Aprilia Ningsih-2019100260403-Pgmi KH 5B
Aprilia Ningsih-2019100260403-Pgmi KH 5B
Teknologi industry lahir sejal zaman pra yunani kuno pada masa itu, manusia
menggunakan batu dan tulang sebagai peralatan kerjanya alat-alat yang digunakan mengalami
perbaikan secara berkala sehingga meningkatkan prduktifitas pada persoalan produksi.awal mula
teknologi industry dapat ditelusuri dari sumber yang berbeda.
Di Indonesia sendiri teknik industry berawal dari Institut Teknologi Bandung (ITB)
padatanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas
darikondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Profesi sarjana Teknik
mesinmerupakankelanjutan dari profesi pada zaman Belanda. Teknik Mesin pada waktu itu
masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang. Dalam menjalankan
profesi sebagai sarjanaTeknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi,
tantangan utama yangmereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat
diselenggarakan dengan lancar danekonomis. Oleh karena itu diperlukan alternatif bidang
keahlian di dalam pendidikan TeknikMesin diantaranya :Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik
Produksi, Tata Hitung OngkosdanEkonomi Teknik. Teknik produksi berkembang dengan
munculnya mata kuliah baru seperti :Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin
Perkakas, Pengujian Tak Merusak, PerkakasPembantudan Keselamatan Kerja.
Beberapa penemuan teknologi pada masa revolusi industri dapat disebutkan, antara lain
penemuan mesin pintal yang dilakukan oleh James Hargreaves (1765), pengem-bangan water
frame oleh Richard Arkweight (1769), dan mungkin salah satu inovasi terpenting pada masa
revolusi industri adalah ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Hasil inovasi Watt di-percaya
akan memberikan somber tenaga lebih murah, biaya dan harga produksi lebih rendah dan mampu
memperluas pasar. Adam Smith (the wealth of nations, 1776) mengemukakan konsep
perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisien-si penggunaan tenaga-tenaga kerja,
yang menekankan pentingnya spesialisasi. Disiplin ini akhirnya berkembang untuk memenuhi
kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian
serta pengendalian suatu sistem produksi yang luas dan kompleks. Kebutuhan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas merupakan pendorong berdirinya disiplin Teknik Industri