Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL DASAR”


Dosen :
Sudirman Lubis, ST. ,MT

Disusun oleh :
Nama Anggota :
1. LIBRAJIB ALNABAWI : 2007230072
2. MUHAMMAD HAEKAL : 2007230001
3. IMAM NATAWIJAYA : 2007230039
4. RAFLIN FAHREZA : 2007230075
5. RIKI KURNIANSYAH : 2007230024

Kelompok III
Kelas : A1(pagi) - TM

Teknik Mesin S-1


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Medan
2021
BAB I
PENGANTAR MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL

MEKANIKA adalah cabang ilmu fisika yang mengkaji suatu benda pada
kondisi diam atau bergerak akibat adanya gangguan terhadap benda tersebut.
Gangguan tersebut dapat berupa gaya (force) dan/atau temperatur (thermal). Studi
pada benda yang diam disebut statis (statics) dan studi pada benda bergerak disebut
dinamis (dynamics). Ilmu mekanika memiliki dua cabang yaitu mekanika kekuatan
material dan mekanika fluida, yang masing-masing berhubungan dengan perilaku
benda pejal dan dengan perilaku fluida.
Beberapa istilah asing yang memiliki arti sama dengan mekanika kekuatan
material adalah strength of materials, mechanics of solids, dan mechanics of
deformable bodies.
Pada semua konstruksi Teknik bagian-bagian dari suatu elemen
mesin/struktur harus memiliki ukuran fisik tertentu. Bagian-bagian itu harus
memiliki ukuran-ukuran yang tepat sehingga dapat menahan beban yang
sesungguhnya yang mungkin terjadi. Oleh karena itu pemahaman yang lengkap
mengenai mekanika kekuatan material sangat diperlukan untuk keamanan dan
effisiensi desain. Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 1.1. Papan loncat indah


Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa akibat beban w, papan akan
melendut (deflection) sebesar C maka kita harus menentukan :
a. Panjang dan luas penampang papan.
b. Panjang l1 dan l2, serta dimensi dari tumpuan A
c. Sifat mekanis papan (modulus elastisitas dan angka poison) sehingga
dapat memberikan lendutan yang aman.
Semua masalah mekanika kekuatan bahan dihadapkan pada dua kategori
masalah, yaitu masalah kekuatan dan masalah kekakuan. Sebuah struktur/elemen
mesin harus cukup kuat untuk menahan beban yang terjadi, dan cukup kaku
sehingga dapat berubah bentuk (deformation) pada batas-batas yang diijinkan.
Tujuan dari analisa mekanika kekauatan bahan pada dasarnya untuk
menentukan tegangan (stress), regangan (strain), dan lendutan (deflection). Jika
harga-harga dari berbagai besaran ini dapat kita ketahui untuk semua harga beban
hingga beban yang menyebabkan kegagalan (failure load), maka kita akan
memperoleh suatu gambaran lengkap mengenai kekuatan mekanik dari benda itu.
Dalam perkembangan selanjutnya, seiring dengan kemajuan yang pesat
dibidang komputerisasi, untuk keperluan desain bentuk yang sangat komplek, ilmu
mekanika kekuatan material dibantu dengan Metode Elemen Hingga, MEH (Finite
Element Methode, FEM).

Dasar-Dasar Persamaan Mekanika Kekuatan Material


Untuk menyelesaikan permasalahan tegangan dan kekakuan pada mekanika
kekuatan material digunakan tiga dasar persamaan, yaitu :
1. Kondisi seimbang harus terpenuhi
2. Geometri dari benda harus terinci secara jelas
3. Sifat mekanik dari material harus ada.
Pada kondisi seimbang, mekanisme/struktur harus memenuhi persamaan :

F 0 dan  M  o
0 1.1

disini pada benda simbang :


-. Jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, dan
-. Jumlah momen-momen, terhadap titik nol, dari semua gaya-gaya yang
bekerja pada benda sama dengan nol.
BAB II
TEGANGAN DAN REGANGAN

2.1. Tegangan (Stress)


Untuk dapat memahami konsep tegangan regangan, perhatikan sebuah kasus
batang lurus yang memiliki penampang yang sama pada sluruh batang dan dikenai
gaya aksial (axial force), seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar. 2.1 Batang lurus yang dibebani secara aksial


Beban tarik (tensile load) P, yang bekerja pada salah satu sisi ujung batang,
sedangkan pada sisi ujung yang lainya bekerja gaya reaksi dari gaya P. Gaya-gaya
ini terdistribusi secara terus menerus diseluruh penampang, yang analog dengan
penyebaran kontinyu dari tekanan hidrostatik pada permukaan horizontal dalam zat
cair. Dalam mekanika istilah Tegangan (stress) digunakan untuk menyatakan
distribusi gaya pada seluruh permukaan dimana gaya gaya itu bekerja. Atau dengan
kata lain


GAYA (F)
TEGANGAN 2.1
LUAS PENAMPANG (A)

satuan tegangan menurut system SI = N/m2 atau Pascal (Pa)


satuan tegangan menurut USCS (U.S. Customary system of Units) = lb/in2 (pound
per square inch, psi) atau killopound per square inch (ksi).
1 psi = 6895 Pa = 6,895 k Pa
Ada dua tipe tegangan yaitu :
a. Tegangan Normal (normal stress)
b. Tegangan Geser (shear stress)

Tegangan Normal

Tegangan normal (normal stress) dilambangkan dengan huruf yunani 


(sigma), tegangan normal didefinisikan sebagai :

GAYA NORMAL(TEGAK LURUS) DENGAN PERMUKAAN


 
LUAS PENAMPANGDIMANAGAYA BEKERJA
………………………………………….. 2.2
Aturan tanda untuk tegangan normal :
a. tanda positif (+) menyatakan bahwa  merukapan tegangan tarik (Tensile
Stress)
b. tanda negative (-) menyatakan bahwa  merupakan tegangan tekan
(compressive Stress)
Contoh 2.1.
Sebuah pompa sumur yang menggunakan
engkol untuk menggerakkan torak penghisap
keatas dan kebawah. Diameter batang pompa d
= 15 mm dn panjangnya L = 97,5 m. batang ini
memiliki berat jenis  = 7,85 ton/m3, tahanan
yang dialami penghisap selama gerakan
kebawah adalah 890 N dan pada gerakan keatas
8,9 kN. Tentukan tegangan tarik dan tekan
pompa selama operasi akibat gerakan
penghisap dan berat batang.
Penyelesaian
Gaya tekan yang ditimbulkan FC = 890 N, dan gaya tarik FT = 8,9 kN.
Gaya berat = w =LA
= 7,85 ton/m3 x 9,81 x 10 3 N/tonx97,5 mx(/4)x(0,015 m)2
= 1327 N

Ftotal  10,227kNx103
sehingga t     57,9MPa
A 15mm2
4
F
  890N  57,9MPa
A 
15mm
c 2

4
Tegangan geser
Tegangan geser bekerja sejajar atau menyinggung permukaan benda,
seperti pada gambar dibawah ini,

Tegangan geser didefinisikan sebagai gaya total yang bekerja sepanjang penampang

dan sejajar dengan potongan benda, dan disimbulkan dengan  (tau).

GAYA GESER (SEJAJAR) DENGAN PERMUKAAN


 
LUAS PENAMPANG DIMANA GAYA BEKERJA
…………………………… 2.3
Contoh 2.2
Pada sebuah batang baja dengan
penampang berbentuk segi empat
(10 x 40 mm) diberi beban P dan
dicantelkan pada penyangga
dengan sebuah pasak baja bundar
dengan diameter 15 mm, jika
tegangan tarik ijin bahan adalah
120 MPa dan tegangan geser ijin
adalah 60 MPa, tentukan beban
maksimum yang diijinkan.
Penyelesaian:
Pada batang batang baja luas
penampang kritis yang menerima tarikan
Akritis = (40-15)x10 mm2 = 250 mm2
Maka beban maksimum yang diijinkan akibat tarikan adalah
P = ijin .Akritis = 120 MPa x 250 mm2 = 30 kN
Pasak akan menerima double geseran, maka beban maksimum akibat geseran pada
pasak adalah
P = ijin 2A
= 60 MPa x 2 x /4 x (15 mm)2 = 21,2 kN
maka dari kedua nilai P diatas, diambil nilai P maksimum yang akan menyebabkan
kerusakan adalah 21,2 kN.
Contoh 2.3
Sebuah struktur seperti pada gambar
disamping. Batang terbuat dari baja dengan
tegangan luluh 36 ksi dan pena pada titik A
dan B terbuat dari baja dengan tegangan luluh
48 ksi. Jika beban P sebesar 5 kips (1000 lb)
dan dengan factor keamanan 3, tentukan:
a. jika lebar batang BD adalah 2 in
tentukan tebal t (lihat potongan b-b)
b. tentukan diameter pasak pada titik A
dan B.
Jawab

Tegangan Ijin dicari dengan persamaan


y
 
i
Faktor keamanan
……………… 2.4
Gaya-gaya pada tiap titik diperoleh dengan persamaan keseimbangan dengan
menggambar DBB pada batang AC, Seperti pada gambar,

REGANGAN (STRAIN)

concept of strain:
Fn Fn

Lo
L

Pada gambar diatas, adanya gaya aksial mengakibatkan batang mengalami


perubahan panjang, dimana batang akan bertambah panjang jika mengalami tarikan
dan berkurang panjangnya jika mengalami tekanan. Dimana perubahan panjang
persatuan panjang disebut regangan (strain)
Atau :

PERUBAHAN PANJANG
REGANGAN 
PANJANG AWAL
Ada dua tipe regangan yaitu :
a. Regangan Normal (normal Strain)
b. Regangan Geser (shear Strain)
Regangan normal biasanya disebut dengan regangan, terjadi jika berhubungan
dengan tegangan normal. Regangan merupakan besaran tak berdimensi dan

disimbolkan dengan  (epsilon). Perubahan panjang akibat beban pada regangan

ditunjukan oleh  (delta). Sehingga



 
……………….2.6
l
dimana  = perubahan panjang
= panjang awal (l) – panjang ahir (lo)
l = panjang awal
Regangan geser terjadi akibat tegangan geser. Tegangan geser tidak mempunyai
kecenderungan untuk memperpanjang atau memperpendek elemen dalam arah x, y,
dan z , tetapi tegangan geser akan menghasilkan perubahan bentuk seperti terlihat
pada gambar dibawah ini.

Regangan geser disimbolkan dengan  (gamma), yang merupakan perubahan


bentuk pada gambar diatas. Satuan regangan geser adalah redian. Sehingga
regangan geser dapat dinyatakan dengan :


    *
…………………….2.7
2

Anda mungkin juga menyukai