A. Pendahuluan
Sistem ini sangat berperan dalam menjaga hemeostatis (keseimbangan) tubuh dengan
cara osmoregulasi, yaitu mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam
cairan sel atau cairan tubuh. (Diah Aryulina, 2004)
Fungsi kunci sebagian besar sistem ekskresi adalah filtrasi (penyarigan cairan tubuh
dengan bantuan tekanan, yang menghasilkan suatu fltrat) dan produksi urin dari filtrat dengan
cara reabsorbsi (pengambilan kembali zat-zat terlarut yang berharga dengan filtrat) dan
sekskresi (penambahan toksin dan zat terlarut lainnya dari cairan tubuh ke filtrat). (Campbell,
jilid 3 edisi 5 tahun 2004).
Alat-alat ekskresi yang ada pada manusia adalah kulit, paru-paru, hati dan ginjal.
Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat, keringat terdiri atas air dan garam-garam
mineral serta sedikit sampah buangan. Seperti urea, asam urat dan amonia. Paru-paru yang
mensekresikan materi berupa sisa metabolisme CO2 dan uap air. Proses pengeluaran CO2 dan
H2O dari sel-sel tubuh. Jaringan ke paru-paru ini melalui suatu proses nberantai yang cukup
kompleks yang disebut pertukaran klorida. Hati berfungsi sebagai kelenjar ekskresi karena
dapat menetralkan zat-zat racun yang selanjutnya harus dibuang. Sebagai kelenjar ekskresi
hati mengeluarkan dua fungsi penting yaitu mentralisasi sisa metaboisme protein menjadi
urea yang kemudian di ekskresikan melalui urine dan merombak sel-sel darah merah yang
telah tua menjadi bilirubin yang kemudia di ekskresikan melalui feses. Ginjal merupakan alat
ekskresi utama pada vertebrata, termasuk manusia. Metabolisme dibuang melalui ginjal
adalah urine yang mengandung air, garam-garam dan limbah yang mengandung nitrogen.
Dengan produksinya urine maka ginjal kita akan mempertahankan volume dan komposisi
darah / cairan tubuh serta mempertahankan keseimbangan air, elektrolit dan PH tubuh (Eva
Latifah, 2005)
1. Sistem ekskresi pada hewan invertebrata, diantaranya :
a. Sistem ekskresi pada protozoa
Pada protozoa, mengeluarkan sisa-sisa metabolisme melalui membran sel.
b. Sistem ekskresi pada cacing pipih
Contohnya pada planaria alat ekskresinya disebut sel-sel api atau flame cell.
c. Sistem ekskresi annelida
Cairan tubuh berupa zat sisa seperti air, senyawa nitrogen, ditampung dalam
kantung kemih lalu dikeluarkan melalui lubang nefridium (nefridiafora).
d. Sistem ekskresi serangga
Semisal alat ekskresi pada serangga adalah pembuluh malpighi.
2. Sistem ekskresi pada hewan vertebrata, diantaranya :
a. Sistem ekskresi pada ikan
Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal ofistonefros yang
membentuk memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan
seperti ikan mas, saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu disebut
saluran urogenital yang terletak di belakang anus, ikan-ikan lain mempunyai
kloaka.
b. Sistem ekskresi pada amfibi
Alat ekskresi berupa sepasang kiri dan kanan, warnanya merah kecoklatan,
bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat sisa yang diambil oleh ginjal
akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong
berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk
menyimpan urine sementara, muara saluran urine, saluran kelamin, dan saluran
pencernaan akan menyatu disebut kloaka.
c. Sistem ekskresi pada reptil
Alat ekskresi pada reptil adalah ginjal metanefros.
d. Sistem ekskresi pada burung
Alat ekskresi berupa paru-paru ginjal dan kulit. Burung ginjal berhumlah sepasang
berwarna cokla. Saluran kemih, saluran ekskresi dan saluran pencernaan menyatu
dan mermuara pada kloaka. Burung tidak mempunyai kantong urine, urine yanf
dihasilkan ginjal langsung bercampur dengan sisa pencernaan di kloaka (file
directory UPI, 2012).
B. Alat dan Bahan
NO Alat Bahan
1. Papan bedah Alkohol 70% / eter
2. Alat bedah (pinset, tangkai, daun pisau Hewan yang akan dibedah (ikan,
bedah, paku bedah bertangkai dan katak, tikus, burung)
jarum bedah bertangkai)
3. Kapas
4. Tisue
5. Tas kresek
6. Alat tulis
7. Tustle (handphone/kamera)
8. Jarum
9. Kaos tangan karet/masker
10. Jas praktikum
C. Cara Kerja
Setelah hewan pinsan lalu letakan pada papan bedah, kemudian pada tangan dan ikan
(ujung-ujungnya) menggunakan jarum pentul agar tidak bergeser saat dibedah.
Selanjutnya hewan siap dibedah, bila ikan maka pembedahannya dimulai dari penutup
insang bagian bawah hewan kemudian dilanjutkan sampai sirip belakang
Pada bagian peunutup, insang digunting ke arah samping sampai separuh tubuh ikan,
kemudian digunting dan dibuka dan jarum pentuli
Source: http://
daengmatterru.blogspot.com/
2012/03/sistem-ekskresi-pada-
hewan.html
Gambar 7. Paru-paru Sebagai hewan daratan,
katak menggunakan paru-
paru untuk bernapas.
Paru-parunya terdiri dari
dua buah kantung
berdinding tipis.
Source:
http://www.sentra-edukasi.com/
2011/08/sistem-pernapasan-katak-
amphibia.html
E. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa proses
metabolisme tubuh meliputi proses menghasilakan energi dan zat yang berguna bagi tubuh.
Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat
ini harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-
zat sisa dari dalam tubuh disebut ekskresi. Dalam proses ekskresi ada beberapa bagian tubuh
yang mempunyai fungsi penting antara lain kulit, paru-paru, hati dan ginjal. Perbedaan
mencolok dari semua hewan yang dibedah pada praktikum ini adalah pada kulit dan struktur
kulit hewan-hewan tersebut. Seperti misalnya pada hewan amfibi semisal katak, yaitu
memiliki kulit berlendir, sedangkan ikan memiliki kulit bersisik. Kulit burung ditutupi oleh
bulu-bulu, sedangkan kulit tikus ditutupi oleh rambut-rambut halus.
F. Daftar Pustaka
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasiona
Latifah, Eva Hanum dkk. 2005. Biologi 2. Bandung: ROSDA
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu
untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Team Pengajar. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Struktur Hewan. Bandung: Program Studi
Pendidikan Biologi UIN SGD