Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyebab kemiskinan
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Padamasa lalu
umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,tetapi miskin
dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukurankehidupan modern
pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan,
dan kemudahan - kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Pemerintah
Indonesia yang berorientasi mengembangkan Indonesiamenjadi negara maju dan
mapan dari segi ekonomi tentu menganggap kemiskinan adalah masalah mutlak
yang harus segera diselesaikan disamping masalah lain yaitu ketimpangan
pendapatan, strukturisasi pemerintahan, inflasi, defisit anggaran dan lain -lain.
Dampak Kemiskinan
Di zaman yang semakin maju ini banyak penemuan teknologi baru yang canggih dan
sangat bermanfaat. Banyak orang berlomba untuk mempelajarinya dan bersaing
agar mendapatkan perkerjaan yang layak. Dengan belajar lebih giat,orang yang
bekerja dibagian perusahaan atau dijajaran pemerintahan dapat menikmati
kehidupan yang layak dan tercukupi. Di ibukota banyak dijumpai gedung-gedung
tinggi pencakar langit,tempat dimana orang-orang professional dan pintar bekerja.
Ternyata dibalik gedung yang tinggi itu banyak lingkungan kumuh dijumpai. Orang-
orang yang pekerjaannya kurang layak atau hasil dari kerjanya hanya dapat
mencukupi kehidupan sehari-hari mau tidak mau bertahan dalam kondisi lingkungan
yang kumuh dan tempat tinggal yang kurang layak. Sungguh fenomena yang sangat
berbeda bagai bumi dan langit. Begitu banyak masyarakat yang kurang mampu dan
miskin. Tetapi saya bertanya-tanya,apakah kemiskinan sebab dari pemerintah atau
dari orangnya sendiri yang tidak mau bekerja keras untuk merubah kehidupan yang
lebih baik?. Sudah banyak fakta yang membuktikan anak seorang yang kurang
mampu dapat menjadi orang besar dengan berpenghasilan tinggi. Nah,jadi apa yang
salah dengan kemiskinan?. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia
mempunyai banyak permasalahan terutama dibidang ekonomi. Adanya
ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan calon pekerja,lapangan pekerjaan yang
sulit yang menjadikan banyak timbulnya pengangguran sehingga timbul kemiskinan.
Masalah yang lain yaitu kebutuhan pokok yang diberikan oleh pemerintah seperti
pendidikan yang layak,layanan kesehatan,dll. Banyak berita yang menyatakan bahwa
anggaran yang seharusnya digunakan untuk pendidikan,layanan kesehatan dan yang
lainnya malah di salah gunakan oleh pemerintah. Anggaran yang begitu banyak yang
merupakan hak rakyat malah untuk membuncitkan perut para jajaran pemerintah.
Masyarakat kecil pun tidak dapat berbuat apa-apa,mereka menjalani kerasnya hidup
dan hanya memikirkan kelangsungan hidup tanpa memikirkan niat untuk
bersekolah,membeli obat jika sakit yang ada hanya apakah besok masih bisa makan?.
Mungkin dari semua permasalahan tersebut yang membuat kemiskinan masih ada
dan merajalela.
Perekonomian Indonesia Belum Sepenuhnya
Membaik
Perekonomian Indonesia telah memasuki krisis sejak triwulan kedua 2020.
Dua hal menjadi alasan utama di balik krisis ini. Pertama, semakin banyak
populasi yang terinfeksi COVID-19 (termasuk populasi produktif). Situasi ini
mengurangi kemampuan rumah tangga mencukupi kebutuhan hidup sehari-
hari, terutama bagi rumah tangga yang terdampak langsung oleh pandemi
COVID-19 ini. Kedua, pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah
membuat perekonomian tidak beroperasi 100% dari kapasitas optimalnya
karena sebagian usaha harus ditutup dan sebagian pekerja terpaksa
dirumahkan.
Terkait krisis ekonomi, salah satu indikatornya adalah angka pertumbuhan
ekonomi. Pada 5 Mei 2021, Badan Pusat Statisitik (BPS) merilis laporan
bahwa perekonomian Indonesia tumbuh sebesar -0,74% pada triwulan
pertama 2021. Kondisi perekonomian pada triwulan pertama 2021 tersebut
jauh lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi meski menunjukkan
perbaikan bila dibandingkan dengan kondisi pada 2020. Hal ini menunjukkan
bahwa perekonomian Indonesia masih berada di bawah laju kondisi normal
sebelum terjadi pandemi. Pada saat yang sama, laju pertumbuhan
pendapatan nasional per kapita (ukuran kesejahteraan rata-rata nasional)
juga turun sebesar 3,15% pada 2020. Artinya, terjadi penurunan tingkat
kesejahteraan rumah tangga Indonesia selama 2020 dibandingkan 2019.