Anda di halaman 1dari 9

JST 9 (2) (2020)

JURNAL SENI TARI


Terakreditasi SINTA 4
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst
Pengembangan Buku Ajar Tari Simalungun Berbasis High Order
Thinking Skills (Hots) dalam Mengatasi Kurangnya Bahan Ajar Materi
Budaya Lokal Sumatera Utara
Wahyu Ramadani Dalimunthe1, Yusnizar Heniwaty2,Sitti Rahmah3
Program Studi Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Info Artikel Abstrak


________________ Bahan Ajar Tari Simalungun berbasis HOTS merupakan bahan ajar yang disusun berdasarkan dari
Sejarah Artikel kebutuhan perangkat pembelajaran yang belum tercukupi dan dikembangkan dengan
Diterima : menyesuaikan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siswa kelas X SMA
12 Oktober 2020 pada kompetensi dasar 3.1 memahami konsep, teknik, dan prosedur tari tradisional daerah
Disetujui : setempat. Produk buku ajar tari Simalungun ini dirancang untuk ketercapaian hasil belajar
30 Oktober 2020 berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penyusunan bahan ajar tari Simalungun
Dipublikasikan : menggunakan teori pengembangan Research and Development (R&D) diketahui bahwa ada 10
30 November 2020 tahapan, namun dalam penyusunan bahan ajar ini hanya menggunakan 8 tahapan. Adapun 8
________________ tahapan tersebut adalah (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk,
Keywords: (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, dan (8) uji coba
Design of Teaching pemakaian. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori HOTS. Penelitian ini menggunakan
Materials, Simalungun metode deskriptif kualitatif dengan pengambilan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi,
Dance, High Order dan studi kepustakaan. Dalam analisis data digunakan deskriptif kuantitatif untuk melihat validasi
Thinking Skills (HOTS) ahli media, ahli materi, dan uji coba secara kelompok kecil. Dengan menjadikan tari Simalungun
_________________ (Tortor Sombah) sebagai sampel dalam penelitian ini, dan beberapa narasumber serta model
sebagai peraga dalam tari ini. Hasil Penelitian ini berupa buku ajar yang berisi tentang gambaran
kehidupan masyarakat Simalungun, sejarah, jenis-jenis dan fungsi tari Simalungun, dan
pemahaman konsep, teknik, prosedur Tortor Sombah Simalungun.

Abstract
HOTS-based Simalungun Dance Teaching Materials are teaching materials that are prepared based
on the insufficient needs of learning tools and are developed by adjusting the syllabus and lesson plans (RPP)
for class X SMA students on basic competence 3.1 understanding the concepts, techniques and procedures of
traditional regional dance local. This Simalungun dance textbook product is designed to achieve learning
outcomes based on cognitive, affective and psychomotor aspects. The preparation of the malungun language
using Research and Development (R & D) development theory notes that there are 10 stages, but in the
preparation of this teaching material it only uses 8 stages. The 8 stages are (1) potential and problems, (2)
gathering information, (3) product design, (4) design validation, (5) design improvement, (6) product testing,
(7) product revision, and (8) Trial use. In addition, this research also uses HOTS theory. This study used a
qualitative descriptive method with data collection in the form of observation, interviews, documentation, and
literature study. In data analysis, quantitative descriptive was used to see the validation of media experts,
material experts, and small group trials. By using the Simalungun dance (Tortor Sombah) as a sample in this
study, and several sources and models as a model in this dance. The results of this study are in the form of a
textbook that contains a description of the life of the Simalungun people, history, types and functions of the
Simalungun dance, and understanding of the concepts, techniques, and procedures of Tortor Sombah
Simalungun.
© 2020 Universitas Negeri Semarang
 ISSN 2503-2585
Alamat korespondensi:
Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate 20221, Sumatera
Utara-Indonesia
Email : 1.wahyuramadani49@gmail.com
2. yusnizarheni@yahoo.com
3. rahmaiyen@yahoo.co.id

151
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

PENDAHULUAN tidak mampu untuk menyampaikan


materi-materinya secara baik, yang
Bahan ajar adalah suatu bentuk yang
mengakibatkan siswa tidak tertarik untuk
mencakup materi ajar dan digunakan untuk
mengikuti pembelajaran tersebut.
membantu guru atau tenaga pendidik
Dari berbagai persoalan yang
dalam proses pentransperan ilmu sesuai
muncul di atas Perubahan dan
kompetensi pembelajaran. Dengan
perkembangan zaman tidak dapat
demikian bahan ajar haruslah dirancang
dihindari, semua orang perlu
dan ditulis dengan kaidah intruksional
menyesuaikan diri dengan perubahan
karena akan digunakan oleh guru untuk
tersebut, termasuk di dalam dunia
membantu dan menunjang proses
pendidikan untuk mampu mengikuti
pembelajaran. Bahan ajar itu sendiri terdiri
perkembangan tersebut. Pendidikan
dari beberapa jenis, menurut Arsyad
sekarang ini harus mampu menumbuhkan
(2016:21) jenis bahan ajar terdiri dari bahan
seluruh potensi peserta didik bukan hanya
ajar berbasis manusia, cetak, visual, audio-
sekedar mengajarkan pengetahuan. Salah
visual, komputer. Salah satu contoh bahan
satu cara untuk mengatasinya adalah
ajar cetak adalah buku.
dengan mengarahkan pembelajaran agar
Sesuai dengan pendapat menurut
peserta didik mampu menerapkan
Supriyo (2015:84 dalam jurnal promosi)
keterampilan berpikir tingkat tinggi/ High
salah satu bahan ajar yang dapat digunakan
Order Thinking Skills (HOTS). Yoki Ariyana
sebagai sumber belajar sekaligus sebagai
(2019:7) level kognitif kemampuan berpikir
media pembelajaran adalah buku. Buku
tingkat tinggi siswa berada di C4 hingga C6.
yang digunakan sebagai sumber belajar
Salah satu cara yang dapat digunakan
utama dalam pembelajaran suatu bidang
untuk mengarahkan pembelajaran pada
studi dapat disebut sebagai buku ajar.
kegiatan yang bermuatan HOTS adalah
Berdasarkan pengalaman Magang 3
menggunakan bahan ajar yang berbasis
yang telah selesai penulis laksanakan
HOTS. Penilaian menurut Permendikbud
disekolah MAN 2 Model Medan terdapat
No. 23 Tahun 2016 adalah proses
permasalahan terbatasnya bahan ajar
pengumpulan dan pengolahan informasi
dalam mata pelajaran seni budaya. Buku
untuk mengukur pencapaian hasil belajar
ajar yang digunakan di sekolah tersebut
peserta didik yang membutuhkan teknik
khususnya kelas X yaitu buku Seni Budaya
dan instrumen penilaian.
oleh Zackaria Soetedja dkk. Terdapat
Menurut Wiwik Setiawati, dkk
beberapa penjelasan yang sulit dipahami
(2019:5) penilaian bukan sekedar untuk
oleh siswa terutama pada halaman 121
mengetahui pencapaian hasil belajar
paragraf pertama dan halaman 142 paragraf
peserta didik namun juga dapat
pertama yang menjelaskan tentang istilah-
meningkatkan kemampuan peserta didik
istilah yang tidak menyertakan kamus dari
dalam proses belajar. Dengan adanya soal
istilah tersebut atau glosarium sehingga
yang dijadikan sebagai evaluasi merupakan
siswa tidak bisa menterjemahkan,
salah satu alternatif dalam mengajarkan
mengidentifikasi, menjelaskan sesuai
peserta didik untuk dapat mengembangkan
dengan kurikulum 2013. Selain itu materi-
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan
materi yang ada lebih banyak berisi tentang
dapat diukur berbasis HOTS. Bahan ajar
konten muatan di luar Sumatera Utara,
bermuatan HOTS ini dilengkapi perintah
yang mengakibatkan guru mengalami
atau instruksi soal yang mengarah pada
kesulitan dalam proses pentransperan ilmu
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk
sesuai kompetensi pembelajaran.
itu penulis ingin mendesain bahan ajar tari
Sekolah MAN 2 Model Medan
Simalungun berbasis High Order Thinking
Dalam proses pembelajaran dilakukan oleh
Skills (HOTS), dimana memang belum
guru yang berlatar belakang pendidikan
adanya buku ajar tari Simalungun berbasis
adalah senitari, namun guru menghadapi
HOTS.
kendala karena kurangnya perangkat
Pengemasan bahan ajar tari
pemebelajaran yang mendukung
Simalungun disusun mengacu pada silabus
keoptimalan dari PBM. Sehingga guru

152
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

mata pelajaran seni tari kelas X, yang berisi Tari Simalungun berbasis HOTS yang
materi tari daerah setempat. Berdasarkan mencakup materi tari budaya lokal
silabus diambil salah satu tari yang Sumatera Utara, yang sesuai dengan
berkembang di kota Medan. Kota Medan kompetensi dasar tari daerah setempat pada
sendiri sebagai ibu kota dari provinsi Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Sumatera Utara memiliki etnis setempat MAN 2 Model Medan.
dan etnis pendatang yang sekaligus
memiliki keragaman budaya sesuai dengan Desain yang dilakukan dalam
masyarakatnya. Salah satu tari yang penelitian ini adalah membuat bahan ajar
diambil itu adalah tari Tortor Sombah yang tari dengan model pengembangan Research
termasuk ke dalam etnis Simalungun. and Development (R&D). Menurut Sugiyono
Menurut Weni Widiarti (2019:4) dalam (2011:408) model pengembangan R&D
gesture jurnal seni tari, Tortor Sombah memaparkan langkah-langkah yang
adalah tarian Simalungun yang paling dilaksanakan dalam menghasilkan desain
sakral sebab fungsinya sebagai tari upacara bahan ajar dan menguji kefektifan desain
buat menyambut para tamu raja pada tersebut. Langkah-langkah meliputi : 1)
dahulu kala, ataupun menyambut tamu dan potensi dan masalah yaitu penemuan
kerabat dekat yang diiringi dengan masalah yang menjadi tolak ukur
gendang, tarian ini dapat dianggap sebagai penelitian; 2) Mengumpulkan informasi :
penghormatan bagi tamu maupun meliputi pengumpulan literature, observasi
rombongannya. Rangkaian tarian ini dan persiapan laporan awal; 3) Desain
berpasangan antara seorang laki dan produk meliputi pemilihan materi,
wanita. Bila Tortor ini selesai diperlihatkan pembuatan bahan evaluasi, dan
baru yang lain dapat menarikan sesuatu penyusunan bahan evaluasi; 4) Validasi
tarian yang diingininya. desain meliputi penilaian desain bahan ajar
Pembelajaran seni budaya materi pembelajaran berbasis HOTSkepada ahli
seni tari dalam KD3 berisi tentang materi dan ahli media dengan instrumen
memahami konsep, teknik, dan prosedur penilaian; 5) Perbaikan desain meliputi
tari tradisi daerah setempat dan KD4 perbaikan desain setelah diadakannya
tentang meragakan gerak tari tradisional validasi terhadap desain produk tersebut; 6)
Tortor Sombah berdasarkan konsep, teknik, Uji coba produk meliputi uji coba produk
dan prosedur sesuai dengan terhadap 10 siswa/i sebagai uji coba kecil
hitungan/ketukan. Berkaitan dengan hal dan serta mengisi instrumen penilaian; 7)
tersebut penyusunan buku ajar menjelaskan Revisi produk meliputi revisi produk
tentang pemahaman Tortor Sombah, setelah uji coba; 8) Uji pemakaian meliputi
seperti latar belakang, lokasi geografis, uji coba dengan 20 siswa sebagai uji
jenis tari, fungsi tari, sejarah tari, motif lapangan dengan mengisi instrumen
gerak Tortor Sombah, makna gerak Tortor penilaian; 9) Revisi produk lanjut : merevisi
Sombah, musik pengiring tari, dan busana, produk sesuai dengan data yang terkumpul;
yang dikemas dalam bentuk buku ajar yang 10) Pembuatan secara masal : meliputi
akan dijadikan sebagai sumber belajar bagi pembuatan produk secara masal setelah
siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).Dari produk dinyatakan efektif dan layak
penjelasan diatas maka penulis menjadikan didistribusikan.
KD3 (Apresiasi) dan KD4 (Ekspresi) yang Berdasarkan R&D menurut
terdiri dari KD 3.1 dan 4.1 sebagai fokus Sugiyono (2011:408) dari kesepuluh
utama dalam penelitian ini. tahapan alam penelitian ini diambil
Berdasarkan dari permasalahan di delapan tahapan, sebagai langkah dalam
atas penulis menyusun perangkat pelaksanaan desain bahan ajar berupa buku
pembelajaran yaitu berupa buku ajar untuk ajar. Tahapan yang tidak digunakan adalah
membantu melengkapi atau menambah tahapan sembilan dan sepuluh yaitu revisi
ketiadaan dari perangkat pembelajaran produk lanjut dan pembuatan secara massal
yang ada selama ini. Adapun Tujuan karena penelitian ini hanya sampai kepada
penelitian ini adalah Membuat Bahan Ajar tahapan uji pemakaian saja. Untuk

153
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

menghasilkan desain bahan ajar mata pelajaran salah satunya adalah mata
pembelajaran berbasis HOTS dalam bentuk pelajaran seni budaya materi seni tari.
buku ajar.
Menurut Widodo dan Jasmadi METODE PENELITIAN
(dalam Lestari, 2015:1) bahan ajar adalah Populasi dan sampel terdiri dari
seperangkat sarana atau alat pembelajaran beberapa narasumber yaitu seniman,
yang berisikan materi pembelajaran, tokoh adat, 2 mahasiwa/i prodi
metode batasan-batasan, dan cara pendidikan tari sebagai peraga dalam
mengevaluasi yang didesain secara materi tari, Tortor Sombah, dan siswa/i
sistematis dan menarik dalam rangka kelas X IPA 1 MAN 2 Model Medan yaitu
mencapai tujuan yang diharapkan. Dari 10 orang siswa/i untuk proses uji coba
penyampaian widodo dapat dipahami produk, 20 orang siswa/i kelas untuk
bahan ajar merupakan salah satu perangkat proses uji coba pemakaian. Pengumpulan
materi pembelajaran yang disusun secara data digunakan Observasi, Wawancara,
sistematis, menarik, dan menampilkan Dokumentasi, dan Studi Kepustakaan.
secara utuh atau keseluruhan berdasarkan Teknik analisis data digunakan analisis
kompetensi yang harus dikuasai siswa. data kualitatif. Berupa uji validitas yang
Langkah-Langkah Pembuatan Buku dilakukan oleh ahli media dan ahli materi
Ajar agar mencapai kualitas yang baik ada dalam bentuk angket langsung dengan
6 tahapan yang digunakan dalam penelitian jawaban skala (rating scale). Validasi ini
ini yaitu: a) Menganalisis Kurikulum; b) digunakan untuk perbaikan dan
Menentukan judul buku; c) Merancang penyempurnaan produk, sehingga
outline buku; d) Mengumpulkan referensi menghasilkan produk yang layak.
sebagai bahan penulisan; e) Menulis buku Pedoman pemberian skor yang dalam
dengan memperhatikan penyajian kalimat masing-masing angket adalah sebagai
yang disesuaikan dengan usia dan berikut:
pengalaman pembacanya ; f) Mengevaluasi Tabel 1. Pedoman Pemberian Skor
atau mengedit hasil tulisan dengan Keterangan Skor
membaca ulang
Dengan memerhatikan tahapan Sangat kurang 1
penting di atas, penyusunan buku ajar tari
Simalungun dapat dilakukan dengan baik. Kurang 2
Menurut Yoki Ariyana (2019:16)
Cukup 3
Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Baik 4
merupakan kemampuan berpikir logis
seseorang untuk diujikan pada tingkat yang Sangat baik 5
lebih tinggi sesuai dengan kompetensi
dalam penerapan HOTS. Kompetensi Data yang diperoleh dalam penelitian
tersebut yaitu berpikir kritis (criticial ini adalah data kualitatif dan data
thinking), kreatif dan inovasi (creative and kuantitatif. Data kualitatif didapat dari
innovative), kemampuan berkomunikasi kritik dan saran yang diperoleh dari angket
(communication skill), kemampuan bekerja uji ahli materi dan media. Sedangkan data
sama (collaboration), dan kepercayaan diri kuantitaif didapat dari penscoran yang
(confidence). Dalam artian siswa tidak hanya diperoleh dari setiap indikator.
menghapal dan mengingat saja, tetapi harus
mampu menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. HOTS merupakan aspek
yang sangat penting untuk dikembangkan
dalam pembelajaran karena dalam
menyelesaikan masalah siswa memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
kreatif. HOTS diterapkan untuk semua

154
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

Tabel 2. Klasifikasi Skor HASIL DAN PEMBAHASAN


Skor Rata- Klasifikasi 1. Hasil Validasi Ahli Materi
Rumus
rata Rata-rata skor
Sangat Baik
X > Xi + 1,8 x sbi >4,2
Xi + 0,6 x sbi < X ≤ 5,2
Baik
Xi + 1,8 x sbi >3,4 – 4,2
5
Xi - 0,6 x sbi < X ≤ Cukup 4,8
>2,6 – 3,4
Xi + 1,8 x sbi 4,6
Xi – 1,8 x sbi < X ≤ Kurang 4,4
>1,8 – 2,6
Xi + 0,6 x sbi
4,2
Sangat
X ≤ Xi - 1,8 x sbi ≤1,8 Kurang 4
Aspek Isi Aspek
Bahan Bahasa
Ajar
Langkah yang dilakukan dalam analisis
data kuantitatif adalah sebagai berikut: Ahli Materi 1 Ahli Materi 2
1. Menghitung skor total rata-rata setiap
komponen dengan menggunakan
rumus: 2. Hasil Validasi Ahli Media
∑x Rata-rata skor
𝑋𝑖 =
𝑛

Keterangan : Xi= Skor rata-rata 4,7


∑x= Jumlah Skor 4,6
n= Jumlah Penilai 4,5
4,4
2. Menghitung rata-rata skor tiap 4,3
komponen 4,2
3. Mengubah skor rata-rata menjadi Aspek Aspek Isi
bentuk kualitatif Tampilan materi
Visual
Skor yang diperoleh dikonversikan
menjadi data kualitatif skala lima dengan Ahli Media
acuan rumus sebagai berikut (Eko Putro
Widyoko, 2010:238). Rumus ini
digunakan untuk menetapkan rentang Pada tahap Validasi produk penelitian
skala penilaian. Tabel 4. Konversi Data ini melibatkan 2 validator ahli materi dan 1
Kualitatif. Keterangan : Xi (rerata ideal) = validator ahli media. Sebelum pelaksanaa
½ (skor maksimal ideal + skor minimum uji coba pemakaian dilakukan, dari kedua
ideal)Sbi (simpangan baku ideal) = 1/6 grafi di atas berdasarkan dari validasi dari 2
(skor maksimum ideal–skor minimum validator ahli materi mendapatkan skor 4,7
ideal) X ideal = Skor Empiris. dan validasi dari 1 validator ahli media
Bahan ajar dikategorikan layak mendapatkan skor 4,5 mendapat kategori
apabila mendapat skor rata-rata minimal sangat baik, yang kemudian dinyatakan
baik untuk masing-masing komponen layak untuk diuji cobakan kepada siswa/i
peniliaian. Komponen penilaian yang kelas X SMA.
dimaksud adalah angket uji kelayakan ahli
media dan angket uji kelayakan ahli
materi.

155
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

3. Uji Coba Produk Skala Kecil 4,7


Rata-rata skor uji coba produk skala
kecil terhadap 10 orang siswa/i kelas X 4,6
IPA 1 MAN 2 Model Medan.
4,5
4,5 4,4
4,48 Penilaian Bahasa
4,46 Isi dan
4,44 Desain
4,42
4,4 20 Siswa/i
4,38
4,36
Penilaian Bahasa Dari grafik diatas menunjukkan
Isi dan
Desain hasil skor untuk uji coba pemakaian
berdasarkan aspek media sebesar 4,5
10 Siswa/i
dengan klasifikasi “Sangat Baik”dan hasil
skor untuk uji coba pemakaian
berdasarkan aspek materi sebesar 4,66
Dari grafik diatas menunjukkan hasil dengan klasifikasi “Sangat Baik. Dari
skor untuk uji coba produk berdasarkan hasil kedua aspek tersebut maka dapat
aspek media sebesar 4,4 dengan klasifikasi
dihitung dengan rumus:
“Sangat Baik”dan hasil skor untuk uji
coba pemakaian berdasarkan aspek materi
sebesar 4,48 dengan klasifikasi “Sangat Xi (rata − rata keseluruhan) =
Baik. Dari hasil kedua aspek tersebut ∑X 82,85
= = 4,5
n 18
maka dapat dihitung dengan rumus:

8,89 Maka uji coba pemakaian secara


Xi (rata − rata aspek pembelajaran) = keseluruhan dari 2 aspek tersebut
18
= 4,4 mendapat skor sebesar 4,5 dengan kategori
kualitas “Sangat Baik”.Berdasarkan hasil
Maka uji coba produk skala kecil uji pemakaian maka desain bahan ajar
secara keseluruhan dari 2 aspek tersebut berbasis HOTS yaitubuku ajar Sangat Baik
mendapat skor sebesar 4,4 dengan Dan Layak untuk diterapkan di
klasifikasi “Sangat Baik” dan tidak ada pembelajaran Seni Budaya khusunya seni
kendala yang begitu berarti pada tahap ini. tari.
Penelitian ini menghasilkan
4. Uji Coba Pemakaian produk buku ajar Tari Simalungun berbasis
High Order Thinking Skills (HOTS).Buku
Rata-rata skor uji coba pemakaian
dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar 3.1
terhadap 20 orang siswa/i kelas X IPA 1
Memahami konsep, teknik dan prosedur
MAN 2 Model Medan.
dalam ragam gerak tari tradisi Tari
Simalungun (Tortor Sombah) dan KD 4.1
Meragakan gerak tari tradisional Tortor
Sombah berdasarkan konsep, teknik, dan
prosedur sesuai dengan hitungan/ketukan,
serta pembagian indikator sebagai berikut :

156
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Indikator diperbaiki, maka produk bisa lanjut ketahap
Bahan Ajar Tari Simalungun berikutnya.
Kompetensi Dasar Indikator Pada tahap uji coba produk ini,
3.1 Memahami 3.1.1 Menelusuri penulis menggunakan uji coba produk
konsep, teknik dan sejarah suku Simalungun pada kelompok kecil yang melibatkan 10
prosedur dalam dan adat istiadat suku orang siswa/i kelas X di sekolah MAN 2
ragam gerak tari Simalungun.
tradisi Tari 3.1.2 Menelaah
Model Medan.
Simalungun (Tortor jenis-jenis, dan fungsi tari Pelaksanaan uji coba produk ini
Sombah) Simalungun. dilaksanakan pada tanggal 19 September
3.1.3 Menganalisis 2020. Angket penilaian uji coba produk ini
sejarah, fungsi, dan
busana Tortor Sombah
terdiri dari 2 aspek yaitu aspek penilaiann
Simalungun. isi buku ajar terdiri dari 8 indikator
3.1.4 Menganalisis capaian, dan aspek penilaian bahasa,
makna, ragam, dan teknik tampilan yang terdiri dari 10 indikator
gerak Tortor Sombah
Simalungun.
capaian. Berikut hasil validasi uji coba
4.1 Meragakan gerak 4.1.1 Menampilkan produk yang melibatkan 10 orang siswa/i:
tari tradisional Tortor rangkaian ragam gerak tari
Sombah berdasarkan Tortor Sombah
konsep, teknik, dan Simalungun secara
Xi (rata − rata aspek media) =
prosedur sesuai berkelompok berdasarkan ∑X 35,3
= = 4,4
dengan teknik, konsep, dan n 8
hitungan/ketukan. prosedur
4.1.2 Mengkreasikan
bentuk penyajian pada
Dari perhitungan di atas
Tortor Sombah menunjukkan hasil skor untuk uji coba
Simalungun. pemakaian berdasarkan aspek isi bahan
ajar sebesar 4,4 dengan klasifikasi “
Materi yang dibutuhkan pada Sangat Baik”
penyusunan Bahan Ajar Tari Simalungun
Berbasis HOTS adalah sejarah suku Xi (rata − rata aspek materi) =
∑X 44,8
Simalungun, Tari Simalungun khususnya = = 4,48
n 10
Tortor Sombah sebagai materi kelas X mata
pelajaran seni budaya materi seni tari.
Penambahan beberapa tugas mandiri dan Dari perhitungan di atas
menunjukkan hasil skor untuk uji coba
kelompok dengan bentuk soal uraian
pemakaian berdasarkan aspek materi
sebagai salah satu bentuk mewujudkan
bahan ajar berbasis HOTS. sebesar 4,48 dengan klasifikasi “Sangat
Aplikasi yang digunakan untuk Baik”
mengedit dan mendesain bahan ajar ini Maka dapat diperhitungkan dari uji
adalah Indesign, photoshop dan Adobe coba produk aspek media dan materi
illustrator. Kertas cover depan secara keseluruhan hasil skor untuk uji
belakang buku ini menggunakan kerta tik coba produk sebesar 4,4 dengan klasifikasi
260 gram dan Kertas HVS 100 gram dengan “Sangat Baik”
ukuran A5 untuk isi bahan ajar dan . Setelah dilakukan uji coba produk
Ukuran kertas ini dipilih dengan kepada 10 orang siswa/i kelas X IPA 1
pertimbanga, agar mudah dibawa sehingga MAN 2 Model Medan, tidak ditemukan
siswa. permasalahan yang begitu serius dari segi
Pada tahap Validasi produk materi, dan tampilan. Kekurangan-
penelitian ini melibatkan 2 validator ahli kekurangan yang masih ditemukan pada
materi dan 1 validator ahli media. tahap uji coba produk yang telah
Kekurangan yang didapat setelah dilakukan, selanjutnya setelah revisi
melakukan validasi desain oleh ahli materi produk dilakukan , maka tahap terakhir
dan ahli media akan mengalami proses yang harus dilakukan oleh penulis adalah
perbaikaan desain. Setelah produk tahap uji coba pemakaian.

157
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

Pada tahap uji coba pemakaian Masalah berupa tidak adanya bahan
iniyang melibatkan Siswa/i sebanyak 20 ajar tari Simalungun, (2)
orang siswa/i kelas X IPA 1 MAN 2 Model Mengumpulkan informasi,
Medan yang dipilih secara acak oleh guru. (3)Desain Produk, (4)Validasi
Tahap uji pemakaian dilakukan pada Desain Produk, (5) Perbaikan
tanggal 26 September 2020 di MAN 2 Desain, (6) Uji Coba produk, (7)
Model Medan. Berikut hasil validasi uji Revisi Produk, dan (8) Uji Coba
pemakaian yang melibatkan 20 orang Pemakaian. Pada desain produk
siswa/i : menggunakan 6 tahapan yaitu:
menganalisis kurikulum,
Xi (rata − rata aspek media) = menentukan judul buku, merancang
∑X 36,2 outline buku, mengumpulkan
= = 4,5
n 8 referensi sebagai bahan penulisan,
menulis buku dengan
Dari perhitungan di atas memperhatikan penyajian kalimat
menunjukkan hasil skor untuk uji yang disesuaikan dengan usida dan
pemakaian berdasarkan aspek isi bahan ajar pengalaman pembacanya, dan tahap
sebesar 4.5 dengan klasifikasi “Sangat mengevaluasi atau mengedit buku.
Baik” Struktur bahan ajar tari Simalungun
berbasis HOTS untuk pembelajaran
Xi (rata − rata aspek materi) = tari Simalungun (Tortor Sombah)
∑X 46,65 tingka SMA kelas x yaitu: sampul
= = 4,66
n 10 depan, kata pengantar, daftar isi,
daftar foto, daftar tabel,
Dari perhitungan di atas pendahuluan, indikator, materi, alur
menunjukkan hasil skor untuk uji coba pembelajaran, isi materi, tugas
pemakaian berdasarkan aspek materi mandiri, tugas kelompok, daftar
sebesar 4,66 dengan klasifikasi “Sangat pustaka, biodata penulis, dan sampul
Baik”. belakang. Jumlah halaman
Maka dapat diperhitungkan dari uji keseluruhan produk ini yaitu 110
pemakaian pada uji pemakaian secara halaman. Dengan menggunakan tik
keseluruhan hasil skor sebesar 4,5 dengan 260 gram untuk sampul depan dan
kategori kualitas “Sangat Baik”. Dapat belakang, kertas hvs 100gram untuk
kita ketahui bahwa hasil uji coba produk isi dan dicetak menggunakan ukuran
dengan uji pemakaian mengalami A5. Bentuk desain materi
kenaikan. Dimana uji coba produk pembelajaran Tari Simalungun
mendapatkan skor 4,4 sedangkan uji dalam penelitian ini adalah
pemakaian mendapatkan skor 4,5 sehingga menghasilkan pembelajaran Tari
produk buku ajar ini dapat dikategorikan Simalungun berbentuk buku ajar
dengan “Sangat Baik” dan layak untuk yang dikemas berbasis HOTS yang
digunakan. dicetak secara permanen sehingga
memudahkan siswa/i belajar dalam
SIMPULAN kesatuan materi utuh serta
Sesuai dengan Hasil dari menggunakan jenis dan kualitas
penelitian ini adalah buku ajar tari kertas yang baik.
Simalungun berbasis HOTS untuk siswa/i 2. Pada tahap validasi desain, produk
Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA). ini melibatkan 2 orang validasi ahli
Maka dapat disimpulkan bahwa : materi, 1 orang validasi ahli media,
1. Delapan tahapan desain bahan ajar dan 10 orang siswa/i untuk uji coba
Tari Simalungun dalam bentuk buku produk, serta 20 orang siswa/i untuk
ajar berbasis HOTS bagi siswa/i uji pemakaian. Pada tahap ini,
kelas X Sekolah Menengah Atas validasi desain produk didapat hasil
(SMA) terdiri dari : (1) Potensi dan sebagai berikut :(a) Uji validasi ahli

158
Wahyu Ramadani Dalimunthe / Jurnal Seni Tari 9 (2) (2020)

materi mendapat nilai skor sebesar


4,7 dengan kategori Sangat Baik, (b)
Uji validasi ahli media mendapat
nilai skor sebesar 4,5 dengan
kategori Sangat Baik, (c) Uji validasi
uji coba produk mendapatkan nilai
skor sebesar 4,4 dengan kategori
Sangat Baik, dan (d) Validasi Uji
pemakaian mendapat nilai skor
sebesar 4,5 dengan kategori Sangat
Baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyana Yoki, MT,dkk. 2019. Buku


Pegangan Pembelajaran Berorientasi
Pada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi: Kemendikbud.

Azhar Arsyad. 2016. Media Pembelajaran.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lestari Ika.2015.Pengembangan Bahan Ajar


Berbasis Kompetensi:Sesuai Dengan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.Padang:Akademia
Permata.

Mudlofir Ali dan Evi Fatimatur


Rusydiyah. 2016. Desain
Pembelajaran Inovatif. Surabaya:
Rajawali Press.

Mulyasa. 2016. Pengembangan Implementasi


Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.

Setiawati Wiwik. 2019. Buku Penilaian


Berorientasi Higher Order Thinking
Skills: Kemendikbud.

Soetedja Zackaria,dkk. 2017. Seni Budaya


Kelas X Semester 1.Kemendikbud.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan
R & D. Bandung: Alfabeta.

Widoyoko,EkoPutro. 2015. Teknik


Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

159

Anda mungkin juga menyukai