Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BUDIDAYA IKAN NILA

DI SUSUN OLEH :

ELIYANI SULASTERI

XI MIPA 1

GURU PEMBIMBING SRI NOVTI

SMA Negeri 1 Seluma


Dinas Pendidikan Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten
Seluma, Provinsi Bengkulu
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,akhirnya
Laporan tentang Budidaya Ikan Nila ini dapat diselesaikan .

Laporan ini ditulis dengan maksud untuk meningkatkan kegemaran masyarakat mengonsumsi
ikan,karena telah terbukti bahwa mengomsumsi ikan akan berdampak positif bagi kesehatan.

Setelah masyarakat suka mengonsumsi ikan,sebagai akibatnya adalah permintaan ikan akan
meningkat sehingga harus diimbangi dengan peningkatan produksi .Yang pada
akhirnya,diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat atau paling tidak
membudidayakan ikan menjadi alternatif untuk mendapat penghasilan.

Penelitian menyadari karya ilmiah ini disusun sesederhana mungkin dan jauh dari
sempurna.Untuk itu,diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini.Peneliti berharap semoga laporan ini bermaanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH

a.Bagaimana cara membudidayakan ikan nila...........................................................1

b.Apa saja sarana dan prasarana pembudidayaan ikan nila........................................1

c. Apa saja sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan nila..............1

C.TUJUAN

a.Untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakan ikan nila.............................1

b. Untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana budidaya ikan nila...................1

c. Untuk mengetahui apa saja sumber daya yang dibutuhkan

dalam usaha budidaya ikan......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Cara Pembudidayaan ikan nila..................................................................................2

B. Sarana dan Prasarana Pembudidayaan ikan nila.......................................................5

C. Sumber Daya yang dibutuhkan dalam usaha Budidaya ikan nila.............................6

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan..............................................................................................................7

B. Saran........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara genetik ikan nila GIFT ( Genetic Improvement for Farmed Tilapia ) telah
terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lehih tinggi dibandingkan
dengan jenis ikan nila lain. Selain itu, ikan nila mempunyai sifat omnivora, sehingga dalam
budidayanya akan sangat efisien, dalam biaya pakannya rendah. Padahal Komponen biaya
pakan dalam usaha budidaya mencapai 70% dari biaya produksi. Sebagai perbandingan nilai
efisiensi pakan atau konversi pakan ( Food Conversion Ratio ), ikan nila yang dibudidayakan
di tambak atau karamba jaring apung adalah 0,5 - 1,0 ; sedang ikan mas sekitar 2,2 - 2,8.

Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi akan selalu jauh
berbeda, nila jantan 40% lebih cepat dari pada nila betina. Disamping itu, yang betina
apabila sudah mencapai ukuran 200 g pertumbuhannya semakin lambat, sedangkan yang
jantan tetap tumbuh dengan pesat. Hal ini akan menjadi kendala dalam memproyeksikan
produksi. untuk mengantisipasi kendala ini, saat ini sudah dilakukan proses jantanisasi atau
membuat populasi ikan menjadi jantan semua ( S e x-reversal ) yaitu dengancara pemberian
hormon 17 Alpa methyltestosteron selama perkembangan larva sampai umur 17 hari.

Pembenihan ikan nila dapat dilakukan secara massal di perkolaman secara terkontrol (
pasangan ) dalam bak-bak beton. Pemijahan secara massal ternyata lebih efisien, karena
biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil dalam memproduksi larva untuk jumlah yang
hampir sama.

Pembesaran ikan nila dapat dilakukan di kolam, karamba jaring apung atau di tambak.
Budidaya nila secara monokultur di kolam rata-rata produksinya adalah 25.000 kg/ha/panen,
di karamba jaring apung 1.000 kg/unit (50 m2)/panen (200.000 kg/ha/panen), dan di tambak
sebanyak 15.000 kg/ha/panen.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membudidayakan ikan nila?

2. Apa saja sarana dan prasarana pembudidayaan ikan nila?

3. Apa saja sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan nila?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakan ikan nila

2. Untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana pembudidayaan ikan nila
3. Untuk mengetahui apa saja sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan nila

BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Pembudidayaan Ikan Nila


Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar,dan ikan nila menjadi ikan peliharaan
yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai danau
Indonesia.Cara budidaya ikan nila yang telah terbukti dapat meningkatkan hasil panen.Ikan
nila termasuk ikan pemakan segalanya.Pada umumnya makanan ikan nila merupakan
plankton dan tumbuhan air yang hidup di sekitar,jadi biaya pakan untuk ikan nila ini relatif
lebih rendah jika dibandingkan dengan budidaya ikan yang lain.

Berikut adalah tahapan cara budidaya ikan nila:

1. Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk


pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan
media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa
hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200
gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-
masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang
berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

2. Pembenihan

Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam
pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang
kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan
air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing - masing
200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti
anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan
perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun
dapat masuk ke dalam kolam.

Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan
jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan
berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam
sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan
pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi,
sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.

Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan
larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva.
Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan
bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ),
induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan
diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.

Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina


mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan
induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang
terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3.
Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva
yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

3. Penebaran Benih

Setelah kolam dinyatakan sudah siap, lalu dilakukan penebaran benih nila dengan
ukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 10-15 ekor/m2. Untuk kolam ukuran 100 m2 dapat
ditebari benih 1.000 ekor. Benih yang dipilih benar-benar sehat dengan ciri-ciri : warna cerah,
gerakannya lincah dan tidak sakit. Agar benih tidak menderita stress oleh perbedaan suhu
udara dan air. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari. Penebaran pada siang hari
dapat membahayakan keselamatan benih.

Penebaran benih harus dilakukan dengan hati-hati. Cara yang aman dan praktis
dengan mendiamkan wadah berisi air beberapa saat hingga suhunya sama dengan suhu air
kolam pembesaran. Kemudian wadahnya digulingkan secara perlahan-lahan. Biarkan benih
keluar dengan sendirinya. Tinggal saat pertama kali menebar benih harus dicatat agar waktu
panen dapat dipastikan.

4. Pemberian Pakan

Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu diberi makan karena pakan
alami hasil pemupukan masih tersedia. Menginjak hari keempat barulah kita memberikan
pakan buatan berupa pellet berkadar protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan setiap hari
sebanyak tiga kali pemberian, disesuaikan dengan umur dan ukuran ikan.

Untuk mengetahui pertambahan berat badan ikan yang ada di kolam, dilakukan
penangkapan seminggu sekali kurang lebih 30% dari jumlah ikan keseluruhan.

Untuk ukuran 20-50 gr diberikan pellet sebanyak 4% - 5% dari bobot total ikan, 50-
200 gr diberikan pellet sebanyak 3% dan ukuran 200-500 gr sebanyak 2% dengan frekuensi
pemberian 3 kali sehari.

5. Penerban Benih Ikan Nila

Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang
kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan
penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan
yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor
dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 6 bulan
atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400-600 gram/ekor.

6. Pemberian Makanan

Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan komposisi makanan
alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas
kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan dapur.

Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:

1. Protein 20-30%;

2. Lemak 70% (maksimal.);

3. Karbohidrat 63 - 73%.

4. Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :

- Kaliandra

- Kalikina atau kecubung;

- Kipat

- Kihujan

7. Penyakit

Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan oleh
lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat,
kekurangan makanan, penanganan yang kuran baik dan sebagainya. Penanggulangan yang
paling efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan
tersebut. Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila, maka
semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan
antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal. Untuk
mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah melakukan
pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan
jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.

8. Pemanenan Ikan Nila

Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 - 6
bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu
antara 400-600 gram/ekor.

Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan
bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar).
Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka
kolamdikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya
sebagian air yang dibuang.

B. Sarana dan Prasarana pembudidayaan ikan nila


a. Sarana Budidaya

Alat/sarana yang digunakan oleh masyarakat pembudidaya Desa Sei Tatas


Kecamatan, Pulau Petak Kabupaten Kapuas adalah hampir sama semua, misalnya

1.Kapur dolomit

Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan mengendapkan lumpur yang baru
dibuat.

2. Pupuk kandang

Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi oleh makanan alami dan membuat
kolam menjadi subur.

3.Benih ikan

Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada di Kuala Kapuas yaitu dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas, ukuran benih yang ditebarkan ukurannya
berkisar antara 3-5 cm yang seragam.

4. Pakan ikan

Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu ukuran pakan No. 1 (satu) yaitu PF
118 dengan kandungan Protein 30 %.

b. Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah:
jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk
maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram)
dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila


antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm,
ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan
telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol)
atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,
oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas),
anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan
konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser
(gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

C. Sumber Daya yang dibutuhkan dalam usaha budidya ikan nila


Sumber daya yang dibutuhkan dalam usaha budidaya ikan nila yaitu sebagai berikut :

1. Sumber daya alam berupa kolam dan air bersih yang memadai

2. Sumber daya manusia yang berperan penting dalam perawatan dan pemeliharaan dalam
usaha pembenihan ikan
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Budidaya kali ini adalah budidaya Ikan Nila yang biasa dibudidaya ditambak. Dan untuk
harga dipasaran cukup murah tidak begitu mahal. Dan untuk jangka masa panen biasanya
mencapai 4 bulan, tidak perlu memerlukan banyak biaya untuk pakannya. Biasanya di
pasaran berat Ikan Nila berkisar 200 - 300 gr tergantung besar kecilnya ikan tersebut. Ikan
Nila biasanya di budidayakan di tambak, keramba sungai, air tenang, air deras, dan sawah,
Untuk ukuran kolam biasanya memiliki lebar 10 m dan panjang 20 m, dan tinggi kolam 75
cm. Ciri - ciri Ikan Nila jantan dan betina memilik perbedaan masing-masing, yakni :

1. Ikan Nila Jantan

Mempunyai 2 lubang yakni anus dan lubang sperma,Perut gelap,Ujung sirip merah, jelas, dan
terang,Jika perut ditekan mengeluarkan cairan, Dagu berwarna hitam

2. Ikan Nila Betina

Ujung sirip merah / pucat, Perut terang, Mempunyai 3 lubang, yakni pengeluaran telur, urin,
dan anus

Begitu pula pemberian pakan pada ikan nila diberi 2 - 4 kali sehari. Adapun cara pencegahan
penyakit pada ikan nila tersebut, yakni :

1. Pemberian pakan secukupnya

2. Penebaran ikan sesuai kapasitas kolam

3. Mencegah datangnya hama seperti Kodok, Ular, dan Burung

4. Pengeringan dasar kolam secara teratur sehabis panen

5. Pemeliharaan ikan dengan benar

6. Panen dengan benar

B. Saran

Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit.
Cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap langsung
hewan liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.

Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran yang seimbang untuk
mempertahankan kualitas air, serta diupayakan suhu air tidak kurang dari 28 0C.
DAFTAR PUSTAKA

http://tulisankita99.blogspot.com/2017/03/makalah-budidaya-ikan-nila-bab

https://gdmorganic.com/budidaya-ikan-nila/

https://brainly.co.id/tugas/12107696

Anda mungkin juga menyukai