Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH
NAMA : CUT ANNISAZIKRA
NIM : 200205211
KELAS : 2.5 FARMASI
DOSEN MATA KULIAH : ZUHAIRIAH NST.,S.Pd.,M.Si
Medan,05-November -2021
CUT ANNISAZIKRA
( NIM: 200205211 )
2
PERCOBAAN I
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. DASAR TEORI
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal senyawa dengan organik ialah
suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hidrogen,oksigen,nitrogen,sulfur,halogen atau fosfor. Pada awalnya senyawa
karbon ini secara tidak langsung menunjukkan hubungannya dengan sistem
kehidupan. Namun perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak
mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan
senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat
3
dengan cara menguapkan garam ammonium sianat yang merupakan senyawa
anornaik menjadi senyawa organik (Siswoyo,2009).
Zat organik dibagi menjadi 2,yaitu zat organik aromatis yang merupakan
senyawa organik beraroma,secara kimia senyawa ini mempunyai ikatan rantai
yang melingkar, misalnya benzene, toluene. Zat organik non aromatis merupakan
senyawa organik yang tidakberaroma dan secara kimia tidak mempunyai ikatan
rantai yang melingkar, misalnya etana,etanol dan formalin (M. Hidayati dan
Yusrin,2010).
Bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak. Sebagian
besar karbon berubah menjadi gas karbondioksida (CO2), hidrogen menjadi uap
air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral jika dibakar
akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana,
serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga
terbentuk garam anorganik (Arifin,2008).
4
contoh dari pelarut anorganik adalah ammonia,asam sulfat dan sulfuril klorid
fluorid (Wikipedia,2019).
5
Tes paling seerhana untuk mendeteksi nitrogen dalam senyawa organik
tergantung pada kecenderungan senyawa tersebut menhasilkan amoniak, yang
dapat dideteksi dari baunya. Amoniak dapat diuji dengan kertas lakmus merah
basah terhadap asap yang berasal dari pemanasan senyawa yang mengandung
ammonia. Jika ammonia ada, kertas lakmus akan menjadi biru.
NH₃(g) + H₂O(l) ⇄ NH₄⁺(aq) + OH⁻(aq)
1. Alat
2. Bahan
- Etanol - Benzena
6
- CHCl₃ - Kertas lakmus biru dan merah
Prosedur Kerja
1) Tempatkan kira-kira 1 gram urea dalam gelas kimia kecil,
2) Tambahkan10 mL NaOH 3M kocok pelan-pelan dan panaskan tidak sam-
paimendidih.
3) Pindahkan gelas kimia dari pemanasan
4) Amati bau gasyang terbentuk !
5) Tempatkan lakmus biru dan merah pada dindinggelas kimia (panaskan
lagi, bila gas yang terbentuk habis).
6) Amatiperubahan pada kertas lakmus!
Hasil Praktikum
NO Perlakuan Hasil
1. Urea + NaCl dipanaskan dengan Menimbulkan aroma manis yang
suhu tinggi khas seperti wangi vanilla.
7
NO Reaksi Lakmus Biru Lakmus Merah
1. Urea + NaOH Warna lakmus Berubah warna
menjadi pudar dan menjadi warna
berwarna agak pink biru
C. Tes Beilstein
Prosedur Kerja
1) Panaskan ujung kawat tembaga dalam pemanas Bunsen sampaiwarnanya
berubah.
2) Masukkan kawat panas ke dalam larutan HCl 3M, CHCl3, dan KI.
3) Amati perubahan warna yang terjadi !
Hasil Praktikum
8
NO Reaksi Hasil Reaksi
1. Glukosa Warna senyawa gula yang awalnya
putih kristal akan meleleh dan
berubah warna menjadi coklat
kekuning-kuningan ,berbau manis
dan menjadi lengket. Setelah
dipanaskan secara terus menerus
senyawa gula akan memadat dan
berwarna hitam karena
mengandung unsur karbon
2. NaCl Pada awal pemanasan NaCl akan
mencair seperti air, namun setelah
secara terus menerus dipanaskan
larutan NaCl akan menyusut dan
memadat menjadi berwarna agak
kekuningan karena NaCl tidak
mengandung unsur karbon
9
KESIMPULAN
Pada pengujian yang dideteksi dengan basa kuat dan pemanasan senyawa
organik senyawa NaOH merupakan senyawa yang bersifat elektrolit karena dapat
terionisasi menjadi Na+ dan OH-, NaOH adalah elektrolit kuat dari basa kuat.
Sedangkan Larutan urea bersifat non-elektrolit karena tidak terionisasi dalam air.
Percampuran kedua zat ini dengan pemanasan kemudian menimbulkan perubahan
aroma dimana menimbulkan aroma manis seperti vanila dan tetap bersifat basa
setelah dilakukan uji menggunakan kertas lakmus.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/72912225-Laporan-praktikum-kimia-organik-farmasi-
percobaan-i-perbedaan-senyawa-organik-dan-anorganik.html
https://zenodo.org/record/3674241/files/LAPORAN%20PRAKTIKUM%20KIMIA
%20ORGANIK%20I_Nadya%20Rohayati.pdf?download=1#:~:text=Senyawa
%20Anorganik%20biasanya%20berasal%20dari,%2C%20Karbonat%2Cdan
%20Oksida%20Karbon
11
PERCOBAAN II
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
12
menjadi bentuk molekul beberapa senyawa tertentu sehingga lebih mudah
memahami bentuk dan posisi stabil suatu senyawa.
Karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2s orbital inti hampir
tidak pernah terlibat dalam ikatan bergabung dengan tiga orbital 2p membentuk
hibrid sp3.Hibridisasi sp2 misalnya pada senyawa BH 3, boron terletak pada
golongan tiga, karena itu dimulai dengan tiga elektron, tidak terdapat muatan,
karena itu totalnya 6 elektron- 3 pasang. Karena boron membentuk tiga ikatan
maka tidak terdapat pasangan elektron mandiri.Tiga pasang ikatan tertera dengan
sendirinya sejauh mungkin. Semuanya terletak dalam suatu bidang yang memiliki
sudut 120º satu sama lain, yang disebut dengan trigonal planar. Hal ini
membentuk dua ikatan dan karena itu tidak terdapat pasangan elektron mandiri.
Dua pasangan ikatan tertera dengan sendirinya dengan sudut 180º satu sama lain,
karena hal ini sebagai yang paling jauh yang dapat mereka capai. Senyawa
alkohol dan eter, selain ikatan antara karbon terdapat juga ikatan antar karbon dan
oksigen secara langsung.
Penggunaan model molekul dapat menolong dalam memvisualisasikan
berbagai senyawa organik, sehingga struktur tiga dimensi dari tiap molekul dapat
dipahami lebih real.Reaksi kimia pada dasarnya merupakan pemutusan ikatan
pereaksi dan pembentukan kembali ikatan baru. Visualisasi persamaan reaksi
sederhana akan lebih jelas dengan menggunakan model molekul. Dalam latihan
ini, model molekul akan digunakan untuk memberikan pemahaman secara real
tentang struktur tiga dimensi suatu molekul, baik isomer, struktur Haworth
maupun struktur Shawhorse serta reaksi-reaksi kimia organik.
C. ALAT
1. Warna
a) Hidrogen : putih g)Fluorin : hijau kuning
b) Karbon : hitam h)Klorin : hijau terang
c) Nitrogen : biru i)Bromin : hijau
d) Oksigen : merah j)Iodin : hijau gelap
13
e) Silikon : hitam perak k)Fosfor : ungu
f) Sulfur : kuning l)Atom umum : pink
w.Kebalikan sp 2 , abu-abu = 2
a. 2- Metil Heksana
14
2-Metilheksana (C7H16), juga dikenal dengan nama isoheptana,
etilisobutilmetana) adalah isomer dari heptana.
Hasil Praktikum
2-metilheksana
b. 2-Butanol
Hasil Praktikum
15
2-Butanol
c. 2-Butena
2-Butena adalah alkena asiklik dengan empat atom karbon. Ini adalah
alkena paling sederhana yang menunjukkan cis / trans-isomerisme; yaitu, ia ada
sebagai dua isomer geometri cis-2-butene dan trans-2-butene.
Hasil Praktikum
16
d. 1-Propanol
Hasil Praktikum
e. Etilmetileter
17
Methoxyethane, juga dikenal sebagai etil metil eter, adalah eter gas tidak
berwarna dengan obat-seperti bau. Hal ini sangat mudah terbakar, dan inhalasi
yang dapat menyebabkan sesak napas dan pusing. Sebagai dasar Lewis, dapat
bereaksi dengan asam Lewis bentuk garam dan bereaksi keras dengan agen
oksidasi.
Hasil Praktikum
f. 2-Heksena
CH3-CH=CH-CH2-CH2-CH3
Hasil Praktikum
18
g. 2-Metil-2-Heksana
Hasil Praktikum
h. 1-Butuna
19
1-Butuna, juga dikenal sebagai ethylacetylene, adalah alkuna yang sangat
mudah terbakar dan reaktif dengan formula kimia C₄H₆.
Hasil Praktikum
20
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_organik#:~:text=Kimia%20organik
%20adalah%20percabangan%20studi,%2C%20fosfor%2C%20halogen%20dan
%20belerang
https://en.wikipedia.org/wiki/1-Butyne
https://www.google.com/search?
q=2+metil+2+heksena&oq=2+metil+2+heksena&aqs=chrome.0.69i59j0i22i30l
4j0i10i22i30j0i22i30j69i60.4466j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://en.wikipedia.org/wiki/Methoxyethane
https://brainly.co.id/tugas/24491513
21
PERCOBAAN III
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
22
dan interaksi ruang dari suatu bagian molekul dengan bagian molekul lainnya
sangat penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari molekul-molekul
tersebut.Percobaan ini dilakukan penyusunan menggunakan alat peraga molimod
menjadi bentuk molekul beberapa senyawa tertentu sehingga lebih mudah
memahami bentuk dan posisi stabil suatu senyawa.
Penggunaan model molekul dapat menolong dalam memvisualisasikan
berbagai senyawa organik, sehingga struktur tiga dimensi dari tiap molekul dapat
dipahami lebih real. Reaksi kimia pada dasarnya merupakan pemutusan ikatan
pereaksi dan pembentukan kembali ikatan baru. Visualisasi persamaan reaksi
sederhana akan lebih jelas dengan menggunakan model molekul. Dalam latihan
ini, model molekul akan digunakan untuk memberikan pemahaman secara real
tentang struktur tiga dimensi suatu molekul, baik isomer, struktur Haworth
maupun struktur Shawhorse serta reaksi-reaksi kimia organik.
Busur derajat
1. Warna
23
e)Sp3’ hitam perak = 3 f. Sp3’ rose = 3
w.Kebalikan sp 2 , abu-abu = 2
a. Pembakaran Metana
24
Hasil Praktikum
c. Propena + HCl
Hasil Praktikum
25
26
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/bentuk-molekul-dan-definisinya
https://id.wikipedia.org/wiki/Metana#:~:text=Sebagai%20komponen%20utama
%20gas%20alam,salah%20satu%20gas%20rumah%20kaca
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
https://brainly.co.id/tugas/162948
28
PERCOBAAN IV
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. DASAR TEORI
1. Suatu zat sangat larut dalam suatu pelarut jika mempunyai struktur yang sangat
mirip,misalnya alkohol larut dalam air.
2. Suatu senyawa yang memiliki rantai cabang, leih mudah larut dalam pelarut
dari pada rantai lurus isomernya
29
3. Dalam bebrapa deret homolog, anggota yang memiliki jumlah karbon lebih
banyak lebih mendekati sifat hidrokarbonnya.
4. Senyawa yang mempunyai berat molekul tinggi (misalnya polimer) sedikit larut
dalam pelarut inert. Tetapi polimer sering membentuk disperse koloid dalam
pelarut tertentu.
5. Zat cair dan zat padat yang titik lelehnya rendah umunya mudah larut dari pada
zat padat yang titik lelehnyabtinggi dalam pelarut inert.
Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu
tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solute atau
solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogeni. Kelarutan
suatu zat (solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like
senyawa atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang
penjabarannya didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan
dengan tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der
waals (London) atau ikatan elektrostatik yang lain (Anonim, 2012).
Kelarutan sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari
momen dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan tentang
dipol momen saja tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air.
Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang
jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol,
alkohol, aldehida, keton, dll yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat
membentuk ikatan hidrogen dalam air. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi
gaya tarik-menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan
dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan
kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk
dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen
dengan non elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau
hanya dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut
30
dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak
larut dalam pelarut nonpolar (Martin, 1993).
Bahan yang bersifat polar terdiri dari bahan yang bersifat ionik atau
kovalen. Untuk yang non polar umumnya adalah bersifat kovalen. Berdasarkan
polaritas ini maka pelarut-pelarut yang ada di alam juga dapat digolongkan. Hal
ini dapat membantu pemilihan jenis pelarut yang akan digunakan saat akan
melarutkan bahan. Pada bagian berikut disajikan tabel polaritas berbagai jenis
pelarut yang sering digunakan di laboratorium (Iqmal, 2012).
1. Alat
2. Bahan
31
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Kerja
1. Kelarutan dalam n-heksana
- Ambil 0,1 gram atau 0,2 mL senyawa organik yang akan diujikelarutannya
(garam-garam ionik, senyawa hidrokarbon, senyawaalkohol, senyawa ester,
senyawa aldehid, senyawa keton, senyawa asamkarboksilat, senyawa
amida, senyawa amina dan senyawa nitril).
- Masing-masing masukkan dalam tabung reaksi.
- Tambahkan tetes demitetes n-heksana hingga mencapai 3 mL.
- Kocok kuat-kuat setiappenambahan lalu amati kelarutannya (larut, sedikit
larut atau sukar larut) !
32
4. Kelarutan dalam Natrium hidroksida
- Ambil 0,1 gram atau 0,2 mL senyawa organik yang akan diujikelarutannya
(garam-garam ionik, senyawa hidrokarbon, senyawaalkohol, senyawa ester,
senyawa aldehid, senyawa keton, senyawa asamkarboksilat, senyawaamida,
senyawa amina dan senyawa nitril).
- Masing-masing masukkan dalam tabung reaksi.
- Tambahkan tetes demitetes natrium hidroksidahingga mencapai 3 mL.
- kocok kuat-kuat setiappenambahan lalu amati kelarutannya (larut, sedikit
larut atau sukar larut)!
- Perhatikan apabila terjadi kenaikan suhu atau gas yang mungkin dihasilkan.
- Jikapada penambahan NaOH tidak dapat larut, ambillah lapisan atas
denganpipet tetes ke dalam tabung reaksi dan tambahkan HCl encer
hinggapHnya asam.
- Amati perubahan apa yang terjadi !
-
Hasil Praktikum
33
Gambar hasil praktikum
1. Asam Asetat
34
2. Benzena
35
3. Paraffin
a. Paraffin+H2SO4 b. Paraffin+NaOH
c. Paraffin+HCl d. Paraffin+N-Heksana
36
4. N-Heksana
a. N-Heksana+H2SO4 b. N-Heksana+NaOH
c. N-Heksana+HCl
5. Etanol
a. Etanol+H2SO4 b. Etanol+NaOH
37
c. Etanol+N-Heksana d. Etanol+HCl
6. Etilasetat
a. Etilasetat+H2SO4 b. Etilasetat+NaOH
c. Etilasetat+N-Heksana d. Etilasetat+N-Heksana
38
KESIMPULAN
1. Senyawa organik dapat larut dalam pelarut polar dan non polar. Kelarutan
senyawa organik tergantung pada kemampuan senyawa organik untuk
membentuk ikatan hidrogen dengan atom-atom elektronegatif sehingga
dapat larut dalam senyawa polar.
2. Tingkat kelarutan senyawa organik yaitu glukosa > (metanol, etanol, klo-
rofm, asam asetat) > (n-heksan, parafin, minyak goreng) > butanol
39
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/forms/d/1xGQaBxENdjL3VN_5iakTkH8LdHPQ8hc-
vDm2s0tDIlU/edit
40