16 OKTOBER 2017
I. PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari rangkaian proses
pembelajaran pada suatu pelatihan bagi ASN, karena tahap ini dianggap sebagai
bentuk pengkayaan dari seluruh materi yang selama ini telah diperoleh di dalam
kelas.
Tujuan kegiatan PKL ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta latih
untuk meningkatkan pemahaman bagaimana nantinya seorang dokter dan
perawat dapat melakukan deteksi dini dan penatalaksanaan gangguan jiwa dan
memberikan asuhan keperawatan pada pelayanan pasien dengan gangguan jiwa
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Setelah selesai melakukan Praktik Lapangan, peserta latih diharapkan
mampu melakukan deteksi dini, penatalaksanaan, asuhan keperawatan serta
rujukan kasus gangguan jiwa di FKTP.
Adapun hal yang hendak dicapai peserta latih yaitu :
1. Melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa
2. Melakukan wawancara psikiatrik dan komunikasi terapetik
3. Melakukan penegakan diagnosis dan penatalaksanaan serta asuhan
keperawatan gangguan ansietas, gangguan depresi, gangguan psikotik,
gangguan perkembangan dan gangguan perilaku pada anak, demensia pada
lansia.
4. Melakukan Penatalaksanaan Kegawatan Psikiatrik.
Dalam kegiatan PKL ini memberikan kesempatan kepada para peserta latih
dalam membandingkan kenyataan dari hasil yang diperoleh di lapangan terhadap
teori yang telah dipelajari, sehingga peserta latih lebih terampil dalam
memberikan pelayanan pada pasien gangguan jiwa di tempatnya masing-
masing.
1. Mood : cemas
2. Afek : ekspresi sesuai isi pikiran
Fungsi Kognitif :
Gangguan Persepsi :
Proses Berpikir :
1. Arus pikiran
Produktivitas baik
Kontinuitas relevan dan koheren
2. Isi pikiran
Waham tidak ada
D. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Hipertensi kronik
Rasa tidak nyaman di dada (overaktivitas otonom)
Rasa tidak nyaman di ulu hati (overaktivitas otonom)
nyeri tengkuk (ketegangan fisik/motorik)
ketegangan otot (ketegangan fisik/motorik)
sulit tidur
Psikologis
Khawatir dan cemas (ketegangan mental)
Tegang (ketegangan mental)
Bicara tergesa-gesa (ketegangan mental)
Sosial
Membatasi pertemanan
E. DIAGNOSIS
Hipertensi
Gangguan Ansietas
F. TERAPI :
Farmakologis : Amlodipine 1x10mg
Amitriptilin 1x12,5mg
Diazepam 1x 2mg
G. EDUKASI
1. Diet rendah garam, pola hidup sehat
2. Mendorong pasien untuk curhat kepada orang yang dipercaya dan
membuka interaksi dengan teman sebanyak-banyaknya.
3. Olahraga teratur dan melakukan kegiatan yang disenanginya (hobi)
4. Memperbanyak berdoa untuk memohon diberikan kesembuhan terhadap
penyakitnya dan diberikan ketenangan bathin
5. Kontrol Rutin dan edukasi kepatuhan mengkonsumsi obat rutin
6. Relaksasi dengan teknik nafas lambat secara rutin
ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Senin, 16 Oktober 2017 S:
Pukul 10.30 WIB 1. Pasien mengatakan sering tertekan
perasaannya
Data : 2. Pasien sering merasa rasa takut
1. Pasien mengatakan sering tertekan serta tegang
perasaannya 3. Pasien kesulitan tidur
2. Pasien sering merasa rasa takut 4. Pasien tampak tergesa-gesa dan
serta tegang ingin menyudahi percakapan
3. Pasien kesulitan tidur 5. Pasien nampak gelisah
4. Pasien tampak tergesa-gesa dan 6. Pasien sudah 5th berobat ke RSUD
ingin menyudahi percakapan Wirosaban.
5. Pasien nampak gelisah 7. Obat pasien tidak rutin diminum
6. Pasien sudah 5 tahun berobat ke 8. Pasien mengatakan malas minum
RSUD Wirosaban. obat
7. Obat pasien tidak rutin diminum 9. Perhatian pasien berkurang sehingga
8. Pasien mengatakan malas minum saat diajak berbicara konsentrasinya
obat kurang
9. Perhatian pasien berkurang sehingga
saat diajak berbicara konsentrasinya O:
kurang 1. Pasien dapat mempraktekkan
10. TD 140/80mmHg, nadi 76 x/menit, relaksasi napas dalam
suhu 36ºC,RR 20x/menit 2. Pasien cukup kooperatif dalam
Diagnosa Keperawatan : menyampaikan
Gangguan kecemasan hal yang dipikirkan
Tindakan ke Pasien : A:
1. Berkenalan dengan pasien 1. Gangguan kecemasan mulai teratasi
2. Membantu pasien mengenal cemas
3. Melatih pasien relaksasi napas dalam P:
4. Melatih pasien mengatasi cemas 1. Anjurkan kepada pasien untuk minum
dengan cara spiritual obat secara teratur
5. Melatih pasien rasa cemas dengan 2. Menganjurkan kepada pasien agar
patuh minum obat mengulangi relaksasi napas dalam
6. Anjurkan pasien untuk melakukan dirumah
kegiatan, seperti menonton film
komedi, kartun, membaca novel
7. Berbicara dengan orang lain yang
dipercayai (sosial)
Data Subjektif :
Pasien mengungkapan rasa khawatir, cemas,
takut, was-was akan terjadi sesuatu
Data Objektif :
1. Pasien tergesa-tergesa dan ingin
menyudahi percakapan
2. TD 140/90, nadi 88, suhu 36ºC,R 25
RTL :
1. Latih relaksasi napas dalam dengan
teratur
2. Obat diminum secara teratur
Perawat,
(Karni Setiani, AMK)
Evaluasi Objektif :1. Coba bapak ulangi kembali relaksasi napas dalam yang saya ajarkan?
KESIMPULAN :
1. Pada Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Deteksi Dini dan
Penatalaksanaan Gangguan Jiwa di Puskesmas Gondomanan kami
menemukan kasus Gangguan Kecemasan dengan Hipertensi.
2. Pada Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Deteksi Dini dan
Penatalaksanaan Gangguan Jiwa, kami mendapatkan gambaran tentang
kondisi secara umum pasien dengan Gangguan Jiwa dan
Penatalaksanaannya di Puskesmas Gondomanan.
3. Pada Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Deteksi Dini dan
Penatalaksanaan Gangguan Jiwa, kami membandingkan dan menerapkan
teori dengan praktek pada kasus Gangguan Kecemasan, sehingga kami
mendapatkan pemahaman baru, ketrampilan baru, baik cara diagnosis,
tatalaksana pasien, sistem rujukan, dan asuhan keperawatan di Puskesmas
Gondomanan.
SARAN :