Anda di halaman 1dari 2

BIMBINGAN PERKAWINAN DIERA JAMAN NOW

Oleh: Machfudloh, S. SiT, MH. Kes


Dosen Kebidanan FK Unissula Semarang dan Fasilitator Bimbingan Perkawinan

Trend cerai gugat pada masyarakat muslim indonesia sejak tahun 2009-2017 mengalami kenaikan
antara 16-20% berdasarkan data kementrian agama. Berdasarkan data BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berncana Nasional) th 2013 angka perceraian mencapai peringkat
tertinggi di Asia pasifik. Tingginya perceraian tersebut dipicu oleh kondisi pasangan suami isteri yang
tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk memahami makna perkawinannya dengan
segala permasalahannya, sehingga rentan terjadinya konflik dan dengan mudah mengambil
keputusan untuk bercerai.

Menanggapi hal tersebut Menteri Agama sejak tahun 2017 telah melakukan revitalisasi pelaksanaan
kursus calon pengantin (suscatin) menjadi bimbingan perkawinan. Revitalisasi tersebut berupa
waktu pelaksanaan dan materi yg diberikan saat bimbingan perkawinan. Dimana kita tahu dan tidak
mennadi rahasia umum lagi bahwa calon pengantin apabila mendapat surat untuk datang ke KUA,
mindsite yg ada dibenak para catin adalah akan diberikan ceramah oleh para penyuluh dan hanya
berlangsung sebentar saja satu atau dua jaman. Istilahnya (penataran) bahasa yg lazim digunakan
oleh penduduk pantura dan sekitarnya.

Untuk Bimbingan perkawinan diera jaman now dilakukan berdurasi waktu 16 jam atau 2 hari. Untuk
materi yang ada didalam bimbingan pekawinanpun lebih lengkap dan komplek. Dimana terdiri dari 6
materi pokok, yaitu 1) merencanakan perkawinan menuju keluarga sakinah, 2) mengelola dinamika
perkawinan dan keluarga, 3) memenuhi kebutuhan keluarga, 4)menjaga kesehatan reproduksi
keluarga, 5) menyiapkan generasi yang berkualitas dan 6) mengelola konflik dan membangun
ketahanan keluarga. Enam materi pokok tersebut juga dilengkapai dengan materi penunjang yaitu
perkenalan, harapan-kekhawatiran, kontrak belajar dan diakhiri dengan refleksi, evaluasi.

Selain materi yg lengkap didukung juga oleh pemateri yang sesuai dengan bidangnya masing-masing
(exped). Bidang keagamaan diampu oleh tim bimbingan dari KUA dan atau Kankemenag, bidang
kesehatan diisi oleh narasumber, mitra dari kementerian/Dinas Kesehatan. Selain itu juga dari
bidang sosial dari Kementerian/ Dinas Sosial/unit pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
serta tidak ketinggalan bidang ekonomi.

Metode yang digunakan dalam memberikan bimbinganpun tidak hanya ceramah namun lebih
kearah curah pendapat, tanya jawab, diskusi berpasangan, diskusi kelompok dan presentasi.
Bimbingan era jaman now dilakukan dengan pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogi).
Pendidikan orang dewasa menempatkan peserta sebagai individu yang memiliki pengetahuan,
pengalaman dan kreativitas yang dapat dikembangkan menjadi pengetahuan dan pemahaman
bersama. Dengan demikian, seluruh peserta bimbingan diposisikan sebagai narasumber penting
dalam proses bimbingan.

Tentu hal ini memunculkan media bimbingan yang lebih beragam sesuai keperluan masing-masing.
Beberapa materi selain membutuhkan LCD, laptop, papan tulis, kertas flipchart, spodol, HVS,
pilpen juga membutuhkan media khusu sdperti jadwal, instrumen, latihan dan instrumen lain yang
perlu digandakan sebelum proses bimbingan dimulai.

Dan pada sesi terakhir dari proses bimbingan perkawinan adalah peserta diajak refleksi terhadap
persiapan mental mereka menuju perkawinan dan diajak melakukan evaluasi terhadap proses
bimbingan, baik secara isi/substansinya maupun teknis pelaksanaannya agat bisa dijadikan
perbaikan kedepannya. Disinilah peserta akan mengerti posisi kesiapan mereka diukur dari
sejauhmana memiliki visi dan misi yang sejalan dengan pasanganny dalam memasuki mahligai
rumah tangga dan mengetahui strategi dalam mdnyelezaikan masalah (problem solving) yang
sejalan dengan pasangannya.

Soo.......mengikuti bimbingan perkawinan di era jaman now adalah sebuah kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai