Judul PMW
“ BENIH LELE UNGGULAN “
Usaha Pembenihan Ikan Lele Organik di
Putra Tunggal Group
Diusulkan Oleh:
Dosen Pembimbing
Nama ………….......….. NIP …………….
1
2
PESERTA PMW UNIPA 21 T>ELEKTRO 2018
6. Anggota I Anggota II
a. Nama : M. Khamdani Ali M Bayu Tirta Marta
b. SKS Telah Ditempuh : 103 103
c. Fakultas/Program Studi : Teknik Industri / Teknik Teknik Industri /
Elektro Teknik Elektro
d. NIM/Semester : 183600027 / 6 183600031 / 6
e. Nomor Telepon dan HP : 0895628119932 083854148657
3
4
A. Judul Kegiatan Usaha
Usaha Pembenihan Ikan Lele Organik di Daerah Tawangsari, Sidoarjo
C. Deskripsi Usaha
V.1Persyaratan Budidaya Lele
a. Lahan Relatif Datar
lahan yang datar merupakan lahan yang sangat baik untuk
budidaya ikan lele. Dengan lahan yang datar kolam dapat di
bentuk dengan mudah. Karena kolam yang di gunakan mulai dari
kolam permanen sampai ke kolam terpal. Selain datar lahanpun di
buat menjadi satu hamparan agar mempermudah akses
pendistribusian bahan dan hasil produksi.
b. Ketinggilan Lokasi
Ketinggian lokasi yang baik adalah di bawah 800 Mdpl
dengan suhu kisaharan 20°c -25°c. namun apabila ada
pembudidaya yang berada di dataran tinggi hal ini bukan suatu
hambatan untuk memulai usaha di bidang budidaya ikan lele di
karenakana sudah ada beberapa teknolgi tepat guna yang dapat di
terapkan pada usaha budidaya ikan lele.
c. Letak Strategis
Lokasi yang strategis untuk budiadaya ikan lele yaitu yang sedikit
jauh dari pemukiman warga namun mempunyai akses jalan yang
5
memadai. Selain itu dalam budidaya ikan sudah tentu akan
berhubungan dengan air, makan ketersediaan air bersih sangat
dibutuhkan karenanya lokasi usaha budidaya ikan lele pelu lokasi
yang dekat sumber air bersih. Selain itu lokasi budidaya ikan lele
akan lebih baik lagi apabila dekat dengan konsumen maupun
agen2 penampung ikan.
6
c. Kebutuhan Alat
7
b. Aklimatisasi Ikan Lele
c. Pemeliharaan
8
Jadwal pemberian ikan setiap harinya dilakukan pada pukul
09.00, lau sore hari pada pukul 16.00 dan malam hari pukul 21.00.
pemberian pakan pada waktu tertentu dapat mempercepat
pertumbuhan lele di karenakan pada waktu tersebut metabolisme
ikan sedang berjalan secara optimal.
d. Pemanenan
9
e. Pascapanen
Setelah lele terjual atau terpanen semua dari lokasi kolam
maka kegiatan selanjutnya merencanakan atau rapat tim untuk
melihat kondisi pasar kedepannya apakah di sektor pembenihan
atau pembesaran. Apabila setelah ada keputusan dan sudah terlihat
kondisi pasar yang baik maka tim akan bekerja sesuai dengan
keputusan rapat.
Apabila keputusan mengatakan di sektor pembenihan makan
yang dilakukan adalah menyiapkan pemijahan namun apabila di
sektor konsumsi maka kembali ke kegiatan awal seperti diatas.
10
D. Rencana Operasional Usaha
Skema/Bagan Alur Produksi
Aklimatisasi Media/kolam
Pemeliharaan
Air Limbah
Ikan Lele
Segar
Pupuk Tanaman
Rancangan Produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti kolam
dan alat-alat penunjang lainnya dalam pengembangan usaha
budidaya ikan lele ini telah tersedia sehingga investasi yang ada
akan difokuskan untuk biaya produksi dan operasional usaha
budidaya ikan lele
ini.
E. Target Usaha
11
RENCANA PEMASARAN
Gambaran Umum Pasar
a. Jenis produk yang dipasarkan adalah Ikan Lele Benih,Ikan lele
Konsumsi/Lele Segar dan Ikan Lele untuk pemancingan.
b. Wilayah pemasaran Ikan Lele, yaitu :
1. Untuk wilayah pemasaran tingkat lokal di tergetkan sekitar
50%. Wilayah pemasaran untuk tingkat lokal tersebut memiliki
sasaran pasar kepada para pedagang ikan lele segar di pasar
tradisional yang berada di Kabupaten Sidoarjo, pasar modern
yang berada di Kabupaten Sidoarjo, Agen ikan yang berada di
Kabupaten Sidoarjo, pemancingan yang berada di wilayah
Kabupaten Sidoarjo.
2. Untuk wilayah pemasaran tingkat nasional di targetkan sekitar
25%. Wilayah pemasaran untuk tingkat nasional tersebut
memiliki sasaran pasar kepada agen-agen besar, kebutuhan
bahan pabrik olahan ikan lele serta agen-agen pemancingan
yang berada di wilayah-wilayah di luar Kabupaten Sidoarjo
seperti, Cirebon, Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bogor, Papua,dsb.
3. Untuk wilayah pemasaran tingkat internasional (ekspor luar
negeri) ditergetkan sebanyak 25% . Sasaran pasar untuk ekspor
meliputi Australia, Malaysia, Jepang, China, dan Korea.
Penetapan Harga
Umumnya pada ikan lele konsumsi dalam berat 1 Kg terdapat ikan
sebanyak 12 ekor – 8 ekor, pada ikan lele untuk pemancingan dalam
berat 1 Kg terdapat ikan lele sebanyak 2 ekor -1 ekor bahkan tak jarang
yang meminta perekor dengan berat 2 Kg up. Untuk ikan lele benih
belum di hitung secara berat namun masih di hitung secara jumlah.
12
Ikan lele konsumsi di jual dengan harga Rp.20.000/Kg, ikan lele untuk
pemancingan di jual dengan harga Rp.25.000-Rp.30.000/kg,sedangkan
lele benih kisaran harga Rp.200-Rp400 (sesuai ukuran ).
F. Analisis Usaha
Analisis SWOT
a. Strong (kekuatan)
Ada beberapa kekuatan yang dimiliki oleh Putra Tunggal Group
dalam menjalankan usahanya yaitu, tim kerja Putra Tunggal
Group merupakan tenaga-tenaga terlatih yang sudah mempunyai
banyak pengalaman di bidang budidaya perikanan lele. Selain itu
Putra Tunggal Group memiliki alat-alat yang cukup modern
apabila dibandingkan dengan para pembudidaya lainnya di
wilayah Kabupaten Kunigan, Putra Tunggal Group dalam
membudidayakan Lele nya menggunakan system minim kimia
atau biasa di sebut system organik, dari mulai bahan dan probiotik
Putra Tunggal Group tidak menggunakan bahan-bahan kimia
yang berada di took melainkan memetik hasil dari alam dan di
olah menjadi probiotik serta obat-obatan untuk lele. Kualitas lele
yang dihasilkan oleh Putra Tunggal Group sedikit lebih baik di
banding dengan lele hasil pembudidaya lainnya yang masih
menggunakan teknik konvensional. Cita rasa lele yang di masak
13
akan menimbulkan harum dan tekstur yang kering serta renyah,
selain itu lele yang di masak tidak akan mengeluarkan bau lumpur
maupun bau anyir melainkan wangi. Hal ini di sebabkan oleh
bahan obat-obatanprobiotik serta pakannya di olah dengan system
minim kimia.
b. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan yang dimiliki oleh Putra Tunggal Group yaitu, kolam
yang digunakan belum berbentuk permanen melainkan masih
dalam bentuk terpal dan semi permanen. Pasar yang akan menjadi
target sasaran belum ada yang dapat bekerja sama secara pasti
baik dari segi kualitas,kuantitas maupun kontinuitas. Kuotan yang
dihasilkan masih di bawah 5 ton sehingga masih belum layak
menembus pasar yang lebih besar lagi. Kapasitas angkut
kenddaraan operasional yang dimiliki oleh Putra Tunggal Group
belum dapat mengangkut dengan kapasitas banyak.
c. Opportunities (peluang)
Peluang yang ada pada saat ini adalah kebutuhan akan lele
konsumsi semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh dengan
sadarnya masyarakat akan khasiat kandungan gizi lele yang
sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia. Kuota lele yang
tersedia pada saat ini belum dapat mencukupi kebutuhan pangan
nasional di karenakan minim secara kuantitas. Di Kabupaten
Sidoarjo kuota ikan minus 125.000.000 ton pertahun. Sehingga
ini merupakan peluang yang sangat besar bagi para pengusaha
yang akan berusah di bidang perikanan khususnya budidaya ikan
lele.
d. Threats (ancaman)
Selain ada peluang tentunya di samping peluang pasti berhimpitan
dengan ancaman. Ancaman yang kemungkinan akan dihadapi
14
oleh Putra Tunggal Group pada saat memulai usahanya, yaitu
munculnya para kapitalis yang dapat menghancurkan harga
pasaran sehingga dapat merugikan para pembudidaya. Ancaman
cuaca extreme yang sulit untuk di prediksi pun sangat di
khawatirkan oleh Putra Tunggal Group karena dapat menurunkan
kualitas air sehingga lele menjadi stress bahkan mati. Banyaknya
tengkulak-tengkulak yang akan merusak harga di para
pembudidaya sehingga para pembudidaya manegalami
kebangkrutan dan akhirnya kuantitas lele berkurang.
G. Jadwal Kegiatan
Sebutkan tahapan pelaksanaan kegiatan dalam kolom jenis kegiatan dan bulan
(Minggu) pelaksanaan.
H. Rencana Biaya
A. Analisa Biaya dan Pendapatan
1. Modal Tetap
3. Peralatan
15
- Blender 1 Unit Rp.200.000 Rp.200.000
4. Mesin
TOTAL Rp.15.212.000
2. Biaya Penyusutan
Biaya Penyusutan = Modal Tetap x 10%
= Rp.15.212.000 x 10%
= Rp.1.521.200
16
4. Pasca panen 5 Orang Rp.750.000
TOTAL Rp.4.650.000
Tabel 11. Modal Kerja (Biaya Operasional)
b. Bahan Baku dan Bahan Penolong
TOTAL Rp.34.953.000
17
Tabel 12. Bahan Baku dan Bahan Penolong
c. Utiliti/Sarana
TOTAL Rp.900.000
3. Total Modal
Total Modal = Modal Tetap + Modal Kerja
= Rp.15.212.000 + Rp. 4.650.000 + Rp. 34.953.000
+ Rp.900.000
= Rp.55.715.000
4. Penerimaan
Penerimaan = Hasil Produksi x Harga Jual
= 10.000 Kg x Rp.20.000
= Rp.200.000.000
5. Biaya Produksi
Biaya Produksi = Biaya Penyusutan + Modal Kerja
=Rp.1.521.200 + Rp.4.650.000 +
Rp. 34.953.000+ Rp.900.000
18
= Rp.42.024.200
6. Laba
Laba = Penerimaan – Biaya Produksi
= Rp.200.000.000 – Rp.42.024.200
= Rp.157.9755.800
Sumber Modal
Sumber Modal yang diperoleh untuk melaksanakan usaha ini yaitu
berasal dari kerja sama antara Putra Tunggal Group dengan KADIN
Kabupaten Sidoarjo dan kerjasama antara Putra Tunggal Group
dengan Disnakertransos Kabupaten Sidoarjo dan Provinsi Jawa
Timur.
I. Lampiran
• X. KESIMPULAN
19
3 x4
1. Nama :
2. NIM :
3. Tempat dan tanggal lahir :
4. Jenis kelamin :
5. Fakultas :
6. Program Studi :
7. Semester :
8. SKS telah ditempuh :
9. Alamat asal :
Telpon :
10. Alamat Tinggal :
Telpon :
HP :
Email :
11. Pengalaman
1. Pendidikan Formal (Mulai SMA atau sederajat)
No Jenjang Pendidikan Nama Kota Tahun
Sekolah
1
2
20
1
2
5. Pengalaman Organisasi :
1. .............................................................
2. .............................................................
Catatan:
* Lampirkan Foto copy Sertifikat
* Bagi yang telah berpengalaman berwirausaha, lampirkan profil usaha yang
didalamnya terdapat alamat usaha yang jelas karena akan dilakukan kunjungan
pada proses seleksi
Surabaya, ..……….2021
(Nama lengkap)
NIM.
21
22