DISUSUN OLEH :
(22039054)
PERIODE
22 AGUSTUS 2022 – 30 SEPTEMBER 2022
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang paling indah penulis ucapkan selain rasa
syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas nikmat kesehatan dan
kesempatan yang telah diberikan sehingga tim penulis dapat menyelesaikan
Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma perintis Makassar, sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Profesi Apoteker di
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
Laporan ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Program
Studi Profesi Apoteker pada Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam melaksanakan Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Perintis Makassar hingga penyusunan
laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang Tua saya yang selalu mendoakan dan menasehati serta
memberikan dukungan moral maupun materil selama penulis melaksanakan
studi Profesi Apoteker di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
2. Bapak Drs. Apt. H. Sahibuddin A. Gani., selaku Ketua Yayasan Almarisah
Madani Makassar yang telah memberikan segala fasilitas sarana dan
prasarana pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
3. Ibu Dr. Nursamsiar, M.Si., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Makassar
4. Bapak Dr. Apt. Fajriansyah,, M.Si selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
5. Ibu Apt. Sitti Rahimah, S.Si., M.Si selaku Dosen Pembimbing Mahasiswa
PKPA Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi di Apotek Kimia Farma Perintis
Makassar.
6. Bapak Apt. Eko Indriyanto., S.Si selaku Apoteker Penanggung Jawab
Apotek Kimia Farma Perintis.
ii
7. Segenap Dosen-Dosen, dan Staf Program Studi Profesi Apoteker Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi.
8. Para Staf di Apotek Kimia Farma Perintis yang telah berbagi ilmunya,
bimbingan dan motivasi selama PKPA di Apotek Kimia Farma Perintis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan, namun penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membacanya.
Rizka
Puspa Amelia
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
I.1 LATAR BELAKANG PKPA APOTEK........................... 1
I.2 TUJUAN PELAYANAN DI APOTEK............................. 2
I.3 MANFAAT PKPA APOTEK............................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3
II.1 APOTEK (DEFENISI, KETENTUAN UMUM,
PENDIRIAN, SURAT IZIN APOTEK)............................
II.2 TUGAS DAN FUNGSI APOTEKER............................... 5
II.3 PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK............... 5
II.4 SISTEM PENGELOLAAN OBAT, BMHP DAN ALKES 6
II.5 PENGGOLONGAN OBAT PADA APOTEK.................. 12
BAB III PELAYANAN RESEP DI APOTEK ......................................... 19
III.1 CONTOH RESEP.............................................................. 19
III.2 SKRINING RESEP (SKRINING ADMINISTRATIF,
FARMASETIK, DAN PERTIMBANGAN KLINIS).......
III.3 URAIAN OBAT................................................................ 21
III.4 ANALISIS INTERAKSI OBAT....................................... 28
............................................................................................
III.5 ETIKET DAN COPY RESEP........................................... 29
III.6 KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI)............ 31
BAB IV PENUTUP................................................................................... 32
IV.1 KESIMPULAN.................................................................. 32
IV.2 SARAN.............................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 32
iv
LAMPIRAN .................................................................................................. 34
Lampiran 1. Form surat pesanan narkotika
Lampiran 2. Form surat pesanan narkotika
Lampiran 3. Form surat pesanan Psikotropika
Lampiran 4. Contoh laporan penggunaan sediaan mengandung prekursor
v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG PKPA APOTEK
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. (Permenkes RI
No 73, 2016)
Standar Pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik.
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai meliputi
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian
serta pencatatan dan pelaporan, sedangkan untuk Standar pelayanan kefarmasian
untuk farmasi klinik yang dimaksud meliputi pengkajian resep, dispensing,
pelayanan informasi obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah
(Home pharmacy care), pemantauan terapi obat (PTO) dan Monitoring efek
samping Obat (MESO) (Permenkes RI No. 73, 2016).
Apoteker sangat berperan penting dalam sistem pelayanan kesehatan, oleh
karena itu, agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien.
Program Studi Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di bidang
Perapotekan agar dapat membekali calon apoteker dalam pengelolaan apotek
serta pelayanan farmasi klinik dan dapat memahami peran, fungsi, posisi dan
tanggung jawab Apoteker, serta menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman praktis dengan cara turut berpartisipasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam praktik kefarmasian yang dilakukan di Apotek
Kimia Farma Sudiang 578 Makassar. Pelaksanaan PKPA di Apotek Kimia Farma
Sudiang 578 Makassar diselenggarakan mulai dari tanggal 28 Februari 2022
hingga 08 April 2022.
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 APOTEK
1. Defenisi
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apoteker adalah sarjana farmasi yang
telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
Apoteker. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker (PP No.51, 2009).
Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian yang berorientasi
kepada keselamatan pasien. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di
Apotek harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan
terjangkau (Permenkes RI No 73, 2016).
Surat Izin Apotek (SIA) merupakan bukti secara tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota/ Dinas Kesehatan
Setempat kepada Apoteker sebagai izin untuk menyelenggarakan Apotek
(Permenkes No 9, 2017).
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) merupakan bukti dokumen tertulis
yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker
sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian
(Permenkes No 9, 2017).
2. Ketentuan Umum Dan Peraturan Perundang-Undangan
Adapun peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Apotek
adalah:
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922 Tahun 1993 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik.
3
4
4. Konseling;
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
II.4 SISTEM PENGELOLAAN OBAT, BMHP DAN ALKES
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan sesuai undang-undang yang berlaku meliputi meliputi:
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan (Permenkes No. 73, 2016)
1. Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP merupakan
tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun beberapa
metode yang biasa digunakan dalam perhitungan kebutuhan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, yaitu sebagai berikut
(Rusli, 2016) :
a. Metode Konsumsi
Metode konsumsi didasarkan pada data konsumsi sediaan farmasi.
Metode ini sering dijadikan perkiraan yang paling tepat dalam
perencanaan sediaan farmasi. Klinik yang sudah mapan biasanya
menggunakan metode konsumsi. Metode konsumsi menggunakan data
dari konsumsi periode sebelumnya dengan penyesuaian yang
dibutuhkan.
b. Analisis ABC
Analisis ABC bukan merupakan singkatan melainkan suatu
penamaan yang menunjukkan peringkat/rangking dimana urutan
dimulai dengan yang terbaik/terbanyak.
Analisis ABC mengelompokkan item sediaan farmasi berdasarkan
kebutuhan dananya, yaitu:
7
Kelompok A
Kelompok A adalah jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai
rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 70%
dari jumlah dana obat keseluruhan.
Kelompok B
Kelompok B adalah jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai
rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
Kelompok C
Kelompok C adalah jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai
rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 10%
dari jumlah dana obat keseluruhan.
c. Analisis VEN
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana sediaan
farmasi yang terbatas dengan mengelompokkan sediaan farmasi
berdasarkan manfaat tiap jenis sediaan farmasi terhadap kesehatan.
Semua jenis sediaan farmasi yang tercantum dalam daftar sediaan
farmasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berikut:
Kelompok V (Vital)
Kelompok V merupakan sediaan farmasi yang mampu
menyelamatkan jiwa (life saving). Contoh: obat shock anafilaksis
Kelompok E (Esensial)
Kelompok E merupakan sediaan farmasi yang bekerja pada sumber
penyebab penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan. Contoh:
Sediaan farmasi untuk pelayanan kesehatan pokok (contoh: anti
diabetes, analgesik, antikonvulsi). Sediaan farmasi untuk mengatasi
penyakit penyebab kematian terbesar.
Kelompok N (Non Esensial)
8
c. Obat Keras
Obat keras ialah obat beracun yang mempunyai khasiat mengobati,
menguatkan, mendesinfektan tubuh manusia. Obat ini berada sebagai
substansi maupun bukan. Oleh karena sifatnya , obat golongan ini hanya
diperoleh di apotek dengan resep dokter. Selain itu , apoteker tidak
melayani pengulangan atau resep yang berisi obat golongan ini. Contoh
obat keras adalah asam mefenamat.
g. Obat Prekursor
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan
kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk
keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk
ruahan, dan produk jadi yang mengandung ephedrine, pseudoephedrine,
norephedrine / phenylpropanolaminee, ergotamin, ergometrine, atau
Potasium Permanganat. Contoh obat Prekursor ialah Rhinos SR.
Penandaan Jamu
(Sumber :BPOMNo. HK.00.05.41.1384)
Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil,
atau cairan. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis,
tetapi cukup dengan bukti empiris. Walaupun demikian, jamu harus
memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu hanya dapat
dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan yang
dialami seseorang bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Contohnya
yaitu Batugin elixir, Buyung Upik, Gemuk Sehat, Kuldon, Kuku Bima, Rapet
Wangi, Selangking Singset, Susut Perut, Tuntas.
Penandaan Fitofarmaka
(Sumber : BPOM No. HK.00.05.41.1384)
18
BAB III
Farmasetik
Dalam wadah
Dalam wadah
Dalam wadah
pseudoefed
rin 60 mg tertutup rapat, pada
Tremenza Tablet Kompatibel
triprolidin suhu 20 °C−25 °C
2,5 mg
Dalam wadah
Dalam wadah
Dalam wadah
- suhu 20°C−25 °C
c. Pengembangan Klinis
Untuk resep pertama Erysanbe chew adalah obat yang mengandung Erytromicyn 250
mg merupakan obat antibiotik golongan makrolida diminum setelah makan. Histapan adalah
obat anti alergi yang mengandung mebhidrolin 50 mg. Tremenza mengandung
Pseudoefedrin 60 mg dan Tripolidin Hcl 2,5 mg diindikasikan untuk flu karena alergi pada
saluran pernafasan. Erdostein adalah golongan obat mukolitik pada gangguan saluran
pernafasan. Salbutamol adalah obat antiasma. Konicort obat yang mengandung
Triamcinolone 4 mg yang merupakan obat anti peradangan golongan kortikosteroid.
Berdasarkan resep yang diberikan pasien mengalami batuk pilek yang disertai sesak
yang disebabkan karena adanyan alergi
2. Histapan
a. Kandungan (MIMS, 2022)
Mebhidrolin napadisylate 50 mg
b. Indikasi (MIMS,2022)
anti alergi
c. Kontraindikasi (MIMS, 2022)
Serangan asma akut, Bayi prematur
d. Farmakologi (MIMS,2022)
Bekerja degan cara memblok aksi histamine (mediator alergi) pada reseptor H1,
sehingga terjadi penghambatan reaksi inflamasi dan gejala alergi.
e. Dosis dan Aturan Minum(MIMS,2022)
Dewasa 100-300 mg/hari. Anak 6-12 tahun 100-200 mg/hari, diberikan terbagi dalam
2 dosis.
f. Interaksi Obat(MIMS,2022)
Alkohol, SSP depresan, antikolinergik, MAOI
g. Efek samping
Sedasi, gangguan gastrointestinal, efek antimuskarinik, hipotensi, kelemahan otot,
tinnitus, euphoria, sakit kepala, stimulasi SSP, alergi, gangguan darah
23
4. Erdostein
a. Nama dagang
Vestein, ertusin, edopect, vectrin, edotin, erdobat, erdomex, ertusin (MIMS,2022).
b. Indikasi
Mukolitik, pengencer dahak, untuk gangguan saluran pernafasan akut maupun kronik.
(MIMS, 2022)
c. Kontraindikasi
Sirosis hati, defesiensi enzim sistationin sintase, gagal ginjal berat, hipertiroid,
gastritis, pembesaran prostat, tukak peptic aktiv. (MIMS,2022).
d. Farmakologi
Memutuskan ikatan ikatan disulfide glikoprotein lendir sehingga mengurangi
konsistensi lendir.(Medscap, 2022)
e. Dosis dan Aturan Minum (MIMS,2022)
Dewasa : 2-3 kali 1 kapsul per hari, anak-anak dengan BB >30 Kg 10 mL2 kali
sehari. (mimis, 2022).
f. Efek samping
Mual, muntah, kulit ke,merahan dan gatal, nyeri perut, gagguan pengecapan,
sakit kepala, menggigil, sesak nafas. (MIMS,2022)
g. Peringatan dan perhatian
Penggunaan pada pasien dengan ganguan hati ringan dosis yang diberikan tidak
boleh >300 mg/hari, kehamilan dan laktasi. (MIMS,2022).
5. Salbutamol
a. Nama dagang
Salbuven, Lasal, Astharol, Azmacon, Fartolin, (MIMS, 2022).
b. Indintrikasi
Pengobatan gangguan pernafasan, asma bronkila, bronchitis kronis, emfisema.
(MIMS, 2022).
c. Kontraindikasi
25