Bab I
Bab I
BAB I
KEORGANISASIAN
DASAR-DASAR MANAJEMEN
1. Definisi
Mondy & Premeaux (1995) mengemukakan "management is
the process of gettings thing done through the efforts of other
people". Dengan demikian pada hakekatnya proses manajemen
dilakukan para manajer di dalam suatu organisasi, dengan cara-
cara atau aktivitas tertentu mereka mempengaruhi para personil
atau anggota organisasi, pegawai, karyawan atau buruh agar
mereka bekerja sesuai prosedur, pembagian kerja, dan tanggung
jawab yang diawasi untuk mencapai tujuan bersama.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka
akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga
pengertian yaitu :
a. Manajemen sebagai suatu proses,
b. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen,
c. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(Science).
2. Tujuan manajemen
Manajemen merupakan suatu alat organisasi untuk mencapai
tujuan. Jadi dengan adanya alat tersebut diharapkan semua tujuan
dapat tercapai. Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan manajemen
adalah seni dan ilmu untuk mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tujuan manajemen untuk mengefektifkan dan
mengefisiensikan pendayagunaan segala sumber daya yang
tersedia guna pencapaian tujuan yang telah`ditetapkan sesuai
dengan kemampuan mengatur dalam suatu organisasi . Secara
umum tujuan dari menajemen dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Membantu mencapai tujuan organisasi dan pribadi
b. Organisasi dapat meningkatkan efisiensi
c. Menciptakan keharmonisan dalam bekerja
d. Menciptakan organisasi yang dinamis
4. Fungsi-fungsi Manajemen :
Fungsi-fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan.
Aktivitas manajemen mencakup spektrum yang sangat luas,
sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasi di masa
depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi, mendorong
terbinannya kerjasama antara sesama anggota organisasi, serta
mengawasi kegiatan dalam mencapai tujuan.
Dengan kata lain manajemen memiliki peranan yang sangta
strategis dalam mengefektifkan usaha organisasi. Terry (1975)
mengemukakan “management provides effectiveness to human
efforts. It helps achieve better equipment, plants, offices, products,
services and human relations”. Pendapat ini menjelaskan betapa
pentingnya peranan manajemen dalam mencapai efektifitas usaha
manusia terutama untuk membantu pencapaian yang lebih baik
dalam mendayagunakan peralatan, lahan, kantor, produk,
pelayanan dan hubungan manusia dalam organisasi. Dalam rangka
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien itulah,
manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi,
baik organisasi, industri, perbankan, maupun pendidikan.
organisasi
d. Kesatuan Perintah
Bahwa setiap pekerja hanya menerima instruksi tentang kegiatan
tertentu dari hanya seorang atasan
e. Kesatuan Pengarahan
Kegiatan operasional dalam organisasi yang memiliki tujuan yang sama
harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana
f. Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
Kepentingan perseorangan harus dibawah kepentingan organisasi
g. Balas jasa
Kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi
karyawan maupun pemilik
h. Sentralisasi
Adanya keseimbangan antara pendekatan sentralisasi dengan
desentralisasi
i. Garis wewenang (scalar system)
Adanya garis wewenang dan perintah yang jelas
j. Order
Sumber daya organisasi termasuk sumber daya manusianya, harus ada
pada waktu dan tempat yang tepat. Penempatan orang-orang harus
sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.
k. Keadilan
Perlakuan dalam organisasi harus sama dan tanpa ada diskriminasi
l. Stabilitas Staf dalam Organisasi
Perlu adanya kestabilan dalam menjalankan organisasi, tidak terlalu
cepat ataupun terlalu lambat
m. Inisiatif
Setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya
dan diberi kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya
secara kreatif walaupun memungkinkan terjadi kesalahan.
n. Semangat korps (Esprit de Corps)
Pada dasarnya kesatuan adalah sebuah kekuatan. Organisasi perlu
memiliki kebanggan, kesetiaan & rasa memiliki dari para anggota yang
tercermin pada semangat korps/kebersamaan.
6. Langkah-langkah Manajemen :
a. Planning atau Perencanaan
Menurut Henry Fayol (Tanjung, 1999 : 76) perencanaan berupa
penentuan langkah awal yang memungkinkan organisasi mampu
mencapai suatu tujuan dan juga menyangkut tentang upaya yang
(17)Memilih alternatif
c. Actuating (penggerakkan/Pengarahan)
Penggerakan adalah membuat semua anggota organisasi mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian. Fungsi pengarahan (commanding) merupakan
fungsi terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen
agar memberikan dorongan untuk menciptakan kemauan kerja
yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Koontz & O’Donnell (1976) mengemukakan: ”directing is
the interpersonal aspect of managing by which subordinates are
led to understand and contribute effectively and effeciently to
attainment of enterprise objectives, directing involves guiding and
leading subordinates”. Pendapat di atas menjelaskan bahwa
d. Controlling (pengendalian/pengawasan)
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan
cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan
proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Pengendalian ini berkaitan erat dengan fungsi
perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling
mengisi, karena :
(1) Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
(2) Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana.
(3) Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan
baik.
(4) Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah
pengendalian atau penilaian dilakukan.
e. Evaluating
Menurut G.R. Terry, pengawasan dapat dirumuskan sebagai
proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang
sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila
perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan
sesuai dengan rencana atau selaras dengan standar.
Tujuan utama dari evaluasi ialah menilai kembali apa yang
direncanakan menjadi kenyataan. Oleh karenanya agar sistem
evaluasi itu benar-benar efektif artinya dapat merealisasi
tujuannya, maka suatu sistem pengawasan setidak-tidaknya harus
dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan-
penyimpangan dari rencana.
Langkah Langkah Manajemen , menurut Gorton:
(1) Identifikasi masalah
(2) Diagnosis masalah
(3) Penetapan tujuan
(4) Pembuatan keputusan
(5) Perencanaan
(6) Pengorganisasian
(7) Pendelegasian
(8) Pengkomunikasian
(9) Kerja dengan kelompok
(10) Penilaian
MANAJEMEN DIRI
A. Definisi
Diri adalah totalitas dari pemikiran keinginan gerakan yang dilakukan dalam ruang
dan waktu. Maka, diri akan perpaduan antara intelektual , emosinal, spiritual dan fisik.
Jadi pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendaian diri tehadap pikiran, ucapan,
dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-
hal yang tidak baik. Dan merubah “totalita diri” baik itu dari segi intelektual, emosinal,
spiritual dan fisik. Agar apa yang kita inginkan (sasaran) tercapai. Lebih spesifiknya, self
management meliputi penyelesaian masalah, menetapkan tujuan, mengamati waktu, dan
masalah lingkungan yang dapat menghambat dalam mencapai tujuan dan menggunakan
reinforcement dan punishment untuk mencapai tujuan tersebut.
Mengubah sikap
Memperbaiki pencitraan diri
Terus bekerja dan berkarya
2. Terus bertumbuh dan berkembang
Peliharalah kesehatan fisik
Tingkatan daya pikiran
Kembangkan lah kehidupan spiritual
Lakukanlah saja sekarang
Tetaplah belajar
3. Membangun jaringan kehidupan
Kembangkan jaringan anda
Membangun dan memelihara hubungan
Membangun sesama
Membangun kelompok tumbuh bersama
E. Mengendalikan konflik
Menurut Kartono (1989) terdapat 4 macam Teknik Manajemen Diri untuk
mengendalikan konflik yaitu:
1. Mengeluarkan dan membicarakan kesulitan
2. Menghindari masalah untuk sementara waktu
3. Menyelesaikan suatu tugas tertentu atau mencari kesibukan yang lain
4. Menjadikan diri-sendiri berguna
3. Check/evaluasi
Tinjau dan evaluasi hasil yang dicapai, adakan perbaikan bila tujuan belum tercapai
4. Act/tindak lanjut
Tarik pelajaran dan perubahan dari hasilnya, gunakan strategi yang memberikan
hasil memuaskan sebagai prosedur standar yang mengambarkan jati dirimu.
BERFIKIR KRITIS
A. Pengertian
Kemampuan berpikir dapat didefinisikan sebagai salah satu proses kognitif yang
digunakan sebagai panduan dalam proses berpikir, dengan menyusun kerangka berpikir
dengan cara mem bagi-bagi ke dalam kegiatan nyata. Satu contoh kemampuan berpikir
adalah menarik kesimpulan (inferring), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai petunjuk (clue) dan fakta atau informasi dengan pengetahuan
yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir yang terumuskan. Berpikir
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang melibatkan proses
kognitif untuk menerima segala ma cam informasi yang diperolehnya sehingga dapat
memutuskan tindakan yang tepat untuk suatu permasalahan.
Ditinjau dari tingkat kesulitan dan kerumitannya, kemampuan berpikir dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir
kompleks. Berpikir dasar adalah proses berpikir yang hanya melibatkan kemampuan
siswa mene rima dan mengucapkan kembali fakta-fakta atau menghafal suatu rumusan
dengan cara melakukan pengulangan tersu menerus. Sedangkan berpikir kompleks adalah
proses berpikir yang meng haruskan siswa untuk memanipulasi informasi dan ide-ide
dalam cara tertentu yang memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.
Berpikir kritis adalah sebuah proses intelektual dengan melakukan pembuatan
konsep, penerapan, melakukan sintesis dan atau mengevaluasi informasi yang diperoleh
dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran atau komunikasi sebagai dasar untuk
melakukan suatu tindakan. Berpikir kritis sebagai cognitive skill, didalamnya terdapat
kegiatan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, serta pengelolaan diri.
1. Interpretasi adalah kemampuan untuk memahami dan menjelaskan pengertian dari
situasi, pengalaman, kejadian, data, keputusan, konvensi, kepercayaan, aturan,
prosedur dan kriteria.
2. Analisis adalah mengidentifikasi hubungan dari beberapa pernyataan pertanyaan,
konsep, deskripsi, dan berbagai model yang dipergunakan untuk merefleksikan
pemikiran, pandangan, kepercayaan, keputusan, alasan, informasi dan opini.
Mengevaluasi ide dan pendapat orang lain, mendeteksi argumen dan menganalisis
argumen merupakan bagian dari analisis.
3. Evaluasi adalah kemampuan untuk menguji kebenaran pernyataan yang digunakan
untuk menyampaikan pemikiran, persepsi, pandangan, keputusan, alasan, serta opini.
Evaluasi juga merupakan kemampuan untuk menguji hubungan berbagai pernyataan,
deskripsi, pertanyaan, dan bentuk lain yang dipakai dalam merefleksikan pemikiran.
4. Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan me milih elemen yang
dibutuhkan untuk menyusun simpulan yang memiliki alasan, untuk menduka dan
menegakkan diagnosis, untuk mempertimbangkan informasi apa sajakah yang dibu
tuhkan dan untuk memutuskan konsekuensi yang harus diam bil dari data, informasi,
pernyataan, kejadian, prinsip, opini, konsep dan lain sebagainya.
5. Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan menyatakan ha sil pemikiran,
B. Level berpikir
Dapat dibagi menjadi menjadi empat yaitu :
(1) Menghafal (Recall thinking)
(2) Keterampilan dasar (Basic thinking)
(3) Berpikir kritis(Critical thinking)
(4) Berpikir kreatif (Creative thinking)
tradisional seperti apa yang ingin dicapai melalui pelajaran ilmu-ilmu eksakta
(4) Berpikir kritis merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
demokratis. Sehingga berpikir kritis haruslah dikembangkan.
Rencana telah disusun secara umum atau detail tanpa didukung kemampuan
menajemen (kemampuan menajerial seseorang/sekelompok orang) sulit untuk
dilaksanakan dalam perwujudan tujuan rencana tersebut, begitupun sebaliknya.
Berorganisasi membutuhkan menajemen yang jauh lebih kompleks agar tujuan tercapai,
seperti halnya TBM Ischiadicus Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Kemampuan memanage dalam pelaksanaan, pengontrolan dan evaluasi sebuah rencana
yang telah disusun dengan baik menentukan hidup matinya organisasi. Meskipun
demikian langkah awal senantiasa dimulai dari bagaimana organisasi mampu menyusun
perencanaan.
A. Perencanaan
Perencanaan bisa didefinisikan sebagai melaksanakan proses penilaian keadaan, menentukan
tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka panjang dan tindakan-tindakan yang harus dilaksanakan
untuk mencapainya. Sehingga perencanaan penting dilakukan baik sebelum maupun sesudah keadaan
yang tak terkendali dan perencanaan operasi harus didasarkan pada kebutuhan yang terinci dan
penilaian akan sumber daya. Adapun klasifikasi Rencana, yaitu :
a. Rencana Operasi (Operation Planning)
b. Rencana Cadangan (Alternative Planning)
Kedua tipe rencana tersebut jika digabung maka disebut sebagai master planning, sehingga dapat
menciptakan kondisi terkendali dan mengantisipasi kondisi yang tak terkendali. Kesimpulannya
rencana operasi tanpa rencana cadangan akan terjebak dalam keadaan yang tak terkendali, begitupun
dengan rencana cadangan tanpa rencana opersi akan menjadi jasad sebuah ide.