Anda di halaman 1dari 1

Brien dan Brandt (dalam Nik Aziz Nik Pa, 1997) mendefinisikan konstruktivisme

sebagai suatu pendekatan pengajaran berdasarkan kepada penyelidikan tentang bagaimana


manusia belajar, yaitu setiap individu membangun pengetahuannya dan bukan hanya
menerima pengetahuan dari orang lain.

Sedangkan Briner (dalam Olivier,1999) menyebutkan bahwa dalam konstruktivisme,


peserta didik membangun pengetahuan mereka dengan menguji ide dan pendekatan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya yang sudah ada, mengaplikasikannya
kepada situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan ilmu
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Pada dasarnya, ide pokok teori pembelajaran konstrutivisme adalah peserta didik
secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Belajar merupakan kerja mental aktif,
bukan menerima pengajaran dari pengajar secara pasif. Dalam kerja mental peserta didik
tersebut, pengajar memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan
berpikir, melayani sebagai pelatih atau model, namun peserta didik tetap merupakan kunci
pembelajaran. (Woolfolk, dalam Wilson, 1995) Oleh karenanya, peranan pengajar
merupakan faktor penting yang dapat memobilisasi segala faktor lain sehingga terjadi proses
pembelajaran yang intensif,dinamis, dan optimal, bukan hanya sebagai penyaji "pengetahuan
jadi" dan direct instruction.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model konstruktivisme dalam pembelajaran adalah


suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang
dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator
pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa
mengorganisasi pengalaman mereka

Anda mungkin juga menyukai