Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI UNTUK PENDAPATAN PAJAK BAGI

PEMERINTAH KABUPATEN ATAU KOTA

Kelompok 4
Mirna (2020310051)
Raihanah (2020310054)
Marwan (2020310061)
Rizky Yuniar Sari (2020310062)
Siti Amelia Rohmah (2020310073)
Sri Wahyuni (2020310074)
Dospem : Jumirin Asyikin, Dr., S.E., M.Si., Ak., CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANJARMASIN

TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 2


BAB 1 ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 3
A. Pendapatan perpajakan ...................................................................................................................... 3
B. Pajak pusat dan pajak daerah ............................................................................................................. 3
C. Struktur Pendapatan Kabupaten Atau Kota Dari Sumber Pajak ....................................................... 3
D. Aspek pengukuran pajak.................................................................................................................... 4
E. Jenis pajak kabupaten atau kota ......................................................................................................... 4
F. Definisi pendapatan ........................................................................................................................... 6
KESIMPULAN.............................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 9

2
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Pendapatan perpajakan
Adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi pendapatan perpajakan yang
dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.

→ Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

→ Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

→ Pemerintah daerah dalam hal ini otoritas perpajakan di daerah dalam menjaga
terlaksananya pemungutan pajak daerah secara tertib administrasi berhak juga
mengenakan sanksi administrasi berupa denda, bunga, dan/atau kenaikan.

→ Pada pemerintah daerah sanksi perpajakan merupakan Penerimaan Lain-Lain PAD


yang Sah.

B. Pajak pusat dan pajak daerah


Ditinjau dari kewenangan pemungutan pajak, jenis pajak dibagi menjadi dua,
yaitu pajak pusat dan pajak daerah.
1) Pajak Pusat adalah pajak yasng kewenangannya berada pada pemerintah
pusat.Jenis pajak ini adalah, pajak penghasilan(PPh), Pajak Pertambahan Nilai atas
barang dan jasa (PPN), Pajak Penghasilan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea
materai dan cukai.
2) Pajak Daerah adalah yang kewenangan pemungutannya berada pada pemerintah
provinsi mapun kabupaten atau kota.kewenangan ini diatur melalui UU Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

C. Struktur Pendapatan Kabupaten Atau Kota Dari Sumber Pajak


Pada prinsipnya sumber pendapatan pemerintah kabupaten atau kota yang berasal
dari pajak daerah dikategorikan menjadi tiga sumber, yaitu 1) Penerimaan pajak dari
bagi hasil pajak pusat, 2) Penerimaan pajak yang merupakan bagi hasil dari pajak

3
provinsi, dan 3) Penerimaan pajak kabupaten atau kota yang berasal dari kewenangan
untuk memungutnya dan penerimaan pajak dari bagi hasil pajak pusat.

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang pertimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada Pasal 11c disebutkan bahwa jenis
pajak yang akan dibagi hasilkan kepada pemerintah daerah, meliputi: 1)Pajak
Penghasilan (PPh), dan Pajak Penghasila pasal 21 yaitu dari PPh pasal 25dan pasal 29
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh pasal 21,kabupaten atau kota akan
menerima sebesar 60% dari total proporsi sebesar 20% yang menjadi bagian daerah.

D. Aspek pengukuran pajak


Tarif pajak PPh terutang akhir tahun pemerintah pusat sesuai UU tentang PPh,
amandemen UU dan peraturan pelaksanaan & peraturan perubahan tarif PPh.

Untuk PPh terutang tidak final akhir tahun, seluruh penghasilan WP diakui pada
laporan laba-rugi tahunan atau laba berbasis akuntansi komersial versi SAK IAI, lalu
dikoreksi fiskal untuk memperoleh Penghasilan Kena Pajak. Pnghasilan Kena Pajak
dan tarif PPh sesuai Psal 17 menjadi dasar perhitungan PPh terutang.

Perhitungan PPN harus dibayar dengan perhitungan dilakukan dengan mencari


selisih utang PPN wajibpajak (PPN Keluaran) dan piutang PPN wajibpajak (PPN
Masukan), selisih positif utang dan piutang PPN adalah PPN yang harus dibayar
wajib pajak. Bila pada perhitungan bulanan didapati bahwa piutang PPN lebih besar
dibanding utang PPN, pemerintah wajib melakukan kompensasi atau membayar
restitusi (pengembalian pajak), sebaliknya WP mendapat kompensasi atau restitusi
atas selisihnya.

E. Jenis pajak kabupaten atau kota


1. Pajak Hotel, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

2. Pajak Restoran, Objek Pajaknya adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran,
meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh
pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

3. Pajak Hiburan, Objek Pajaknya adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan


dipungut bayaran.

4. Pajak Reklame, objeknya adalah semua penyelenggaraan reklame. Dasar


pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame.

4
5. Pajak Penerangan Jalan, objeknya adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.

6. Pajak Mineral Bukan Logam, adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral
bukan logam dan batuan.

7. Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat Parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu
usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

8. Pajak air tanah, objeknya adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah

9. Pajak sarang burung walet, adalah pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang


Burung Walet.

10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas
tanah dan/atau bangunan.

Pemerintah Provinsi mengelola :

 Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaran di Atas Air

 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaran di Atas Air

 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

 Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

 Pajak Rokok

Terdapat dua rumpun pendapatan pajak versi SAP, yaitu pendapatan


LO pajak dan pendapatan LRA pajak. Pendapatan pajak LO berbasis akrual, pendapatan
pajak LRA berbasis kas sesuai APBN/D berbasis kas. Makalah terfokus pada akuntansi
umumnya, LO khususnya, lebih khusus lagi tentang pendapatan LO perpajakan.

Pendapatan pajak LO terbagi atas pendapatan pajak pemerintah pusat cq Direkorat


Pajak dan Direktorat Bea Cukai – Departemen Keuangan, pajak Provinsi dan Pajak
Kabupaten/Kota.

5
Berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai tidak
dapat didesentralisasi menjadi pajak daerah, sebagian pajak lain dapat diperlakukan
sebagai pajak provinsi, kabipaten dan kota. Berbasis konsep daerah otonom, karakteristik
Pajak Daerah adalah:

 Pajak daerah dapat berasal dari pajak asli daerah maupun pajak Negara yang
diserahkan kepada Daerah sebagai Pajak Daerah
 Pajak daerah dipungut oleh daerah terbatas di dalam wilayah administratif yang
dikuasainya.
 Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai urusan rumah tangga
daerah atau untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum.
 Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan Peraturan Daerah
(Perda), maka sifat pemungutan pajak daerah dapat dipaksakan kepada masyarakat
yang wajib membayar dalam lingkungan kekuasaannya.

F. Definisi pendapatan
Agar dapat diakui sebagai pendapatan maka pendapatan dari pajak dalam bentuk
bagi hasil maupun pemungutan langsung harus memenuhi definisi sebagai
pendapatan. PSAP Nomor 1 tentang penyajian laporan keuangan mendifinisikan
pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum Negara atau daerah yang
menanbah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Rekening
kas umum Negara atau daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah
yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. Ekuitas
dana lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.

6
KESIMPULAN
Pajak pusat dan pajak daerah Ditinjau dari kewenangan pemungutan pajak, jenis pajak
dibagi menjadi dua, yaitu pajak pusat dan pajak daerah.

1) Pajak Pusat adalah pajak yasng kewenangannya berada pada pemerintah pusat.Jenis
pajak ini adalah, pajak penghasilan(PPh), Pajak Pertambahan Nilai atas barang dan jasa
(PPN), Pajak Penghasilan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea materai dan cukai.

2) Pajak Daerah adalah yang kewenangan pemungutannya berada pada pemerintah


provinsi mapun kabupaten atau kota.kewenangan ini diatur melalui UU Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

Struktur Pendapatan Kabupaten Atau Kota Dari Sumber Pajak Pada prinsipnya sumber
pendapatan pemerintah kabupaten atau kota yang berasal dari pajak daerah dikategorikan
menjadi tiga sumber, yaitu 1) Penerimaan pajak dari bagi hasil pajak pusat, 2)
Penerimaan pajak yang merupakan bagi hasil dari pajak provinsi, dan 3) Penerimaan
pajak kabupaten atau kota yang berasal dari kewenangan untuk memungutnya dan
penerimaan pajak dari bagi hasil pajak pusat.

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang pertimbangan Keuangan antara Pemerintah


Pusat dan Pemerintah Daerah pada Pasal 11c disebutkan bahwa jenis pajak yang akan
dibagi hasilkan kepada pemerintah daerah, meliputi: 1)Pajak Penghasilan (PPh), dan
Pajak Penghasila pasal 21 yaitu dari PPh pasal 25dan pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri dan PPh pasal 21,kabupaten atau kota akan menerima sebesar 60% dari
total proporsi sebesar 20% yang menjadi bagian daerah.

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.

Pemerintah Provinsi mengelola : Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaran di Atas Air,
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaran di Atas Air, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor , Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan , Pajak Rokok

Pendapatan pajak LO terbagi atas pendapatan pajak pemerintah pusat cq Direkorat Pajak
dan Direktorat Bea Cukai – Departemen Keuangan, pajak Provinsi dan Pajak
Kabupaten/Kota.

7
Berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai tidak dapat
didesentralisasi menjadi pajak daerah, sebagian pajak lain dapat diperlakukan sebagai
pajak provinsi, kabipaten dan kota.

Berbasis konsep daerah otonom, karakteristik Pajak Daerah adalah: 1. Pajak daerah dapat
berasal dari pajak asli daerah maupun pajak Negara yang diserahkan kepada Daerah
sebagai Pajak Daerah 2. Pajak daerah dipungut oleh daerah terbatas di dalam wilayah
administratif yang dikuasainya.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ksap.org/sap/pendapatan-pajak-lo/

https://bpkad.cimahikota.go.id/akunpedia/lampiran27

Anda mungkin juga menyukai