Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR BKP KEWIRAUSAHAAN PENERAPAN

SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS

SUBANG

Disusun Oleh:

Delvienda Inola Tustira : D1A190513

Sriwulan : D19190505

Tresna Ayu Bilqis A : D1A190515

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU

KOMPUTER UNIVERSITAS SUBANG

SUBANG 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Menyatakan bahwa Laporan Akhir BKP-MBKM Kewirausahaan yang berjudul

TERNAK IKAN LELE

Disusun oleh:

Delvienda Inola Tustira (D1A.19.0513)

Sriwulan (D1A.19.0505)

Tresna Ayu Bilqis A (D1A.19.0515)

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pada tanggal :……………………….

Pembimbing I

(Tazkia Salsabila Ardan, S.Kom.,M.Kom)

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Ketua Program Studi

(Dr. Tepi Perisai, S.Sos., M.Si) (Jaja, M.Kom)

NIDN. ……………… NIDN. ………………


HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Akhir BKP-MBKM dengan judul

“BUDIDAYA TERNAK IKAN LELE ” adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya

tidak melakukan plagiat atau pun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung risiko/sanki yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada

klaim dari pihak lain terhadap kaslian karya sana ini

Subang, 26 Juni 2022

Yang membuat pernyataan

Ttd

(Penulis)
ABSTRAK

Budidaya ikan lele merupakan suatu usaha yang menjanjikan untuk digeluti

waktu sekarang, kebutuhan akan ikan yang tinggi dipasaran, membuat terbuka

kesempatan untuk berwirausaha di sektor peternakan ikan. Pasar ikan lele yang stabil

membuat peternakan budidaya ikan lele diminati. Ikan lele yang mudah dikembangkan

merupakan salah satu faktor pendukung untuk kemajuan budidaya ikan lele, dan tingkat

ketahanan ikan lele terhadap perubahan cuaca yang baik mendukung berkembang

cepatnya dan kemudahan peternak untuk menjadikan budidaya ikan lele pilihan yang

tepat untuk usaha.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan dan percobaan usaha

terhadap pembesaran ikan lele peternakan bapak daud yang ditinjau dari aspek-aspek

yang terkait dengan studi kelayakan. Studi kelayakan ini diharapkan untuk dapat

mengetahui besarnya dana investasi yang dibutuhkan, market pasar yang ada, dan

kendala apa saja yang mungkin terjadi dalam proses mendirikan jenis usaha olahan ikan

lele tersebut.

Variabel penelitian adalah air, tanah, modal, tenaga kerja, transportasi, sumber

benih, pasar, dan harga. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode

angket, metode interview, dan metode dokumentasi. Metode analisis data yang

digunakan adalah analisis usaha tani, analisis faktor eksternal dan faktor internal serta,

analisis SWOT

Hasil penelitian ini menunjukan hasil nilai Rp. 7,385,000,- perpanen payback

periode 2-3 bulan dengan modal investasi Rp. 3,800,000 dengan pembagian 60% untuk

peternak dan 40% untuk investor. Uji percobaan dengan melakukan tahap pertama kali

memulai invest pada peternak untuk mengetahui pendapatan dan sesitifnya udaha

terhadap beberapa factor penghalang usaha. Pendirian usaha ini di kaji dengan

beberapa aspek studi percobaan.


Kata kunci : studi percobaan usaha, Budidaya ikan lele, Investasi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. Yang dengan Rahmat dan

Innayahnya, laporan Akhir kewirausahaan “Budidaya Ikan Lele” ini telah selesai kami

susun.

Harapan kami dengan laporan ini semoga dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi laporan “budidaya ikan lele” agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis menyadari bahwa dalam penulisan

laporan ini jauh dari kata sempurna baik dalam isi maupun kalimatnya, dengan segala

kerendahan hati penulis menerima semua saran dan kritik yang bersifat membangun

guna kesempurnaannya laporan ini.

II
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

DAFTAR SIMBOL ...................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

BAB II LANDASA TERI .............................................................................................. 5

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK .......................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

LAMPIRAN ………………………………………………………………………………… L-1

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara.

Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per

kapita, namun melibatkan pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis

maupun masyarakat. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil dalam

mendorong praktik-praktik kewirausahaan yang pada akhirnya memunculkan berbagai

penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Hal ini tentunya membuka

peluang kerja baru, membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu

menciptakan pertumbuhan usaha di berbagai sektor.

Setiap manusia ingin hidup sehat dan sejahtera, manusia akan memiliki

produktifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan kehidupan

yang demikian manusia membutuhkan makanan yang bergizi baik. Makanan bergizi

dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah ikan lele. Permintaan

konsumen terhadap ikan lele semakin meningkat di berbagai daerah. Budidaya ikan

konsumsi ini sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat untuk

meningkatkan protein yang dibutuhkan masyarakat. Dalam usaha budidaya ikan lele

perlu dilakukan secara intensif dan profesional

baik mulai dari pemilihan bibit, pembesaran dan sampai ikan siap dipasarkan. Dimana

ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling berhubungan, namun bisa berdiri sendiri

apabila diusahakan.

Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Ternak ikan lele

yang akan berlokasi di Desa CIDAKI, Jalan Cagak. Alasan perencanaan budidaya ikan

lele menjadi obyek penelitian adalah karena merupakan ide usaha atau tujuan usaha dari

penulis sendiri ingin membangun usaha produksi ikan lele dengan cara berkerjasama

1
antara mahasiswa dengan peternak langsung siap konsumsi melihat dari peluang pasar

yang ada di daerah Subang maupun di luar Subang.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pertumbuhan ikan lele dikalangan masyarakat masih kurang optimal

2. memulai bisnis dengan cara invest pada peternak.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Membentuk persamaan Linear Programming untuk memaksimalkan keuntungan

penjualan ikan lele dengan mengoptimasi produksi pakan dan bagaimana mendapatkan

hasil penyelesaiannya menggunakan bantuan program simulasi menggunakan metode

Simpleks untuk memaksimalkan keuntungan.

1.4 Tempat dan Jadwal Pelaksanaan BKP-MBKM

1.4.1 Tempat Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan adalah desa Cidaki Jalancagak Subang ,Alasan memilih Desa

Cidaki Jalancagak Subang berdasarkan pertimbangan :

1. Kawasan yang tidak tercemar oleh limbah rumah tangga ataupun industri yang

beracun seperti sabun, minyak, oli, atau limbah beracun lainnya.

2. Ketinggian lokasi ideal

3. Mudahnya air yang memenuhi kriteria layak hidup ikan.

2
1.4.2 jadwal pelaksanaan

Waktu pelaksaan dilaksanakan dalam waktu bulan terhitung bulan maret hingga bulan

mei 2022

Program Februari Maret April Mei Juni Juli

Literasi Kewirausahaan

Penyusunan Proposal

Perancangan Produk

Desain Promo

Pemasaran

Evaluasi

Laporan Kegiatan

Jadwal pelaksanaan yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan akhir jadwal

maksimal sesuai project selesai

3
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Analisis Produk

Nama kegiatan usaha ini adalah Budidaya ternak ikan lele. Ikan lele merupakan

salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ikan ini sudah

dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya lele berkembang

pesat dikarenakan dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan

padat tebar tinggi, pemasarannya relatif mudah, dan modal yang dibutuhkan relatif

rendah yang mana Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi cukup

besar untuk melakukan pengembangan budidaya ikan air tawar.

2.2 Keunggulan Produk/Jasa

 Memiliki pangsa pasar yang luas, Lele merupakan salah satu ikan paling populer

di masyarakat Indonesia. Ikan lele biasanya disajikan menjadi pecel lele, sambel

lele, lele bakar dan sebagainya. Dengan banyaknya kreasi makanan berbahan

dasar lele, membuat lele memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Lele juga

biasa menjadi sajian masakan di warung makan hingga restoran. Hal ini tentu

memudahkan Anda dalam memasarkan ikan lele.

 Perawatan relatif mudah, tidak perlu memberikan perlakuan khusus dalam

merawat atau membudidayakan ikan lele karena ikan lele termasuk jenis ikan

yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya, baik di kolam tanah, semen

atau terpal.

 Tahan penyakit, Ikan lele terkenal akan ketahanannya terhadap serangan

penyakit dan memiliki kekebalan tubuh yang baik. Anda akan jarang menemukan

ikan lele mati akibat serangan penyakit karena lele telah dilindungi oleh lendir di

bagian tubuhnya.

4
 Daya tahan kuat, Selain tahan terhadap serangan penyakit, ikan lele juga

memiliki daya tahan hidup yang kuat. Ikan lele dapat hidup di berbagai kondisi,

bersih, kotor maupun tercemar. Dengan daya tahan hidup yang kuat, maka risiko

kerugian karena ikan lele mati menjadi rendah.

 Cepat panen, tidak perlu menunggu waktu lama untuk memanen lele, biasanya

ikan lele sudah siap panen dalam jangka waktu 2-3 bulan sejak benih ditebar.

 Benih mudah didapat dan murah.

 Perputaran uang cepat

2.3 Kelemahan Produk

 ikan lele makannya sangat banyak, jadi harus memberikan makan ikan lele lebih

banyak dibandingkan ikan lainnya.

 ikan lele termasuk ikan yang makan apa saja termasuk memakan ikan lele yang

lainnya (lele kanibal).

 Biaya pemeliharaan kolam tinggi

2.4 Analisa Pasar

 Profil Konsumen

Konsumen untuk produk ini adalah pedagang, reseller untuk supply ke tempat

restoran atau warung yang membutuhkan bahan pangan ikan lele serta

masyarakat pada umumnya.

 Potensi dan Segmentasi Pasar

Potensi untuk budidaya ternak lele memeliki pertumbuhan cepat dan dapat

diperlihara dengan padat terbar tinggi yang mana peminat ikan lele terus

meningkat. Dari beberapa jurnal sekarang banyak supplier yang kewalahan atas

permintaan ikan lele itu sendiri.

 Pesaing dan Peluang Pasar

5
Pesaing usaha yaitu tempat budidaya ikan lele yang lain, dimana para buyer

sudah memiliki supply ikan lele nya sendiri. Sehingga diperlukan target marketing

yang tepat

 Media Promosi yang Digunakan

Untuk saat adalah social media facebook, instragram , whatsap.

Pemilihan pemasaran yang tepat seperti pada warung warung makan

restoran atau bandar adalah prioritas kami.

6
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

3.1 Memilih lokasi

1.Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,

tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk

budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan,

kolamkebun, dan blumbang.

2. Ikan lele hidup dengan baik di daerah d\ataran rendah sampai daerah yang

tingginya maksimal 700 m dpl.

3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.

4. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat

dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.

5. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak

berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.

6. Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280 C.

Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C

dan untuk pemijahan 24-280 C.

7. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup,

sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.

8. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau

mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.

9. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan

makanan alami.Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.

10. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau

daundaunan hidup, seperti enceng gondok.

11. Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm

dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm;

7
kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang

dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8

mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.

12. Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :

a. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.

b. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.

c. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.

d. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah

dipasang.

e. Kedalaman air 30-60 cm.

3.2 Pemeliharan pembesaran

1. Pemupukan

a. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk

menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi

benih lele.

b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis

500-700 gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan

amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.

c. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan

selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau

kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh

sebagai makanan alami lele.

d. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

2. Pemberian Pakan

a. Makanan Alami Ikan Lele

8
 Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan

serangga air.

 Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome),

Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus

spp (gol. Chlorophyta).

 Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.

 Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.,500;.

b. Proses pembuatan: Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan

adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari

10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan

pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat

memperlambat pellet tenggelam.

3.3 Pemberian Vaksinasi

Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:

a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang

berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200

ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6

bulan.

b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyuntik

dengan

terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.

c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele

dalam

larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.

3.4 Pemeliharaan Kolam/Tambak

a. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk

memberantas hama dan bibit penyakit.

b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air

9
kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.

c. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan

pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO)

ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah

dasar kolam retak-retak.

3.5 Panen

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:

1. Lele dipanen pada umur 2-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu- waktu dapat

dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.

2. Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 2-4 bulan

dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6

bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.

3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.

4. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser

halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.

5. Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.

6. Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan

pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.

7. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari

tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.

8. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.

3.6 Pembersihan

Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:

1. Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak

20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.

2. Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganate

10
kalikus (PK) dengan cara yang sama.

3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar

matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.

1. Pemasaran

Pemasaran Wilayah subang dan diluar subang

Melalui social media facebook, instagram dan whatsapp

2. Tempat Produksi

Tempat Produksi Subang

Lokasi usaha bertempat di cidaki - Jalan cagak, subang

11
BAB IV

Hasil Yang Dicapai Dan Potensi Pengembangan Usaha

Acara 1

Kegiatan yang dilakukan adalah membersihkan kolam lalu mengisi nya dengan air sekitar

30 centimeter, diamkan air tersebut selama 1 minggu hingga kolam tumbuh lumut dan

fitoplankton. Setelah itu kolam diisi air lagi setinggi 80 centimeter.

Setelah kolam sudah siap, langkah selanjutnya adalah dengan mendatangi petani yang

menjual benih ikan lele untuk memilih benih yang berkualitas. Bibit atau benih merupakan

salah satu faktor penentu kesuksesan budidaya ikan lele. Pasalnya, resiko kerugian yang

di terima bergantung pada kualitas bibit yang dipilih. Ada beberapa tips untuk memilih

benih ikan lele diantaranya:

1. Bibit berasal dari budidaya benih ikan lele

Bibit tersebut biasanya jauh lebih terjaga kualitasnya karena mengalami proses

pemeliharaan intensif selama budidaya. Selain itu, bibit dari budidaya benih ikan lele

cenderung berasal dari indukan terbaik. Artinya, kualitas keturunannya tidak diragukan.

2. Gerakannya lincah

Pernah melihat bibit ikan lele yang gerakannya lamban dan hanya di satu tempat? Itulah

bibit ikan lele yang jelek. Sebaliknya, jika bibit ikan lele sulit ditangkap dengan tangan

karena gerakannya gesit, berarti bibit tersebut sangat bagus.

Perhatikan gerakan bibit ikan lele. Jika sebagian besar bibit ikan lele bergerak melawan

arus, bibit tersebut memang bagus. Semakin lincah gerakannya, semakin baik bibitnya.

3. Fisik harus sempurna

12
Upayakan memilih bibit ikan lele yang badannya mulus dan sewarna. Warna bibit ikan

lele yang baik yakni berwarna cokelat tua atau hitam kemerahan. Morfologi tubuhnya

seimbang, dari kepala dan badan. Kulitnya pun cerah dan mengilap. Kesempurnaan fisik

bibit ikan lele akan menentukan bentuk fisiknya setelah menjadi ikan lele siap jual. 

4. Ukuran bibit harus seragam

Jika kita memilih bibit ikan lele yang tidak seragam, risiko terjadi kanibal akan sangat

tinggi. Ikan lele yang lebih besar biasanya suka memangsa ikan lele yang lebih kecil.

Kalau itu sampai terjadi, jumlah ikan lele yang dibudidayakan akan semakin berkurang.

Bahkan, akan mengalami gagal panen karena ikan lele sudah habis duluan akibat sifat

kanibalnya. Oleh karena itu, pisahkan bibit berdasarkan ukurannya.

5. Bibit dalam kondisi sehat

Tanyakan ke pembudidaya, apakah bibit ikan lele pernah sakit. Tujuannya, jika bibit ikan

lele ini mengalami sakit yang sama, kita akan mudah menanganinya. Tanyakan juga

bagaimana kronologis sakitnya. Kalau memang harus menggunakan antibiotik atau obat-

obatan lain, upayakan dosisnya tidak terlalu tinggi.

Setelah memilih benih, proses selanjutnya yaitu penebaran benih ke dalam kolam.

Penebaran dilakukan secara perlahan – lahan, dengan memasukan benih terlebih dahulu

ke dalam ember, lalu letakan ember ke dalam kolam, biarkan benih keluar ember dengan

sendiri nya. Lakukan seperti ini dengan memberi jeda 30 menit sekali dalam melepaskan

bibit. Penebaran benih dilakukan pada malam hari, bisa juga dilakukan pada pagi hari

karena pada saat itu suhu air sejuk dan biak untuk benih lele.

Proses selanjutnya adalah dengan merawat benih ikan lele dengan cara pemberian

pakan yang baik untuk benih ikan lele adalah pelet. Untuk menghemat pengeluaran, pelet

yang digunakan adalah dengan cara mencampur pelet dari toko dengan racikan sendiri.

Racikan yang digunakan dengan mencampur daun talas, usus ayam, dan daun singkong.

Penebaran pelet dilakukan setiap tiga hari sekali. pada pagi, sore, dan malam hari.

13
Perhatikan volume air sesuai umur dan ukuran lele, di bulan pertama ketinggian air

dianjurkan 20 centimeter, di bulan kedua 40 centimeter, dan di bulan ketiga naik menjadi

80 centimeter,

Jika sudah memasuki waktu 2 bulan setengah sampai 3 bulan, dan warna air yang

tadinya berwarna hijau lumut menjadi merah, itu tanda nya ikan lele siap untuk di panen

dan dipasarkan.

Acara 2

Pemasaran hasil usaha

Kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah dengan cara mempromosikannya lewat

social media, dan secara door to door. Para pembeli biasanya dari kalangan pedagang

kaki lima, bandar ikan lele, dan kalangan sendiri.

Pengepakan lele biasanya menggunakan plastik yang telah disiapkan. Ikan yang telah

dipesan dari pembeli dikemas dalam plastik dan diberi air serta oksigen lalu diikat dan

diangkut dengan menggunakan transportasi ke tempat tujuan. Hambatan yang terjadi

adalah pada saat pengangkutan banyak, ikan yang tidak ditangani dengan baik serta

jauh nya jarak pengangkutan sehingga ikan yang stress akan mati.

Usaha yang dilakukan dalam strategi pemasaran agar lele tahan penyakit dengan cara

memberikan asupan nutrisi probiotik. Dan pemisahan ikan lele untuk mencegah lele

memakan temannya sendiri atau kanibalisme.

Acara 3

Analisis usaha:

 Analisis Finansial (Analisis mikro)

 Produksi dilakukan di 1 kolam

 Volume produksi

14
Tabel 1 Biaya produksi investor

No. Nama Uraian Satuan Harga/Sat Jumlah Rp.

1. Bibit 1 kintal 20 kg Kg 2.700.000

27.000 540.000

2. Pakan 30kg Karung 350.000 350.000

3. Lain-lainnya 210.000 210.000

Total biaya 3.800.000 3.800.000

Tabel 2 Harga Jual

Uraian Harga Satuan

>100 kg 17,500

>50 kg 21,000

<50 kg 23,000

<10 kg 25,000

<5 kg 27,000

15
Hasil panen/penjualan

Tanggal Transaksi Banyaknya Harga satuan Total

2 April 2022 60 kg 21,000 1,260,000

22 April 2022 350 kg 17,500 6,125,000

Sub total 7,385,000

Keuntungan Perhitungan bagi hasil sementara pemilik modal dan pengelola:

Total investasi : 3,800,000

Penjualan : 2 april 2022 = 1,260,000

22 april 2022 = 6,125,000

Total = 7,385,000

Keuntungan total : T. Penjualan – T. investasi

= 7,385,000 - 3,800,000

=3,585,000

Keuntungan investor : investor 40% X 3,585,000

= 1,434,000

Keuntungan pengelola : pengelola 60% X 3,585,000

= 2,151,000

16
Potensi usaha ternak lele termasuk usaha yang cukup menjamin dari persatu kali

panen kita bisa mendapatkan untung yang cukup baik seperti diatas, kegiatan ini kami

lakukan selama MBKM berlangsung. Dimana mulai pada bulan Febuari sampai bulan

Juni, dimulai pembibitan sampai panen hanya memerlukan 2-3 bulan untuk hasil

penjualan ditambah minat pada ikan lele sangat tinggi sehingga tidak sulit untuk menjual

ikan lele dalam jumlah besar pada pembeli (bandar).

Perkiraan kami bisa panen kedua pada bulan juli-agustus, jika ingin mendapat

hasil penjualan lebih tinggi bisa di tunggu sampai 4-5 bulan untuk ukuran lele yang lebih

besar sehingga harga jual jadi lebih tinggi .

17
BAB V

Kesimpulan dan saran

Dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Variabel yang mempengaruhi produksi ikan lele dalam kolam di cidaki , Jalan

cagak Rata - rata padat penebaran ikan lele adalah 120 kg bibit perkolam besar . serta

pakan yang digunakan oleh petani adalah pakan makanan dari toko yang disertai pakan

campuran buataan sendiri yang berupa dedaunan dan usus ayam. menggunakan satu

kolam ikan besar untuk percobaan ternak lele dalam periode MBKM . Upah tenaga kerja

petani dalam menjalankan proses produksi sebagai tahap kerjasama dengan investor.

Rasio produksi marginal dengan produksi rata-rata faktor produksi padat

penebaran, pakan, luas kolam dan upah tenaga kerja ternyata penggunaan faktor

produksi secara parsial pada usaha budidaya ikan lele belum efisien secara teknis

karena rasio produksi marginal dengan produksi rata-rata untuk masing-masing faktor

produksi tersebut lebih kecil dari satu atau elastisitas produksi kecil. Penggunaan input

tersebut berada pada daerah produksi II yaitu tahap rasional.

Berdasarkan analisis efisiensi ekonomis pada usaha budidaya ikan lele dumbo

bahwa padat penebaran, pakan, luas kolam dan upah tenaga kerja ternyata tidak efisien

karena rasio nilai produksi marginal lebih kecil dari harga input. Sehingga untuk

mencapai efisiensi secara ekonomis maka harus dikurangi.

Saran Untuk meningkatkan produksi ikan lele, sebaiknya petani ikan

memperhatikan jumlah dan kualitas faktor produksi yang digunakan serta modal yang

cukup untuk kelangsungan usaha. Kepada petani ikan lele disarankan untuk mengurangi

input padat penebaran, pakan, luas kolam dan upah tenaga kerja agar usaha budidaya

tersebut mendapatkan keuntungan maksimum. Kemudian agar dapat mengikuti petunjuk-

petunjuk yang sudah dikeluarkan oleh instansi-instansi terkait dari penyuluhan yang

diberikan oleh dinas perikanan

18
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/2067/bab60003.PDF?

sequence=10&isAllowed=y

19
LAMPIRAN

Marketing penjualan:

Posting produk di forum atau


group social media

TESTIMONI

20
21

Anda mungkin juga menyukai