Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

PENANGANAN KEKERASAN
DITEMPAT KERJA

RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN


PALEMBANG

Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Kilometer 3,5 Palembang


Telepon : (0711) 354088 Fax: (0711) 351318
Web : www.rsmh.co.id Email : rsmh@rsmh.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, serta ridho-Nya,
sehingga Panduan Penanganan Kekerasan di Tempat Kerja Rumah Sakit Umum Pusat
Mohammad Hoesin Palembang dapat diselesaikan dengan baik.
Buku panduan ini sebagai acuan dalam penanganan kekerasan yang terjadi di lingkungan
Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang, sehingga seluruh pegawai dapat
memperoleh perlindungan dan keamanan yang berkualitas baik, karena kekerasan terhadap
pegawai dapat menimbulkan gangguan kesehatan secara fisik maupun psikis sehingga
diperlukan penanganan yang serius dan terpadu.
Buku panduan ini juga masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan dukungan dari semua pihak.
Akhir kata kami berharap agar buku panduan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
semua pihak khususnya pegawai RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, sehingga dapat
terciptanya layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga.

Palembang, Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................................1
DEFINISI.....................................................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................................2
RUANG LINGKUP.....................................................................................................................................2
BAB III.........................................................................................................................................................5
TATA LAKSANA........................................................................................................................................5
BAB IV.........................................................................................................................................................8
DOKUMENTASI........................................................................................................................................8

ii
BAB I
DEFINISI

Kekerasan di rumah sakit dapat dilakukan oleh siapa saja antara pegawai dengan
pegawai, pegawai dengan pasien, pegawai dengan keluarga pasien, pegawai dengan mitra
rumah sakit dan pegawai dengan lingkungan sekitar rumah sakit. Bentuk – bentuk kekerasan
yang dilakukan antara lain memukul dengan tangan kosong, atau benda tumpul, melempar,
mencubit, menampar, mencekik, menyundut rokok, memarahi dengan ancaman kekerasan,
pelecehan seksual.
Kekerasan Fisik adalah setiap tindakan yang dilakukan dengan sengaja yang dapat
merusak integritas fisik maupun psikologis korban, antara lain memukul, menendang,
menampar, mendorong, menggigit, mencubit, pelecehan seksual dan ancaman kekerasan.
Kekerasan psikologis termasuk ancaman fisik terhadap individu atau kelompok yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada fisik, mental, spritual, moral atau sosial termasuk didalamnya
pelecehan secara verbal.
Menurut Atkinson, tindakan kekerasan adalah perilaku melukai orang lain, secara verbal
(kata-kata yang sinis, memaki dan mementak) maupun fisik (melukai atau membunuh atau
merusak harta benda.
Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan,
pemerkosaan dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan
penderitaan atau menyakiti orang lain hingga batas tertentu
Kekerasan yang dimaksud diatas baik itu kekerasan fisik, psikologi ataupun secara verbal
dapat terjadi dilingkungan kerja karena adanya perbedaan kepentingan dari dua orang atau
lebih yang dapat menyebabkan terjadinya tindak kekerasan. Kekurangan staf, peningkatan
akuitas pasien (patient acuity), ketidak tahuan atau kurangnya pemahaman mengenai tata tertib
juga dapat menjadi salah satu penyebab adanya tindak kekerasan. Oleh sebab itu perlu
disusun Panduan Penanganan Kekerasaan di Tempat Kerja .

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Penanganan Kekerasan di Tempat Kerja RSUP Dr. Mohammad Hoesin


Palembang ini merupakan panduan dalam penanganan bila terjadi kekerasan antara pegawai
dengan pegawai, pegawai dengan pasien , pegawai dengan keluarga pasien, pegawai dengan
mitra rumah sakit dan pegawai dengan lingkungan sekitar rumah sakit adapun tujuan panduan
ini adalah untuk :
1. Memberikan perlindungan kepada seluruh pegawai dalam memberikan pelayanan
teknis/administratif di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
2. Meminimalisir adanya tindakan yang berisiko terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh
pengunjung/ keluarga pasien, staf rumah sakit dan pasien lain.
3. Memastikan tidak terjadinya kekerasan terhadap pegawai selama bertugas di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
4. Sebagai acuan bagi seluruh pegawai Rumah Sakit dalam melaksanakan pelayanan
perlindungan terhadap kekerasan yang terjadi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Ruang lingkup Panduan Penanganan Kekerasan ditempat Kerja RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang terdiri dari beberapa aspek yang meliputi :
1. Tindak kekerasan yang dimaksud dalam hal ini adalah :
a. Kekerasan secara fisik (memukul, menendang, menampar, mendorong, menggigit,
mencubit, pelecehan seksual, dan lain-lain) yang dapat menyebabkan rusaknya
integritas fisik maupun psikologis korban.
b. Kekerasan secara psikologis termasuk ancaman fisik terhadap individu atau kelompok
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada fisik, mental, spiritual, moral atau sosial
termasuk pelecehan secara verbal (kata-kata yang sinis, memaki dan membentak)
ataupun merusak harta benda.
2. Pelaku kekerasan adalah orang yang melakukan tindak kekerasan, baik itu dilakukan oleh,
terhadap pegawai dengan pegawai, pegawai dengan pasien, pegawai dengan keluarga
pasien, pegawai dengan mitra rumah sakit di RSUP Dr. Mohammad Hoesin.
3. Area rawan kekerasan merupakan area yang paling memungkinkan terjadinya tindak
kekerasan. Area ini menjadi rawan kekerasan karena adanya perbedaan tingkat
kepentingan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain sehingga dapat menimbulkan
konflik yang memicu adanya tindak kekerasan.

2
Kategori dan jenis risiko area rawan kekerasan di lingkungan RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang adalah sebagai berikut :

Langkah-Langkah Untuk
No Area Berisiko Jenis Risiko
Meminimalkan Risiko
1. Tempat 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Dengan sistem pendaftaran
Pendaftaran pelayanan online
Pasien 2. Adanya tindak kekerasan antara 2. Respon Petugas cepat
petugas, pasien dan keluarga dalam melayani pasien
pasien 3. Penempatan petugas
3. Merusak fasilitas rumah sakit keamanan (Security)
2. Instalasi Rawat 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Respon Petugas (dokter,
Jalan pelayanan perawat, admin) cepat
2. Adanya tindak kekerasan antara dalam melayani pasien
petugas, pasien dan keluarga 2. Ketepatan dan kecepatan
pasien
antrian
3. Merusak fasilitas rumah sakit
3. Instalasi Gawat 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Petugas triage cepat dalam
Darurat pelayanan melayani pasien
2. Adanya tindak kekerasan antara 2. Petugas keamanan sigap
petugas, pasien dan keluarga melayani
pasien
3. Pembatasan keluarga
3. Merusak fasilitas rumah sakit
pasien masuk ruangan
4. Instalasi Rawat 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Pembatasan pengunjung
Intensif pelayanan dan memperketat
2. Adanya tindak kekerasan antara pengawasan pada pintu
petugas, pasien dan keluarga masuk/keluar
pasien
2. Respon Petugas (dokter,
3. Merusak fasilitas rumah sakit
perawat, admin) cepat
dalam melayani pasien
5. Kamar Operasi 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Kejelasan waktu tunggu
pelayanan operasi
2. Adanya tindak kekerasan
antara petugas, pasien dan
keluarga pasien
3. Merusak fasilitas rumah sakit
6. Instalasi Rawat 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Pembatasan pengunjung
Inap pelayanan dan memperketat
2. Adanya tindak kekerasan antara pengawasan pada pintu
petugas, pasien dan keluarga masuk / keluar
pasien
2. Respon Petugas (dokter,
3. Merusak fasilitas rumah sakit
perawat, admin) cepat
dalam melayani pasien
7. Adm Pendaftaran 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Respon petugas cepat
Pasien Rawat pelayanan dalam melayani pasien
Inap 2. Adanya tindak kekerasan antara 2. Ketepatan dan keakuratan
petugas, pasien dan keluarga informasi tempat tidur
pasien
3. Merusak fasilitas rumah sakit

8. Instalasi 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Respon Petugas cepat dalam


Penunjang Medis pelayanan melayani pasien

3
Langkah-Langkah Untuk
No Area Berisiko Jenis Risiko
Meminimalkan Risiko
2. Adanya tindak kekerasan antara 2. Ketepatan dan kecepatan
petugas, pasien dan keluarga pembacaan hasil pemeriksaan
pasien
3. Merusak fasilitas rumah sakit
9. Perkantoran 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Pembatasan pengunjung dan
pelayanan memperketat pengawasan
2. Merusak fasilitas rumah sakit pada pintu masuk / keluar
2. Pembenahan proses
administrasi dan birokrasi
10. Area Parkir 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Penertiban area parkir
pelayanan 2. Ada petugas pengatur parkir
2. Adanya tindak kekerasan antara 3. Pembagian zona parkir
petugas dan pasien / keluarga
pasien
3. Merusak Fasilitas rumah sakit
11. Ruang 1. Adu mulut akibat lambatnya 1. Ketepatan dalam pemberian
Pengaduan pelayanan informasi
Pelanggan 2. Adanya tindak kekerasan antara 2. Penempatan petugas yang
petugas dan pasien/keluarga mampu berkomunikasi aktif
pasien dan mempunyai empati dan
3. Merusak Fasilitas rumah sakit bisa
menjelaskan/memberikan
solusi

4. Pelaksana Pelayanan adalah seluruh pegawai di RSUP Dr. Mohammad Hoesin yang
secara teknis/administratif memiliki tugas dan tanggung jawab melaksanakan pelayanan
teknis/administratif
5. Penanggung jawab Pencegahan dan Perlindungan Terhadap Kekerasan Pada Pegawai
adalah Kepala Unit Kerja.
6. Sasaran yang akan dicapai adalah terciptanya kepastian keamanan dan keselamatan bagi
pemberi pelayananan teknis/administratif di unit kerja.
7. Pengguna Pelayanan adalah pegawai, pasien, keluarga pasien, mitra rumah sakit dan
lingkungan sekitar RSUP Dr. Mohammad Hoesin palembang.
8. Keluaran Pelayanan adalah tidak terjadinya kekerasan kepada pegawai, pasien, keluarga
pasien, mitra dan lingkungan sekitar RSUP. Dr. Mohammad Hoesin palembang

BAB III
TATA LAKSANA

4
Tatalaksana Penanganan kekerasan di tempat kerja di RSUP. Dr. Mohammad Hoesin
Palembang adalah sebagai berikut :
1. Pegawai Rumah Sakit memberikan pelayanan teknis/administratif sesuai dengan panduan
dan SOP yang telah ditetapkan
2. Bila ditemukan tindak kekerasan fisik dilakukan oleh pasien terhadap pegawai RSUP. Dr.
Mohammad Hoesin Palembang, maka unit kerja bertanggung jawab untuk mengamankan
kondisi dan memanggil sekuriti untuk mengamankan situasi. Pada waktu jam kerja kepala
unit melapor ke kepala instalasi kesling dan K3RS untuk ditindaklanjuti. Pada waktu diluar
jam kerja petugas ruangan dan sekuriti melapor ke DM yang bertugas saat itu.
3. Bila ditemukan tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung/keluarga pasien terhadap
pegawai RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang maka unit kerja bertanggung jawab
untuk mengamankan kondisi dan memanggil sekuriti untuk mengamankan situasi. Pada
waktu jam kerja kepala unit melapor ke kepala instalasi kesling dan K3RS untuk
ditindaklanjuti. Pada waktu diluar jam kerja petugas ruangan dan sekuriti melapor ke DM
yang bertugas saat itu
4. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pegawai rumah sakit terhadap pasien /keluarga pasien
maka petugas jaga ruangan melaporkan secara tertulis insiden ke kepala unit kerja. Pada
waktu jam kerja kepala unit melapor ke kepala instalasi kesling dan K3RS untuk
ditindaklanjuti. Pada waktu diluar jam kerja petugas ruangan dan sekuriti melapor ke DM
yang bertugas saat itu
5. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pegawai rumah sakit terhadap sesama pegawai maka
petugas unit kerja menghubungi sekuriti untuk mengamankan situasi. Pada waktu jam kerja
kepala unit melapor ke kepala instalasi kesling dan K3RS untuk ditindaklanjuti. dan
melaporkan secara tertulis insiden ke KKS SDM untuk diproses lebih lanjut. Pada waktu
diluar jam kerja petugas ruangan dan sekuriti melapor ke DM yang bertugas saat itu. Untuk
melaporkan ke kepala instalasi kesling dan K3RS kemudian kepala instalasi kesling dan
K3RS melaporkan secara tertulis kejadian/insiden ke KKS SDM untuk diproses lebih lanjut.
6. Melakukan monitoring di setiap lobi, koridor rumah sakit, unit rawat inap, rawat jalan
maupun dilokasi terpencil atau terisolasi dengan pemasangan kamera CCTV (Closed
Circuit Television) yang terpantau oleh Petugas Keamanan selama 24 ( dua puluh empat )
jam terus menerus.
7. Melakukan skrining kepada setiap pengunjung rumah sakit selain keluarga pasien meliputi:
tamu RS, detailer, pengantar obat atau barang, dan lain-lain untuk diberi kartu identitas.
8. Pemberlakuan jam berkunjung pasien : Senin – jumat pagi : jam 10.30 – 11.30 WIB Sore :
jam 16.30 – 20.00 WIB, pada masa pandemi jam berkunjung pasien ditiadakan.

5
9. Petugas keamanan berwenang menanyakan kepada pengunjung yang dicurigai serta
mendampingi pengunjung terebut sampai ke pasien yang dimaksud.
10. Petugas jaga di rawat inap wajib melapor kepada petugas keamanan apabila menjumpai
pasien / keluarga pasien yang dirawat membuat keonaran maupun kekerasan.
11. Petugas keamanan menutup dan mengunci akses pintu masuk rawat inap pada jam 21.00
WIB.dan dibuka kembali pada pukul 06.00 WIB.
12. Penunggu pasien harus tetap berada di ruang rawat inap.

6
13. Alur Pelaporan dan Penyelesaian Kejadian Tindakan Kekerasan pada Pegawai dan
Pasien/Keluarga Pasien
AREA BERISIKO KEKERASAN
1. TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN
2. INSTALASI RAWAT JALAN
3. INSTALASI GAWAT DARURAT
4. INSTALASI RAWAT INTENSIF
5. KAMAR OPERASI
6. INSTALASI RAWAT INAP
7. ADM PENDAFTARAN PASIEN RAWAT
INAP
8. INSTALASI PENUNJANG MEDIS
9. PERKANTORAN
10. AREA PARKIR
11. RUANG PENGADUAN PELANGGAN

~
Tindak kekerasan Terhadap
Pasien Pegawai

Pengunjung / Tindak kekerasan Terhadap  Kepala Unit Terkait


Keluarga pasien Pegawai  SECURITY

Tindak kekerasan Terhadap


Pegawai pasien / keluarga pasien

Tindak kekerasan Terhadap  SECURITY


Pegawai Pegawai / sesama staf

PELAPORAN KE INSTALASI
KESLING DAN K3RS

PELAPORAN KE DIREKTUR UTAMA


MELALUI DIR POU

BAGIAN SDM
DISPOSISI DIREKTUR UTAMA
( KHUSUS PEGAWAI)

INSTALASI KESLING
DAN K3RS KOORDINASI TINDAKLANJUT
DISPOSIS DIRUT

DAMAI LANJUT
( SELESAI)

1. KETERLIBATAN KELUARGA KORBAN


2. APARAT HUKUM

7
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dilaksanakan berupa:


1. Laporan kejadian kekerasan di tempat kerja
2. Laporan tindak lanjut insiden kejadian kekerasan di tempat kerja
3. Laporan penyelesaian perkara kekerasan di tempat kerja.

8
LAMPIRAN :

FORM LAPORAN KEJADIAN KEKERASAN DITEMPAT KERJA


ANTARA PEGAWAI DENGAN PASIEN

NAMA PEGAWAI :
NAMA PASIEN/KELUARGA :
TGL/BLN/THN :
TEMPAT KEJADIAN :

NO KRONOLOGIS TTD

KESIMPULAN :

Pegawai, Pasien/keluarga Pasien,

( ) ( )

Mengetahui,
Ka. Instalasi Kesling dan K3RS

( )
9
FORM LAPORAN KEJADIAN KEKERASAN DITEMPAT KERJA
ANTARA PEGAWAI DENGAN KELUARGA PASIEN /PENGUNJUNG
NAMA PEGAWAI :
NAMA PENGUNJUNG :
TGL/BLN/THN :
TEMPAT KEJADIAN :

NO KRONOLOGIS TTD

KESIMPULAN :

Pegawai, Pengunjung,

( ) ( )

Mengetahui,
Ka. Instalasi Kesling dan K3RS

( )
10
FORM LAPORAN KEJADIAN KEKERASAN DITEMPAT KERJA
ANTARA PEGAWAI DENGAN PEGAWAI
NAMA PEGAWAI :
NAMA PEGAWAI :
TGL/BLN/THN :
TEMPAT KEJADIAN :

NO KRONOLOGIS TTD

KESIMPULAN :

Pegawai, Pegawai,

( ) ( )

Mengetahui,
Ka. Instalasi Kesling dan K3RS

( )

11
12

Anda mungkin juga menyukai