PENDAHULUAN

Sebagai konsumen tafsir, Al-Quran dipahami dengan cara yang beragam sesuai dengan
kebutuhan umat muslim. Keragaman penafsiran inilah yang kemudian memposisikan aktivitas
tafsir Al-Quran sebagai salah satu disiplin ilmu yang tidak pernah usang, senantiasa hidup
bersama dengan perkembangan ilmu pengetahuan.1 Kini Kajian Al-Qur’an telah memasuki
babak baru. Pemanfaat berbagai jenis media baru yang lahir dari berbagai perkembangan
teknologi menjadi ciri khas dari fase ini. Kemudahan akses yang ditawarkan oleh media baru
dan didukung oleh fitur yang lebih canggih sangat membantu umat muslim untuk mudah
mempelajari Al-Qur’an.2 Media sebagai sebuah proses perluasan kawasan syi’ar dengan kajian-
kajian islam dari dimensi nyata kepada dimensi lain, yaitu maya, persinggungan islam dengan
dunia digital menjadi bentuk yang cukup unik karena mampu melampaui kemampuan
komunikasi nyata yang hanya terbatas pada jarak tertentu. Hal ini mampu membuka peluang
baru bagi dialog yang lebih luas, sehingga identitas islam semakin mampu menunjukkan
eksistensinya di mata dunia. Identifikasi islam secara online lebih besar daripada secara offline,
dan juga lebih cepat, sehingga akses terhadap islam akan lebih terjangkau dengan cara ini.

Dari berbagai macam media social yang ada, rupanya aplikasi digital yang bernama You
Tube yang paling banyak diminati oleh banyak masyarakat. Selain karena aksesnya yang sangat
mudah, penggunaan media berupa You Tube ini merupakan media visual yang mana isi dari
setiap acara atau kajian-kajian tertentu mudah dipahami dan dicerna hasilnya. You Tube adalah
sebuah situs web video sharing ( berbagai video popular) dimana para pengguna dapat memuat,
menonton, dan berbagai video klip secara gratis. Umumnya, video-video di You Tube adalah
klip musik , film TV, serta video buatan para penggunanya sendiri.3 Sebagaia perantara
penyampaian pengetahuan, You Tube juga digunakan para tokoh-tokoh islam untuk
menyampaikan kajian-kajiannya dan merasa perlu menyebar luaskan wawasan keislaman
melalui media ini, utamanya kajian tentang tafsir.

Baru-baru ini, kajian-kajian tentang tafsir cukup menyita perhatian berbagai macam
khalayak, utamanya mereka yang berkecimpung di dunia Tafsir, berbagai macam makna Al-
Qur’an yang ditafsirkan secara menarik dan mengundang audiens atau si penyimak, untuk terus
mengkaji dan menelusuri lebih jauh keunikan tafsir itu sendiri. Tentunya dengan
mengaplikasikan kecanggihan media digital. Semisal adanya kajian tafsir yang berbentuk virtual
oleh tokoh-tokoh islam kita, layaknya, Gus Baha dengan kajiannya yang santai dan diiringi
canda saat beliau tengah mengkaji dan mengaji. Bpak professor Quraish Shihab dengan
karismanya ketika beliau mengkaji tafsirnya, dan satu lagi diantara beberapa tokoh pengkaji
tafsir yang akan penulis telusuri ketertarikan kajian tafsirnya, yaitu, Ustadz Khalid Basalamah.
1
M. Nur Kholis Setiawan, Pribumisasi Al-Quran : Tafsir Berwawasan Keindonesiaan , (Kaukaba Dipantara :
Yogyakarta, 2012, hlm. 1)
2
Nafisatuzzahra, Tafsir Al-Qur’an Audio Visual di Cybermedia : Kajian Terhadap Tafsir Al-Qur’an di You Tube dan
Implikasinya terhadap Studi Al-Qur’an dan Tafsir. Tesis UIN Sunan Kalijaga, 2016, hlm. 42-43.
3
Apriadi Tamburaka, Literasi Media : cerdas bermedia khlayak media massa, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2013), hlm. 84
 Penulis rasa, tulisan ini akan penulis sulap dengan semenarik mungkin, sebab kajian-
kajian yang dibawakan oleh Ustadz gandrung satu ini telah diteliti oleh beberapa pihak, akan
tetapi penelitian mereka tidak berkecmpung di dunia tafsir, melainkan pada kajian dakwahnya,
dan isi dari kajian dakwah yang diperoleh, seperti halnya beberapa penelitian yang telah penulis
telusuri tentang Ustadz Khalid Basalamah , kurang lebih terdapat tiga penelitian, yang meneliti
tentang Khalid Basalamah, dan ketiganya tidak ada satupun yang meneliti tentang kajian
tafsirnya. Oleh sebabnya, penulis rasa kajian tafsir virtual yang beliau sajikan di beberapa media,
terlebih khusus media You Tube akan peneliti telusuri dengan beberapa tafsirnya yang menarik..