Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2337­6686

ISSN­L 2338­3321

PAPARAN MERKURI PADA PEKERJA DI INDUSTRI KOSMETIK


DALAM KAITAN DENGAN GANGGUAN KESEHATAN

Nur Nunu Prihantini1), Patar Hutagalung2)


1) Departemen Biokimia FK UKI
2) Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

E­mail: nunuprihantini23@gmail.com
ABSTRAK: Merkuri adalah salah satu bagian terpenting dalam setiap industri terutama industri kosmetik. Banyak industri kosmetik
menggunakan merkuri sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa merkuri
merupakan logam berat yang sangat berbahaya bagi manusia. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka dengan pendekatan
analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit akibat kerja dikarenakan faktor fisis seperti air raksa atau persenyawaan
beracun mangan, penyebab faktor kimiawi oleh karena seng, ammonia nitrogliserin, nikel. Industri kosmetik banyak menyerap tenaga
kerja di Indonesia dikarenakan kebutuhan masyarakat yang ingin tampil, kadar merkuri berkisar 50­100πg% akan menunjukkan gejala
keracunan. Gangguan kesehatan terjadi diakibatkan oleh paparan merkuri tinggi dalam waktu singkat adalah kerusakan paru–paru,
muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Kata kunci: industri kosmetik, paparan merkuri pada pekerja, gejala–gejala keracunan merkuri
ABSTRACT: Mercury is one of the most important parts in any industry, especially the cosmetics industry. Many cosmetic industries
use mercury as a basic ingredient in cosmetic manufacturing. The purpose of this study is to know that mercury is a heavy metal that is
very dangerous for humans. The method used is literature review with analytic approach. The results showed that work­related
illnesses were caused by physical factors such as mercury or toxic compounds of manganese, the cause of chemical factors due to zinc,
ammonia nitroglycerin, nickel. The cosmetic industry absorbed many labor in Indonesia due to the needs of people who wanted to
perform, mercury levels ranged from 50­ 100πg% will show symptoms of poisoning. Health problems caused by high mercury
exposure in a short time are lung damage, vomiting, increased blood pressure and heart rate..
Keywords: cosmetic industry, mercury exposure on workers, symptoms­related symptoms with mercury poisoning

PENDAHULUAN Merkuri (Hg) termasuk logam berat berbahaya


Latar belakang penulis membuat tulisan ini yang dalam konsentrasi kecil dapat bersifat racun.
adalah karena produk kosmetika dewasa ini sangat Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat
diperlukan oleh manusia, baik laki­laki maupun menimbulkan berbagai hal, mulai dari alergi kulit,
perempuan. Kosmetik yang dipergunakan setiap hari iritasi kulit, dan bintik–bintik hitam. Dengan dosis
berulang­ulang kali diperlukan persyaratan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak
aman untuk dipakai. Terdapat ribuan kosmetik yang sehingga menimbulkan muntah­muntah, kepala.
dijual bebas di pasaran. Kosmetik tersebut adalah Kadar toksisitas merkuri berkisar 50–100 µg% dan
produk pabrik kosmetik yang jumlahnya telah akan terlihat gejala­gejala keracunan. Tujuan dari
mencapai ribuan bahkan sampai jutaan. Data terakhir penulisan ini dikarenakan produk kosmetika dewasa
menunjukkan lebih dari 300 pabrik kosmetik terdaftar ini sangat diperlukan oleh manusia, baik laki­laki
secara resmi di Indonesia, dan diperkirakan ada maupun perempuan, sehingga kosmetik yang
sejumlah dua kali lipat pabrik kosmetik yang tidak dipergunakan haruslah sesuai dengan persyaratan
terdaftar secara resmi yang berupa usaha rumahan yang aman untuk dipakai. Penulisan ini merupakan
atau salon kecantikan (Wasitaatmaja, 1997). kajian literatur dalam beberapa buku dan jurnal
Merkuri (Hg) banyak dipergunakan dalam sebagai bahan referensi.
industri kecantikan sebagai zat kimia yang
dipergunakan dalam produk–produk kecantikan METODOLOGI PENELITIAN
dewasa ini. Namun pada kenyataannya kita ketahui Metode yang digunakan dengan pendekatan
bahwa dampak dari paparan merkuri yang terus deskriptif eksploratif, adalah dengan studi kasus dan
menerus berefek pada gangguan metabolisme dalam studi pustaka yang bersifat objektif, analitis,
tubuh. sistematis.

Jurnal Ilmiah WIDYA 331 Volume 4 Nomor 3 Januari­Juli 2018


Nur Nunu Prihantini Paparan Merkuri Pada Pekerja di
dan Patar Hutagalung, Industri Kosmetik dalam Kaitan dengan
331 ­ 336 Gangguan Kesehatan

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Absorpsi

Mekanisme Paparan Merkuri dalam tubuh Merkuri (Hg) dalam bentuk merkuri anorganik
manusia akan diserap disaluran cerna asal makanan akan
Menurut Palar (2004), logam merkuri atau air diserap kurang dari 15 % pada mencit dan 7 % pada
raksa, mempunyai nama hydragyrum berarti perak manusia. Sedangkan absorpsi merkuri organik
cair yang dilambangkan dengan Hg. Merkuri (Hg) sebesar 90–95 %. Konsentrasi tinggi dalam paparan
dewasa ini banyak dikenal dalam bentuk yang bebas merkuri anorganik dan merkuri uap adalah organ
sebagai polutan karena pemakaian yang baik yang ginjal. Sedang terhadap otak merkuri organik
berasal dari industri, kedokteran gigi, pertanian, memiliki afinitas yang besar terutama korteks
laboratorium penelitian, rumah sakit. Merkuri posterior (Widowati, Astiana dan Raymond,
memiliki peranan penting dalam proses industri 2008:143).
terutama industri kecantikan. 2. Distribusi
Merkuri umumnya memasuki tubuh dapat Oleh karena sifat lifopilisitas yang tinggi dari
melalui udara, air atau makanan yang terserap dalam merkuri, metil merkuri sangat mudah berdifusi
jumlah yang bervariasi. Sementara itu tubuh manusia melalui membran sel. Reaktifitasnya yang tinggi
tidak dapat mengolah bentuk­bentuk dari metil terhadap gugus sulfhidril yang terdapat pada protein.
merkuri sehingga merkuri tetap berada dalam tubuh Metil merkuri dapat melalui sawar darah otak.
dalam waktu yang relatif lama dan dapat
Kadar Normal merkuri di dalam berbagai jenis
menimbulkan gangguan kesehatan. Pemaparan
bahan pangan, tanah dan perairan dan biji–bijian
merkuri dalam waktu singkat pada kadar merkuri
1–20 ppb; berbagai jenis bahan pangan mencapai 0,1
yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru­
ppm; telur 0,004­0,007 µg/L; air minum dan air tanah
paru, muntah, peningkatan tekanan darah dan denyut
0,01–0,07 µg/L; tanah 0,05 ppm; serta udara 0,02
jantung.
µg/m3. Kadar maksimum Hg yang diizinkan dan
Keracunan akut yang disebabkan oleh logam boleh dikonsumsi tidak melebihi 0,1 ppm. Paparan
merkuri umumnya terjadi pada pekerja­pekerja merkuri diperkirakan berasal dari paparan udara
industri, pertambangan, pertanian, yang sebesar 1 µg/hari, air sebesar 2 µg/hari dan dapat
menggunakan merkuri sebagai bahan baku, katalis mencapai 75 µg/hari tergantung pada jumlah ikan
dan atau pembentuk amalgam atau pestisida. yang bisa dikonsumsi. Kadar standar merkuri an
Mekanisme daya racun merkuri dalam tubuh organik di udara yang diizinkan di tempat kerja
meliputi; kerusakan tubuh yang permanen. adalah 0,05 mg/m3 (Widowati, Astiana dan Raymon,
Komponen merkuri mempunyai karakteristik yang 2008:146­147).
berbeda­beda untuk daya racunnya, distribusi dan
akumulasi serta pengumpulan dan waktu Penyakit Akibat Kerja
resistensinya di dalam tubuh. Oleh karena logam Sumamur (2009:82) menyatakan penyakit akibat
merkuri sangat toksis sehingga merkuri tidak dapat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
dihancurkan oleh organisme dalam lingkungan hidup. pekerjaan atau lingkungan kerja. Menurut Pasal 1
Inwiasri dan Kusnoputranto (2011:72­82) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menyatakan merkuri merupakan satu­satunya logam Nomor: PER.01/MEN/1981 tentang Kewajiban
yang mengalami transformasi organik melalui rantai Melapor Penyakit Akibat Kerja. Penyakit yang timbul
makanan dalam bentuk organik yang lebih toksik karena hubungan kerja adalah penyakit yang
yaitu metil merkuri, dimetil merkuri, etil merkuri. disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Dari segi toksisitasnya kadar di dalam darah (Pasal 1, Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993
merupakan suatu indikator yang sesuai dengan dosis tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan
yang diserap dalam tubuh secara sistematik. Jika Kerja).
kadar merkuri berkisar 50–100πg% akan mulai Penyakit akibat kerja dikarenakan faktor fisis
menunjukkan gejala keracunan. seperti air raksa, atau persenyawaan beracun mangan,
flour atau persenyawaannya yang beracun, timbal

Jurnal Ilmiah WIDYA 332 Volume 4 Nomor 3 Januari­Juli 2018


Nur Nunu Prihantini Paparan Merkuri Pada Pekerja di
dan Patar Hutagalung, Industri Kosmetik dalam Kaitan dengan
331 ­ 336 Gangguan Kesehatan

(Pb). Sedangkan penyebab faktor kimiawi oleh lebih cepat berefek untuk memutihkan dan membuat
karena seng, amonia nitrogliserin, nikel. Penyakit kulit putih dan bersih dalam waktu satu sampai dua
akibat kerja karena faktor biologis sebagai minggu. Produk kosmetik berbahan kosmetik yang
penyebabnya adalah penyakit infeksi oleh virus, dipakai menyebabkan iritasi parah pada kulit.
bakteri atau parasit. Pemakaian kosmetik yang mengandung Merkuri
World Health Organization (WHO) dapat berakibat pada flek hitam pada kulit akan
menggolongkan penyakit yang berhubungan dengan memucat dan pudar bila pemakaian dihentikan, efek
pekerjaan bersifat “multifaktorial”. Penyakit ini rebound dimana kulit akan menjadi gelap/kusam saat
adalah penyakit dengan faktor tempat kerja yang pemakaian kosmetik dihentikan. Namun dampak dari
dapat dikaitkan sebagai penyebab timbulnya penyakit paparan merkuri yang dipergunakan sebagai produk
namun tidak merupakan faktor resiko setiap kasus. kosmetik tersebut juga sangat membahayakan
Penyakit ini sering ditemukan di masyarakat umum. khususnya tenaga kerja yang bertahun­tahun
memproduksi kosmetik.
Elemental dan metil merkuri bersifat racun
terhadap sistem saraf pusat dan perifer. Menghirup Menurut penelitian yang dilakukan Hartono
uap merkuri dapat menghasilkan efek yang (2003), pada 45 pekerja laboratorium di Bandar
merugikan pada saraf, pencernaan dan sistem Lampung, terdapat hubungan yang bermakna antara
kekebalan tubuh, paru­paru dan ginjal, dan mungkin variabel umur pekerja dengan kadar merkuri pada
berakibat fatal. Garam­garam anorganik merkuri rambut (nilai p = 0,02). Diketahui pula pekerja
yang korosif pada kulit, mata dan saluran pencernaan, dengan umur > 35 tahun mempunyai kemungkinan
dan dapat menyebabkan toksisitas ginjal jika tertelan. 5,678 kali memiliki kadar merkuri pada rambutnya
Gangguan neurologis dan perilaku dapat diamati melebihi 2 ppm, dibandingkan dengan pekerja
setelah terhirup, tertelan atau dermal paparan dengan umur ≤ 35 tahun (95% CI OR = 1,318 –
senyawa merkuri yang berbeda. Gejala termasuk 24,536). Dengan masa kerja rata – rata 8,7 tahun.
tremor, insomnia, kehilangan memori, efek Semakin lama seseorang bekerja, semakin banyak
neuromuskuler, sakit kepala dan gangguan kognitif paparan bahaya yang ditimbulkan dari area tempat
dan motorik. Ringan, tanda­tanda subklinis toksisitas kerjanya. Semua manusia terkena beberapa tingkat
sistem saraf pusat dapat dilihat pada pekerja yang merkuri.
terpapar tingkat raksa di udara dari 20 ug/m3 atau Menurut WHO Kebanyakan orang yang terkena
lebih selama beberapa tahun. efek ginjal telah tingkat rendah merkuri, seringkali melalui paparan
dilaporkan, mulai dari peningkatan protein dalam urin kronis (terus menerus atau intermiten kontak jangka
gagal ginjal. panjang). Namun, beberapa orang yang terkena
Dalam KEPRES 22 tahun 1993 terdapat istilah tingkat merkuri yang tinggi, termasuk akut (paparan
Penyakit akibat kerja yang timbul karena hubungan terjadi selama periode waktu yang singkat, sering
kerja yaitu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan kurang dari satu hari). Contoh akut akan paparan
atau lingkungan kerja. Pengertian yang sama terhadap merkuri akibat kecelakaan industri.
Undang­Undang Nomor 3 Tahun 51 Peraturan Faktor­faktor yang menentukan apakah efek
Menakertrans No.3/MEN/1982 tentang Pelayanan kesehatan terjadi dan keparahan mereka termasuk: (1)
Kesehatan Kerja. jenis merkuri yang bersangkutan, (2) dosis, (3) usia
Industri kosmetik yang begitu besar menyerap atau tahap perkembangan dari orang terkena (janin
tenaga kerja di Indonesia ini, karena dewasa ini yang paling rentan), (4) durasi paparan, dan (5) rute
industri kosmetik begitu berkembang pesat seiring paparan (inhalasi, menelan atau kontak kulit).
dengan keinginan konsumen untuk tampil lebih Menurut Athena (2009:849), tingginya
cantik. konsentrasi merkuri ditemukan pada rambut individu
Industri kosmetik baik perusahaan besar maupun yang banyak mengonsumsi ikan. Hal tersebut
rumahan di Indonesia yang tersebar luas masih dilandasi dengan teori yang menyatakan bahwa
mempergunakan merkuri sebagai bahan baku merkuri merupakan logam berat yang tidak dapat
kosmetik. Oleh karena masih diyakini bahwa merkuri didegradasi sehingga dapat menimbulkan

Jurnal Ilmiah WIDYA 333 Volume 4 Nomor 3 Januari­Juli 2018


Nur Nunu Prihantini Paparan Merkuri Pada Pekerja di
dan Patar Hutagalung, Industri Kosmetik dalam Kaitan dengan
331 ­ 336 Gangguan Kesehatan

bioakumulasi pada mahluk hidup yang salah satunya Pada peristiwa keracunan kronis oleh merkuri,
adalah ikan. Dalam perairan dan sedimen, merkuri ada organ tubuh paling sering mengalami gangguan,
dapat berubah menjadi bentuk organik, yaitu yaitu gangguan pencernaan dan sistem saraf. Tremor
metilmerkuri (CH3Hg) karena adanya aktivitas merupakan tanda khas keracunan air raksa anorganik.
bakteri. Bentuk senyawa metilmerkuri (CH3Hg) Tremor halus yang mengenai kelopak mata, bibir
dapat dengan mudah berdifusi dan berikatan dengan lidah, dan jari­jari tangan berkembang menjadi
protein biota akuatik. Hal tersebut termasuk pada tremor kasar. Tulisan tangan menjadi tidak beraturan,
protein jaringan otot ikan. Ion metil merkuri yang bergetar, dan tidak terbaca. Neuropati perifer
telah termakan akan larut dalam lipida dan ditimbun campuran dapat timbul, walaupun tidak sering.
dalam jaringan lemak pada ikan. Metil merkuri dapat Air raksa anorganik dapat mempengaruhi
ditimbun dalam jaringan lemak pada ikan sampai perubahan perilaku yang disebut “Eretisme”. Dengan
kadar 3.000 kali dari kadar yang ada di air, namun karakteristik gugup, insomnia, kehilangan ingatan,
ikan tersebut tidak menunjukkan gangguan merkuri mudah tersinggung dan rasa malu berlebihan.
atau menderita sakit. Eretisme tidak umum ditemukan saat ini karena
Unsur air raksa lebih banyak terakumulasi di biasanya berhubungan dengan paparan air raksa
dalam ginjal, efek neurologisnya lebih nyata berkadar tinggi. Namun paparan uap air raksa
dibandingkan dengan efek terhadap ginjal. Parastesia, berkadar rendah menimbulkan gejala sukar
tremor, ataksia, gangguan penglihatan, eretis dan konsentrasi dan gangguan fungsi kognitif ringan.
akhirnya stupor serta kematian adalah perjalanan Pekerja yang telah terpajan terhadap neurotoksin
klinis yang umumnya terjadi. Sifat racun air raksa pusat (misalnya pelarut) mungkin mengeluh adanya
terhadap ginjal bergantung pada sifat kimiawi gangguan fungsi kognitif tanpa tanda fisik lain.
senyawa.
Merkuri dari segi toksisitas, kadarnya di dalam
Nekrosis Tubular Akut darah adalah suatu indikator yang sesuai dengan
Efek korosif pada saluran cerna menimbulkan dosis yang diserap dalam tubuh secara sistemik.
gejala paling awal setelah meminum HgCl2. Biasanya Konsentrasi Hg dalam darah berkisar 50–100 μg%
terjadi hematemesis dan melena. Pemeriksaan akan mulai menunjukkan gejala keracunan.
histologi ginjal menghasilkan nekrosis tubulus Alkil merkuri ataupun metal merkuri lebih toksik
proksimal, terutama pars recta. Sebelum muncul dibandingkan merkuri anorganik karena alkil merkuri
oliguria, terapi kelasi menggunakan BAL intravena bisa membentuk senyawa lipophilus yang mampu
membatasi luasnya kerusakan ginjal. Setelah proses melintasi membran sel dan lebih mudah diabsorpsi
pemulihan, walaupun fungsi ginjal telah kembali serta berpenetrasi menuju system syaraf. Demikian
normal, ginjal masih menunjukkan sisa nefritis juga ia mampu berpenetrasi placenta barrier, dan
interstitial. akan lebih lama tersimpan di dalam tubuh. Metil
merkuri memiliki afinitas yang tinggi terhadap
Sindrom Nefrotik sulfhidril serta mampu bergabung dengan membran
Terjadinya proteiunuria pada anak setelah dan intraseluler protein. Keracunan merkuri
pemakaian salep atau bedak yang mengandung air mengakibatkan disfungsi blood brain barrier,
raksa disebabkan oleh reaksi alergi (Agner dan Jans, merusak permeabilitas membran sel dan menghambat
1978). Dalam lingkungan kerja banyak dilaporkan beberapa enzim, menghambat sintesis protein dan
hubungan antara paparan terhadap air raksa dan menghambat beberapa enzim, menghambat sintesis
timbulnya proteinuria/sindrom nefrotik (Becker dkk, protein, dan menghambat penggunaan substrat
1962; Roels dkk, 1981). Namun hubungan antara protein. Terdapat perubahan struktur dari protein dan
dosis dan reaksi masih tidak konsisten. Biopsi ginjal sistem enzim sehingga sinaptik dan transmisi
sering menunjukkan gambaran konsisten dengan neuromuskuler dihambat. Sistem enzim Na+, K+,
nefropati pada membran. Pada sebagian besar kasus, Adenosin Tri posfat­ase (ATP–ase) akan
proteinuria akan bersifat swasirna dan hilang secara menyebabkan gangguan pertukaran ion intraseluler
spontan bila sumber pajanan dihilangkan. dan ekstraseluler. (Widowati, Astiana dan Raymond,
2008:145).

Jurnal Ilmiah WIDYA 334 Volume 4 Nomor 3 Januari­Juli 2018


Nur Nunu Prihantini Paparan Merkuri Pada Pekerja di
dan Patar Hutagalung, Industri Kosmetik dalam Kaitan dengan
331 ­ 336 Gangguan Kesehatan

Intoksikasi Klinis Merkuri Untuk keracunan akut dapat diberikan BAL (British
Intoksikasi klinis dari merkuri sangat bergantung Anti­Lewiste), senyawa yang mengandung 2,3­
oada bentuk kimiawi logam dan derajat keparahan. merkapto propanol atau Ca­EDTA (kalsium
Akut; dalam keadaan akut unsur merkuri yang etilendiamin tetra asetat) dan NAP (N­asetil­d­
terhirup dapat mengakibatkan pneumonitis kimiawi penicilamin) senyawa tersebut akan mengikat Hg dan
dan edema paru nonkardiogenik serta dapat terjadi meningkatkan ekresi melalui urin (Bartik dan Piskac,
gingivostomatitis akut, dan sekuelae neurologik 1988, Klaassen et al, 1986, Palar, 1994 dalam
Widowati, Astiana dan Raymond, 2008:147).
Kronis; keracunan kronis yang diakibatkan merkuri
melalui inhalasi uap merkuri dapat terjadi intoksikasi Katzung (2002:985) menyatakan untuk untuk
merkuri juga mempengaruhi susunan saraf pusat menghilangkan nefrotoksisitas pada pasca pajanan
menyebabkan parestesia, ataksia, gangguan akut metal merkuri dapat diberikan asupan suportif
pendengaran, disatria, dan penyempitan lapangan intensif segera berupa unitiol oral atau intravena,
pandang secara progresif (Katzhung, 2002:984­985; dimerkaprol intramuscular, atau suksimer oral. Jika
Inwiasri dan Kusnoputranto, 2011:72­82). terjadi gagal ginjal akut perlu dilakukan hemodialisa
segera tidak boleh ditunda.
Ion merkuri dapat menyebabkan presipitasi
protein yang menghambat aktivitas enzim dan Untuk pajanan kronik unitoil dan suksimer akan
bertindak sebagai bahan yang korosif. meningkatkan sekresi merkuri melalui urin setelah
terjadi pajanan merkuri akut atau kronik. Namun
Tanda tanda seorang penderita keracunan kronis dampak terapi dengan hasil akhir klinis belum
dapat dilihat pada organ mata. Biasanya lensa mata diketahui. Dimerkaprol merupakan obat yang dapat
penderita tampak berwarna abu­abu sampai gelap, mendistribusi merkuri ke sistem saraf pusat, karena
atau abu­abu kemerahan, yang semua ini dapat dilihat otak merupakan organ utama yang menjadi target
dengan mikroskop mata. Di samping itu gejala keracunan merkuri. Namun Dimerkaprol tidak dapat
keracunan lain lampa terjadi anemia ringan pada digunakan pada terapi pajanan merkuri elemental atau
darah. Tremor pada otot merupakan suatu gejala awal organik. Suksimer saat ini disetujui oleh FDA untuk
dari toksisitas merkuri. Namun untuk derajat berat terapi.
atau ringannya toksisitas ini tergantung pada diet
perhari, lama mengkonsumsi. Waktu paruh dari metil
merkuri pada tubuh manusia 70 s.d. 90 hari, tetapi PENUTUP
eliminasi dari jaringan sangat lambat dan tidak Kesimpulan
teratur, sedangkan akumulasinya dapat dengan mudah Paparan merkuri pada pekerja di industri
menimbulkan gejala toksisitas (Sunu, 2001). kosmetik sangatlah tinggi menginggat industri
kosmetik banyak menggunakan bahan baku merkuri
sebagai bahan kosmetik. Merkuri banyak berdampak
bagi kesehatan para pekerja, selain menimbulkan efek
jangka pendek dan menimbulkan efek jangka panjang
bagi kesehatan. Paparan merkuri yang terus menerus
berakibat pada kerusakan organ yang permanen, baik
itu otak, ginjal maupun saluran cerna. Kadar
toksisitas merkuri berkisar 50–100 μg% akan mulai
menunjukkan gejala keracunan.
Tanda tanda seorang penderita keracunan kronis
Gambar 1 . Mata merah keabu­abuan pada penderita dapat dilihat pada organ mata. Biasanya lensa mata
keracunan kronis merkuri penderita tampak berwarna abu­abu sampai gelap,
atau abu­abu. Nefrotoksisitas pada pasca pajanan akut
Penanggulangan Keracunan metal merkuri dapat diberikan asupan suportif
Antidot maupun obat untuk menangani intensif segera berupa unitiol oral atau intravena,
keracunan kronis dari Hg belum dapat ditemukan. dimerkaprol intramuscular, atau suksimer oral.

Jurnal Ilmiah WIDYA 335 Volume 4 Nomor 3 Januari­Juli 2018


Nur Nunu Prihantini Paparan Merkuri Pada Pekerja di
dan Patar Hutagalung, Industri Kosmetik dalam Kaitan dengan
331 ­ 336 Gangguan Kesehatan

Gangguan kesehatan terjadi diakibatkan oleh paparan Becker EL,Mahler JF and Schreiner GE. Nefrotic syndrome after
contact with mercury. Arch int Med. 1962: 110­178.
merkuri tinggi dalam waktu singkat adalah kerusakan Hartono W. Faktor­faktor yang Berhubungan dengan Kadar
paru–paru, muntah, peningkatan tekanan darah dan Merkuri dalam Rambut pada Pekerja Laboratorium di
denyut jantung. Balai Laboratorium Kesehatan Bandar Lampung Tahun
2003 [tesis]. Univeristas Indonesia. Depok. 2003.
Inwiasri dan Kusnoputranto, H. Pajanan Hg Pada Penambang
Saran­Saran Emas Tradisional Di Kabupaten Gunung Mas Kalimantan
Bagi perusahaan­perusahaan kosmetik yang Tengah. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 10, No. 2. 2011
Katzung Bertram G. Farmakologi Dasar Dan Klinik (Basic dan
masih menggunakan merkuri sebagai bahan dasar Clinical Pharmacology). EGC. 2007.
pembuatan kosmetik agar ditiadakan dan digunakan Palar, Heryando. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT
produk yang aman bagi konsumen maupun bagi Rineka Cipta. Jakarta. 2004.
Suma’mur. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Toko
pekerja pabrik kosmetik. Pemerintah hendaknya lebih Gunung Agung. Jakarta. 1997.
mengawasi setiap usaha pembuatan kosmetik lebih Wasitaatmaja, Sharif, M,. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.
ketat.Melalui kegiatan­kegiatan pengawasan rutin Universitas Indonesia. Jakarta.1997.
WHO mercury and health http://www.who.int/mediacentre/
atau screening perusahaan melalui BPOM (Badan factsheets/fs361/en/ diunduh 26 September 2016.
Pengawasan Obat dan Makanan). Widowati W., Astiana S. dan Raymond J.R. Efek Toksik Logam,
Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. ANDI.
2008.
DAFTAR PUSTAKA
Agner E dan Jans H. Mercury poisoning and Nephrotic Syndrome
in two young siblings. Lancet 2. 1978.
Athena, Inswiasri. Analisis Risiko Kesehatan Masyarakat Akibat
Konsumsi Hasil Laut yang Mengandung Merkuri (Hg) di
Kabupaten Kepulauan Seribu. Jurnal Ekologi Kesehatan.
2009.

Jurnal Ilmiah WIDYA 336 Volume 4 Nomor 3 Januari­Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai