Anda di halaman 1dari 7

BLOK 1 TEORI ETIK DAN LEGAL KEPERAWATAN

LAPORAN TUTORIAL 1

“Analisis Vidio”

Disusun oleh :

Akmal Zaki Asaduddin


20221050006

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR RESUME KEGIATAN PENGAJIAN (Meet The Expert)

Nama Akmal Zaki Asaduddin

NIPP 20221050006

PRODI MAGISTER KEPERAWATAN

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DOSEN Fitri Arofiati, SKep.,Na, MAN, Ph.D

A. KEGIATAN PENGAJIAN

Tanggal : 20 September 2022

Pemateri : Prof Dr H Haedar Nashir

Materi : Memperkuat Peran Sosial Keagamaan Cabang dan Ranting Muhammadiyah

Resume Vidio I

Meningkatkan nilai-nilai keagaman masyarakat khususnya di wilayah ranting dan cabang dengan
cita-cita yang mulia dengan membangun kehidupan yang baldatun toyyibatun wa robbuna ghoffur
(kehidupan yang baik, dicintai dan dirahmati oleh Allah) untuk masyarakat secara luas khususnya
masyarakat Muhammadiyah, baik dimata Allah, baik untuk antar kita ka na, baik utuk lingkungan
kita memperoleh rahmat dalam hidup.

Cabang dan ranting Muhammadiyah sebagai basis dakwah islam dan tajdid, karena keduanya ini
yang paling dekat dengan masyarakat. Cabang dan ranting Muhammadiyah saling berfastabiqul
khoirot yang artinya saling berlomba-lomba karena ingin menjadi cabang dan ranting
berkemajuan. Cabang dan ranting Muhammadiyah diharapkan sebagai pilar dakwan dan tajdid
Muhammadiyah, bahkan pada sejarah tersebaran Muhammadiyah itu berkembang dengan
doorwind pada tahun 22 generasi pertama bertumbuhnya cabang dan ranting dimana Kawasan-
kawasan yang pada saat itu basis ekonomi masyarakat muslim khususnya masyarakat
Muhammadiyah kuat di Kawasan Yogyakarta sehingga menyebar ke seluruh Indonesia. Sehingga,
organisasi Muhammadiyah tersebar menyeluruh se-indonesia. Cabang dan ranting
Muhammadiyah selain mempunyai posisi akar rumput Muhammadiyah juga mempunyai jejak
kesejarahan sebagai pilar strategis persebaran Muhammadiyah.

Perubahan ka na berubah memilki konsekwensi perubahan tata ruang, jalur komunikasi informasi
menjadi lebih cepat, serta keterbukaan yang dibawa oleh media social dan refolusi digital
menjadikan beragam macam pemahaman keagamaan, kebangsaan, dan internasionalisme serta
ideologi lain kebasis-basis masyarakat. Semua itu tidak sejalan dengan dasar keagamaan yang
hidup di Indonesia baik islam maupun yang lain, mauppun dasar Pancasila sebagai dasar negara
bahkan dasar negara kita yang pada dasarnya wasatiyah / moderat merupakan suatu konsekwensi
penting pimpinan cabang dan ranting dengan seluruh anggota dan para elitnya (angkatan muda &
aisyiyah) menyadari perubahan perkembangan perubahan social ini. Tindakan yang mesti kita
lakukan sebagai cabang dan ranting Muhammadiyah berbasis dakwah islam dan tajdid yaitu
membina keagamaan agar paham , sikap, praktek dan pengalaman mengikuti manhaj tarjih
Muhammadiyah yang telah ditetapkan. Jika dasar keagamaan sudah
baik/moderat/wasatya/damai/Bersatu/membawa kemajuan pemahaman radikal dan idiologi yang
ada di kaum muslim maupun agama lain akan berkurang karena terdapat filternya, sehingga
cabang dan ranting muhamadiyah menjadi banteng yang kuat.

Representasi ranting , cabang, dan daerah tidak boleh gagap sehingga terbawa arus karena ada
cabang ranting kurang askes pada infomasi tentang keagamaan menurut tarjih Muhammadiyah
yang mendalam serta wasatiyah, boleh jadi juga diantara cabang dan ranting tersebut terbawa
pengaruh pemahaman lain yang dikira itu merupakan paham Muhammadiyah, kurang ada kegiatan
pembinaan pengajian, pemahaman tafsir attanwir Muhammadiyah, kajian hadis dan produk-
produk attanwir yang mendalam.

Dalam memilih tema kajian kita juga harus memilah dan memilih sesuai dengan kebutuhan
cabang dan ranting Muhammadiyah karena setiap orang memiliki tautan pandangan dan orientasi
yang berbeda termasuk para tokoh, narasumber, dan para pembicara masing-masing memiliki cara
berfikirnya sendiri, mungkin juga memiliki afiliasi dengan organisasi lain dan sebagainya.
Sehingga masyarakat Muhammadiyah dapat membangkitkan hiroh bermuhammadiyah.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah (GJDJ) salah satu program penting dan strategis yang tercetus
pada saat muktamar ke-37 di Yogyakarta, tujuannya untuk meperbaiki beragama dalam membina
umat di bawah Muhamadiyah. Gerakan Jama’ah Dakwah Ja’amah memiliki cara berdakwah tidak
hanya pembinaan beragamanya saja, namun juga social ekonomi budaya yang tidak di khususkan
untuk masyarakat Muhammadiyah maupun islam saja, tetapi untuk seluruh masyarakat yang
berada disitu. Bahkan ada system setiap 10 rumah tangga didalam lingkup tersebut terdapat salah
satu rumah tangga yang menjadi pembimbing / coordinator bapak ibu jama’ah. Kemudian di
akumulasi menjadi satu ranting dan satu cabang Muhammadiyah. Pada muktamar ke-47
muhmmadiyah mereproduksi lagi Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah kedalam Gerakan
Pencerahan Dakwah Komunitas.. Lingkup dakwah komunitas lebih luas lagi yaitu membina segala
segmen social masyarakat seperti kaum difabel, masyarakat yang dalam proses marginali social
baik di pedesaan atau Kawasan yang jauh. Ada juga kehadiran digital kita juga berdakwahdengan
komunitas digital, bagi mereka yang mempunyai hobi tertentu, kita juga mendekati komunitas
tersebut seperti komunitas Big Bike. Komunitas seperti ini juga memberi manfaat,
pendekatannyapun multi aspek dan multi approach, sehingga dakwah komunitas menjadi jelmaan
baru secara metode. Namun tantangannya, ranting dan cabang Muhammadiyah dapat memplopori
dakwah komunitas tersebut dapat terealisasi.

Berdasarkan ADART Muhammadiyah pimpinan cabang itu beranggotakan 7 orang, sedangkan


ranting berjumlah 5 anggota itu pun bias di tambah berdasarkan MUSCAB & MUSRAN agar
berperan sesuai dengan posisi dan ilmu yang dimiliki, harus ada demokratisasi peran, mobilisasi
potensi, usaha baik dibidang pendidikna, ekonomi dan sebagainya akan mengahasilkan kesuksesan
jika dilakukan Bersama, terlebih lagi pembinaan dalam bidang agama, itupun harus ada ustadznya,
mubalighnya yang ahli dalam ulumuddin. Itulah tantangan saat ini untuk meningkatkan fastabiqul
khoirot.

Era Digitalisas menjadi salah satu bidang dakwah yang sedang trandding pasa saat ini, oleh karena
itu media digital juga sebagai marketing melalui ekonomi kreatif. Media digital juga dapat
digunakan sebagai media tablik mikro sehingga pesan-pesan agama yang simple dan sederhana
mengena, mencerahkan mencerdaskan serta menyatukan kedamaaian. Sehingga ta’mir masjid juga
harus menguasai ilmu digital untuk mempermudah menyiarkan dakwah Muhammadiyah dengan
memanfaatkan media online. Juga dapat merekatkan kehidupan ka na masyarakat, namun
masyarakat juga harus berhati-hati terhadap berita hoax yang dapat memecah ujaran
kebencian,dan permusuhan yang cukup intens. Bahkan berdasarkan penelitian Dimmick R bahwa
bangsa Indonesia memiliki netizen memiliki tingkat kesopanan yang rendah, padahal bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang ramah dan baik, ini terjadi mungkin terlalu asik menggunakan
medsos sehingga lupa etika dan akhlaknya yang menjadikan rendah tingkat kesopanannya. Oleh
karena itu, cabang dan ranting bekerjasama dengan takmir dan kelompok pemuda-pemuda kreatif
untuk menjadi perekat social.
Gerakan ta’awun Muhammadiyah menjadi spirit yang hadir dalam cabang dan ranting dalam
merawat dan mendistribusikan spirit kepada masyarakat. Pada saat ini masyaratak sudah banyak di
uji oleh bencana padahal mereka bertakwa, beriman, atau mereka yang hidup berbelok belok
sebagai sebuah tandir/peringatan, ada juga yang merasa angkuh karena merasa dekat dengan
Allah, namun jangan menjadikan diri kita takabur. Sikap arogansi jg sebagai aliansi diri bentuk
tercabutnya diri manusia yang fitri.

Agama islam yang kita ajarkan di Muhammadiyah harus bias memberi makna terhadap suatu
musibah, baik yang jatuh diri atau arogansi agar semuanya ingat bahwa hal itu kehendak, rahmat,
ka n Allah. Namun, semua itu ada yang kita ketahui ka na dan Rahim ada juga diluar jangkauan
kita sehingga kita dapat menjadi dewasa, akan diberi jalan setelah musibah, jangan sampai kita
menciptakan suasana resah di saat musibah tersebut. Kita pun harus memberi contoh jalan keluar
seperti SOP sesuai yang dikeluarkan MCCC untuk menanggulangi wabah covid-19. Itulah
semangat ta’awun Muhammadiyah. Selain kita memberi tapi kita juga mengajari untuk usaha-
usaha yang dapat kita lakukan, itulah wujud ta’awun yang sudah terstruktur melalui program
ekonomi Pendidikan, dan kegiatan social lainnya, ada juga yang bersifat membangkitkan.

Pandemic ataupun bencana selalu menciptakan suastu suasana yang abnormal itu menjadi suatu
hal yang wajar, jikalau pandemic atau bencana menjadi normal justru malah menjadi tidak normal.
Jika semua orang yang terkena bencana atau musibah saling bekerjasama maka ka nada jalan
kemudahan, jika semua orang yang terkena bencana merasa kesulitan dan tidak berbuat sesuatu
maka akan menjadi berat situasinya, jadi disini ta’awun menjadi kunci, sama halnya dengan amal
usaha Muhammadiyah baik yang Pendidikan, ekonomi, kesehatan berat bebannyauntuk mengurus
sendiri namun tetap harus berbagi dengan lingkungan kita berada. Darisitu akan timbul
kemandirian yang berjaringan, karena kemandirian murni pasti tidak bias, kemandirian jaringan
sebagian dari ta’awun. Amal usaha Muhammadiyah sekarang ini harus segera bangkit untuk
berbagi terhadap masyarakat. Pada prinsipnya ketika kita menolong sesame kita maka Allah pun
akan menolong kita, namun pada prinsip ini harus yakin, jangan sampai kita ragu-ragu.

Kesimpulan:
Cabang dan ranting Muhammadiyah sebagai pilar penting yang membuat Muhammadiyah
berkembang, itu yang akan menjadi puncak gerakan persyarikatan untuk tetap berpijak dibumi,
karena Muhammadiyah hadir Bersama masyarakat dan ditengah masyarakat. Oleh sebab itu,
pimpinan cabang dan ranting harus membangun semngat optimis fastabiqul khoirot dan
bersungguh-sungguh bermujahadah agar kita bisa melakukan sesuatu yang paling bisa kita
lakukan, kuncinya kita harus bersinergi, berta’awun antar ranting dan ranting, bahkan cabang
membantu rantingnya. Oleh sebab itu semuanya harus berta’awun dan bersinergi sehingga dari
ta’awun tersebut kita dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat, menyeluruh, dan kuncinya para
pimpinan harus memiliki wirah yang tinggi dan tetap berpijak dibumi dimana ranting itu berasa,
sehingga tidak mengambang. Pada ahirnya cabang dan ranting Muhammadiyah semakin
berkemajuan.

Resume II

Sang Surya tetap bersinar


Syahadat dua melingkar
Warna yang hijau berseri
Membuatku rela hati
Ya Allah Tuhan Rabiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku
Di timur fajar cerah gemerlapan
Mengusir kabut hitam
Menggugah kaum muslimin
Tinggalkan peraduan
Lihatlah matahari telah tinggi
Di ufuk timur sana
Seruan Ilahi Rabi Sami'na watha'na
Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
AlIslamagamaku
Muhammadiyah gerakanku

Sang Surya tetap bersinar


Syahadat dua melingkar
Warna yang hijau berseri
Membuatku rela hati

Menjelaskan tentang lambang Muhammadiyah yang terdiri dari kalimat syahadat, lambang
matahari, dan warna hijau yang menjadi ciri khas Islam.
Sang surya telah bersinar yaitu penggambaran awal sebuah kehidupan untuk semua mahluk
yang ada dimuka bumi, pada kalimat “sang surya” memiliki makna bahwa matahari dapat
digambarkan sebagai agama islam yang menjadi rahmatan lil ‘alamin
Syahadat dua melingkar yaitu pada bait ini arti syahadat adalah satu-sataunya Rabb yang wajib
disembah, serta nabi Muhammad SAW yang wajib diikuti oleh umat manusia.
Warna yang hijau berseri Mengapa warna dasarnya hijau? Menurut KH Siraad Dahlan, warna
hijau itu adalah warna yang selalu ditawarkan Allah kepada Mukmin, Muslim yang baik yang
senantiasa melaksanakan amal shalih seperti tersebut dalam surat Ar-Rahman ayat 76, surat Al-
Insan ayat 21 dan surat Kahfi ayat 31. QS Arrahman Ayat 76 Mereka bertelekan (bersandar) pada
bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah (Ar-Rahman: 76). pada bait ini
masih terdapatunsur rahmatan lil ‘alamin seperti yang di jelaskan oleh KH Siraad Dahlan
Membuatku rela hati yaitu setelah umat manusia menyatakan dua kalimat syahadat maka ada
suatu suatu kerelaan, keridoan serta konsekwensi untuk mengabdikan diri pada agama Allah yaitu
agama Islam.

Ya Allah Tuhan Rabiku


Muhammad Junjunganku
Al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku

Dalam bait ini yang sudah memiliki makna yang jelas yakni “Ya Allah tuhan Rabbiku,
Muhammad junjunganku” Allah satu-satunya Rab yang wajib disembah serta Nabi Muhammad
yang wajib kita ikuti sunah-sunahnya. “al Islam agamku” memiliki maksud bahwa islam
merupakan agama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman manusia.
“Muhammadiyah gerakanku” Muhammadiyah sebagai organisasi yang kita gunakan menjadi
gerakan dakwah amal ma’ruf nahi mungkar untuk masyarakat diberbagai sector seperti
Pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya.

Di timur fajar cerah gemerlapan


Mengusir kabut hitam
Menggugah kaum muslimin
Tinggalkan peraduan
Memberi semangat kepada kaum muslimin bahwa ketika fajar telah menyingsing dan
mengganggu kabut hitam yang diibaratkan sebagai awan malam untuk beranjak pergi
meninggalkan segala perbuatan yang membuat sibuk dengan urusan dunia sehingga lupa akan
urusan akherat. Kaum muslim diserukan untuk berama-sama bangkit dari kemalasan untuk menuju
hari yang cerah.

Lihatlah matahari telah tinggi


Di ufuk timur sana
Seruan Ilahi Rabi Sami'na watha'na

Selalu Sami’na Wa At-tho’na artinya selalu mendengar dan taat kepada perintah Allah SWT atau
dengan kata lain menjalankan Islam dengan rela hati tanpa ada paksaan sesuai Al Quran dan As-
Sunah.

Ya Allah Tuhan Rabbiku


Muhammad Junjunganku
AlIslamagamaku
Muhammadiyah gerakanku

RESUME III

Universitas muhammadiyah yogyakarta


Wadah kaum muda bertaqwa
Berbakti untuk nusa dan bangsa dan berjiwa satria

Wujud sarjana muslim berakhlaq mulia.


Cakap percaya pada diri sendiri
Berguna bagi masyarakat dan negara
Dan civitas akademika

Kamu tunas tunas muda muhammadiyah


Kan selalu setia
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Demi negara kita
Republik Indonesia

Universitas muhammadiyah yogyakarta


Wadah kaum muda bertaqwa
Berbakti untuk nusa dan bangsa
Dan berjiwa satria

Wujudkan sarjana muslim berakhlaq mulia


Cakap percaya pada diri sendiri
Berguna bagi masyarakat dan negara
Dan civitas akademika

Kami tunas tunas muda muhammadiyah


Kan selalu setia
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Demi negara kita
Republik Indonesia
Universitas muhammadiyah yogyakarta
Wadah kaum muda bertaqwa
Berbakti untuk nusa dan bangsa dan berjiwa satria

Makna pada bait ini yaitu sebuah Lembaga Pendidikan tinggi yang berlandaskan ketaqwaan
kepada Allah bagi kaum muda sebagai penerus generasi islam yang memiliki dedikasi untuk
bangsa Indonesia dengan berjiwa satria yang mana makna satria disini adalah prajurit yang
pemberani.

Wujud sarjana muslim berakhlaq mulia.


Cakap percaya pada diri sendiri
Berguna bagi masyarakat dan negara
Dan civitas akademika

Makna pada bait ini membentus para cendekiawan muslim diberbagai bidang disiplin ilmu yang
memiliki akhlaq mulia sebagai cerminan agama islam, serta mampu bersosialisasi dengan
masyarakat menengah kebawah serta menengah ke atas dan dapat menebar kebaikan serta manfaat
untuk kemaslahatan umat secara keseluruhan.

Kamu tunas tunas muda muhammadiyah


Kan selalu setia
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Demi negara kita
Republik Indonesia

Pada bait ini digambarkan tunas muda yang baru tumbuh layakna tumbuhan yang siap bekembang
dan tumbuh dengan berbagai terpaan yang menerjang, serta dapat tumbuh secara kokoh dengan
fondasi yang kuat. Cendekiawan muslim juga dapat mengabdikan dirinya terhadap bangsa dan
negara melalui dakwah Muhammadiyah yaitu islam wasatiyah.

Anda mungkin juga menyukai