Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS NASA TLX

ERGONOMI DAN PERANCANGAN


SISTEM KERJA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ergonomi dan
Perancangan Sistem Kerja

Oleh :
Sagita Aulia Indriyani
2003031

Dosen Pengampu :
Yusuf Mauluddin, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
2022
Intruksi Tugas:
Cari sebuah jurnal, kemudian kaji apa itu NASA TLX. Jelaskan prosedur atau cara
perhitungan NASA TLX. Berikan kesimpulan.

Diambil dari Jurnal :


ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL MENGGUNAKAN METODE NASA-
TLX PADA BAGIAN SHIPPING PERLENGKAPAN DI PT. TRIANGLE
MOTORINDO
Claudha Alba Pradhana, Dr. Hery Suliantoro ST. MT
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/22316
NASA TLX
Metode NASA-TLX merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis
beban kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan berbagai
aktivitas dalam pekerjaannya.
Metode ini di kembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research
Center dan Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981
berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang terdiri dari skala
sembilan faktor (kesulitan tugas, tekanan waktu, jenis aktivitas, usaha fisik, usaha
mental, performansi, frustasi, stress dan kelelahan). Dari sembilan faktor ini
disederhanakan lagi menjadi 6 yaitu Mental demand (MD), Physical demand (PD),
Temporal demand (TD), Own Performance (PO), Effort (E), Frustation level (FR).
NASA TLX (Nasa Task Load Index) adalah suatu metode pengukuran beban
kerja mental secara subjektif. Pengukuran metode NASA-TLX dibagi menjadi dua
tahap, yaitu:
1. Perbandingan tiap skala (Paired Comparison), dan
2. Pemberian nilai terhadap pekerjaan (Event Scoring).
Langkah pengukuran NASA-TLX
NASA-TLX menggunakan enam dimensi untuk menilai beban mental :
mental demand, physical demand , temporal demand, effort, dan frustation. Dua
puluh langkah digunakan untuk mendapatkan peringkat untuk dimensi ini. Skor dari
0 sampai 100 didapatkan pada setiap skala . Prosedur pembobotan digunakan untuk
menggabungkan enam peringkat skala individu menjad skor akhir; prosedur ini
memerlukan perbandingan yang berbentuk pasangan antara dua dimensi sebelum
penilaian beban kerja. Perbandingan berpasangan memerlukan operator
(responden) untuk memilih dimensi yang lebih relevan dengan beban kerja di
semua pasang keenam dimensi tersebut. Jumlah dimensi yang terpilih sebagai bobot
yang lebih relevan sebagai yang skala dimensi untuk tugas yang diberikan untuk
Operator itu . Skor beban kerja dari 0 sampai 100 diperoleh untuk setiap skor
dimensi dengan mengalikan berat dengan skor skala dimensi (rating),
menjumlahkan seluruh dimensi, dan membaginya dengan 15 ( jumlah total
perbandingan berpasangan) (Rubio, 2004). Berikut merupakan indikator beban
mental yang akan diukur dalam NASA-TLX.
Skala Rating Skala Rating
Skala Rating Keterangan
Keterangan Keterangan
Mental Demand (MD) Rendah, tinggi Seberapa besar aktivitas mental dan
perseptual yang dibutuhkan untuk melihat,
mengingat dan mencari.
Physical Demand (PD) Rendah, Tinggi Jumlah aktivitas fisik yang dibutuhkan
(misalnya: mendorong, menarik, mengontrol
putaran)
Temporal Demand (TD) Rendah, tinggi Jumlah tekanan yang berkaitan dengan
waktu yang dirasakan selama elemen
pekerjaan berlangsung.
Performance (OP) Tidak tepat, Seberapa besar keberhasilan seseorang di
Sempurna dalam pekerjaannya dan seberapa puas
dengan hasil kerjanya
Frustation (FR) Rendah, tinggi Seberapa tidak aman, putus asa, tersinggung,
terganggu, dibandingkan dengan perasaan
aman, puas, nyaman, dan kepuasan diri yang
dirasakan.
Effort (EF) Rendah, tinggi Seberapa keras kerja mental dan fisik yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
Langkah-langkah pengukuran dengan menggunakan NASA TLX adalah
sebagai berikut (Hancock dan Meshkati, 1988):
1. Pembobotan. Pada bagian ini responden diminta untuk memilih salah
satu dari dua indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan
beban kerja mental terhadap pekerjaan tersebut. Kuesioner NASA-TLX
yang diberikan berupa perbandingan berpasangan. Dari kuesioner ini
dihitung jumlah tally dari setiap indikator yang dirasakan paling
berpengaruh. Jumlah tally menjadi bobot untuk tiap indikator beban
mental.
2. Pemberian Rating. Pada bagian ini responden diminta memberi rating
terhadap keenam indikator beban mental. Rating yang diberikan adalah
subjektif tergantung pada beban mental yang dirasakan oleh responden
tersebut. Untuk mendapatkan skor beban mental NASA TLX, bobot
dan rating untuk setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan
dibagi dengan 15 (jumlah perbandingan berpasangan).
3. Menghitung nilai produk. Diperoleh dengan mengalikan rating dengan
bobot faktor untuk masing-masing deskriptor. Dengan demikian
dihasilkan 6 nilai produk untuk 6 indikator (MD, PD, TD, CE, FR, EF):

4. Menghitung Weighted Workload (WWL)


Diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai produk

5. Menghitung rata-rata WWL


Diperoleh dengan membagi WWL dengan jumlah bobot total
6. Interpretasi Skor
Berdasarkan penjelasan Hart dan Staveland (1981) dalam teori
NASA-TLX, skor beban kerja yang diperoleh terbagi dalam beberapa
bagian, berikut disajikan interpretasi skor yaitu:
Golongan Beban Kerja Nilai
Rendah 0-9
Sedang 10-29
Agak Tinggi 30-49
Tinggi 50-79
Sangat Tinggi 80-100
Output yang dihasilkan dari pengukuran dengan NASA-TLX ini
berupa tingkatbeban kerja mental yang dialami oleh pekerja. Hasil
pengukuran dapat menjadi pertimbangan manajemen untuk melakukan
rekomendasi, misalnya dengan mengurangi beban kerja untuk
pekerjaan yang memiliki skor di atas 80, kemudian mengalokasikannya
pada pekerjaan yang memiliki beban kerja di bawah 50 atau langkah-
langkah yang lainnya.
7. Melakukan uji keseragaman untuk mengetahui keseragaman data yang
diperoleh.

8. Melakukan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang


diambil sudah cukup apa belum.
Untuk tingkat kepercayaan 95% dan derajat ketelitian 10%
Tingkat kepercayaan 95%  nilai k = 2
Tingkat ketelitian 10%  nilai s = 0,1
N = jumlah responden

Jika N’ > N maka harus dilakukan pengambilan data ulang. Jika N; < N
maka maka dapat dikatakan kalau data yang diperoleh telah mencukupi
untuk menjadi bahan penelitian dengan tingkat kepercayaan 95% dan
tingkat ketelitian 10%. Hal ini dapat diartikan bahwa sekurang-
kurangnya 95 dari 100 nilai rata-rata dari data yang dicatat untuk suatu
elemen kerja memiliki penyimpangan tidak lebih dari 10%. Oleh karena
itu, jumlah data yang diambil dianggap cukup.
9. Perhitungan Skor NASA – TLX
Langkah awal untuk menghitung skore akhir NASA TLX yaitu
menghitung nilai total dari setiap aspek beban mental dari perkalian
rating dengan bobot. Kemudian total dari keseluruhan nilai aspek beban
mental dijumlahkan untuk mendapatkan nilai WWL. Skor akhir
didapatkan dari nilai WWL (weighted workload) dibagi 15. Nilai 15
didapatkan dari kombinasi dari keenam pasangan aspek beban mental.
WWL = MD + PD + TD + PO + FR + EF
MD = rating x bobot
PO = rating x bobot
PD = rating x bobot
FR = rating x bobot
TD = rating x bobot
EF = rating x bobot

Contoh Perhitungan:
Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Skor NASA TLX

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil dari pengolahan data serta analisis, maka dapat ditarik
kesimpulan:
1. Setelah dilakukan pengukuran beban kerja mental dengan metode
NASA-TLX dengan 6 unsur yaitu Physical Demand, Mental Demand,
Temporal Demand, Own Performance, Effort dan Frustation level
diketahui tiap unsur memiliki penyebab beban kerjanya masing-
masing. Untuk EF (Effort) yang memiliki skor NASA-TLX paling
tinggi dikarenakan pekerja harus melakukan usaha yang lebih banyak
untuk menyelesaikan tugasnya. Kemudian pada PD (Physical Demand)
disebabkan admin juga harus melakukan pekerjaan fisik seperti
membaca dan mengangkat barang. Kemudian MD (Mental Demand)
disebabkan kegiatan mengingat, mencari, dan memilah misalnya yang
dilakukan operator. Setelah itu untuk OP (Own Performance)
dikarenakan tuntutan melakukan pekerjaan yang sempurna (tidak boleh
ada kesalahan). Pada TD (Temporal Demand) disebabkan oleh tekanan
waktu serta order dan revisi barang yang datang mendadak. Terakhir
untuk FR (Frustation Level) dikarenakan karyawan tidak mendapatkan
upah tambahan ketika harus bekerja hingga lembur. Dengan
permasalahan diatas bukan tidak mungkin akan menimbulkan stress.
2. Pihak perusahaan mampu mengurangi beban kerja mental yang ada
dengan mengatasi segala masalah yang ada pada tiap aspek NASA-
TLX.

Anda mungkin juga menyukai