Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fitri Meliniasari TUGAS 3

NPM : 2223025012
Program Studi : Pendidikan IPA

Dasar-dasar pengetahuan

Piatus bertanya kepadanya, “Apakah kebenaran?” Johannes (18:38)

 Berpikir adalah kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang
disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama sehingga proses berpikir untuk
menghasilakan pengetahuan yang benar itupun juga berbeda-beda. Ada kriteria
kebenaran yang merupakan landasan proses penemuan kebenaran tersebut yaitu
Penalaran. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan.

 Ciri penalaran sebagai suatu kegiatan berpikir:


1. Ada pola berpikir logis;
2. analitik dari proses berfikir;
3. Penalaran merupakan kegiatan berfikir yang menyadarkan diri pada suatu analisis;
4. Analisis pada hakikatnya kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

 Proses berpikir yang tidak berdasarkan penalaran yaitu perasaan dan intuisi. Perasaan
merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran. Intuisi
merupakan kegiatan berpikir nonanalitis yan tidak mendasarkan diri pada suatu pola
pikir berpikir.

 Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar


pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses
berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan
baru dianggap sahih (valid) jika penarikan kesimpulan tersebut menurut cara tertentu
yang disebut logika. Logika didevinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir sahih.

 Logika deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogisme yang disusun dari dua
buah pernyataan (premis mayor dan minor) dan sebuah kesimpulan.
Contoh:
Semua logam memuai jika dipanaskan (premis mayor)
Besi adalah sebuah logam (premis minor)
Jadi besi memuai jika dipanaskan (kesimpulan)

 Sedangkan logika induktif erat kaitannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-
kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Contoh ada sebuah
fakta bahwa kambing mempunyai mata, singa punya mata, ayam punya mata. Maka
dapat disimpulkan semua binatang punya mata.

 Perasaan dan intuisi merupakan proses berfikir yang tidak berdasarkan penalaran,
tidak dapat dianalisis. Sedangkan penalaran merupakan proses berfikir yang
membuahkan pengetahuan. Untuk menjadikan pemikiran menjadi suatu kesimpulan
kebenaran, penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara tertentu dengan
menggunakan logika. Penarikan kesimpulan yang logis dapat dibedakan menjadi dua
cara, induktif dan deduktif.

 Proses manusia menarik kesimpulan tentang apa yang dianggapnya benar ada
beberapa macam, yaitu dengan pemahaman rasionalis, pemahaman empiris, wahyu
dan juga intuisi. Pemahaman rasionalitas adalah pemahaman yang didasarkan dari
berfikir rasional. Metode berfikir yang diterpakan adalah secara deduktif. Kaum
rasionalis percaya ide-ide yang rasional dapat masuk akal. Mereka berprinsip ide-ide
nyata itu secara alami ada lalu menjadi pengetahuan bagi manusia. Pemahaman
rasionalis bersifat prapengalaman.

 Pemahaman rasionalitas memiliki masalah pada evaluasi untuk membuktikan


kebenaran. Hal ini dikarenakan setiap manusia dapat menyimpulkan kebenarannya
sendiri dan belum tentu dapat diterima oleh orang lain yang memahami kebenaran
lain yang dia simpulkan sendiri.

 Penalaran lain yang menyimpulkan tentang kebenaran adalah dengan pemahaman


empiris. Pada pemahaman ini manusia percaya kebenaran adalah suatu hal yang dapat
dibuktikan berdasarkan pengalaman yang konkret. Pemahaman ini menggunakan
pancaindera sebagai alat untuk menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan kebenaran
didapat dari pola yang sama yang memiliki karakteristik dari kejadian atau gejala
alam atau kehidupan.

 Pemahaman empiris memiliki masalah pada pengalaman dan pengetahuan yang


dikumpulkan nantinya hanya menjadi suatu kumpulan fakta yang belum tentu
memiliki hubungan. Hal ini desebabkan oleh tidak tentunya fakta-fakta ini terjadi atau
bahkan bersifat kontradiktif dari fakta lainnya. Selain itu, terdapat masalah lain pada
pemahan ini yaitu keterbatasan pacaindera sebagai alat yang ‘mencatat’ fakta.
Keterbatasan pancindera ini dapat mengakibatkan terjadinya tumpang tindih dalam
menyimpilkan fakta dengan persepsi manusia yang bersifat subjektif, sehingga sulit
untuk menyimpulkan kebenaran.

 Intuisi adalah proses penalaran yang tidak memerlukan proses berfikir secara induktif
atau deduktif. intuisi bersifat tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dijelaskan
bagaimana mendapatkannya. Intuisi dapat digunakan dalam membuat hipotesis,
namun tidak dapat digunakan untuk menyusun pengetahuan secara teratur.

 Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia yang
disalurkan lewat Nabi-Nabi yang diutusnya. Pengetahuan ini sifatnya luas
mencangkup hal-hal tentang kehidupan hingga hari kiamat. Sumber pengetahuan ini
didapat oleh manusia yang mempercayai Agama yang didasar oleh rasa percaya yang
kemudia dikaitkan dengan pengkajian rasional lalu hal ini dapat meningkatkan atau
menurunkan tingkat kepercayaan.

 Kriteria kebenaran

Teori koherensi : Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersigat
koherensi atau konsisten.

Teori Korespondensi : Suatu pernyataan dianggap benar dika materi pengetahuan


yang dikandung pernyataan itu berhubungan dengan ojek yang dituju.

 Pragmatis : Suatu dianggap benar karena memiliki sifat fungsional. Contoh:


kepercayaan terhadap agama, benar, karena agama bersifat fungsional dalam
memberikan pegangan moral.

Anda mungkin juga menyukai