonesia, sebuah perusahaan pembangkit listrik
asal Finlandia yang akan membangun pembangkit listrik bertenaga diesel dengan
kekuatan 102 MW di Pomalaa. Pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 102
MW terdiri dari 6 generator. Kontrak EPC dengan Wartsila ditandatangani pada
bulan November 2003, yang disusul dengan ditandatanganinya perjanjian
pengoperasian dan pemeliharaan berjangka 10 tahun, pada bulan Juni 2004.
(Empat Dasawarsa PT.Antam Tbk.2008)
7
2.2 Lokasi Kesampaian Daerah
Daerah pomalaa terletak pada garis lintang 4°13’ - 4°17’ LS dan 121°35’ -
121°47’ BT. PT. Aneka Tambang Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Nikel ( UBPN )
Sulawesi Tenggara, terletak di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Pomalaa dapat dicapai dengan kendaraan darat dari Kolaka selama satu jam.
Perjalanan dari Makassar ke Pomalaa dapat ditempuh dengan Pesawat udara
berukuran kecil yaitu dari Makassar langsung ke lapangan udara Pomalaa, atau dapat
ditempuh melalui jalan darat dari Makassar Ke Bajoe Bone (±4 jam) yang dilanjutkan
dengan kapal ferry ke Kabupaten Kolaka ± 9 Jam, dan ke Pomalaa + 1 jam.
Lokasi PT.ANTAM di
Kec. Pomalaa Kab.
Kolaka Prop.
Sulawesi Tenggara
8
2.3 Topografi
Daerah Kuasa Pertambangan (KP) PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN Sulawesi
Tenggara terletak antara 3°3’ - 4°30’ LS dan 120° - 122° BT, sedangkan luas daerah
konsesi adalah 8999,92 Ha. Daerah pertambangan terdiri dari dua posisi, yaitu
sebagian berupa pulau-pulau disekitar Teluk Mekongga, antar lain Pulau Maniang,
Pulau Lemo, Pulau Buaya, Pulau Lambasina kecil, Pulau Lambasina besar, dan Pulau
Padamaran. Sedangkan yang berupa daratan di Sulawesi Tenggara adalah Pomalaa,
Tambea, Sapura, Tanjung Pakar dan Batu Kilat.
Gambar 2.2 Peta Daerah Pertambangan PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN Sulawesi
Tenggara ( Sumber : PT. Antam Tbk, UBPN Sultra )
9
2.4 Morfologi
Daerah kuasa PT. Aneka Tambang pada umumnya merupakan daerah
perbukitan yang landai, memanjang dari arah utara ke selatan sepanjang pantai. Pada
bukit-bukit tersebut didapati adanya punggung-punggung utama yang kemudian
bercabang sehingga pada musim penghujan berfungsi sebagai jalan pengaliran air.
Bukit-bukit ini merupakan bagian dari pegunungan Mekongga yang memanjang dari
arah tenggara. (PT.Aneka Tambang Tbk,UBPN Sultra,2008)
10
Terdapat dua jenis tumbuhan diwilayah tersebut yaitu tumbuhan primer dan
tumbuhan bukan asli. Tumbuhan asli merupakan tumbuhan-tumbuhan yang belum
mendapat gangguan baik oleh perusahaan maupun oleh penduduk setempat.
Tumbuhan tersebut antara lain cemara, kayu besi, pude, walakopa, dan kalepi.
Sedangkan tumbuhan yang bukan asli meliputi keseluruhan vegetasi yang tumbuh
menyebar keseluruh daerah dataran sekitar pemukiman penduduk. Tumbuhan ini
meliputi tanaman pangan dengan sedikit variasi tanaman rumput-rumput dan semak.
( Endang Tahang, 2010)
11
2.6 Keadaan Geologi Daerah Penelitian
2.6.1 Geologi Daerah Penelitian
Berdasarkan cara terbentuknya endapan bijih nikel dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian , yaitu :
1. Bijih nikel sulfida, yang terbentuk sebagai endapan primer. Deposit mineral
ini terbentuk selama periode pendinginan magma gabro dan norit.
2. Bijih nikel laterit, yang terakumulasi sebagai endapan sekunder. Deposit
mineral ini merupakan hasil proses pelapukan batuan peridotit, pada
umumnya mengandung unsur besi, kobalt, dan chromium.
Endapan bijih nikel di PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN Sulawesi tenggara
merupakan endapan bijih nikel laterit, dimana sebaran bijih nikelnya tidak merata dan
endapan pada umumnya ditemukan pada lereng landai dibagian pematang yang
merupakan punggung penghubung antara bukit.
Batuan induk yang terdapat di wilayah pertambangan nikel PT. Aneka
Tambang Tbk, Pomalaa ini adalah peridotit ( batuan ultrabasa ). Batuan ini banyak
mengandung olivin, magnesium silikat dan besi silikat.
Singkapan batuan ultra basa umumnya telah mengalami pelapukan, berwarna
kuning coklat berbintik hitam atau abu-abu putih dengan warna kehijauan pada
bagian tepi luar atau pinggirnya.
Batuan ultabasa pomalaa timur terbagi menjadi dua bagian yaitu tipe
serpentinisasi dan tipe tidak serpentinisasi ( dunit ). Batuan tipe serpentinisasi
mempunyai karakteristik : mudah terlapukkan, mempunyai derajat serpentinisasi
tinggi, mempunyai saprolit tebal, bedrock relatif dalam dan mempunyai topografi
landai. Sedangkan tipe yang tidak serpentinisasi mempunyai karakteristik : sukar
terlapukkan, saprolit umumnya tipis tapi kadar nikelnya tinggi, bedrock relatif
dangkal dan mempunyai topografi terjal.
12
Gambar 2.5 Peta Geologi daerah Pomalaa
Kegiatan penambangan bijih nikel pada PT. Aneka Tambang UBPN Sultra,
Pomalaa sangat dipengaruhi iklim. Di mana pada musim kemarau, kegiatan
penambangan dapat dilakukan secara optimal, sedangkan pada musim hujan
penambangan tidak dapat dilakukan secara optimal karena terhambat oleh kondisi
jalan yang buruk akibat genangan air hujan. Daya dukung material pada daerah
penambangan bijih nikel unit pomalaa kurang baik pada musim penghujan,
disebabkan materialnya merupakan material hasil pelapukan yang lunak, yang
menyebabkan alat-alat berat tidak dapat bekerja secara optimal
13
Tabel 2.1 Data Curah Hujan Rata-Rata Pertahun
BULAN
Tahun
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
2001 6.36 4.36 4.13 12.36 5.484 4.8 0.858 1.032 2.53 3.419 6.157 4.568
2002 8.18 7.94 6.4 10.82 11.21 4.937 0.929 0 0.76 0.748 5.023 4.877
2003 11.9 5.41 6.6 6.073 8.235 4.49 5.909 3.69 1.26 4.261 3.823 8.871
2004 3.36 7.63 12.8 6.21 5.881 1.56 913 0 0.53 0.39 4.463 5.19
2005 7.94 4.58 12.3 14.06 6.132 3.803 5.477 1.645 0.07 10.6 2.44 7.787
2006 3.69 9.87 4.95 5.927 12.31 6.36 0.8 0.871 0.36 0 4.047 3.568
2007 5.32 9.73 7.91 9.455 6.84 7.145 2.561 0.883 1.52 4.677 9.442 7.135
2008 4.27 2.15 8.7 8.09 6.203 7.158 2.474 5.452 5.39 6.532 10.55 3.006
2009 3.46 5.48 6.2 6.993 6.132 3.006 4.987 0.745 0.07 3.5 7.1 7.868
2010 4.87 7.72 7.25 7.077 9.241 10.06 11.06 8.806 15.2 11.27 10.13 8.348
Endapan bijih nikel yang terdapat di Pomalaa termasuk dalam jenis nikel laterit
yang terjadi sebagai konsentrasi residu dan hasil pelapukan batuan asal yaitu batuan
ultra basa seperti batuan peridotit dan serpentinit.
Batuan induk Peridotit terdiri dari mineral utama Olivine dan Piroksin, serta
beberapa jenis mineral tambahan seperti kromit, magnetit dan kobalt. Akibat dari
intrusi larutan hidrotermal yang terjadi pada akhir pembekuan magma, maka terjadi
perubahan batuan induk menjadi serpentinit. batuan serpentinit kemudian mengalami
proses pelapukan dan pengendapan sehingga terbentuk mineral-mineral sekundar
terutama oksida besi dan hidroksida besi ( limonit ). Proses ini disebut serpentinisasi
dan merupakan awal dari pada proses terbentuknya endapan residu bijih Nikel.
Dalam hal ini pelapukan kimiawi memegang peranan penting, dimana larutan yang
mengandung silika dan karbon dioksida sangat berpengaruh.
14
Akibat dari proses pelapukan yang terjadi pada kondisi dimana curah hujan
cukup tinggi sehingga membentuk air tanah dan perubahan suhu antara siang dan
malam, maka batuan tersebut mengalami dekomposisi dan menghasilkan tanah laterit
yang kaya dengan unsur-unsur Fe serta silika yang mengandung unsur-unsur Ni, Co,
Mn, dan Ca. Proses ini disebut laterisasi dimana pelapukan mekanis memegang
peranan penting, bersama sirkulasi air yang berasal dari hujan atau air yang
mengandung unsur-unsur Mg, Fe, Ca, akan terbawa dan larut. Daerah ini dianggap
sebagai batas zona batuan segar yang mana sebagian dari unsur Ni mengalami
leaching dan dalam larutan membentuk partikel koloid yang kemudian mengendap
sebagai urat-urat garnerite dan krisoprass.
15
III TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar, sistem penyaliran pada tambang terbuka dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu :
Adalah sistem penyaliran dengan cara mengeluarkan air yang sudah masuk ke
dalam tambang. Sistem ini dapat dibagi menjadi yaitu:
17
2. Sistem Penyaliran Tak Langsung ( Inkonvensional ) / Mine Drainage
Metode Siemens. Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang
bor kemudian ke dalam lubang bor dimasukan pipa dan disetiap bawah pipa
tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer,
sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas
dan dibuang ke luar daerah penambangan.
Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump). Metode ini digunakan untuk
material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi. Dalam
metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke dalam lubang bor
dan pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor
50 meter sampai 60 meter.
18
Gambar 3.4 Metode Deep well pump
Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda.
Bilamana elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada
katoda (disumur besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu
dihisap dengan pompa.
19
Small Pipe With Vacuum Pump. Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang
inpermiabel (jumlah air sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian
dimasukkan pipa yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap
dengan dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai
penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di
bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa,
rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam
lubang bor.
20
mengeluarkan air tambang bawah tanah. Cara ini relatif murah dan ekonomis bila
dibandingkan dengan sistem penyaliran menggunakan cara pemompaan air ke
luar tambang.
2. Dengan Pemompaan. Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem
pemompaan adalah untuk mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar “shaf”
atau sumuran bawah tanah yang sengaja dibuat untuk menampung air dari
permukaan maupun air rembesan air bawah tanah.
(http://www.senyawa.com/2011/01/metode-penyaliran-tambang.hmtl)
21
3.2.1 Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh kebumi persatu satuan luas
permukaan pada suatu jangka waktu tertentu.
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh dalam areal tertentu dalam
jangka waktu yang relatif singkat dinyatakan dalam mm/s.
C = koefisien Limpasan
Perumahan 0,5
22
penimbunan
Hutan 0,6
23
Waktu Konsentrasi Hujan ( Rudy Sayoga Gautama,1995 )
Rumus Kirpich : Tc = 0,0195 x L0,77 x S-0,385 ……………..(Persamaan 3.2)
Ket: Tc = waktu terkumpulnya air (jam)
1) Faktor meteorologi
Intensitas curah hujan yang bergantung kepada kapasitas infiltrasi, dimana
jika air hujan yang jatuh kepermukaan tanah melampaui kapasitas infiltrasi
maka besar air limpasan akan meningkat.
Lamanya curah hujan dalam waktu yang panjang akan memperbesar air
limpasan.
2) Faktor fisik
Kondisi penggunaan tanah misalnya air yang jatuh didaerah vegetasi yang
kurang lebar kemudian mengisi rongga – rongga tanah yang terbuka akan
cepat mengalami infiltrasi dan apabila daya tampung dalam lekukan
permukaan tanah telah penuh maka selisih antara curah hujan dan kapasitas
infiltrasi akan menyebabkan limpasan air hujan mengalir di permukaan tanah.
Faktor lain yang mempengaruhi limpasan yaitu pola aliran sungai dan daerah
pengaliran secara tidak langsung serta drainase buatan lain.
24
Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh adalah kondisi penggunaan lahan
dan kemiringan (gride) atau perbedaan ketinggian hulu dan hilirnya faktor ini dapat
dinyatakan dalam angka yang disebut koefisien limpasan.
(http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtl)
∑( Xi – X)2 1/2
dimana :
Xi = Curah hujan maksimum perhari dalam tiap bulan
X = Curah hujan rata-rata
n = Jumlah tahun
25
Intensitas curah hujan Mononabe
I = Xr/24 + (24/tc)2/3 ……………………………….(Persamaan 3.5)
Air hujan yang mempengaruhi secara langsung suatu sistem drainase tambang
adalah air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah atau air permukaan (run off)
di tambah sejumlah pengaruh air tanah.
Air hujan atau air permukaan yang mengalir ke area penambangan tergantung
pada kondisi daerah tangkapan hujan yang dipengaruhi oleh daerah disekitarnya.
Luas daerah tangkapan hujan dapat ditentukan berdasarkan analisa peta topografi.
Berdasarkan kondisi daerahnya seperti adanya daerah hutan, lokasi penimbunan,
kepadatan alur drainase, serta kondisi kemiringan (gride).
Sumber utama air limpasan permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air
hujan, jika curah hujan yang relatif tinggi pada daerah tambang maka perlu
penanganan air hujan yang baik (sistem drainase) yang tujuannya agar produktivitas
tidak menurun.
(http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtl)
26
3.2.3 Saluran Drainase
Saluran pada tambang untuk menampung limpasan permukaan pada suatu
daerah dan mengalirkannya ke tempat penampungan air seperti : dump, settling pond,
sedimen pon dan lain – lain.
Dalam merancang dimensi saluran perlu di lakukan analisis pada daerah lokasi
penambangan sehingga saluran air tersebut dapat memenuhi hal – hal sebagai berikut
1. Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran air
yang kotor (air yang menganggu kesehatan / lingkungan).
2. Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak didaerah yang mempunyai luasan yang cukup ataupun untuk drainase air
non hujan yang tidak membahayakan kesehatahan atau yang mengganggu
lingkungan. Efektifitas penggunaan dari berbagai bentuk penampang saluran
drainase yang dikaitkan dengan fungsi saluran
(http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtl)
Bentuk-bentuk penampang saluran terbuka :
Bentuk ini biasanya dipergunakan untuk saluran dangkal. Saluran bentuk ini
tidak mudah digerus oleh air. Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam pembuatannya.
27
Sudut tengah = 90° → z = 1
A = h2
P = 2h 2
R=
2 2
Bentuk saluran ini digunakan untuk debit air yang besar kelebihannya yaitu
mudah dalam pembuatannya dan biasanya dibangun pada bahan yang stabil misalnya
kayu, batu dan lain-lain. Kelemahannya adalah mudah terjadi pengikisan sehingga
terjadi pengendapan pada dasar saluran.
B=2h
A = 2 h2
28
P=4h
1
R=2h
Salah satu bentuk saluran yang sering digunakan pada perusahaan tambang
yaitu bentuk saluran trapesium
Bentuk penampang ini adalah bentuk kombinasi antara segitiga dan segiempat.
Biasanya digunakan untuk saluran yang berdinding tanah dan tidak dilapisi sebab
stabilitas kemiringan dinding dapat disesuaikan. Bentuk ini sering digunakan pada
daerah tambang karena tahan terhadap pengikisan dan mudah dalam pembuatannya
29
serta cocok untuk debit air yang besar. Dan untuk menghitung dimensi saluran yang
optimum dapat digunakan persamaan efisiensi hidrolis:
Q = 45° → z = 1
B = 2 ( 𝑧2 + 1 − 𝑧 ) h
A = ( B + zh ) h
ℎ
R=2
Ket :
Q = Debit (m3/detik)
S = Kemiringan rata-rata
A = Luas Penampang
30
R = Jari-jari hidrolis (A/p)
3.2.3 Dump
Dump dibuat dengan fungsi sebagai penampung air sebelum dipompa keluar
tambang, untuk mengendapakan partikel-partikel atau lumpur yang ikut bersama air
hasil dari saluran tambang sebelum air lumpur di buang. Ukuran dump dibuat dengan
mempertimbangkan volume air yang akan ditampung atau masuk ke dump.
31
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil penggambaran peta dan penentuannya maka daerah tangkapan hujan
di bagi menjadi dua daerah yaitu:
Standar Deviasi,
Menghitung standar deviasi menggunakan persamaan 3.3
Tahun Xi X ( Xi - X) (Xi-X)2
2001 370.8 361.67 9.13 83.357
2002 347.6 361.67 -14.07 197.965
2003 368.6 361.67 6.93 48.025
2004 384 361.67 22.33 498.629
2005 421.7 361.67 60.03 3603.6
2006 381.6 361.67 19.93 397.205
2007 301.6 361.67 -60.07 3608.4
2008 327.2 361.67 -34.47 1188.18
2009 243.9 361.67 -117.77 13869.8
2010 469.7 361.67 108.03 11670.5
Jumlah 35165.6
1/2
35165,6
Maka Standar Deviasi (S) =
10-1
= 62.508
33
Koreksi Variansi (Yt), Koreksi Variansi Rata-rata (YN), dan Koreksi
Deviasi (Sn)
Koreksi Variansi (Yt)
( T-1)
Koreksi Variansi (Yt) = -In -In[ ]
T
Dimana T = Periode Ulang Hujan
Tahun -In[-In(T-1)/T
1 -
2 0,3665
3 0,9027
4 1,2459
5 1,4999
Periode ulang hujan yang digunakan adalah 4 tahun, maka Koreksi Variansi
(Yt) = 1,2459
Koreksi Variansi Rata-rata (YN), dan Koreksi Deviasi (Sn)
( n+1 ) - m
Koreksi Variansi rata-rata pertahun (Yn) = -In -In[ ]
n+1
(𝑌𝑛)
Koreksi Variansi rata-rata (YN) = 𝑛
34
Tabel 4.4 Koreksi Variansi rata-rata ( Yn), dan Koreksi Deviasi ( Sn )
M Yn YN Yn-YN (Yn-YN)2
1 2.351 0.4952 1.8558 3.444
2 1.606 0.4952 1.1108 1.234
3 1.144 0.4952 0.6488 0.421
4 0.794 0.4952 0.2988 0.089
5 0.501 0.4952 0.0058 0.000
6 0.238 0.4952 -0.2602 0.068
7 -0.012 0.4952 -0.5072 0.257
8 -0.262 0.4952 0.7572 0.573
9 -0.533 0.4952 -1.0282 1.057
10 -0.875 0.4952 -1.3702 1.877
∑ 4.952 9.020
4,952
Koreksi Variansi rata-rata (YN) = = 0,4952
10
1/2
9,020
Koreksi Deviasi (Sn) = = 1,00
10-1
Jadi.
2/3
408,595 24
I =
24 1,2
= 126,698 mm/jam
= 0,00003519 m/s
35
Debit Limpasan, menggunakan persamaan 3.1 dengan koefisien limpasan (c)
dapat dilihat pada tabel 3.1 dengan besar koefisien 0,9, sehingga di dapat hasil :
Perhitungan debit limpasan untuk DTH A :
Q = 0,08477 m3/s
Q = 305.172 m3/jam
Q = 0,03984m3/s
Q = 143,424 m3/jam
36
4.1.3 Dimensi Saluran Drainase dan Dimensi Dump
37
Tabel 4.5 perbandingan dasar saluran dengan kedalaman air menurut Manning
(Jumarland, 2008)
Debit pada Saluran Lebar Dasar Saluran
0,00 – 0,5 1,00
0,5 – 1,00 1,50
1,00 – 1,50 2,00
1,50 – 3,00 2,50
3,00 – 4,50 3,00
4,50 – 6,00 3,50
Sehingga di dapat
b = 1,00 x 0,42
= 0,42 m
A = ( b+ z.h ) h dimana z = tan 45° = 1
A = ( 0,42 + (1 x 0,42) ) 0,42
= 0,84 x 0,42
= 0,3528 m2
Lebar permukaan saluran (B)
2A = ( B + b ) h
2 x 0,3528 = ( B + 0,42 ) 0,42
0,7056 = 0,42B + 0,1008
0,7056 – 0,1008 = 0,42B
0,6048 = 0,42B
B = 0,694 m
Daerah Jagaan air / keliling basah (w)
w=B–b+h
w = 0,694 – 0,42 + 0,42
w = 0,694 m
38
Kedalaman Saluran (H)
H=h+w
H = 0,694 + 0,42
H = 1,114 m
1
Q = A x V dan V = 𝑛 x R2/3 x S1/2
Dimana :
Q = Debit (m3/jam)
5 % (jumarlad,2008)
Diket : A = 0,3528 m2
R = 0,51 m
n = 0,025
Dit : V=?
Q=?
39
1
Maka, V = 𝑛 x R2/3 x S1/2
1
V = 0,025 x (0,51)2/3 x (0,5)1/2
V = 18,0908 m x 24 jam
V = 434,1792 m/jam
V = 0,1206 m/s
Sehingga,
Q=AxV
Q = 0,0425 m3/s
= 57,963 m3
40
A = ( b+ z.h ) h dimana z = tan 45° = 1
A = ( 0,35 + 1.0.35 ) 0.35
= 0,70 x 0,35
= 0.245 m2
Lebar permukaan saluran (B)
2A = ( B + b ) h
2 x 0,245 = ( B + 0,35 ) 0,35
0,49 = 0,35B + 0,1225
0,49 – 0,1225 = 0,35B
0,3678 = 0,35B
B = 0,95 m
Daerah Jagaan air / keliling basah (w)
w=B–b+h
w = 0,95 – 0,35 + 0,35
w = 0,95 m
Kedalaman Saluran (H)
H=h+w
H = 0,35 + 0,95
H = 1,3 m
1
Q = A x V dan V = 𝑛 x R2/3 x S1/2
Dimana :
Q = Debit (m3/jam)
41
R = Radius Hidrolik (A/W)
5 % (jumarlad,2008)
Diket : A = 0,3528 m2
R = 0,258 m
n = 0,025
Dit : V=?
Q=?
1
Maka, V = 𝑛 x R2/3 x S1/2
1
V = 0,025 x (0,258)2/3 x (0,5)1/2
V = 11,445 m x 24 jam
V = 274,685 m/jam
V = 0,076 m/s
Sehingga,
Q=AxV
42
Q = 0,0186 m3/s
= 69,547 m3
V = 1,5 x Q x t
Dimana :
= 549,31 m3
Untuk dimensi dump dibuat dapat menampung debit air 549,31 m3 sehingga
ukuran yang tepat untuk debit tersebut adalah r 7 m
V = 4/6 π r3
= 4/6 x 3,14 x 73
= 718,013 m3
43
Daerah Tangkapan Hujan B
V = 1,5 x Q x t
Dimana :
= 258,163 m3
untuk dimensi dump dibuat dapat menampung debit air 258,163 m3 sehingga ukuran
yang cocok untuk debit air tersebut adalah r =5 m
V = 4/6 π r3
= 4/6 x 3,14 x 53
= 262,975 m3
44
4.2 Pembahasan
Penentuan daerah tangkapan hujan pada bukit TLF adalah dengan melihat
kondisi topografi bukit TLF, dimana dari peta dapat diperkirakan arah aliran air akan
tertampung di daerah tersebut.
Dari hasil maka daerah tangkapan hujan dibagi menjadi dua yaitu DTH A dengan
luas daerah 9.629,0190 m2 dan daerah tangkapan hujan B dengan luas daerah
4.525,1742 m2
Gambar 4.2 Peta DTH dan Perencanaan Sistem Penyaliran Bukit TLF
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh ke bumi persatuan luas
permukaan pada jangka waktu tertentu. Curah hujan merupakan salah satu faktor
45
terpenting dalam suatu drainase, karena besar kecilnya curah hujan akan
mempengaruhi besar kecilnya air limpasan.
Satuan curah hujan adalah mm, yang berarti jumlah air hujan yang jatuh pada
satuan luas tertentu. Jadi 1mm curah hujan berarti pada luasan 1m2 jumlah air hujan
yang jatuh adalah sebanyak 1 liter (1000cm3).
Data curah hujan yang dianalisis adalah curah hujan maksimum selama 10
tahun. Analisi data ini meliputi:
3. Debit Limpasan
Debit air limpasan dipengaruhi oleh luas area tangkapan hujan. Debit air
dihitung dengan persamaan Rasional. Area tangkapan hujan dibagi menjadi dua
daerah jadi debit limpasan terdiri dari daerah tangkapan hujan.
46
4.2.3 Saluran Penyaliran
Kapasitas saluran adalah daya tampung suatu saluran untuk menampung air
yang mengalir pada suatu daerah. Kapasitas saluran sangat menentukan keberhasilan
dari perencanaan sistem penyaliran. Bentuk penampang saluran air ditentukan
berdasarkan debit air. Bentuk penampang saluran air yang digunakan adalah bentuk
penampang trapesium karena tahan terhadap pengikisan serta cocok untuk debit air
yang besar.
Dari hasil perhitungan di peroleh dimensi dan kapasitas saluran sebagai berikut:
DTH A dengan panjang saluran 93,4134 m, volume saluran 69,547 m3, lebar atas
0,694 m, lebar bawah 0,42 m, daerah jagaan 0,694 m, kedalaman 1,14 m dan
Q = 0,0425 m3/s.
DTH B dengan panjang saluran 82,3045 m, volume saluran 69,547 m3, lebar atas
0,95 m, lebar bawah 0,35 m, daerah jagaan 0,95 m, kedalaman 1,3 m dan
Q = 0,0186 m3/s
47
4.2.4 Dump
Pada umumnya air dari sistem drainase tambang banyak mengandung lumpur,
bahkan lumpur tersebut sangat pekat sehingga bila terjadi genangan air lumpur pada
daerah penambangan akan menimbulkan gangguan pada proses penambangan. Dalam
upaya untuk mengatasi genangan air ini maka dibuat dump yang berfungsi untuk
mengendapkan lumpur tersebut.
Pada setiap DTH dibuat 3 dump untuk pemurnian air sebelum di alirkan ke
saluran di sepanjang jalan tambang.
48
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Luas Daerah Tangkapan Hujan A (DTH A) adalah 9.629,0190 m2 dan luas Daerah
Tangkapan Hujan B adalah 4.525,1742 m2
2. Berdasarkan perhitungan data curah hujan daerah penelitian,dengan periode ulang
hujan 4 tahun diperoleh intensitas hujan 126,698 mm/jam.
3. Perhitungan debit air hujan pada bukit TLF tergantung pada luasan daerah
tangkapan hujannya. Hasil perhitungan yaitu :
DTH A dengan luasan 9.629,0190 m2 dan curah hujan 0,08477 m3/s.
DTH B dengan luasan 4.525,1742 m2 dan curah hujan 0,03984 m3/s.
4. Dimensi saluran berbentuk trapesium dengan dimensi yaitu
DTH A dengan panjang saluran 93,4134 m, volume saluran 57,963 m3, lebar
atas 0,694 m, lebar bawah 0,42 m, daerah jagaan 0,694 m, kedalaman 1.14 m.
DTH B dengan panjang saluran82,3045 m, volume saluran 69,547 m3, lebar
atas 0,95 m, lebar bawah 0,35 m,daerah jagaan 0,95 m, kedalaman 1.3 m.
5. Dimensi Dump dibuat berbentuk setengah bola dengan ukuran :
DTH A, jari-jari 7 m dengan volume 718,031 m3 .
DTH B, jari-jari 5 m dengan volume 262,975 m3 .
5.2 Saran
1. Perlunya pembuatan dan perawatan sistem penyaliran berupa saluran dan dump.
2. Pada saat musim hujan perlu adanya pengontrolan pada sistem drainasse
sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik.
50
DAFTAR PUSTAKA
http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtl
(9 April 2011)
http://mheea-nck.blogspot.com/2010/04/konsep-dasar-perencanaan-tambang.html
(9 April 2011)
51
52
Lampiran 1 Data Curah Hujan Tahunan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 2 4 2 95 1 5 9.2 17.8
2 1 8 19 16 2 35.2 14.3 0.4
3 35 1 TTU 0.6 37.9
4 7 0.3
5 26 15 8 8 22 18 4.7
6 37 1 TTU TTU 1.2
7 5 13 3 8 0.6 32 1 12.2
8 6 18 1 1 1.4
9 7 7 TTU 5 14
10 2 10 9 1.2
11 23 1 51 13 3.1 15.8
12 TTU 2 5 0.5 19.2
13 TTU 4.2 1
14 3 1 11 6 7 0.3
15 5 1 25 9 8 5
16 5 18 TTU 2.8 9.2
17 9 TTU 36 2.1
18 TTU 17 36 5 0.1 4.6
19 1 1 2 7.5 44 0.2 2.6
20 20 TTU 7 4
21 1 34 7
22 7 0.3 7 4.2 5 0.4 60.2 4.4
23 TTU 0.3 2 44 10 16 0.7
24 11 31 85 26 3 13.4
25 12 18 0.7 50 2 2.1 2 0.7 2.7
26 1 0.2 1 3 3.2
27 3 3 3 0.6 2.5 9.4
28 9 5 17 33 6 6 10.3 40.3
29 1 17
30 TTU 8 3 4 1 5.7 0.2
31 7 5 0.6
Jumlah 197 122 128 370.8 170 144 66.2 32 76 106 184.7 141.6
Rata-rata 6.355 4.357 4.129 12.36 5.484 4.8 0.858 1.032 2.533 3.419 6.157 4.568
HH 23 14 19 21 16 16 8 1 10 10 20 16
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
53
DATA CURAH HUJAN TAHUNAN
TAHUN 2002
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 0.4 0.9 17.2 29.2 1 1
2 3.6 23.3 50.2 41.4 4.2 14 3.1 3.1
3 16.8 3.9
4 4.1 0.6 1.7 62.8 3.2 9.2
5 14.6 0.5 33.9 8.6 14.2 20
6 8.4 0.3 5.4 11.3 10.8 TTU 3.8 3.8
7 4.5 2.8 60.4 11.4 5.7 5.7
8 27.2 0.6 0.2 1.2 1.2
9 10.1 51.2 33.2 14.7 46.6 0.2 0.2
10 24.2 34.4 30.4 15.8 1.2 2.4 2.4
11 0.4 0.4 13.5 65.6 1.2
12 3.1 0.4 9
13 0.6 21.7 10.6 0.3 0.3
14 0.3 0.3 3.5 6 4.1 12.6 12.6
15 3.9 28.6 14 0.5 2.7 TTU TTU
16 1.7 1.1 6.9 37.2 1.3 10.2 10.2
17 0.5 1.6 3.4 15.6 5.2 0.4 31.1 31.1
18 3.1 4.5 0.2 2 2
19 1.3 12.4 17.7 11.2 11.2
20 7.3 10.2 1.2 1.2 35.4 6.3 6.3
21 11.1 2.2 11 0.3
22 37.2 5.6 TTU 16.4
23 3.1 0.8 3.8 1
24 TTU 11.8 6.4 2.4
25 1.4 9.6 22.6
26 4.8 80.2 TTU 3.3 0.2 1.9 1.9
27 16 3.2 28
28 40.4 47.8 0.9 46.2 46.2
29 6.6 12.8
1.4
30 11.6 4.6 5.1 11.5 11.5
31 11.7 0.8 0.5
Jumlah 253.6 222.4 198.4 324.6 347.6 148.1 28.8 0 22.8 23.2 150.7 151.2
Rata-rata 8.181 7.943 6.4 10.82 11.213 4.937 0.929 0 0.76 0.748 5.023 4.877
HH 26 16 21 24 12 19 5 1 2 2 18 19
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 0.9 0.3
2 55.3 1.8 TTU 1.1 8.6 1 6.8 1.3
3 0.6 1 0.8 0.2 13.7 5.5 2.3 0.2
4 33.5 4.8 1.6 1 57.1
5 5 21.4 12.6 4 8 24.2 1.9 1.1
6 3.5 11.5 12 3.8 1.2 0.8
7 3.3 3.8 23
8 1 2.2 0.2 0.8 6.3 19.9 0.4 28.4 3.9
9 1.1 1 1.6 71 44 25
10 3.4 12.9 20.9 16.3 5.2 2.8 28.5 9.1
11 39.8 26.2 7.5 21.5 5.8 14.4 3
12 0.4 6.8 44 100.4 3.6 2.4
13 0.1 3.2 18.4 11.4 3.4 12.8 34.4
14 TTU 1.8 15.3 0.3 34.6 3.2 18.4
15 1.5 7.8 4 12 1.3 8.5
16 4.8 4.9 0.5 1.3 34.3 25.3
17 26.8 2.6 40.6 23.9 1.4 13.4
18 17.2 TTU 16.4 TTU 0.7 82.2 24.8
19 21.2 21.4 9.6 5 2 0.3
20 2.2 8.1 3.4 4.1 0.1 0.7
21 10 TTU TTU 1.6 2.2 0.5
22 5 TTU 5.9 0.2 2.3 2.3 6.4 1.8
23 1.4 7.7 4.6 0.2 6.4 0.2 1
24 4.2 4.2 67.9 0.6 22.4 8 2.8 6.4
25 29 8.1 17.3 10.3 0.2
26 8.2 1.2 2.7
27 10.6 6.3 4.1 7.7 0.8 3.2 14.2
28 124.7 1 3 1.1 0.2
29 16.2 14.8 10.9
30 34.2 3.3 11.2 10.3 0.2 0.3
31 33.6 4 64 4.5 2.8
Jumlah 368.6 151.6 204.6 182.2 255.3 134.7 183.2 114.4 37.8 132.1 114.7 275
Rata-rata 11.89 5.414 6.6 6.073 8.235 4.49 5.909 3.69 1.26 4.261 3.823 8.871
HH 20 16 20 21 15 12 15 13 10 8 15 26
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 4.7 0.6 10.4 7.3 20.3
2 0.1 30.2 18.8 8.2 8.3 25.2
3 25.1 TTU 0.1
4 0.4 35 12.9 1.4 4.8
5 14.6 9.8 3 3.4 1.7 8.7 2.8
6 4.1 3.2 24.4 8.8 10.9 TTU
7 0.4 29.4 14.8 8.6 32.4 0.5
8 0.2 18.1 8.6 24 38.6 8.4 0.4 3.8 4.8
9 0.1 34.8 19.5 1.8
10 0.6 2.8 2.3 2.8
11 5.8 1.8
12 1.5 0.4 40.1 2.2 2.9 0.3
13 9.2 24.7 2.3 2.1
14 19.3 0.8 0.1
15 73.1 5.1 0.5 TTU
16 2 13.2 7
17 3 1.7 1.4 0.4 15.8
18 0.6 3 1.1
19 11.2 19.5 7.1 4 22.7 1.2
20 2.4 1.2 11.8 13.8 2.1
21 6.8 46 20.2 3.3 0.2
22 1.8 33.2 0.7 1.1 7.6
23 2.3 39.5 0.8
24 24.4 1.4 38
25 1.4 1.1 0.3 4.6 0.3 13.3
26 6.4 13 7.2 7.5 0.5 4.2
27 11.1 0.3 14.7 16.2 0.4 1.6 7.2
28 9.4 0.2 19.8 1 16 3.2
29 14.6 23.6 1 7.6 3.2
30 4 62.9 1.2 19 20.3 7.3
31 16.5 7.3
Jumlah 104 221.4 384 192.5 182.3 46.8 28.3 0 15.8 12.1 133.9 160.9
Rata-rata 3.355 7.634 12.8 6.21 5.881 1.56 913 0 0.527 0.39 4.463 5.19
HH 18 18 21 13 15 11 13 0 6 2 16 17
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 6.2 3.7 22.5 TTU TTU 1.7
2 21.2 0.3 0.2 3.2 0.1 0.5
3 14.6 25.5 0.7 7.8 9.6 6
4 52.2 3.8 9 14.8 TTU 0.8 4
5 3.7 1.3 13.3 1 0.1 3.1 6.8
6 1 1 65.4 2 0.1
7 20.9 0.8 60.4 5.8 89.7 4.2 1.6
8 9.8 17.4 3.8 10 4.6
9 0.2 34 26 15.1
10 39.8 44.2 0.8 35
11 TTU 0.8 2.3 3.4 13.9 10.2 30 13.4 2
12 6.6 10.7 2.1 36.9 4.4 0.5
13 3.6 15.5 53.4 2.7 TTU 14.1 19 1
14 TTU 4.3 1.2 5.6 49.4 3 1.4 20.4 1 0.5
15 48.6 9.2 30.1
16 10.3 8.4 12.6 26.2
17 0.2 5.7 7.1 13.4 0.5 10
18 6.8 10.1 1.6 6.7 6 4.7
19 14.2 25 1.7 55.3 48.2 27.5
20 52 48.7 0.8 1.6 3 54
21 0.4 1.1 34 5.2 0.5 4.1 2.4 0.5
22 1.8 107.7 5.6 10.1 24
23 37.2 6.7 0.4 5.7 0.5 TTU 4.1 1 13.3
24 0.5 4.2 0.5 12
25 2.9 25.4 1.6 4.4 0.5 2.7
26 0.2 2.7 0.8
27 2.1 0.4 9.6 3.2 66
28 69.1 0.1 49.6 6.8 71.6 0.3
29 30.9 1.4 2.8 28 1 25
30 20.2 0.5 2
31 18.9
Jumlah 246.1 128.1 382.8 421.7 190.1 114.1 169.8 51 2 328.7 73.2 241.4
Rata-rata 7.939 4.579 12.35 14.06 6.132 3.803 5.477 1.645 0.067 10.6 2.44 7.787
HH 18 16 20 21 16 12 10 6 5 19 12 23
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 1.4 1.2 0.8 14
2 15.3 18.6 82.3
3 39.7 6.6 3
4 0.6 2.9 9
5 13 13.6 2.8
6 30 0.2 2.4 3.1
7 52 0.9 1.2 0.7
8 9 107.6 2.1 TTU
9 0.6 0.3
10 12.9 28 TTU
11 27 TTU 2.3 0.3 TTU
12 3 TTU 18.5 0.3 6.6
13 5 9 4.7 31.7 0.3 9 5.5
14 41 2.4 7.8 TTU 13
15 2.7 22 4.6 TTU
16 12 21.5 0.7 2 8 1.9 TTU
17 7.4 19 4 0.4 20.9 TTU
18 1 19 31.1 27.1 0.1 14 3
19 TTU 27.1 2 48.3 7.3 2 1 8.2
20 TTU 0.5 22.9 2.4 4.6
21 1 0.5 4.4 32.8 1.4 11.2
22 56.3 30.8 14.1 22
23 7 5 21 4.9 51.1
24 10 7.5 48.5 TTU 0.8 21.6 10.2
25 18.5 7.3 TTU 21 6.6
26 1.4 1 54.2 0.6 TTU
27 28.5 0.5 TTU 3 TTU
28 5 2.4 TTU 0.4 0.6 2.4
29 1 22.7 0.7 12.7 TTU 2.5 2 0.8
30 16.9
31 0.8 0.3 TTU 1.4
Jumlah 114.4 276.4 153.5 177.8 381.6 190.8 24.8 27 10.9 0 121.4 110.6
Rata-rata 3.69 9.871 4.952 5.927 12.31 6.36 0.8 0.87 0.363 0 4.047 3.568
HH 14 17 15 19 19 19 7 5 4 1 12 16
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 3.2 7.4 23.5
2 54.1 67.9 TTU 7.3 TTU 7.2 1.2 TTU
3 0.5 19.8 14.4 18 TTU 6.5 2.7
4 3.2 3.4 36.6 9.8 11.8 7.4 11.2 1.3 3
5 0.2 9.4 24.4 58.2 TTU 14.1 TTU
6 0.9 TTU 0.9 3.8 8.1 2.2 11.6
7 5 1.2 2.9 4.5 1.9 0.2 4.1 2.5
8 21.4 48 6.1 23 32.9 TTU TTU
9 16.7 3.8 1.9 23.4 0.5 0.6 2.9 24.4 30 7
10 30.5 TTU 48.4 3.8 TTU 43.4 14
11 0.2 0.6 10.5 13.8 TTU TTU 16.3 1.4
12 TTU 9.8 1.8 0.1 2.6 7
13 TTU TTU 6 1.1 TTU 4.5
14 9.4 20.7 9.1 1.3
15 TTU 0.4 16.1 TTU TTU 31.5
16 2.6 4.4 8.5 24.2 22.9 2
17 26 0.5 48.7 4.1 10.7 15 8.4
18 TTU TTU 57 0.2 5.3 0.1 0.2 14.6 TTU 1
19 1 0.6 99.9 8.8 23.2 0.1 1 TTU 6.4
20 3.1 0.3 4.6 18.9 7 2 12.8 28.8
21 TTU 9.8 0.2 TTU 11.2 TTU 2.4 22.3 5.2
22 9.8 18.4 5.7 1.2 2 TTU 7.8 21.4 1
23 4.8 2.5 3.1 0.3 3.3 1.8 1.8 54.2 8.8
24 31 26.5 1.5 0.1 0.9 48.3
25 25 43 2.6 TTU TTU 18.5 TTU 0.4 1
26 2.8 7.2 TTU 10.4 2.4 0.8 TTU 53.6 14
27 2.9 TTU 0.7 0.8 10.6 TTU 2.2 TTU 6.6
28 1 TTU 4 TTU 54 27.6 0.2 0.9 38.2 5.5
29 1 1.4 0.7 4.9 2.8 28
30 11.4 TTU TTU 8 0.5 13.4
31 1.6 23.6 10.9
Jumlah 165 301.6 245.2 293.1 212 221.5 79.4 27.9 47.1 145 292.7 221.2
Rata-rata 5.322 9.729 7.91 9.455 6.84 7.145 2.561 0.883 1.519 4.677 9.442 7.135
HH 21 20 21 23 20 23 14 17 7 17 19 24
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 8.2 19.6 16.5 3.2 8.5
2 1.3 15.9 15.3 20.7 9.1 0.8 12.1 TTU
3 9.5 0.3 3.6 74.3
4 0.5 1.2 TTU 14.4 18 9.9 4.6 2 6
5 2.4 3.9 0.3 5.4 0.2 2.6 31.4 TTU 3.8
6 TTU TTU 2.2 45.4 17.1 4.3 20.4 4.9
7 26.7 1 3.2 16.1 1 7.1 14.2 1.6
8 5.7 5.7 TTU 3.7 33 11.8 0.6 0.5 2.3 4.6
9 4.9 1.3 1.2 7 17 11.4 20.3 8.4
10 TTU 3.6 10.4 1 17.6 2.7 5.2
11 2 0.5 25.1 25.4 6.9 1.7 18
12 15.2 51.4 1.4 6.7 13.1 13 0.3 6.3 20.8
13 2.4 4.1 0.5 5.7 16.6 0.2
14 0.4 0.4 25.2 20.7 42 TTU 2.1 1.4 4.8
15 15.4 TTU 48.7 14.4 3 2.6
16 8.4 6.4 14.5 14.7 0.2 0.2 28 4.2 6 0.8
17 5.4 5.4 1 0.2 7.7 21.8 8.8 0.1
18 0.4 2.3 0.4 0.1
19 4.1 25 2.8 3.4 9.6 9.5
20 7.5 7.5 18 4.6 0.4 2 0.5 TTU
21 9.6 9.6 1.4 TTU 3 12.6 23.4
22 1.1 1.3 1 15.4 30.1 7.4 22.8
23 TTU 2.3 2.6 43.7
24 1.8 1.8 27.3 20.2 TTU 1 2 2.8 11.6 1.6
25 45.7 1.3 95.5 TTU 9 14.6
26 5.6 3 25 TTU 0.1 1 0.2 3.4 29.5 TTU
27 1.2 0.4 14.9 0.9 4 14.6 3.6 63.6 1
28 3.8 1.6 2 2.3 1 0.2 59 TTU
29 TTU 0.3 2.5 19.7 5.4 24
30 12.9 16.5 10.2 0.4 4.4
31 31.2 24.8 30.8
Jumlah 132.5 66.6 269.7 250.8 192.3 221.9 76.7 169 167 202.5 327.2 93.2
Rata-rata 4.274 2.148 8.7 8.09 6.203 7.158 2.474 5.45 5.387 6.532 10.55 3.006
HH 16 19 20 22 18 17 15 22 12 21 25 17
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 1 9 1.8 0.1 1.4
2 0.5 0.3 0.3 0.2 1
3 2.6 2.6 0.9
4 35 0.6 TTU 1 17.3
5 0.3 9.4 3.2 12 8
6 TTU 21.6 7.7 TTU 9.4
7 0.6 3.4 2 1.4 17.8 TTU 0.6 14 10.2 8.4
8 5.2 4.5 44.9 2.2 0.2 0.2 28 41.5
9 15.9 21.5 28.7 7.3 7
10 5.4 22.2 16.1
11 0.4 40.5 7.6 1.4 TTU 14.5 0.8 8.3
12 4 TTU 0.6 3 30.5
13 TTU 19.4 44.2 5.7 71.4 7.9 TTU 15.5
14 TTU 6.8 17.3 1.5 19 8.9
15 0.5 0.6 2.2 8.2 32.9 TTU TTU 11.4
16 0.2 0.8 11.4 15.7 1.5 15.3
17 4.2 0.3 37.4 38.8 11.8 2.1 2.8
18 TTU 16.8 0.5 6.5 14.2 0.4
19 1 39.6 0.1 6.3 6.4 3 3.8 TTU
20 TTU 1.8 3.2 51.8 20.8
21 2 5.7 TTU 1 14.2 3.4 45.2
22 15.5 33 TTU 12.4 5.5 0.2 18 32.4 TTU
23 1.8 11 0.3 0.4 21.7 1.1 31.3 TTU
24 2.6 42 TTU 15.7 TTU TTU
25 3.6 3 TTU 0.1 0.2 4.2
26 28 5 0.2 TTU 62.5 1.3
27 12 3.6 0.6 28 17.7 16.4 30.7
28 0.8 TTU 0.6 35 1 23.9
29 TTU 18.3
30 3.4 8 15.1 TTU 1.8
31 0.4 TTU 1
Jumlah 107.3 169.8 192.2 216.8 271.1 93.2 154.6 23.1 2.1 108.5 220.1 243.9
Rata-rata 3.461 5.477 6.2 6.993 6.132 3.006 4.987 0.745 0.067 3.5 7.1 7.868
HH 22 16 20 20 23 15 13 5 7 10 14 21
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
BULAN
Tgl
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
1 5.5 11.2 112.1 0.1 67.6 TTU 6.4 4.8 17.5 38.5
2 17.2 7 15.6 4.3 47.7 TTU TTU 0.3 0.5
3 1.8 1.7 1.7 1.5 16.7 TTU 6.6 0.4 26.3 8 3.9
4 12.6 5.3 1 44.3 TTU 24.8 1.2 0.5 2 16.8
5 1 0.1 3 2.5 10.1 109.4 41.8 21.5 5.8 6.4 7.9
6 13.9 10.8 96.7 5.5 1.6 0.3 TTU 13.5 21.8 13.2 40.4
7 5 0.2 32.2 TTU 0.6 12.3 9.7 0.2
8 5 6.9 5.2 9.5 40.2 5.9 0.1 3.2 36.8 TTU 2.6
9 11.3 96.6 37.5 1.6 4.2 9.7 3 6.8
10 15.8 30.3 5.6 1.2 34.6 58 16.6 31.5 7 0.3 0.1
11 3.2 1.1 2.5 TTU 5 2 16.4 7.7
12 0.9 4.3 4.9 12.5 12.4 4.6 98.8 30.2
13 0.2 20.7 TTU 10.6 TTU 0.1 TTU 2.1
14 6.2 26.7 1.1 3.2 16.2 8.1 0.2
15 0.5 11 3.6 8.6 33.9 10.6 2.2 6.1 134.3 10.6 12.6
16 TTU TTU 1.3 22.5 3.7 11.2 1
17 0.1 0.5 3.6 1.1 21 TTU
18 8.7 5.4 0.3 7.4 TTU 0.3 7 10.9 8.6 0.5 0.8
19 12.8 0.4 6 0.1 5.2 9.3 55 TTU TTU
20 4.7 10 0.8 12.9 3.8 43.9 63 0.2
21 1.9 0.8 0.1 2.9 2.2 26.1 9.5 25.2 7.5
22 0.7 0.9 11.5 TTU 0.7 30 1.8 0.2 1.5
23 1 TTU 60.5 19.8 TTU 1.9 5.5 17.4 TTU 19.2
24 0.6 TTU 0.7 1.8 9.5 4.7 TTU 3.4 TTU 48.3
25 39.1 2.5 10.8 17.4 21 19.9 19.2
26 1.5 TTU 0.9 3.3 50.2 0.4 6 1.1 162.7
27 0.5 0.1 1.1 36.1 28.5 29.5 7.4 2.7 5.6
28 TTU 1.3 8.8 3 0.9 TTU 5 21.8 1.5 4.3
29 2.4 TTU 2.8 13 TTU 7.3 16.9 11.2 3.2 4
30 12.3 3.6 14 3.4 0.9 2.3 31 12 2.6 0.1
31 25.7 0.4 14.8 0.2 36.5
Jumlah 150.9 239.3 224.8 219.4 286.5 311.9 342.8 273 469.7 349.5 314 258.8
Rata-rata 4.868 7.719 7.252 7.077 9.241 10.06 11.06 8.81 15.15 11.27 10.13 8.348
HH 22 18 22 21 27 23 24 26 30 25 22 21
Ket HH : Jumlah Hari Hujan
Bulan
THN Maks
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES
2001 197 122 128 370.8 170 144 66.2 32 76 106 184.7 142 370.8
2002 253.6 222.4 198.4 324.6 347.6 148.1 28.8 0 22.8 23.2 150.7 151 347.6
2003 368.6 151.6 204.6 182.2 255.3 134.7 183.2 114.4 37.8 132.1 114.7 275 368.6
2004 104 221.4 384 192.5 182.3 46.8 28.3 0 15.8 12.1 133.9 161 384
2005 246.1 128.1 382.8 421.7 190.1 114.1 169.8 51 2 328.7 73.2 241 421.7
2006 114.4 276.4 153.5 177.8 381.6 190.8 24.8 27 10.9 0 121.4 111 381.6
2007 165 301.6 245.2 293.1 212 221.5 79.4 27.9 47.1 145 292.7 221 301.6
2008 132.5 66.6 269.7 250.8 192.3 221.9 76.7 169 167 202.5 327.2 93.2 327.2
2009 107.3 169.8 192.2 216.8 271.1 93.2 154.6 23.1 2.1 108.5 220.1 243.9 243.9
2010 150.9 239.3 224.8 219.4 286.5 311.9 342.8 273 469.7 349.5 314 259 469.7
RATA-RATA 361.67
Bulan
Thn Total
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2001 23 14 19 21 16 16 8 1 10 10 20 16 174
2002 26 16 21 24 12 19 5 1 2 2 18 19 165
2003 20 16 20 21 15 12 15 13 10 8 15 26 191
2004 18 18 21 13 15 11 13 0 6 2 16 17 150
2005 18 16 20 21 16 12 10 6 5 19 12 23 178
2006 14 17 15 19 19 19 7 5 4 1 12 16 148
2007 21 20 21 24 20 23 14 17 7 17 19 24 227
2008 16 19 20 22 18 17 15 22 14 21 25 17 226
2009 16 19 21 22 23 15 13 5 7 10 14 21 186
2010 22 18 22 21 27 23 24 26 30 25 22 21 281
63
Lampiran 3. Dokumentasi lapangan
64
Daerah genangan air pada bukit TLF
65