Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU Mitra Pedan,
maka diperlukan penyelanggaraan pelayanan yang bermutu tinggi;
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RSU MITRA PEDAN TENTANG
KEBIJAKAN AKSES DAN PELAYANAN RSU MITRA PEDAN
Kedua : kebijakan ke akses pelayanan dan kontinuitas pelayanan RSU Mitra Pedan
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Ketiga : pembinaan dan pengawasan dilaksanakan oleh Kasi Pelayanan Medik dan
Non Medik RSU Mitra Pedan.
Keempat : peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ternmyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Klaten
Pada tanggal 22 Agustus 2022
Direktur
RSU Mitra Pedan
dr.Totok Subiyanto
lampiran Peraturan Direktur RSU Mitra Pedan
Nomor :
Tanggal :
1. TRIAGE
a. Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
b. Triage di RSU Mitra Pedan menggunakan Australian Triage Scale (ATS).
c. Semua tenaga medis dan paramedis di RSU Mitra Pedan harus mampu melakukan
triage
d. Proses triage didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
2. SKRINING
a. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau diluar rumah sakit untuk
menentukan kebutuhan pasien sesuai dengan kriteria skrining kasus yang tidak dapat
dilayani di RSU Mitra Pedan.
b. Kriteria skrining di RSU Mitra Pedan :
1. kasus semua pasien baik yang memerlukan tindakan operasi maupun non operasi
2. kasus kebidanan dan kandungan
3. kasus penyakit mata
4. kasus penyakit anak
5. kasus penyakit dalam
6. kasus penyakit syaraf
7. pasien dengan penyakit infeksi dan penyakit menular yang memerlukan perhatian
khusus
8. pasien dengan penurunan sistem imun
9. pasien yang memerlukan rawat intensif (ICU, KBRT)
10. pasien rawat jalan yang memerlukan asuhan yang kompleks dan memerlukan
lembar PRMRJ.
c. Untuk unit spesialistik di RSU Mitra Pedan belum tersedia seperti
1. Unit pelayanan luka bakar
2. Unit pelayanan stroke
3. Unit pelayanan paliatif
4. PELAYANAN BERKESINAMBUNGAN
Case manajer bertanggung jawab memfasilitasi dalam kesinambungan pelayanan di
semua tatanan layanan Rumah Sakit. Termasuk diantaranya Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Intensif dan Instalasi
Rawat Inap. Di area praktik keperawatan, biasa dikenakan dengan pengelompokan
kelompok Staf Keperawatan (KSKp) yang meliputi KSKp Kritis, KSKp Bedah, KSKp
Anak,KSKp Maternitas dan KSKp Managemen. KSKp Kritis meliputi IGD, HCU. KSKp
Bedah meliputi IBS.KSKp Maternitas meliputi VK. KSKp Anak meliputi bangsal anak
dan KBRT. KSKp Managemen meliputi IRJA.
Untuk manajemen opersionalnya bekerja sama dengan Kepala Instalasi di masing-masing
area KSKpnya.
A. Kualifikasi Case Manager.
1. Dokter Umum
a) Memiliki pengalaman 1 tahun dalam pelayanan klinis di Rumah Sakit
b) Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun.
c) Bersertifikat manajemen kasus yang lebih diutamakan.
2. Perawat
a) Pendidikan minimal S Ners diutamakan
b) Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruang di Rumah Sakit Umum Mitra
Keluarga Husada
c) Memiliki pengalaman klinis sebagai professional pemberi asuhan minimal 3
tahun
5. TRANSFER
a. Proses transfer dilakukan baik secara internal maupun eksternal.
b. Proses transfer dilakukan setelah kondisi pasien stabil.
c. Proses transfer keluar RSU Mitra Pedan dilakukan setelah ada kejelasan bahwa rumah
sakit tempat rujukan mampu menyediakan kebutuhan pasien.
d. Dalam proses transfer tentukan terlebih dahulu level kondisi pasien.
e. Proses transfer dilakukan sesuai level kategori kondisi pasien yang terdiri dari
4(empat) level.
f. Semua staf medisdan para medis harus mampu melakukan proses transfer sesuai level
kondisi pasien.
g. Proses transfer didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
6. PENUNDAAN PELAYANAN
a. Pasien dan keluarganya diberi informasi bila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan baik pasien rawat jalan atu layanan lainnya dan dijelaskan berapa lama
waktunya.
b. Pemberian informasi kepada pasien tentang alasan penundaan dan tentang alternative
yang tersedia sesuai keperluan klinis pasien.
c. Pemberian informasi penundaan pelayanan dan pengobatan didokumentasikan
didalam rekam medis pasien.
7. PEMBERIAN INFORMASI
a. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya dilakukan saat proses admisi.
b. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tentang pelayanan yang
ditawarkan.
c. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tentang hasil pelayanan yang
diharapkan.
d. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tentang estimasi biaya.
e. Pemberian informasi yang memadai bagi pasien dan keluarganya untuk mengambil
keputusan secara benar.
f. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tentang perpindahan tanggung
jawab koordinasi asuhan pasien dari satu DPJP ke DPJP lain, termasuk bila terjadi
perubahan DPJP utama dilakukan oleh tenaga medis yang sedang berjaga.
g. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tentang ketersediaan tempat
tidur.
9. RENCANA PEMULANGAN
a. Kriteria pemulangan pasien sesuai kondisi kesehatan.
b. Kriteria pasien yang memerlukan kesinambungan asuhan dirumah beserta
edukasinya.
c. Rencana Pemulangan (Dischard Planning) dapat diproses lebih awal saat melakukan
pengkajian awal dengan mengikut sertakan keluarga.
d. RSU Mitra Pedan tidak mengijinkan pasien meninggalkan rumah sakit untuk waktu
tertentu (cuti perawatan).
e. Pasien dirujuk dan dipulangkan berdasarkan atas kebutuhannya.
f. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan kelanjutan
pelayanan medis.
g. Identifikasi organisasi dan individu penyedia layanan kesehatan di lingkungan
sekitar pasien yang berkaitan dengan kebutuhan pasien akan pelayanan
berkelanjutan.
h. Pada waktu pemulangan pasien DPJP mengisi ringkasan pasien pulang rangkap 4
diperuntukan, rekam medis, tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan
tindak lanjut asuhan, pasien atau keluarga, penjamin.
i. Ringkasan pasien pulang meliputi
Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis dan komorbiditas lain
Pemeriksaan fisik
Tindakan diagnostic dan prosedur terapi
Obat yang diberikan selama di rawat inap dan obat yang digunakan di rumah
Kondisi pasien
Instruksi tindak lanjut
10. TRANSPORTASI
a. Pelayanan ambulan adalah suatu prosedur pemindahan pasien dengan menggunakan
kendaraan ambulan yang memiliki fasilitas yang lengkap dan didampingi oleh
perawat atau dokter yang mampu menangani keadaan gawat darurat untuk tujuan
pemeriksaan penunjang, tindakan medis dan alih rawat ke rumah sakit lain.
b. Pelayanan ambulan RSU Mitra Pedan secara operasional menjadi tanggung jawab
Instalasi Gawat Darurat.
c. Pelayanan ambulan RSU Mitra Pedan secara teknis menjadi tanggung jawab urusan
rumah tangga.
d. Pemeliharaan dan pengadaan fasilitas medis/non medis di ambulan menjadi
tanggung jawab Kepala Ruang IGD.
e. Pembersihan mobil ambulan (bagian luar dan dalam) menjadi tanggung jawab urusan
rumah tanga (pengemudi yang sedang bertugas pada shiftnya).
f. Untuk kelengkapan alat tenun (laken, boven laken, selimut, bantal, dil) bagi pasien
yang akan menggunakan ambulan harus disiapkan oleh perawat ruangan.
g. Perawat ruangan yang akan membawa pasien dengan ambulan harus bertanggung
jawab atas penggunaan semua fasilitas medis/ non medis yang ada di ambulan.
h. Bila ada kerusakan alat medis/non medis yang ada di ambulan setelah penggunaan
mobil ambulan harus segera dilaporkan pada Kepala Ruang IGD / PJ shift IGD yang
bertugas.
i. Pengadaan kendaraan ambulan harus sesuai standar dan peraturan yang berlaku.
j. Evaluasi dan monitor kualitas dan keamanan ambulan harus dilakukan secara
berkala.
11. RUJUKAN
a. Rujukan pasien berdasarkan atas kebutuhan pasien untuk pelayanan berkelanjutan.
b. Proses rujukan mencakup pengalihan tanggung jawab ke rumah sakit yang
menerima.
c. Proses rujukan menunjuk petugas yang jaga untuk bertanggung jawab selama proses
rujukan serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi.
d. Proses rujukan menjelaskan situasi dimana rujukan tidak mungkin dilaksanakan.
e. Pasien dirujuk secara tepat ke rumah sakit penerima.
f. Rumah sakit yang merujuk menentukan bahwa rumah sakit penerima dapat
menyediakan kebutuhan pasien yang akan dirujuk.
g. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima terutama
apabila pasien sering dirujuk ke rumah sakit penerima.
h. Di rekam medis pasien yang pindah dicatat nama rumah sakit dan nama staf yang
menyetujui penerimaan pasien.
i. Di rekam medis pasien yang pindah dicatat hal-hal lain yang diperlukan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit yang merujuk.
j. Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat alasan rujukan.
k. Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat kondisi khusus sehubungan dengan
proses rujukan.
l. Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat segala perubahan dari kondisi pasien
selama proses rujukan.