Anda di halaman 1dari 9

FUNGSI MINERAL SULFUR DALAM SEL

Enzim sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Dalam kerjanya, enzim dibantu oleh

koenzim. Struktur koenzim terdiri atas vitamin, sehingga itulah vitamin juga sangat berperan

dalam proses kerja metabolisme tubuh. Adapun mineral, juga sangat berperan dalam proses

metabolisme tubuh. Mineral berfungsi sebagai bahan baku kerja enzim. Mineral merupakan

komponen anorganik yang terdapat dalam tabel periodik unsur. Mineral sangat dibutuhkan dan

berperan penting dalam tubuh. Tidak sama dengan bahan pangan, yang kebutuhan mineralnya

berjumlah sedikit. Di dalam tubuh, mineral ada yang bergabung dengan zat organik dan ada yang

berbentuk ion bebas.

Berbagai macam mineral yang memiliki peran penting dalam tubuh. Salah-satunya adalah

mineral sulfur. Sulfur berperan dalam mengaktifkan enzim karena banyak jenis enzim

membutuhkan gugus sulfuhidril (SH) yang bebas untuk melakukan aktivitasnya. Dengan

demikian, sulfur berperan dalam proses oksidasi-reduksi atau dalam penapasan jaringan. Selain

itu, sulfur juga memiliki peran dalam metabolisme energi. Dalam perannya tersebut, sulfur

membentuk senyawa dengan koenzim A. kebanyakan atau bahkan Sebagian besar dari fungsi

sulfur didapatkan sebagai senyawa. Sulfur menjadi salah-satu komponen dari suatu senyawa

yang kemudian memiliki manfaat dan peran yang sangat penting dalam sel. Manfaat, peran, dan

fungsi tersebut akan dibahas pada paragraf-paragraf selanjutnya.

Sulfur ada pada setiap sel, umumnya merupakan bagian protein sel. Sulfur terdapat dalam dua

asam amino yaitu, mentionin dan sistein. Sedangkan, telah diketahui bahwa asam amino adalah

penyusun atau rangka utama dalam sebuah protein. Protein merupakan kelompok biomolekul

berukuran besar yang terbentuk dari satu atau dua rantai panjang asam amino. Telah diketahui

pula bahwa protein berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi metabolisme, mereplikasi DNA,
menanggapi rangsangan, dan memberi bentuk sel dan tubuh, serta memindai molekul dari suatu

lokasi ke lokasi lainnya. Setiap poin tersebut, tentu tidak dibahaskan dalam makalah ini. Fokus

kita dalam makalah ini adalah apa dan bagaimana peranan sulfur dalam sel. Adapun peranan

tersebut telah terjelaskan melalui beberapa poin sebelumnya. Sel tubuh manusia dalam

memenuhi kebutuhannya terhadap sulfur bisa didapatkan dengan mengonsumsi beberapa

makanan yang mengandung sulfur. Misalnya, putih telur, asparagus, brokoli, kubis brussel, kubis

merah, bahkan dengan mengosumsi daun bawang.

Kadar sulfur dalam plasma sekitar 0,7 – 1,55 mEq/L. Jumlah tersebut termasuk kuantitas yang

banyak atau besar. Perlu diketahui sebelumnya bahwa plasma darah terdiri dari 92% air,

sementara 8% lainnya terdiri dari bahan-bahan penting seperti protein, glukosa, immunoglobin,

dan juga elektrolit. Dalam 8% zat lain tersebut, termasuklah sulfur sebanyak 0,7 – 1,55 mEq/L.

Adapun plasma darah adalah bagian terbesar dari darah, yaitu sekitar 55% dari volume darah.

Plasma darah bertugas membantu sel tubuh membuang limbah-limbah hasil metabolisme.

Setelah itu, limbah ini akan dibawa plasma darah ke area tubuh lainnya, seperti ginjal atau hati

untuk dibuang.

Sulfur bersenyawa dengan salah-satu hormon yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, yaitu hormon

insulin. Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, bahwa hormon insulin merupakan sebuah

hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Kadar insulin yang rendah akan

mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber

energi. Sulfur dalam insulin sangat berperan penting. Perlu diketahui sebelumnya, bahwa insulin

adalah protein yang terdiri dari dua rantai, yaitu rantai A (dengan 21 asam amino) dan rantai B

(dengan 30 asam amino). Antara rantai A dan rantai B, sulfur lah yang menghubungkan
keduanya. Kekurangan hormon insulin menghambat kemampuan tubuh untuk menyeimbangkan

gula darah.

Jika memerhatikan struktur Tiamin, maka ditemukan pula atom sulfur pada struktur tersebut.

Tiamin atau dikenal juga dengan vitamin B1 memiliki rumus molekul C 12H17N4OS+. Tiamin atau

vitamin B1 termasuk keluarga vitamin B kompleks. Tiamin dibutuhkan untuk metabolisme

termasuk glukosa, asam amino, dan lipid. Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa dalam

metabolisme sangat dibutuhkan vitamin. Vitamin merupakan struktur sebuah koenzim yang

membantu enzim dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan gagasan tersebut, maka dapat

dipastikan bahwa Tiamin merupakan struktur dari suatu koenzim. Bentuk paling baik Tiamin

adalah Tiamin Pirofosfat (TPP) yang merupakan koenzim dalam katabolisme gula dan asam

amino. Dalam ragi, TPP juga dibutuhkan pada tahap pertama fermentasi alkohol.

Sulfur berfungsi membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Defisiensi sulfur akan

menimbulkan gangguan otot, sendi, dan kulit. Hal tersebut berhubungan dengan kolagen dan

keratin, protein yang menyusun rambut, kuku, dan kulit. Kolagen memastikan kekenyalan dan

elastisitas kulit serta jaringan ikat persendian.

Metabolisme Sulfur (S):

Sulfur merupakan unsur yang cukup banyak di kerak bumi dan biasanya berupa garam sulfat.

Dalam metabolisme, sulfur tidak begitu dominan dalam reaksi kimia karena sangat reaktif dan

membutuhkan energi yang besar. Aspek utama yang penting dalam metabolisme sulfur adalah

asimilasi sulfur, biosintesis asam amino mengandung sulfur, dan katabolisme asam amino

mengandung sulfur.

- Asimilasi sulfur
Asimilasi sulfur yang dimaksud disini adalah sama dengan asimilasi sulfat. Hal tersebut

demikian karena sulfat merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur sulfur.

Sehingga, asimilasi sulfur bersumber dari asimilasi sulfat. Sulfat merupakan sejenis

garam dari asam sulfat. Reduksi sulfat berlangsung di akar maupun batang tumbuhan,

tapi sebagian besar belerang diangkut melalui xylem ke daun dalam bentuk SO42-

nonreduksi. Sebagian diangkut kembali ke akar dan bagian lainnya lewat floem, baik

dalam bentuk SO42- maupun senyawa belerang organik. Hanya sedikit yang diketahui

tentang reduksi SO42- di dalam jaringan tanpa klorofil, tapi sebagian besar reaksi

tampaknya serupa dengan yang berlangsung di daun. ATP penting pada masing-masing

proses itu. Di daun, semua proses tersebut berlangsung di kloroplas. Di akar, sebagian

besar atau mungkin semua proses itu berlangsung di proplastid.

Diawali reaksi sulfat dengan ATP, menghasilkan adenosine-5’-fosfosulfat (APS) dan

pirofosfat (PPi). Reaksi tersebut dikatalisis oleh ATP sulfurilase. PPi dihidrolisis dengan

cepat dan tak balik menjadi dua Pi oleh enzim pirofosfatase, dan kemudian Pi dapat

digunakan di mitokondria atau kloroplas, membentuk kembali ATP. Sulfur APS

direduksi di kloroplas oleh elektron yang diperoleh dari feredoksin tereduksi. Sulfida

(bebas atau terikat) yang dihasilkan dari reduksi APS tidak tertimbun karena diubah

secara cepat menjadi senyawa belerang organik, khususnya sistein dan metionin.

Belerang tumbuhan berada di sistein atau metionin dari protein, tapi sejumlah kecil

sistein tergabung pada ko-enzim A dan sedikit metionin digunakan membentuk S-

adenosilmetionin. Salah satu perannya adalah gugus metilnya dapat diangkut untuk

membantu membentuk lignin dan pektin dinding sel, serta flavonoid, seperti antosianin
berwarna cerah dan klorofil. Peran lainnya adalah sebagai prazat hormon tumbuhan

etilen.

Walaupun tumbuhan, bakteri, dan fungi umumnya mereduksi dan mengubah belerang

menjadi sistein, metionin, dan senyawa belerang penting lainnya, mamalia tidak dapat

melakukannya. Oleh karena itu, kita dan hewan bergantung pada tumbuhan dalam

memeperoleh belerang tereduksi dan khususnya asam amino sistein dan metionin. Karena

kita tidak dapat mereduksi NO3–, tumbuhan sangat esensial sebagai penyedia nitrogen

organik.

- Biosintesis asam amino mengandung sulfur

Asam amino yang sangat terkenal yaitu, sistein dan metionin adalah asam amino yang

mengandung sulfur. Kedua asam amino tersebut menjadi berbeda dibanding dengan asam

amino lainnya karena kandungan unsur sulfur di dalamnya. Metionin adalah asam amino

esensial pada manusia. Metionin memiliki peran sebagai substrat untuk asam amino

lainnya seperti taurin. Metionin memiliki peran penting dalam metabolisme dan

kesehatan banyak spesies, termasuk manusia itu sendiri.

A. Biosintesis metionin

Pada tumbuhan dan mikroorganisme, biosintesis metionin milik keluarga aspartat,

Bersama dengan treonin dan lisin (melalui diaminopimelate , tetapi tidak melalui α-

aminoadipate). Tulang punggung utama berasal dari asam aspartat , sedangkan

belerang dapat berasal dari sistein , methanethiol , atau hidrogen sulfida.

 Pertama, asam aspartat diubah melalui β-aspartil-semialdehida menjadi homoserin

dengan dua langkah reduksi dari gugus karboksil terminal (karena itu homoserin

memiliki hidroksil, serial seri homo). Aspartat-semialdehida menengah adalah titik


percabangan dengan jalur biosintetik lisin, di mana iadi kondensasidengan

piruvat. Homoserin adalah titik percabangan dengan jalur treonin, di mana ia

diisomerisasi setelah mengaktifkan hidroksil terminal dengan fosfat (juga digunakan

untuk biosintesis metionin pada tumbuhan). 

 Homoserin kemudian diaktifkan dengan gugus fosfat, suksinil, atau asetil pada

hidroksil.

o Pada tumbuhan dan mungkin pada beberapa bakteri, fosfat digunakan. Langkah ini

dilakukan bersama dengan biosintesis treonin. 

o Pada organisme organisme, gugus asetil digunakan untuk mengaktifkan

homoserin. Ini dapat dikatalisis dalam bakteri oleh enzim yang dikodekan

oleh metX atau metA (bukan homolog). 

o Dalam enterobacteriadan sejumlah organisme lain, yang digunakan. Enzim yang

mengkatalisis reaksi adalah MetA dan spesifisitas untuk asetil-KoA dan suksinil-KoA

ditentukan oleh keberadaan tunggal. Dasar fisiologis untuk preferensi asetil-KoA atau

suksinil-KoA tidak diketahui, tetapi rute alternatif tersebut terdapat di beberapa jalur

lain ( misalnya biosintesis lisin dan biosintesis arginin).

 Gugus pengaktifan hidroksil kemudian diganti dengan sistein, methanethiol, atau

hidrogen sulfida. Reaksi penggantian secara teknis adalah eliminasi. Semua enzim

yang terlibat adalah anggota homolog dan anggota keluarga enzim yang bergantung

pada PLP metabolisme Cys / Met, yang merupakan bagian dari klade tipe I lipatan

yang tergantung pada PLP. Mereka memanfaatkan PLP kofaktor (pyridoxal

phosphate), yang berfungsi dengan menstabilkan zat antara karbanion. 


o Jika bereaksi dengan sistein, ia menghasilkan sistathionin, yang dibelah untuk

menghasilkan homosistein. Enzim yang terlibat adalah cystathionine-γ-synthase

(dikodekan oleh metBdalam bakteri) dan cystathionine-β-lyase (metC ). Sistathionin

yang berbeda pada dua enzim yang mendukung reaksi β atau γ. 

o Jika bereaksi dengan hidrogen sulfida bebas, ia menghasilkan homosistein. Ini

dikatalisis olehO -acetylhomoserine amino carboxy propyl transferase, sebelumnya

dikenal sebagai O -acetylhomoserine (thiol)-lyase. Ini dikodekan

oleh metY atau metZ pada bakteri .

o Jika bereaksi dengan methanethiol, ia menghasilkan metionin secara

langsung. Methanethiol adalah produk sampingan dari jalur katabolik senyawa

tertentu, karena itu jalur ini lebih jarang terjadi. 

B. Biosintesis sistein

Sintesis sistein bersama dengan tiga asam amino yaitu, serin, glisin, dan sistein itu

sendiri. Serin merupakan sumber utama dari glisin melalui reaksi reversibel yang

dikatalisasi oleh serin hydroxymethyltransferase. Pada Sebagian besar spesie,

biosintesis sistein dari serin terjadi dalam dua Langkah pertama, gugus asetil dari

asetil CoA ditransfer ke subtituen b-hidroksil serin, membentuk O-acetylserine.

Selanjutnya, digantikan oleh kelompok sulfida asetat untuk membentuk sistein.

Sintesis sistein adalah komponen utama dari metabolisme sulfur. Hal tersebut

merupakan yang perlu digaris bawahi. Kerangka karbon sistein berasal dari serin.

Hewan tidak memiliki jalur biosintesis yang normal. Namun demikian, sistein masih

dapat disintesis pada hewan sebagai produk sampingan degradasi metionin. Dalam

Langkah pertama, serin mengembun dengan homosistein, senyawa antara dalam


biosintesis metionin. Produk dari reaksi kondensasi, cystathionine, dibelah menjadi

ketobutirat dan sistein.

- Katabolisme asam amino mengandung sulfur

1. Metionin

Salah satu peran utama metionin adalah konversi menjadi donor metil S-adenosyl-

metionin yang aktif. Transfer gugus metil dari S-adenosylmethionine untuk akseptor

metil menyisakan S-adenosylhomocysteineyang terdegradasi oleh hidrolisis

homocysteine dan adenosin.

Homosistein dapat dimetilasi oleh 5-methyltetrahydrofolate untuk membentuk metionin

atau dapat bereaksi dengan serin membentuk cystathionine yang dapat dibelah menjadi

sistein dan α-ketobutyrate. Kita dapat menemukan jenis reaksi ini lebih awal sebagai

bagian dari jalur untuk pembentukan sistein.

Dengan jalur ini, mamalia dapat membentuk sistein menggunakan atom sulfur dari

metionin asam amino esensial. a-Ketobutyrate diubah menjadi propionil KoA oleh aksi

suatu dehidrogenase asam a-keto. Propionil KoA dapat dimetabolisme menjadi suksinil

CoA, sehingga metionin bersifat glucogenic.

2. Sistein

Rute utama sistein katabolisme adalah jalur tiga langkah yang mengarah ke piruvat. Oleh

karena itu, sistein adalah glucogenic. Sistein pertama teroksidasi menjadi

cysteinesulfinate yang kehilangan gugus amino oleh transaminasi menjadi b-

sulfinylpyruvate. Desulfurisasi non enzimatik menghasilkan piruvat.


https://www.liputan6.com/health/read/2544219/16-jenis-mineral-yang-diperlukan-tubuh (diakses

17 februari 2021. 12.07 AM)

Anda mungkin juga menyukai