Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERKEMBANGAN KOLONIALISME

DAN IMPERIALISME

Disusun oleh:

KELOMPOK I

1. Arnold Berkat Gea


2. Ester Ferniatwati Gea
3. Samuel Ebenhoezer Zalukhu
4. Wesilina Gea
5. Julis Fourisman Nazara
6. Jurisman Zalukhu

Guruh Pengasuh: Bapak Agusman Jaya Gea,S,Pd

SMA SWASTA CAHAYA

LAHEWA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi

maha panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat- Nya,

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang metabolisme ini.

Makalah ini dapat kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah


..... ..... ... ..

ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan

kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.


....... ...... . ..... .. ..... ... .. ..... ...... .

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang masyarakat harus

beralih kekendaraan umum untuk mengurangi kepadatan jalan raya ini

dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


....... .... . ..... ..... .....
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metabolisme..................................................................
B. Komponen Yang Merperan Dalam Metabolisme............................
C. Macam – Macam Jenis Metabolisme ..............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita pasti sudah tahu bahwa salah satu kebutuhan utama makhluk
hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan
untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup.
Bagaimana dan di mana makanan dapat diubah menjadi suatu bentuk energi
yang siap pakai sehingga suatu aktivitas dapat terjadi? Kita pasti sudah
menduga bahwa perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam
sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun
tubuh makhluk hidup. Pada makalah ini kita akan membahas tentang
metobolisme dan komponen yang berperan di dalamnya.
Proses perubahan zat makanan menjadi energi yang siap digunakan, harus
melalui suatu rangkaian reaksi kimia yang tidak sederhana. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, reaksi kimia ini terjadi pada sel yang merupakan
materi hidup sehingga reaksinya adalah reaksi biokimia. Seluruh proses atau
reaksi biokimia dalam sel untuk memperoleh dan menggunakan energi guna
melaksanakan aktivitas serta untuk menjaga kelangsungan hidupnya disebut
metabolisme. Metabolisme terdiri atas reaksi pemecahan makanan menjadi
energi atau katabolisme dan reaksi pembentukan zat makanan atau
anabolisme.1

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian metabolisme?


2. Apa saja komponen yang berperan dalam metabolisme?
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Metabolisme
Seperti yang anda ketahui dalam proses penyediaan energi, baik pada
tumbuhan maupun manusia, melalui rentetan reaksi kimia. Jika seluruh reaksi
kimia terjadi dalam sel makhluk hidup, maka reaksinya disebut reaksi
biokima.Seluruh proses atau reaksi biokimia yang terjadi dalam sel disebut
metabolisme.
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh
substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. Perlu
Anda ketahui reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme)
dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi
perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia
dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak
untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain.
Proses metabolisme yang terjadi di dalam sel makhluk hidup seperti
pada tumbuhan dan manusia melibatkan sebagian besar enzim (katalisator)
baik berlangsung secara sintesis (anabolisme) dan respirasi (katabolisme).
Apa peran enzim di dalam reaksi kimia yang terjadi di dalam sel? Pada saat
berlangsungnya peristiwa reaksi biokimia di dalam sel, enzim
bekerja secara spesifik. Enzim mempercepat reaksi kimia yang menghasilkan
senyawa ATP dan senyawa-senyawa lain yang berenergi tinggi seperti pada
proses respirasi, fotosintesis, kemosintesis, sintesis protein, dan lemak.

B. Komponen Yang Berperan Dalam Metabolisme


Tubuh organisme menyediakan molekul berenergi dan molekul yang
dapat mempercepat (mengkatalisasi) terjadinya reaksi kimia dalam tubuh.
Molekul tersebut adalah ATP (Adenosin trifosfat) dan enzim.

1. Enzim
Enzim merupakan protein pengkatalis. Katalis adalah agen kimiawi
yang mempercepat laju reaksi tanpa mengubah struktur enzim itu sendiri.

a. Struktur Enzim
Enzim memiliki sisi aktif, yakni bagian atau tempat pada enzim yang
berfungsi sebagai tempat menempelnya substrat. Kerja enzim sangat spesifik
karena sisi aktif dari enzim sangat selektif terhadap bentuk kimia dari substrat
yang akan dikatalisis. Ikatan yang terbentuk antara enzim dengan substrat
bersifat lemah sehingga reaksi dapat berlangsung bolak-balik. Substrat
menempel pada sisi aktif enzim dan akan menghasilkan produk baru. Tubuh
enzim terdiri atas beberapa bagian. Bagian utama enzim berupa protein yang
disebut apoenzim. Bagian lainnya adalah bagian yang tersusun atas materi
anorganik, seperti senyawa logam yang disebut gugus prostetik.
Beberapa enzim memerlukan molekul yang membantu kerja enzim
menguatkan ikatan dengan substrat, yakni kofaktor. Banyak molekul logam
anorganik yang berfungsi sebagai kofaktor, seperti ion logam Fe2+, Cu2+, dan
Mg2+. Beberapa komponen kimia enzim yang tersusun atas molekul organik
nonprotein disebut koenzim. Koenzim membawa atom fungsional ketika
enzim bereaksi. Contoh koenzim yang berada pada bagian gugus prostetik
enzim adalah koenzim A, yang membawa sumber karbon ketika memecah
piruvat dan asam lemak. Ikatan antara apoenzim dan kofaktor disebut
holoenzim.
b. Sifat Enzim
Sebagai biokatalisator, enzim memiliki beberapa sifat antara lain
1) Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produkakhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkanlaju suatu
reaksi. 
2) Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentusaja.
3) Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.Antara
lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarutorganik. Selain itu,
panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasisehingga tidak dapat
berfungsi sebagai mana mestinya.
4) Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai
katalisator,enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
5) Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik,
artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat lajureaksi sehingga
tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawamenjadi senyawa-
senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawamenjadi senyawa tertentu.
.
c. Cara Kerja Enzim
Terdapat dua teori yang menerangkan cara kerja enzim, yakni teorilock
and key dan teori induced fit. Teori lock and key menganalogikan mekanisme
kerja enzim seperti kunci dengan anak kunci. Substrat masuk ke dalam sisi
aktif enzim. Jadi, sisi aktif enzim seolah-olah kunci dan substrat adalah anak
kunci.

Substrat

Produk

Enzim
Teori lock and key
Sumber: Biological cience, 1986

Adapun teori induced fit mengemukakan bahwa setiap molekul


substrat memiliki permukaan yang hampir pas dengan permukaan sisi aktif
enzim.

Substrat Kompleks enzim Produk


substrat

Enzim Enzim
Teori induced fit

d. Penamaan Enzim
Penamaan enzim umumnya disesuaikan dengan substrat yang diuraikan, lalu
dibubuhi akhiran ase. Sebagai contoh, enzim amilase menguraikan amilum
menjadi maltosa di mulut. Enzim lipase bekerja menguraikan lipid (lemak)
menjadi asam lemak.
e. Jenis enzim
Berdasarkan lokasi kerjanya, enzim dapat dibagi menjadi dua jenis,
sebagai berikut.
1) Eksoenzim, yakni enzim yang bekerja di luar sel,
contohnya: amilum amilase maltosa
maltosa maltase glukosa
2) Endoenzim, yakni enzim yang bekerja di dalam sel,
contohnya: glukosa heksokinase glukosa-6-Phospat
f. Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim
Seperti halnya protein yang lain, sifat enzim sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya. Kondisi yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerja enzim
terganggu. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kerja enzim.
1) Temperatur
Enzim memiliki rentang temperatur tertentu agar dapat bereaksidengan
optimal. Pada temperatur yang tinggi, enzim akan rusak (terdenaturasi)
sebagai sifat umum dari protein. Pada kondisi ini, struktur enzim sudah
berubah dan rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. Adapun pada
temperatur yang rendah, enzim berada pada kondisi inaktif (tidak aktif).
Enzim akan bekerja kembali dengan adanya kenaikan temperatur yang sesuai.
Semua enzim memiliki kondisi temperatur yang spesifik untuk bekerja
optimal. Enzim memiliki kecenderungan semakin meningkat seiring dengan
kenaikan temperatur hingga pada batas tertentu. Setelah itu, enzim kembali
mengalami penurunan kinerja. Pada saat kerja enzim optimal maka dapat
dikatakan bahwa pada temperatur tersebut temperatur optimum.

100

50

0 20 40 60
Temperatur (Co)
Sumber: Biological cience, 1986

2) pH
Seperti halnya temperatur, pH dapat memengaruhi optimasi kerja
enzim. Setiap enzim bekerja pada kondisi pH yang sangat spesifik. Hal ini
berkaitanerat dengan lokasi enzim yang bekerja terhadap suatu substrat. Pada
umumnya, enzim akan bekerja optimum pada pH 6-8. Perubahan pH
lingkungan akan mengakibatkan terganggunya ikatan hidrogen yang ada pada
struktur enzim. Jika enzim berada pada kondisi pH yang tidak sesuai, enzim
dapat berada pada keadaan inaktif. Dengan adanya kondisi pH yang spesifik
ini, enzim tidak akan merusak sel lain yang berada di sekitarnya. Contohnya,
enzim pepsin yang diproduksi pankreas untuk mencerna protein dalam
lambung, tidak akan mencerna protein yang ada di dinding pankreas karena
enzim pepsin bekerja pada pH 2-4.
3) Konsentrasi Substrat dan Konsentrasi Enzim
Kerja enzim sangat cepat maka untuk mengoptimalkan hasilnya, perlu
perbandingan jumlah atau konsentrasi antara substrat dengan enzim yang
sesuai. Jumlah substrat yang terlalu banyak dan konsentrasi enzim sedikit
akan menyebabkan reaksi tidak optimal.
Konsentrasi enzim membatasi laju reaksi. Enzim akan “jenuh” jika sisi
aktif semua molekul enzim terpakai setiap waktu. Pada titik jenuh, laju reaksi
tidak akan meningkat meskipun substrat ditambahkan. Jika konsentrasi enzim
ditambahkan, laju reaksi akan meningkat hingga titik jenuh berikutnya.
4) Kofaktor
Kofaktor dapat membantu enzim untuk memperkuat ikatan dengan
substrat atau kebutuhan unsur anorganik, seperti karbon. Selain itu, kofaktor
juga membantu proses transfer elektron.
5) Inhibitor Enzim
Inhibitor mengganggu kerja enzim. Berdasarkan pengertian dari kata
dasarnya (inhibit artinya menghalangi), inhibitor merupakan senyawa yang
dapat menghambat kerja enzim. Inhibitor secara alami dapat berupa bisa
(racun) yang dikeluarkan oleh hewan, seperti ular atau laba-laba. Inhibitor
akan mencegah sisi aktif untuk tidak bekerja. Beberapa obat-obatan juga
berfungsi sebagai inhibitor, seperti penisilin yang berguna menghambat kerja
enzim pada mikroorganisme. Inhibitor terbagi atas dua macam, yakni
inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Pada inhibitor kompetitif,
inhibitor ini akan bersaing dengan substrat untuk bergabung dengan enzim
sehingga kerja enzim akan terganggu. Sementara itu, inhibitor nonkompetitif
tidak akan bersaing dengan substrat untuk bergabung dengan enzim karena
memiliki sisi ikatan yang berbeda (Keeton and Gould, 1986: 81).
6) Kadar Air
Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh air. Rendahnya kadar air dapat
menyebabkan enzim tidak aktif. Sebagai contoh, biji tanaman yang dalam
keadaan kering tidak akan berkecambah. Hal ini disebabkan oleh tidak
aktifnya enzim sebagai akibat dari rendahnya kadar air dalam biji. Biji akan
berkecambah jika direndam. Kadar air yang cukup dapat mengaktifkan
kembali enzim.
C. Macam-macam Jenis Metabolisme

1. Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi penguraian senyawa yang kompleks menjadi

senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Contohnya yaitu respirasi

yang merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.

Berdasarkan kebutuhan akan O2, terdapat respirasi aerobik (C6H12O6 + 6O2 à 6H2O +

6CO2 + 675 kkal) dan anaerobik (C6H12O6 à 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kkal)

Respirasi dibagi menjadi 2 macam

1. Respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas.

2. Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas.

Adapun beberapa tahapan dalam respirasi aerob yang harus kamu tahu adalah

sebagai berikut.Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui empat tahap, yaitu:

1) Glikolisis

2) Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat

3) Siklus Kreb’s

4) Rantai Transpor Elektron


1. Glikolisis
Glikolisis merupakan tahap pertama respirasi aerob yang terjadi di dalam sitoplasma

atau sitosol. Pada tahap ini molekul glukosa akan diuraikan menjadi senyawa yang

lebih sederhana. Hasil penguraian molekul glukosa pada glikolisis berupa 2 molekul

ATP, 2 molekul asam piruvat, dan 2 molekul NADH. Untuk lebih lengkapnya,

perhatikan bagan berikut.

ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi yang nantinya digunakan untuk

transpor aktif menuju mitokondria. Untuk 2 molekul NADH yang dihasilkan akan

ditransfer ke tahap transpor elektron. Berikut ini ringkasan tahap glikolisis.


2. Dekarboksilasi Oksidatif
Tahap kedua setelah glikolisis adalah dekarboksilasi oksidatif. Tahap ini

berlangsung di dalam mitokondria. Reaksi pertama diawali dengan perubahan

asam piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil koA). Perubahan tersebut

menghasilkan molekul CO2 dan NADH. Artinya, satu molekul asam piruvat akan

menghasilkan 1 molekul asetil koA, CO2, dan NADH. Oleh karena pada tahap

glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, maka dekarboksilasi oksidatif menghasilkan 2

molekul asetil koA, 2 molekul CO2, dan 2 molekul NADH. Untuk prosesnya,

simak bagan berikut.

Urutan prosesnya adalah sebagai berikut.

 Asam piruvat yang terbentuk pada tahap glikolisis akan melepaskan gugus karboksilat
(COO–). Gugus tersebut akan diubah menjadi CO2.
 Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan elektronnya pada
molekul NAD+ menjadi NADH. Untuk CH3COO– akan diubah menjadi asam asetat.
 Asam asetat akan berikatan dengan koenzim A membentuk asetil koenzim A (asetil
koA).
Untuk memudahkan pemahamanmu tentang dekarboksilasi oksidatif,

perhatikan ringkasan berikut.

3. Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi aerob. Pada

tahap ini akan dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2 molekul FADH2, dan

4 molekul CO2. Untuk urutan prosesnya adalah sebagai berikut.


 Asetil koA (2 atom C) berikatan dengan asam oksaloasetat (4 atom C) membentuk
asam sitrat (6 atom C). Itulah mengapa siklus Krebs biasa disebut siklus asam sitrat.
 Asam sitrat diubah menjadi asam isositrat.
 Asam isositrat (6 atom C) diubah menjadi asam α-ketoglutarat (5 atom C). Reaksi ini
disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
 Asam α-ketoglutarat (5 atom C) diubah menjadi suksinil koA yang memiliki 4 atom
C. Reaksi ini juga disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
 Suksinil koA yang terbentuk diubah menjadi asam suksinat (4 atom C). Reaksi ini
menghasilkan GTP. Selanjutnya, GTP diubah menjadi ATP.
 Lalu, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat disertai pembentukan FADH2.
 Asam fumarat yang terbentuk diberi tambahan air agar berubah menjadi asam malat
(4 atom C).
 Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali disertai pembentukan NADH.
Jika disederhanakan, siklus Kreb bisa dituliskan sebagai berikut.

4. Transpor Elektron
Tahap ini merupakan tahap akhir pada respirasi aerob yang disertai pembentukan

ATP paling banyak. Transpor elektron berlangsung di dalam krista, yaitu membran

dalam mitokondria. Reaksi yang berlangsung di dalam transpor elektron adalah

reaksi reduksi dan oksidasi antara senyawa NADH dan FADH2. Kedua senyawa

tersebut dihasilkan dari tahapan sebelumnya. Senyawa yang terlibat dalam

transpor elektron adalah koenzim Q, sitokrom B, sitokrom C, sitokrom A,

sitokrom A3, dan oksigen. Simak bagan berikut ini.


Adapun penjabaran bagan di atas adalah sebagai berikut.

 NADH mampu menghasilkan elektron berenergi tinggi melalui proses oksidasi. Lalu,
elektron tersebut ditransfer ke koenzim Q. Oleh karena tingginya energi elektron,
ADP dan fosfat anorganik bersatu membentuk ATP.
 Koenzim Q akan dioksidasi oleh sitokrom B. Akibatnya, koenzim Q akan melepaskan
elektron dan 2 ion H+.
 Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C, sehingga dihasilkan energi cukup tinggi.
Akibatnya, ADP dan fosfat anorganik akan bersatu membentuk ATP.
 Selanjutnya, sitokrom C akan mereduksi sitokrom A.
 Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Reaksi ini juga memicu bersatunya ADP
dan fosfat anorganik membentuk ATP.
 Sitokrom A3 dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Hasil akhir dari reaksi ini adalah
terbentuknya molekul H2O.
Transpor elektron yang melibatkan oksidasi NADH akan menghasilkan 3 ATP

dan 1 H2O. Demikian halnya dengan oksidasi FADH2. Pada oksidasi FADH2,

jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit, yaitu 2 ATP. Hal itu disebabkan

oleh kecilnya energi yang dihasilkan dari oksidasi FADH2. Secara ringkas,

pembentukan ATP dari NADH dan FADH2 ditulis sebagai berikut.

Dari tahapan glikolisis sampai siklus Krebs NADH dan FADH2 yang dihasilkan

berturut-turut adalah 10 dan 2 molekul. Artinya,


Dengan demikian, tahap transpor elektron menghasilkan 34 ATP dan 12 H2O. Jika

seluruh ATP  dijumlahkan (mulai glikolisis –  transpor elektron), akan dihasilkan

seperti tabel berikut.

Reaksi Jumlah

Glikolisis 2 ATP (digunakan untuk transpor aktif)

Dekarboksilasi Oksidatif –

Siklus Krebs 2 ATP

Transpor Elektron 34 ATP

Total 36 ATP

Respirasi anaerob

Terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa organik.


Hasil dari respirasi tanpa oksigen ini adalah sejumlah energi yang lebih kecil
yaitu 2 ATP.

Contoh dari respirasi anaerob, salah satunya adalah proses fermentasi


yang dibantu oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Contoh lain
adalah pada pernapasan intramolukel. Pada manusia dan dan hewan proses
respirasi anaerob ini juga bisa terjadi jika tubuh memerlukan energi secara
cepat.

Respirasi anaerob dilakukan oleh mikroorganisme karena keadaan


lingkungan yang tidak memungkinkan misalnya belum memiliki sistem
metabolisme yang kompleks.
2. Anabolisme
Anabolisme merupakan reaksi penyususnan zat yang berlangsung di dalam
sel. Anabolisme memiliki beberapa jenis yaitu Anabolisme karbohidrat, lemak
dan protein

Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun


beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau
molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang
digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini
energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor
seperti asam amino monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi
senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi
dariATB. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks,
seperti protein, opolisakarida, lemak, dan asam nukleat.

A. Contoh – Contoh Anabolisme


1. Fotosintesis
Fotosintesis (anabolisme) adalah proses anabolisme yang menggunakan cahaya
sebagai sumber energi.
Berikut reaksi fotosintesis :
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara
umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di
atas.
Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan
oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia. Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang
memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis.            
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung
kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat
lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap
milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan
yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat
anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan
air yang berlebihan.

2. Kemosintesis
Kemosintesis adalah konversi biologis satu molekul karbon atau lebih (biasanya
karbon dioksida atau metana), senyawa nitrogen dan sumber makanan menjadi
senyawa organik dengan menggunakan oksidasi molekul anorganik (contohnya gas
hidrogen, hidrogen sulfida) atau metana sebagai sumber energi, daripada cahaya
matahari, seperti pada fotosintesis. Dalam penjelasan yang lebih sederhana,
kemosintesis adalah anabolisme yang menggunakan energi kimia. Energi kimia
yang digunakan pada reaksi ini adalah energi yang dihasilkan dari suatu reaksi
kimia, yaitu reaksi oksidasi.
Berikut reaksi kemosintetis yaitu :

Kemosintesis terjadi pada organisme ototrof. Tepatnya kemo-ototrof. Yang


mampu menghasilkan senyawa organic yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik
dengan pertolongan energy kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia di sini
adalah energy yang diperoleh dari suatu rekasi kimia yang berasal dari reaksi
oksidasi. Kemampuan mengadakan kemosintesis ini dijumpai pada mikroorganisme
dan bakteri ototrof. Bakteri sulfur yang tidak berwarna memperoleh energy dari
proses oksidasi senyawa H2S. jangan dikacaukan dengan bakteri sulfur yang
berwarna kelabu-keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena meiliki
klorofil. Dengan reaksi sebagai berikut:
Cahaya matahari
CO2 + 2H2S CH2O + 2S + H2O
Klorofil
Bakteri besi memperoleh energy kimia dengan cara oksidasi Fe++ (Ferro) menjadi
Ferri. Bakteri nitrogen dengan mengadakan oksidasi senyawa tertentu dapat
memperoleh energy untuk mensintesis zat organic yang diperlukan. Bakteri
nitrosomonas dan nitrococcus memperoleh energy dengan cara mengoksidasi NH3
atau tepatnya NH3 yang telah membentuk senyawa ammonium karbonat menjadi
asam nitrit, dengan reaksi :
Nitrosomonas
(NH4)2 CO + 3O2 2HNO2 + CO2 + 3H2O + Energi
(ammonium karbonat) Nitrococcus (Asam nitrit)
Bakteri Nitrogen yang lain, Nitrobacter, mengubah nitrit menjadi nitrat, dengan
reaksi sebagai berikut :
Nitrobacter
Ca(NO2)2 + O2 Ca (NO3)2 + Energi
(nitrit) (nitrat)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Metabolisme adalah seluruh proses atau reaksi biokimia dalam sel untuk
memperoleh dan menggunakan energi guna melaksanakan aktivitas dan
menjaga kelangsungan hidup sel tersebut. Metabolisme terdiri atas anabolisme
(penyusunan) dan katabolisme (pemecahan). Setiap peristiwa metabolisme
membutuhkan komponen komponen penunjang utama. Komponen tersebut
terdiri atas enzim sebagai biokatalisator, kofaktor enzim berupa FAD, FMN,
NADP, ATP, dan reaksi oksidasi-reduksi (redoks).
B. Saran
Bagi pembaca dan menjadikan makalah ini sebagai referensi diharapkan
memcari materi yang lain jika ingin memahami lebih dalam tentang
metabolism, karna di makalah ini saya hanya memasukkah garis besarnya saja
dari metabolism.

Anda mungkin juga menyukai