Anda di halaman 1dari 8

JST (10) (1) 2021

JURNAL SENI TARI


Terakreditasi SINTA 4
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

Pengembangan Modul Pembelajaran Tari Kreasi Bagi Mahasiswa

Heni Siswantari1, Lovandri Dwanda Putra2


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Ahmad Dahlan, Indonesia.

Info Artikel Abstrak


________________ Pengembangan modul pembelajaran tari kreasi untuk mahasiswa dilatarbelakangi dengan
Sejarah Artikel keterbatasan media pembelajaran sebagai alternatif sumber belajar materi tentang tari kreasi. Hal ini
Diterima : 20 Mei 2021 dapat dirasakan dalam pembelajaran seni tari di perguruan tinggi yang menunjukkan bahwa
Disetujui : 10 Juni 2021 pembelajaran tari bagi mahasiswa PGSD masih terbatas pada aspek meniru gerakan tari yang ada.
Dipublikasikan : 05 Juli Oleh karena itu, tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan dan kualitas
2021 dari para ahli modul pembelajaran tari kreasi bagi mahasiswa PGSD. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian research and development (R&D) dengan menggunakan metode pengembangan ADDIE.
Hasil penilaian kualitas modul pembelajaran tari kreasi oleh ahli media mendapat nilai 86,25 “baik
________________ sekali”, ahli materi mendapat nilai 85 “baik sekali” dan ahli bahasa mendapat nilai 82 “baik sekali”.
Keywords: Hasil penelitian berupa modul ini akan diimplementasikan dan dijadikan referensi sumber belajar
Modules, creative dance, bagi dosen dan mahasiswa dalam mempelajari proses penciptaan tari kreasi bagi mahasiswa PGSD.
students PGSD
_________________
Abstract
The development of creative dance learning modules for students is motivated by the limitations of learning media
as an alternative source of learning material about creative dance. This can be felt in the learning of dance in
universities which shows that dance learning for PGSD students is still limited to the aspect of imitating existing
dance movements. Therefore, the purpose of this study is to determine the development process and the quality of
the experts in the creative dance learning module for PGSD students. This research is a type of research and
development research (R&D) using the ADDIE development method. The results of the assessment of the quality
of the creative dance learning module by media experts got a score of 86.25 "very good", material experts got a
score of 85 " very good" and linguists got a score of 82 "very good". The results of the research in the form of this
module will be implemented and used as a reference for learning resources for lecturers and students in studying
the process of creating dance creations for PGSD students.

©2021 Universitas Negeri Semarang

 ISSN 2503-2585
Alamat korespondensi:
Perum Green Mutiara Java Regency, Guwosari
Pajangan Bantul Yogyakarta, 55751.
Email : 1. Heni.siswantari@pgsd.uad.ac.id
2
. lovandri.putra@pgsd.uad.ac.id

104
Heni Siswantari / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

PENDAHULUAN yang diselenggarakan tiap tahun. Melalui


Pengertian tari kreasi di Indonesia pembelajaran tari kreasi, diharapkan
sangat beragam dan memunculkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dan
berbagai pendapat dari para ahli. pengetahuan dalam menciptakan gerak
Menurut (Soedarsono, 1978:14) dalam tari kreasi bagi siswa SD. Penentuan
(Syefriani, 2019). Tari bila ditinjau atas kategori ‘sederhana’ dalam tujuan
dasar pola garapannya dapat dibagi pembelajaran dimaksudkan untuk
menjadi dua bagian yaitu: Tari tradisi dan mencapai standar minimal kemampuan
Tari kreasi baru. Tari tradisi ialah suatu mahasiswa dalam mata kuliah tari kreasi.
tarian yang telah mengalami perjalanan Mahasiswa sebagai salah satu
sejarah yang cukup lama secara turun subjek dalam pembelajaran harus
temurun yang tidak mengalami mengikuti desain pembelajaran dari dosen.
perubahan. Sedangkan tari kreasi baru Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
ialah ungkapan seni yang masih berpijak (Banevičiūtė, 2011) yang telah
pada pola tradisi, tetapi merupakan dikembangkan oleh Heni Siswantari
garapan baru yang tidak berpijak pada menunjukkan langkah-langkah yang harus
standar yang ada. diikuti adalah perception, observation,
Pada dasarnya manusia itu creation, interpretation, dan evaluation.
menyenangi sesuatu yang sifatnya baru, Berdasarkan permasalahan selama ini,
sehingga tari kreasi baru dapat diterima materi tentang tari masih sangat terbatas
karena sesuai dengan perkembangan dan baru dikembangkan dalam
zaman. Kondisi ini merupakan dorongan pembelajaran tari bagi mahasiswa jurusan
yang kuat bagi para seniman, khususnya seni. Keterbatasan materi tentang seni tari
seniman muda untuk melepaskan diri dari tidak hanya dirasakan dalam pembelajaran
lingkungan masyarakatnya yang seni di perguruan tinggi. Materi tari juga
dirasakan sempit, dan menciptakan karya sulit didapatkan di setiap jenjang
tari baru didalam lingkungan pendidikan. Salah satu penelitian
masyarakatnya yang lebih luas. Tari menggambarkan adanya media baru untuk
kreasi baru ini timbul karena adanya alam memberikan informasi tentang seni tari
fikiran dan pandangan hidup manusia yaitu tentang media interaktif strada (seni
yang senantiasa mengalami tari dan drama) pada materi silat pedang
perkembangan untuk meningkatkan (Anggraini, n.d., 2014). Keterbatasan
budaya tari, supaya keindahan tari itu mahasiswa PGSD dalam mencari
tidak hilang begitu saja dan tetap hidup pengetahuan terkait seni tari dan
sesuai dengan perkembangan zaman. penyerapan materi pembelajaran tari
Tari kreasi sendiri masuk dan kreasi di kelas perlu ditanggulangi dengan
dipelajari di sekolah dasar. Dengan adanya modul sebagai media belajar
demikian, maka penting kiranya seorang mandiri bagi mahasiswa.
calon guru sekolah dasar juga Kondisi di lapangan menunjukkan
mendapatkan pengalaman dalam bahwa pembelajaran tari bagi mahasiswa
menciptakan tari kreasi di masa PGSD selama ini baru terbatas pada aspek
perkuliahnya. Tujuan ini menentukan meniru gerak tari yang ada lalu
langkah pembelajaran dan metode yang dikembangkan. Sementara mahasiswa
diberikan oleh pengajar seni di prodi perlu mempraktikkan dan mendapat
PGSD. Pada prodi PGSD di Universitas pengalaman dalam mencipta gerak tari
Ahmad Dahlan tujuan mata kuliah tari sederhana bagi bekal mengajarnya di
kreasi meneruskan capaian dalam mata sekolah. Hal ini selaras dengan SK KD
kuliah sebelumnya yaitu pendidikan seni yang tertuang dalam materi SBdP tari yaitu
tari dan drama. Kebutuhan calon guru SD mengekspresikan diri melalui gerak dalam
di bangku sekolah nantinya adalah mampu tari. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendampingi dan mencitakan tari kreasi mengetahui proses pengembangan dan
yang dapat diikutsertakan dalam kompetisi kualitas dari para ahli modul pembelajaran
FLS2N (festival lomba seni siswa nasional) tari kreasi bagi mahasiswa PGSD.

105
Heni Siswantari / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Hasil penelitian berupa modul ini 2 Cukup Baik


akan diimplementasikan dalam mata 1 Kurang Baik
kuliah tari kreasi. Urgensi pentingnya
penelitian ini adalah pentingnya media Data yang diperoleh kemudian
belajar baru yang dapat digunakan oleh dimasukkan kedalam rumus sebagai
mahasiswa PGSD dalam membuat karya berikut:
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟
tari sederhana yang akan diberikan pada N=∑ x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
siswa sekolah dasar. Keberhasilan sebuah Keterangan:
media perlu ditunjang dengan kemampuan N = Nilai
penggunanya agar dapat sesuai dengan ∑skor = Jumlah skor yang diperoleh
fungsi dan manfaatnya (Arsyad, 2013). ∑skor maksimal = Jumlah skor maksimal
Urgensi penelitian ini didukung dengan
rekomendasi penelitian sebelumnya yang Setelah diperolah hasil penskora,
dilakukan oleh Dalimunthe W dkk yang kemudian dilakukan kriteria dengan
mengembangkan bahan ajar tari berbasis kualifikasi penilaian sebagau berikut:
HOTS untuk siswa SMA (Dalimunthe et
al., 2020). (Emy Yunita Rahma Pratiwi, Tabel 2. Kualifikasi Penilaian Produk
2018) yang mengembangkan media card Skor Kriteria
dance dalam proses pembelajaran tari. 81-100 Baik Sekali
Penelitian lain menunjukkan belum 61-80 Baik
munculnya imajinasinya mengekspresikan 41-60 Cukup Baik
21-40 Kurang Baik
gerak-gerak secara kreatif pada mahasiswa
PGSD meskipun telah diberikan model
Langkah terakhir adalah menarik
pembelajaran kreatif (Marlina et al., 2018).
kesimpulan dari hasil penilaian dan
Hal ini menegaskan pentingnya modul
pembahasan.
pemebelajaran tari kreasi bagi mahasiswa
PGSD agar dapat memunculkan ide dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kreativitas.
Hasil
Hasil dari penelitian ini diharapkan
Hasil penelitian terhadap modul
dapat memberikan manfaat untuk
pembelajaran tari kreasi diuraikan
meningkatkan keahlian dan kompetensi
berdasarkan langkah-langkah penelitian
peneliti sebagai dosen berkaitan dengan
dan pengembangan berdasarkan metode
ilmu pengembangan media berupa modul
penelitian ADDIE yang dijabarkan
pembelajaran tari kreasi dan ilmu terkait
sebagai berikut:
kepakaran dalam bidang seni.
a. Analysis
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Langkah analisis yang
penelitian dan pengembangan research and dilakukan oleh peneliti mencakup
development (R&D). Menggunakan empat hal yaitu analisis kebutuhan,
metode penelitian ADDIE yang terdiri analisis kurikulum, analisis materi,
dari 5 langkah, yaitu analysis, design, dan analisis pembelajaran. Pada
development, implementation dan evaluation. analisis kebutuhan, peneliti
Hasil penelitian ini baru sampai pada
mengamati kebutuhan dalam
tahap ketiga yaitu development sedangkan
tahap implementation dan evaluation baru pembelajaran tari kreasi bagi
bisa dijalankan tahun depan di mata mahasiswa PGSD. Hal pertama yang
kuliah yang sama. dianalisis adalah berupa analisis
Penilaian kualitas produk permasalahan yang ditemukan bahwa:
menggunakan skala penilaian, yaitu: 1) Karakteristik mahasiswa yang
Tabel 1. Penilaian Kualitas Produk mengambil mata kuliah tari kreasi
Bobot Penilaian Kriteria
4 Baik sekali sangat beragam dan sedikit yang
3 Baik memiliki pengalaman berkesenian, 2)

106
Heni Siswantari / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

kesulitan mahasiswa dalam


memahami materi tari kreasi. Analisis
yang kedua yaitu kebutuhan yaitu: 1)
Menentukan bahan ajar yang sesuai
untuk membantu mahasiswa dalam
memahami materi, 2) menentukan
standar kompetensi, dan 3)
menentukan modul pembelajaran
yang sesuai dan dapat digunakan oleh
mahasiswa.
Analisis yang selanjutnya
terkait analisis kurikulum mata kuliah
tari kreasi. Kemunculan mata kuliah
ini perlu didukung adanya sumber
belajar baru yaitu modul
pembelajaran. Analisis ketiga materi
yaitu dengan menyesuaikan materi Gambar 1: Cover Modul
yang sesuai dengan kebutuhan Sumber: Siswantari, 2020
mahaiswa saat lulus dan terjun
langsung di sekolah. Analisis yang Cover modul dibuat sederhana yang
terakhir yaitu pembelajaran dengan memuat gambar 2 orang menari sebagai
menyesuaikan RPP yang dibuat penciri mata kuliah, judul modul,
dengan kompetensi yang ingin dicapai penyusun, dan penerbit.
mahasiswa. Berdasarkan analisis
situasi, maka output dari penelitian ini
adalah berupa modul pembelajaran
tari kreasi bagi mahasiswa PGSD.

b. Design
Tahap kedua adalah
perencanaan produk yang dilakukan
yaitu membuat komponen-komponen
yang diinginkan dan mendesain
produk. Sebelum desain produk
dilakukan peneliti terlebih dahulu
membuat desin flowchart yang
digunakan sebagai acuan dalam
mendesain produk agar lebih mudah
dan terarah. Berikut adalah beberapa
isi dalam modul.

Gambar 2: Silabus dalam modul


Sumber: Siswantari, 2020

Gambar 2 menunjukkan salah satu


bagian silabus dalam modul yang memuat
daftar ringkas isi materi dalam 4 kegiatan
belajar. Silabus ini sangat penting dalam
modul terlebih lagi akan digunakan secara

107
Heni Siswantari / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

mandiri oleh mahasiswa dalam Sebelum ketiga ahli melakukan


mengembangkan tari kreasi. validasi, instrumen penilaian terlebih
dahulu dikaji oleh ahli instrumen agar
layak dan sesuai dengan pedoman
penilaian kualitas modul. Ahli media
menilai modul secara umum mulai
dari desain, penggunaan warna,
kejelasan isi serta bahan yang
digunakan. Penilaian ahli media
memperoleh nilai 86,25 dengan
kategori “baik sekali”. Ahli materi
menilai komponen kualitas isi dan
komponen penyajian materi. Validasi
ahli materi dilakukan oleh dosen mata
kuliah seni Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Dari penilaian ahli materi
diperoleh nilai 85 dengan kategori
“baik sekali”. Ahli bahasa menilai
aspek kebahasaan dalam modul yang
telah dikembangkan. Ahli bahasa pada
Gambar 3: bagan langkah penelitian ini yaitu dosen mata kuliah
pengembangan tari kreasi bahasa Pendidikan Guru Sekolah
Sumber: Siswantari, 2020 Dasar. Berdasarkan penilaian ahli
bahasa diperoleh nilai 82 dan masuk
Gambar 3 menunjukkan proses dalam kategori “Baik sekali”. Sehingga
pembelajaran yang terintegrasi dan mendapatkan nilai rata-rata sebesar
runtut dari tujuan hingga evaluasi 84,41, sehingga modul pembelajaran
pembelajaran. Mahasiswa dan dosen tari kreasi bagi mahasiswa masuk
memiliki aktivitas masing-masing dalam kategori “baik sekali”.
namun saling berhubungan dan Tahap terakhir yaitu revisi
menjadi penyaring informasi. produk final. Revisi dilakukan sesuai
Pengembangan ini berdasarkan teori dengan saran dari ahli media, ahli
Banevičiūtė yang telah dikembangkan materi, dan ahli bahasa. Modul ini
lagi oleh Heni Siswantari. dapat dijadikan referensi sumber
belajar yang bagi dosen dan
c. Development mahasiswa dalam mempelajari proses
penciptaan tari kreasi bagi mahasiswa
Pada tahap pengembangan ini,
PGSD. Terkait dengan keaktifan
setelah melalui tahap perencanaan
proses pembelajaran, maka modul ini
produk dikembangkan sesuai dengan
diharapkan dapat memotivasi dosen
desain komponen-komponen yang
dan mahasiswa untuk membaca,
telah dibuat. Selanjutnya penyusunan
mengerjakan tugas, menimbulkan rasa
instrumen penelitian untuk ahli media,
ingin tahu untuk melakukan eksplorasi
ahli materi, ahli pembelajaran yang
lebih lanjut tentang topik yang
mengacu pada pedoman penilaian ahli
dipelajari.
oleh (Prastowo, 2014). Pada tahapan
ini, ahli akan melakukan penilaian
Pembahasan
terhadap produk media modul yang
Modul ini berisi 4 materi pokok
dikembangkan yang terdiri dari 3
tentang pembelajaran tari kreasi bagi
aspek yaitu media, materi, dan bahasa
mahasiswa PGSD. Materi dalam modul
untuk mengetahui Kualitas dari
ini merupakan lanjutan dari materi dalam
produk yang digunakan untuk
mata kuliah pendidikan seni tari dan
digunakan sebagai sumber belajar
drama. Materi yang disajikan spesifik
mahasiswa PGSD.

108
Heni Siswantari / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

untuk penciptaan karya tari yang sesuai yang terlibat yaitu mahasiswa dan dosen
untuk siswa sekolah. Materi awal yaitu yang memiliki peran masing-masing
tentang definisi dan jenis tari kreasi yang Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
ada di Indonesia. Menurut Anggraini (Banevičiūtė, 2011) yang telah
(2016: 131) dalam (Widati, 2016) tari dikembangkan oleh Heni Siswantari
kreasi adalah gaya tari yang lepas dari menunjukkan langkah-langkah yang
standar tari yang baku. Komposisi- harus diikuti adalah perception, observation,
komposisi tari tersebut perlu diwujudkan creation, interpretation, dan evaluation.
dengan keahlian merangkai gerak, Sedangkan Aktivitas dosen atau pengajar
mencocokkan pada iringan dirancang yaitu stimulation, observation, monitoring,
menurut penata tari sesuai atas situasi dan dan evaluation.
kondisi serta tetap memelihara nilai Mata kuliah tari kreasi merupakan
artistik. Menurut Suwandi (2005:108) lanjutan dari mata kuliah pendidikan seni
dalam (Prastya et al., 2017) tari kreasi tari dan drama. Output yang ditargetkan
adalah jenis tari yang koreografernya adalah mahasiswa mampu membuat
masih bertolak dari tari tradisional atau karya tari baru bagi siswa sekolah dasar.
pengembangan pola-pola yang sudah ada. Dengan demikian, metode yang
Di dalamnya berisi materi terkait digunakan adalah demonstrasi dan
pengertian tari kreasi dan perbedaan tari penugasan dengan pendekatan
kreasi di Indonesia Materi kedua yaitu metacognisi. Pendekatan yang jarang
metode pencatatan tari yang berisi definisi digunakan adalah metakognitif.
dan contoh penyusunan danceskript. Merefleksikan pemikiran dan
Materi kedua yaitu tentang pembelajaran Anda sendiri adalah
danceskript tari. Pada mulanya pencatatan pemikiran metakognitif (Marzano, 2005)
tari berbentuk notasi laban. Notasi Laban dalam (Banevičiūtė, 2011). Metakognitif
merupakan suatu sistem pencatatan tari memiliki 3 tahapan, yaitu: Planning,
yang terstandarisasi guna mencatat dan monitoring, dan evaluating. Pada masing-
menganalisis beragam gerak manusia. masing tahapan tersebut pembelajar
Salah satu yang menuliskan notasi laban melakukan kontrol terhadap cara berfikir
adalah Wibowo, D dkk mengemukakan mereka sendiri untuk menyelesaikan
tentang notasi laban tari Jogi guna permasalahan yang mereka hadapi, Slavin
mendokumentasikan secara akurat effort (2012) dalam (Wati, 2020). Dalam modul
dan shape tarian tersebut (Wibowo et al., ini pendekatan yang digunakan adalah
2019). Dalam modul ini pencatatan tari pendekatan “metakognitif” dan “berbasis
tidak dibuat dalam bentuk notasi laban tugas”. Strategi pembelajaran
karena akan sulit dipahami oleh metakognitif adalah strategi pembelajaran
mahasiswa. Oleh karena itu, pencatatan umum yang sesuai diberikan untuk
tari diwujudkan dalam bentuk kolom yang pembelajaran yang berbasis praktik.
menerangkan ragam tari secara deskriptif Materi yang terakhir adalah
dilengkapi dengan foto dokumentasi evaluasi hasil pembelajaran tari berbasis
gerak. Bagi mahasiswa PGSD yang tidak multiple intelligencess. Menurut Fleetham
seluruhnya berlatarbelakang seni akan (Yaumi, 2016: 11) mengemukakan bahwa
lebih mudah menuliskan karya tari multiple inteligences atau disebut dengan
mereka dalam bentuk danceskript semacam kecerdasan jamak merupakan berbagai
ini. keterampilan dan bakat yang dimilki
Materi ketiga yaitu berisi siswa untuk menyelesaikan berbagai
pendekatan dan langkah pengembangan persoalan dalam pembelajaran.
tari kreasi. Pembuatan gerak tari kreasi Kecerdasan jamak terdiri dari 9
bagi mahasiswa PGSD disesuaikan Kecerdasan, namun dalam penilaian tari
dengan beragamnya pengalaman dalam buku ini hanya memasukkan 5
mahasiswa terkait seni tari. Secara umum kecerdasan.
terdapat 3 aktivitas utama yaitu Penilaian siswa berbasis multiple
pendahuluan, inti, dan penutup. Subjek intelligencess terdiri dari penilaian

109
Heni Siswantari / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

intrapersonal, interpersonal, musikal, SIMPULAN


kinestetik dan visual spasial. Beberapa Proses pengembangan modul
penelitian terkait media pembelajaran tari pembelajaran tari kreasi menggunakan
juga telah dilakukan oleh peneliti jenis penelitian Research and Development
sebelumnya beberapa di antaranya yaitu (R&D) dengan metode penelitian ADDIE
(Hasyim & Jombang, 2018) dalam yang dengan 5 langkah yaitu analysis, design,
menjelaskan tentang efektivitas development, implementation dan evaluation.
penggunaan media card dance dalam Akan tetapi, penelitian ini baru sampai
pembelajaran tari pada mahasiswa PGSD tahap development. Modul ini berisi 4
universitas hasyim asy’ari Tebuireng materi pokok tentang pembelajaran tari
Jombang. Media ini tepat untuk kreasi bagi mahasiswa PGSD. Hasil
membantu mahasiswa dalam proses penilaian dari para ahli media menilai
pengenalan budaya untuk nantinya modul secara umum mulai dari desain,
dijadikan bekal dan diterapkan dalam penggunaan warna, kejelasan isi serta
proses pembelajaran seni di sekolah dasar. bahan yang digunakan dengan
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh memperoleh nilai 86,25 “baik sekali”.
(Sayidiman, 2012) yang menggunakan Dari penilaian ahli materi diperoleh nilai
media audio visual dalam meningkatkan 85 dengan kategori “baik sekali”. Ahli
bakat dan minat mahasiswa PGSD dalam bahasa menilai aspek kebahasaan dalam
pembelajaran tari. modul yang telah dikembangkan. Ahli
Dengan adanya modul ini bahasa pada penelitian ini yaitu dosen
diharapkan dapat menjadi salah satu mata kuliah bahasa Pendidikan Guru
referensi baik bagi dosen maupun Sekolah Dasar. Berdasarkan penilaian
mahasiswa PGSD dalam ahli bahasa diperoleh nilai 82 dan masuk
mengembangkan tari kreasi. Selama ini dalam kategori “Baik sekali”. Rata-rata
referensi terkait pengembangan tari kreasi nulai sebesar 84,41, sehingga modul
khususnya penciptaan karya tari bagi pembelajaran tari kreasi bagi mahasiswa
mahasiswa PGSD masih sangat terbatas. masuk dalam kategori “baik sekali”
Belum banyak yang menerapkan Dengan adanya modul ini
kurikulum tari kreasi sehingga masih diharapkan dapat menjadi salah satu
sangat terbatas tentang langkah referensi baik bagi dosen maupun
penciptaan tari bagi siswa sekolah dasar. mahasiswa PGSD dalam
Langkah-langkah penciptaan tari kreasi mengembangkan tari kreasi. Selama ini
untuk siswa sekolah dasar dibuat secara referensi terkait pengembangan tari kreasi
sistematis untuk dapat diikuti dengan khususnya penciptaan karya tari bagi
mudah oleh dosen dan mahasiswa PGSD. mahasiswa PGSD masih sangat terbatas.
Hasil akhir dari proses Belum banyak yang menerapkan dalam
pembelajaran tari kreasi adalah adanya kurikulum tari kreasi sehingga masih
pemahaman mahasiswa yang mendalam sangat terbatas tentang langkah
tentang karakteristik siswa sekolah dasar, penciptaan tari bagi siswa sekolah dasar.
unsur karya tari kreasi yang sesuai untuk Langkah-langkah penciptaan tari kreasi
siswa sekolah dasar, pemahaman tentang untuk siswa sekolah dibuat secara
langkah penciptaan tari, dan penyajian sistematis untuk dapat diikuti dengan
karya tari kreasi. Hasil ini tidak terlepas mudah oleh dosen dan mahasiswa PGSD.
dari kualitas proses pembelajaran yang Kemudian dalam pengembangan modul
harus selalu dimonitoring oleh dosen. Hal pembelajaran tari kreasi bagi mahasiswa
ini karena mahasiswa PGSD memiliki dapat dikembangkan lebih baik lagi oleh
tingkat pemahaman dan pengalaman peneliti berikutnya.
yang berbeda terkait penciptaan karya tari.
Bila aktivitas dosen dan mahasiswa tidak DAFTAR PUSTAKA
utuh dijalankan maka hasil tidak akan Anggraini, D. (n.d.). Pengembangan
maksimal. Multimedia Interaktif Silat Pedang
Untuk. 1, 107–114.

110
Heni Siswantari / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran Jurnal Pendidikan, 9(1), 35–42.


(edisi revisi). PT RajaGrafindo Wibowo, D. E., Silalahi, M. L., & Sagala,
Persada. J. M. (2019). Studi Laban Tari Jogi.
Banevičiūtė, B. (2011). Learning Strategies Jurnal Seni Tari, 8(2), 227–237.
and Evaluation Methods in Dance https://doi.org/10.15294/jst.v8i2.3
Education. Journal of Pedagogy and 2230
Psychology “Signum Temporis,” 3(1), Widati, S. (2016). Peningkatan Kreativitas
4–12. Tari Kreasi Dengan Pembelajaran
https://doi.org/10.2478/v10195- Berbasis Proyek. Dinamika
011-0028-3 Pendidikan, 6(1), 16–21.
Dalimunthe, W. R., Heniwaty, Y., & Yaumi, M. (2016). Pembelajaran Berbasis
Rahmah, S. (2020). Pengembangan Kecerdasan Jamak (Multiple
Buku Ajar Tari Simalungun Berbasis intelligences) Mengidentifikasi dan
High Order Thinking Skills (Hots) Mengembangkan Multitalenta.
dalam Mengatasi Kurangnya Bahan Prenadamedia Group.
Ajar Materi Budaya Lokal Sumatera
…. Jurnal Seni Tari, 9(2), 151–159.
https://journal.unnes.ac.id/sju/ind
ex.php/jst/article/view/41622/174
47
Emy Yunita Rahma Pratiwi, R. A. (2018).
Kualitas Media Card Dance untuk
Pembelajaran seni tari Di Lembaga
Pendidikan. Jurnal Bidang Pendidikan
Dasar, 2(2), 1–10.
Hasyim, U., & Jombang, T. (2018).
Pembelajaran Seni Tari Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Hasyim Asy ’ Ari Tebuireng
Jombang Program studi Pendidikan
Guru Sekolah. 6(02), 207–215.
Marlina, Siti, & Vol, J. (2018). Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
Vol.18 No.1 Tahun 2018. 18(1), 116–
125.
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva
Press.
Sayidiman. (2012). Penggunaan Media
Audio Visual Dalam Merangsang
Minat Mahasiswa Terhadap Mata
Kuliah Seni Tari. Jurnal Publikasi
Pendidikan, 2(1), 36–43.
https://doi.org/http://dx.doi.org/1
0.26858/publikan.v2i1.1583
Syefriani. (2019). Tari Kreasi Baru Zapin
Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir
Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu.
Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Wati, T. L. (2020). Metacognitive Analysis
Through Media in Fine Arts Courses
Education for elementary school.

111

Anda mungkin juga menyukai