I. Bab I
I. Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebut DK PBB) yang diberi tugas dan mandat melalui Pigam PBB.
1
Salah satu kewenangan DK PBB berdasarkan piagam PBB pasalah
dalam situasi konflik seperti di beberapa negara maupun era konflik lainnya
sudah bukan hal yang langka dan memang sering terkait dengan peranan
bersenjata negara mana pun ditentukan oleh sifat penugasan dan situasi
Bangsa adalah:
2
Ambarwaty, Denny Ramadhany, Rina Rusman, Hukum Humaniter Internasional dalam
studi Hubungan Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.hlm.72.
2
atau penyelesaian sengketa internasional atau situasi
yang dapat mengakibatkan pelanggaran perdamaian”. 3
DK PBB diberi kewenangan membentuk operasi penjaga
menetapkan bahwa misi mandat dan ukuran bagi operasi pasukan penjaga
sesuai.
the United Nations agree to accept and carry out the decisions of the
Apabila keputusan organ-organ lain dari PBB bersifat tidak mengikat yaitu
Hal ini tercantum dalam Pasal 29 Piagam PBB yang berbunyi: “The
3
Op.Cit., Pasal 1 .
4
Op.Cit., Pasal 25.
3
Security Council may establish such subsidiary organs as it deems
Piagam PBB ini salah satu organ yang dapat dibentuk PBB untuk
Peacekeeping Force).
PBB, yang hanya atau telah disepakati oleh para pihak yang bersengketa.
Mengacu kepada bab VII Pasal 39 Piagam PBB DK PBB dapat dan
diperlukan.
operasi perdamaian sering menghadapi situasi dan misi berbahaya atas nama
masyarakat dunia.
5
Op.Cit., Pasal 29.
4
Dalam rangka PBB untuk melaksanakan tugas mereka sebagai
mengambil risiko yang tentu saja dapat menyebabkan cedera dan korban,
Karena kekuatan digunakan pada misi misi yang bertindak atas nama, dan
kerap terjadi pada setiap misi seperti kasus yang terjadi adanya penembakan
Keamanan PBB ditetapkan pada 11 Juni 1999 dengan suara bulat yang
antara Indonesia dengan Portugal pada 5 Mei 1999 dan kesepakatan antara
PBB, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Portugal pada hari yang sama
5
mengenai status dan masa depan Timor Timur yang dimulai pada Agustus
dari Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan dan Presiden AS, Bill
6
Australia untuk segera memasuki Timor Timur guna mengakhiri kekerasan
7
kepemimpinan pasukan multinasional di Timor Timur dan berkontribusi
Bangsa yang dibentuk dan dipimpin oleh Australia sesuai dengan resolusi
B. Identifikasi Masalah
D. Kegunaan Penelitian
manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Secara teoritis
2. Secara Praktis
d. Pihak lain, dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran dan kajian serta
E. Kerangka Pemikiran
hubungan manusia yang hidup bersama dalam suatu kumpulan manusia dan
10
masyarakat, dan karenanya aturan-aturan itu mengikat mereka sepakat untuk
Ada beberapa aturan hukum, yaitu hukum publik atau hukum yang
tidak tertulis seperti hukum kebiasaan. Hukum positif harus disusun secara
6
Mochtar Kusumaatmadja dan Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Buku 1, PT
Alumni, Bandung, 2000, hlm.14.
7
Mochtar Kusumaatdja, Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan
Nasional, Binacipta, hlm 5
8
Prof (EM.) DR. H. Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, Cv.
Mandar Maju, bandung, 2012, hlm 78
9
Mochtar Kusumaatmadja dan Arief, Op,Cit , hlm 8.
11
kaedah hukum tersebut dapat berfungsi, yakni meliputi “berlaku juridis,
aliran positif justru menganggap bahwa kedua hal tersebut merupakan dua
hal yang harus di pisahkan. Aliran hukum positif yang analitis mengartikan
dan bersifat tertutup (closed logical sytem). Hukum secara tegas dipisahkan
dari moral, jadi dari hal yang berkaitan dengan keadilan, dan tidak
kejahatan, dan berapa kerasnya pidana itu tidak boleh melebihi jumlah yang
10
Soerjono Soekanto, Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat, Rajawali, Jakarta,
1987, hlm 9.
11
Prof (EM.) DR. H. Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Op.cit.,2012, hlm 55-56.
12
udang hendaknya dapat melahirkan undang undang yang dapat
sejarah kuno, hukum tellah dapat ditemukan dalam bentuk yang pasti,
bersifat khas untuk masing masing rakyat, seperti adat mereka, bahasa
eksistensi sendiri yang terpisah, semua itu adalah semata mata bidang-
pada hakikatnya tak dapat dipisahkan dan hanya menurut pandangan kitalah
tampak masing-masing terpisah yang satu dari yang lain. Yang mengikat
semua itu ke dalam satu kesatuan adalah keyakinan yang sama pula rakyat,
kesadaran yang sama dalam hati tentang adanya keharusan, sehingga semua
12
Prof (EM.) DR. H. Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Op.cit.,2012, hlm 60-61
13
Ibid. hlm 63
13
yang mempelajari pengaruh hukum terhadap masyarakat, dengan
kebutuhan sosial. 14
oleh aliran positivisme hukum dan teori lainnya yang terkenal, bahwa
masing masing aliran, yaitu aliran positivisme hukum dan aliran sejarah, ada
hidup terus. Yang menjadi unsur-unsur kekal dalam hukum itu hanyalah
pengalaman. Tak ada sesuatu yang dapat bertahan sendiri di dalam sistem
14
Ibid. hlm 66
14
oleh kekuasaan masyarkat. Realisme bukanlah suatu aliran Realisme adalah
suatu gerakan dalam cara berpikir dan cara bekerja tentang hukum. 15
tentu peranan yurisprudensi akan jauh lebih penting. Agar supaya dalam
dibentuk itu sesuai dengan apa yang menjadi inti pemikiran aliran
15
Ibid. hlm 67
16
Ibid. hlm 79-80
15
Pound telah berusaha memudahkan dan mewujudkan tugas social
terhadap hal-hal lain yang juga menjadi tujuan dari hukum, ketertiban
sebagai tujuan utama hukum, merupakan fakta objekrif yang berlaku bagi
selain di pedomani moral manusia itu sendiri, diatur pula oleh agama, oleh
lainya ini, terdapat jalinan hubungan yang erat, yang satu memperkuat yang
lainnya. 19
17
Ibid. hlm 295-304
18
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, P.T.
Alumni, Bandung, 2006, hlm 3.
19
Ibid. hlm 4
16
Hukum sebagai kaidah sosial, tidak lepas dari nilai yang berlaku
pencerminan dari nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hukum yang
baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law)
dari nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Jadi pada hakikatnya dari
masalah pembaharuan cara berfikir dan sikap hidup. Tanpa sikap dan cara
dapat memegang peranan dalam proses pembaharuan ini. Hal ini disebabkan
masyarakat kea rah masyarakat yang sama sama kita kehendaki akan
Dari uraian mengenai arti dan fungsi hukum, dapat kita katakana
20
Ibid. hlm 10-13
17
Serikat dalam mewujudkan persamaan hak bagi warga berkulit hitam
perubahan kemasyarakatan adalah bahwa kita harus sangat berhati hati agar
penduduk. Apabila kita ambil pengertian hukum dalam arti yang luas yang
21
Ibid. hlm 13-15
22
Ibid. hlm 75
18
anggapan bahwa adanya keteraturan atau ketertiban dalam usaha
sudah jelas, tugas yang harus dilakukan itu akan dapat dilaksanakan dengan
baik dan berhasil apabila ada kesediaan untuk bekerja keras dan secara
sungguh-sungguh. 24
bangsa dengan semboyan “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”. Cita-cita
23
Ibid. hlm 85-88
24
Ibid. hlm 91-102
19
ini dirumuskan secara singkat bahwa Negara Republik Indonesia adalah
Negara Hukum. 25
konsep hukum yang secara umum dianut umat manusia atau asas hukum
diambil dari dunia yang berasal hukum Romawi tidak usah menjadi
halangan atau dianggap mengurangi harkat dan martabat kita sebagai bangsa
yang merdeka. 26
dari hukum asing (Barat), disamping asas-asas yang terdapat dalam undang-
kita memantapkan asas-asas hukum yang sudah menajdi bagian dari hukum
nasional. 27
25
Ibid. hlm 179
26
Ibid. hlm 183-184
27
Ibid. hlm 191-198
20
taha penerapannya asas-asas itu dimatapkan melalui keputusan-keputusan
pengadilan. 28
tim-tim tercapai. Yang terjadi pada saat itu kondisi masyakarat yang ingin
atau keluar dari pada Republik Indonesia kondisi sosial yang mempengaruhi
masyarakat tim-tim dan di awasi oleh pasukan penjaga perdamain PBB, atau
konsep konsep hukum harus berjalan dan terealisasikan oleh karena itu
28
Ibid. hlm 198-199
21
untuk melakukan realiasasi referendum Tim-Tim, itu adalah permintaan
masyarkat Timor Timur saat itu yang lebih memilih Referndum daripada
Otonomi khusus ketika itu tercapai itu adalah kebahagaian yang sebesar-
perdamaian PBB.
building. If the frst trio is successful, violent confict can be avoided and
tidak tercantum di dalam Piagam PBB. Namun untuk alasan tertentu, maka
hal tersebut dapat dilakukan: ”.. Peacekeeping seperti hal tersebut tidak
secara khusus diatur dalam Bab ini, kecuali untuk ketentuan bahwa 'Dewan
22
a. Pencegahan konflik (Confict Prevention), yakni langkah-langkah politis,
landasan perdamaian.
29
Bambang Kismono Adi dan Machmud Syafrudin, Pasukan Penjaga Perdamaian dan
Reformasi Sektor Keamanan (Jakarta, DCAF, 2009) hal.3
23
hubungan internasional yang kesemuanya ini membawa banyak
nasib sendiri bagi bangsa yang termuat didalam pasal 1 (2), Bab XI dan XII
30
Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organiasi Internasional Jakarta Universitas Indonesia
Hlm 1-3
31
Ibid. hlm 5-6
32
Ibid. hlm 12-16
24
Partisipasi negara didalam kegiatan-kegiatan organiasi
dalam pemungutan suara. Suatu negara anggota PBB misalnya, dapat pula
para pihak utama dalam konflik. Hal ini memerlukan komitmen pihak
yang diperlukan baik politik maupun hal-hal nyata lainnya, yaitu untuk
33
Ibid. hlm 33-36
25
yang terlibat konflik, bukan berarti netral dalam memahami dan
persepsi pihak lain. Jika hal tersebut gagal dilaksanakan akan dapat merusak
jika sangat diperlukan dalam rangka membela diri dan pertahanan diri,
26
memenangkan hadiah Nobel Perdamaian. Sejak tahun 1948 PBB telah
perdamaian PBB juga telah membuat perbedaan yang nyata di tempat lain
seperti Sierra Leone, Burundi, Pantai Gading, Timor Leste, Liberia, Haiti,
krisis, operasi PBB tersebut telah mendukung transisi politik dan membantu
27
perdamaian untuk betindak sebagai mekanisme korektif dengan Polisi
perdamaian dan misi politik khusus telah meningkat secara signifikan selama
dekade terakhir,dari 5.840 pada tahun 1995 menjadi lebih dari 17.500 pada
tahun 2010.
Sipil), dan pada tahun 2005 namanya diubah menjadi UNPOL (United Nations
Police). Polisi PBB diakui sebagai polisi yang bekerja di bawah mandat PBB.
mereka diakui sebagai Polisi dan dibedakan dari staf penjaga perdamaian PBB
lainnya.
Polisi PBB dikerahkan pada waktu yang sama seperti personil militer
penasihat dalam sejumlah misi politik khusus PBB. Dalam fungsinya sebagai
penasihat, peran Polisi PBB bervariasi sesuai dengan mandat misi perdamaian
28
pengungsian atau penampungan internal masyarakat bertugas sebagai mentor;
(selanjutnya disebut DK PBB) yang diberi tugas dan mandat melalui Pigam
34
Sri Setianingsih, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, (Jakarta:
Universitas Indonesia, 2004), hal. 290.
29
Dalam rangka untuk memastikan tindakan yang cepat dan efektif
dan setuju bahwa dalam melaksanakan tugas di bawah tanggung jawab ini
Dewan Keamanan bertindak atas nama mereka. Keterkaitan apa yang telah
dengan Peace Making yakni dengan cara cara penyelesain sengketa secara
damai sesuai dengan piagam PBB. Salah satu tujuan PBB adalah
tersebut PBB memiliki organ organ utama yaitu salah satunya adalah
Dewan Keamanan PBB yang di sebut DK PBB yang di berikan tugas dan
Indonesia dengan Portugal dpada 5 mei 1999 dan kesepaktan antara PBB
Yang di jalankan PBB saat di Timor Timur sesuai dengan Peace Making
sejumlah pihak gagal. Dalam rangka untuk memastikan tindakan yang cepat
Pasal 1
31
diselenggarakan di Timor Timur tanggal 30 Agustus
1999 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sesuai dengan
Persetujuan antara Republik Indonesia dengan
Republik Portugal mengenai masalah Timor Timur.
Pasal 5
Januari 1999. Rapat tersebut dilakukan untuk membahas surat yang dikirim
32
Desember 1998 mengenai perubahan sikap Pemerintah Australia terhadap
tanggal 27 Januari 1999 dan disetujui oleh para anggota dalam Sidang
Kabinet Paripurna terbatas Bidang Politik dan Keamanan. Apapun hasil dari
tersebut juga didasari oleh sikap Presiden B.J. Habibie yang menghormati
33
kemerdekaan kepada setiap rakyat Indonesia. Pengambilan keputusan
Hal itu dilandasi alasan bahwa keadaan situasi di dalam negeri Indonesia
Sebelum opsi tersebut di sepakati ada opsi yang lain yang tidak di
sepakati oleh masarakat Timor Timur yaitu konsep Otonomi Luas telah
Timor Timur. Setelah insiden Santa Cruz, Uskup Carlos Filipe Ximenes
dilakukannya dengan alasan di Timor Timur sudah tidak ada tempat untuk
saat itu karena posisi dan sikap pemerintah sangat jelas yang menganggap
34
bahwa integrasi Timor Timur merupakan hal yang telah final dan tidak bisa
ditawar.
suatu bentuk penyelesaian akhir yang adil, menyeluruh, dan dapat diterima
status khusus dengan otonomi luas bagi Timor Timur yang diajukan oleh
Indonesia tentang pemberian status khusus ini kepada Sekjen PBB di New
York pada tanggal 18 Juli 1998. Selain itu juga diperkuat dengan
atau Pejabat Senior dibawah tingkat menteri di New York pada tanggal 4 –5
35
Agustus 1998. Dari hasil dialog tersebut ketiga pihak sepakat untuk
saat yang sama Sekretaris jendral PBB juga sedang berusaha untuk
yang berada di dalam negeri maupun luar negeri. Hal itu dilakukan dengan
diberikan oleh banyak tokoh dan kalangan moderat Timor Timur. Hal ini
antara lain terlihat dalam diskusi yang diprakarsai oleh East Timor Study
kerangka suatu masa transisi yang cukup lama sebelum suatu penyelesaian
tersebut.
36
aspek kehidupan kecuali aspek pertahanan, politik luar negeri, moneter dan
Timur ini jika dilihat dan ditinjau terdapat perbedaan dan jauh lebih luas
pada saat waktu itu memberikan opsi tersebut dan memberikan ketetapan.
37
F. Metode Penelitian
dipahami.
1. Spesifikasi Penelitian
35
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,UI-Press,Jakarta,2008,hlm.43.
38
positif yang menyangkut permasalahan yang diangkat dalam skripsi
Timur.
2. Metode Pendekatan
masalah yang akan dibahas antara lain dapat bersumber dari peraturan
36
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1994, hlm. 97
37
Ibid
39
3. Tahap Penelitian
Tahap penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yang bertujuan untuk
di internet.
yaitu :
1994
38
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tujuan Singkat, Rajawali Pers,
Jakarta, 2006, hlm. 11
40
b) TAP MPR
d) Konvensi Internasional;
e) Kebiasaan Internasional;
hasil-hasil penelitian.
terkait dua lembaga yang akan di teliti kantor Perwakilan PBB dan
berlaku.
39
Ibid, hlm. 14
40
Ronny Hanitijo Soemitro, op.cit, hlm. 12
41
4. Teknik Pengumpulan Data
b. Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber terkait
a. Data Kepustakaan
b. Data Lapangan
42
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan berbagai alat dalam
data.
6. Analisis Data
7. Lokasi Penelitian
a. Perpustakaan
Bandung.
Bandung.
43
b. Intansi
44